Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU POST PARTUM DGN


HEMORAGIC POSTPARTUM

INEU HERAWATI (1033222026)


KHANSA NABILA ASMARANI (1033222019)
KOMARIYAH (1033222058
KURNITA (1033222078)
PENGERTIAN PERDARAHAN POST PARTUM

• Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak

lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah
perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir
• Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
- Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
- Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahi
• Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan
post partum :
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang hilang.
ETIOLOGI

• Penyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan yaitu : Penyebab perdarahan paska
persalinan dini :

1. Perlukaan jalan lahir : ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan perineum, luka episiotomi.

2. Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri, retensi plasenta, inversio uteri.

3. Gangguan mekanisme pembekuan darah

• Penyebab perdarahan paska persalinan terlambat:

1. sisa plasenta

2. bekuan darah,

3. infeksi akibat retensi produk pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub involusi uterus
LANJUTAN…

• FAKTOR PREDISPOSISI
1. Perdarahan pascapersalinan dan usia ibu
2. Perdarahan pascapersalinan dan gravida
3. Perdarahan pascapersalinan dan paritas
4. Perdarahan pascapersalinan dan Antenatal Care
5. Perdarahan pascapersalinan dan kadar hemoglobin
PATOFISIOLOGI

• Atonia uteri
merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan pascapersalinan. Pada atonia
uteri, uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan, mengakibatkan
perdarahan setelah janin dan plasenta lahir tidak tertutup dengan baik dan pasien
kehilangan banyak darah dan syok
• Robekan jalan lahir
merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pascapersalinan.
Perdarahan pascapersalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya
disebabkan oleh robekan serviks atau vagina.
MANIFESTASI KLINIK

• Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah


dalam jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat,
lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan
dapat terjadi syok hipovolemik, tekanan darah rendah,
ekstremitas dingin, mual.
PENATALAKSANAAN

1. Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal

2. Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman

3. Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat

4. Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan dengan masalah dan komplikasi

5. Atasi syok jika terjadi syok

6. Pastikan kontraksi berlangsung baik ( keluarkan bekuan darah, lakukan pijatan uterus, beri uterotonika 10 IV dilanjutkan
infus 20 ml dalam 500 cc NS/RL dengan tetesan 40 tetes/menit ).

7. Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplorasi kemungkinan robekan jalan lahir h. Bila perdarahan tidak berlangsung,
lakukan uji bekuan darah.

8. Pasang kateter tetap dan pantau cairan keluar masuk

9. Lakukan observasi ketat pada 2 jam pertama paska persalinan dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN

a) Identitas klien
b) Riwayat kesehatan: Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan sekarang, Riwayat
kesehatan keluarga, Riwayat obstetric
c) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan
waktu haid, HPHT
d) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil
e) Riwayat Kehamilan sekarang
f) Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan
serta pengobatannya yang didapat
g) Pola aktifitas sehari-hari
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan percocokan silang
• Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan peningkatan
jumlah sel darah putuih (SDP). (Hb saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-
14gr/dl. Ht saat tidak hamil:37%-47%, saat hamil:32%-42%. Total SDP saat
tidak hamil 4.500-10.000/mm3. saat hamil 5.000-15.000)
• Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan infeksi pasca partum
• Urinalisis : memastikan kerusakan kandung kemih
• Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk split fibrin
(FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial diaktivasi,
masa tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin memanjang pada KID
Sonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertaha
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang muncul menurut SDKI (PPNI, 2017) yaitu:

• Perfusi Perifer Tidak Efektif


• Risiko Syok
• Kekurangan volume cairan
• Nyeri akut
• Ansietas
RENCANA KEPERAWATAN PERDARAHAN
POST PARTUM
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1 2 3
Perfusi Perifer Tidak Efektif Status sirkulasi : Manajemen Cairan
- Tekanan darah sistolik Observasi
- Tekanan darah diastolik - Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi nadi,
- Tekanan nadi kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
- Tekanan arteri rata-rata kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
- Pengisian kapiler - Monitor berat badan harian
- Hipotensiortostatik - Monitor berat badan sebelum dan sesudah
dialisis
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis.
Hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
- Monitor status hemodinamik (mis. MAP, CVP,
PAP, PCWP jika tersedia)
Teraupetik
- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24
jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
Implementasi keperawatan

• Implementasi merupakan tahap pelaksanaan terhadap rencana tindakan


keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,
disamping itu juga dibutuhkan keterampilan interpersonal, intelektual, teknik
yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu
memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi,
dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan
bagaimana respon pasien, pada tahap pelaksanaan penulis tidak menemukan
hambatan karena hampir semua pelaksanaan dilakukan oleh penulis, yang
bekerja sama dengan keluarga maupun perawat (Bararah & Jauhar, 2013).
EVALUASI KEPERAWATAN

• Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan


antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon
perilaku yag tampil. Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan. Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya (Suarni & Apriyani, 2017).

Anda mungkin juga menyukai