Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU “D”

DENGAN PLASENTA PREVIA


DI RUANG BOUGENVILE RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
Dosen Pembimbing : Elsi Dwi Hapsari S.Kp,. MS., DS

Disusun Oleh:
Kelompok 3:

1. Yuanita Hudaya 21/475315/KU/22991


2. Miftahul Faizah 21/475333/KU/22996
3. Rohmat Setiahadi 21/475338/KU/22999
4. Kartini 21/475344/KU/23001
5. Niken Widi Astuti 21/475356/KU/23006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
Latar Belakang

Kehamilan merupakan kondisi dimana terdapat janin yang tumbuh dan berkembang dalam rahim
seorang perempuan. Kehamilan normal berlangsung sekitar 40 minggu dan terbagi menjadi tiga trimester
(Syaiful et al., 2019). Data dari WHO menyatakan bahwa di tahun 2017 ada sekitar 295.000 perempuan di
dunia meninggal selama hamil dan melahirkan dengan 94% penyebab kematian yang bisa dicegah. 75%
penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan adalah karena perdarahan berat, infeksi, tekanan darah tinggi
selama kehamilan, komplikasi persalinan dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2017).

Perdarahan pada ibu hamil merupakan kondisi yang tidak normal yang membutuhkan penanganan. (Dewi PS, R., &
Yudho Prabowo, A. 2018). Faktor resiko perdarahan akhir kehamilan (usia > 26 minggu) antara lain plasenta yang
abnormal (plasenta previa, vasa previa, invasif plasenta) dan trauma pada uteroplasenta (abruptio plasenta dan ruptur
uterus). (Young, J. S., & White, L. M., 2019).
TINJAUAN TEORI

Pengertian
Plasenta previa merupakan kondisi dimana serviks tertutup secara lengkap atau sebagian oleh plasenta
(Anderson-Bagga, 2021).
Plasenta previa merupakan plasenta yang implantasinya tidak normal, implantasinya rendah sehingga
menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa dapat menyebabkan
perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan.(Pulungan, PW, dkk.., 2020)
 
Etiologi

Kejadian plasenta previa secara signifikan berhubungan dengan adanya luka pada uterus dan dan
kerusakan endometrium di segmen bawah rahim seperti kuret, kejadian plasenta previa sebelumnya dan
bekas luka operasi sesar. Hal tersebut merupakan predisposisi implantasi plasenta di daerah itu. (Rowe T,
2014).
Faktor Risiko terjadinya plasenta previa yaitu

1) Usia lebih dari 35 tahun 6) Riwayat operasi Caesar


2) Multiparitas 7) Bentuk rahim yang tidak normal
3) Hamil bayi kembar, karena ukuran plasenta 8) Riwayat plasenta previa pada kehamilan
meningkat sebelumnya
4) Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau 9) Riwayat operasi pada rahim, seperti kuret,
lintang pengangkatan miom, atau operasi Caesar
5) Riwayat keguguran 10)Penggunaan kokain atau merokok saat kehamilan
(Jenabi E, et.al, 2021)
Klasifikasi
1) Plasenta previa totalis.
2) Plasenta previa parsialis.
3) Plasenta previa marginalis
4) Plasenta letak rendah (Bi S, Zhang L, Wang Z, et al., 2021)

Gambar. Klasifikasi Plasenta Previa


Plasenta previa berdasarkan derajat invasinya, dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Plasenta Akreta
2) Plasenta Inkreta
3) Plasenta Perkreta
(Silver RM, 2015).

Gambar. Kedalaman implantasi plasenta


Gambaran Klinik
1) Perdarahan pervaginam
2) Tanpa nyeri
3) Perdarahan menyebabkan anemia sampai syok.
4) Kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam
kandungan.

Patofisiologi

Patofisiologi plasenta previa (placenta previa) adalah gangguan implantasi karena vaskularisasi endometrium
yang abnormal akibat adanya atrofi atau scaring akibat trauma dan inflamasi. Plasenta berimplantasi pada
segmen bawah rahim, dan seiring perkembangan kehamilan, plasenta dapat menutup jalan lahir
Penegakkan Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan :


1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
3) Pemeriksaan obstetri
a) Palpasi abdomen
b) Pemeriksaan auskultasi
(1) Pemeriksaan auskultasi dengan stetoskop Laenec
(2) Doppler
(3) CTG (kardiotografi).
4) Pemeriksaan Dalam
5) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan Inspekulo
b) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
(1) USG transabdominal
(2) USG Transvaginal.
c) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan
1. Terapi ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan
pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan
klinis dilakukan secara ketat dan baik. Syarat-syarat terapi ekspektatif:
a) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
b) Belum ada tanda-tanda in partu.
c) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).
d) Janin masih hidup
2. Terapi aktif
a) Seksio sesarea
b) Melahirkan pervaginam

Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
1) Amniotomi dan akselerasi
2) Versi Braxton Hicks
3) Traksi dengan Cunam Willet
Penanganan keadaan darurat pada plasenta previa adalah:

1. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak untuk mengurangi
kesakitan dan kematian.
2. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan
lebih lanjut.
3. Mengambil sikap untuk melakukan rujukan ketempat yang mempunyai fasilitas lengkap.
A. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas klien:
2) Keluhan utama :
a) Sifat perdarahan
b) Sebab perdarahan
c) Sedikit babyaknya perdarahan
3) Inspeksi
4) Palpasi abdomen
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat obstetri
Riwayat obtetri meliputi :
a) Gravida, para abortus, anak hidup
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi

c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan


d) Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan
f) Komplikasi pada bayi
g) Rencana menyusui bayi

2) Riwayat menstruasi
3) Riwayat kontrasepsi
4) Riwayat penyakit dan operasi
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil :
a) Rambut dan kulit
b) Wajah
c) Leher
d) Payudara
e) Jantung dan paru
f) Abdomen
g) Vagina
h) Sistem musculoskeletal.
2. Diagnose keperawatan
a. Hypovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (perdarahan)
b. Resiko syok berhubungan dengan kekurangan volume cairan
c. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar
d. Ansietas berhubungan dengan perdarahan dan kurangnya pengetahuan mengenai efek perdarahan dan
manajemennya
e. Resiko tinggi cedera janin berhubungan dengan hipoksia jaringan atau organ, profil darah abnormal,
kerusakan system imun
Rencana Keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi
1 Hypovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen perdarahan
kehilangan cairan (perdarahan) keperawatan selama 1x24 jam - Identifikasi penyebab kehilangan darah
  diharapkan status cairan - Identifikasi keluhan ibu
membaik, dengan kriteria hasil : - identifikasi Riwayat perdarahan pada
kekuatan nadi, urine outoput, kehamilan lanjutan
pengisian vena meningkat - Monitor jumlah kehilangan darah
turgor kulit, membrane - Monitot kadar Hb, Ht, PT, APTT sebelum dan
mukosa, nadi, tekanan darah, sesudah perdarahan
respirasi, kadar Hb, Ht, - Pasang oksimetri
intake cairan membaik - Berikan oksigenasi
- Pasang IV line
- Kolaborasi pemberian tranfusi darah,
antikoagulan jika perlu
 
Rencana Keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi
 2 Resiko syok berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan syok
kekurangan volume cairan keperawatan selama 1x24 jam - Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan
  diharapkan diharapkan tingkat kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP).
syok meningkat, dengan kriteria - Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,
hasil : kekuatan nadi, tingkat AGD)
kesadaran, saturasi oksigen, - Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
tekanan darah, frekuensi nafas turgor kulit, CRT)
dan nadi dalam batas normal, - Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil.
akral hangat, tidak pucat, dan - Berikan oksigen untuk mempertahankan
letargi menurun saturasi oksigen
- Pasang jalur IV, DC jika perlu
- Jelaskan tanda dan gejala awal syok
- Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan
tanda dan gejala awal syok
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Kolaborasi pemberian cairan IV, tranfusi darah
jika perlu
Rencana Keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi
 3 Penurunan cardiac output Setelah dilakukan tindakan - Kaji dan catat tanda-tanda vital dan jumlah
berhubungan dengan perdarahan keperawatan selama 1x24 jam perdarahan
dalam jumlah yang besar diharapkan penurunan kardiak - serta jumlah perdarahan.
  output tidak terjadi atau teratasi - Kolaborasi pemberian cairan IV atau terapi
dengan kriteria hasil : Volume transfusi darah sesuai kebutuhan
darah intravaskuler dan kardiak
output dapat diperbaiki sampai
nadi, tekanan darah, nilai
hemodinamik, serta nilai
laboratorium menunjukkan tanda
normal
Rencana Keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi
 4 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan - Terapi bersama pasangan dan menyatakan
perdarahan dan kurangnya keperawatan selama 3 x 24 perasaan.
pengetahuan mengenai efek diharapkan ansietas dapat - Menentukan tingkat pemahaman pasangan
perdarahan dan manajemennya berkurang dengan kriteria hasil : tentang situasi dan manajemen yang sudah
  dapat mengungkapkan direncanakan.
harapannya dengan kata-kata - Berikan pasangan informasi tentang manajemen
tentang manajemen yang sudah yang sudah direncanakan.
direncanakan, sehingga dapat
mengurangi kecemasan.
Rencana Keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi
5 Resiko tinggi cedera janin berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 - Kaji jumlah darah yang hilang.
hipoksia jaringan atau organ, profil darah jam diharapkan resiko tinggi cedera janin - Pantau tanda/gejala syok
abnormal, kerusakan sistem imun dapat berkurang dengan kriteria hasil : - Catat suhu, hitung SDP, dan bau serta warna rabas vagina, dapatkan
  Menunjukkan profil darah dengan hitung kultur bila dibutuhkan.
SDP, Hb, dan pemeriksaan koagulasi - Catat masukan/haluaran urin.
normal. - Kolaborasikan pemberian heparin, bila diindikasikan
- Kolaborasi pemberian antibiotic
DAFTAR PUSTAKA

Anderson-Bagga FM, Sze A. Placenta Previa. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; June 26, 2021.Silver RM, Barbour KD. Placenta
accreta spectrum: accreta, increta, and percreta. Obstet Gynecol Clin North Am. 2015;42(2):381-402. doi:10.1016/j.ogc.2015.01.014

Bi S, Zhang L, Wang Z, et al. Effect of types of placenta previa on maternal and neonatal outcomes: a 10-year retrospective cohort study. Arch Gynecol Obstet.
2021;304(1):65-72. doi:10.1007/s00404-020-05912-9

Creasy RK, Resnik R, Iams J, Lockwood C, Moore T, Greene M. placenta previa, placenta accreta, abruptio placentae and vasa previa. Creasy and Resnik’s
Maternal Fetal Medicine : Principles and Practice. Ed 7th . Saunders : Philadelphia, PA ; 2014. 732-742

Dewi PS, R., & Yudho Prabowo, A. (2018). PERDARAHAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER 1.

Jenabi E, Salimi Z, Bashirian S, Khazaei S, Ayubi E. The risk factors associated with placenta previa: An umbrella review. Placenta. 2022;117:21-27.
doi:10.1016/j.placenta.2021.10.009

Pulungan PW, dkk.2020. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Untuk Kebidanan. Yayasan Kita Menulis

Rowe T. Placenta previa. J Obstet Gynaecol Can. 2014;36(8):667-668. doi:10.1016/S1701-2163(15)30503-X

Silver RM, Barbour KD. Placenta accreta spectrum: accreta, increta, and percreta. Obstet Gynecol Clin North Am. 2015;42(2):381-402.
doi:10.1016/j.ogc.2015.01.014

Syaiful, Y., Ns, S. K., Kep, M., Fatmawati, L., & ST, S. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. Jakad Media Publishing.

Young, J. S., & White, L. M. (2019). Vaginal bleeding in late pregnancy. Emergency Medicine Clinics, 37(2), 251-264
ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA
 Pengkajian
A. Identitas
1. Pasien
Nama Pasien : Ny. “B”
Umur Pasien : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : dusun X, kelurahan Y
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Masuk : 15 November 2020
Diagnosa medis : Plasenta previa totalis primigravida 32 minggu
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. “W"
Alamat : Dusun X, Kelurahan Y
Hubungan dengan pasien : Suami
B. Riwayat Kesehatan
1. Alasan masuk RS
Pasien menyatakan sore hari sepulang kerja jam 16.00, mengalami perdarahana pervagina. Darah
berwarna merah segar akan tetapi tidak nyeri. Hingga malam perdarahan masih berlangsung, kemudian
jam 20.30 dibawa ke Rumah Sakit Sardjito.
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan keluar darah merah segar dari alat kelaminnya dengan jumlah kadang sedikit kadang
banyak. Darah keluar saat beraktivitas ( seperti : bak, duduk) ataupun tiduran.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien juga mengeluh mual dan muntah 2 kali sebelum di bawa ke rumah sakit dan sedikit pusing
4. Riwayat kehamilan
a. Primigravida G1P0A0
1) HPMT : 30 Maret 2020
2) HPL : 7 Januari 2021
3) Usia Kehamilan : 32 minggu
b. Keluhan yang muncul selama kehamilan ini
1. Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2. Trimester II : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
3. Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan, merasa mual, muntah dan lemas.
c. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantin sudah sekitar 1 tahun yang lalu
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Riwayat penyakit
Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung maupun alergi. Pada usia kehamilan 32 minggu pasien mengeluh keluar darah segar dari
alat kelaminnya.
2.Riwayat reproduksi
a. Menstruasi
Menarche 12 tahun, siklus menstruasi 28 hari, lamanya 3-6 hari, tidak dismenhore, sifat darah khas
darah menstruasi, tidak ada keputihan.
b. Menikah
Pasien mengatakan sudah menikah satu kali yaitu sudah selama 1 tahun yang lalu.
c. Kehamilan yang dulu
Pasien menyatakan ini adalah anak pertama, belum pernah keguguran.
d. Keluarga Berencana
Pasien mengatakan belum menggunakan program keluarga berencana.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
A. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 2-3 kali sehari sebanyak 1 porsi tiap kali makan, pasien mengatakan lebih banyak
makan cemilan. Sedangkan pola minum pasien yaitu pasien minum air putih sebanyak 6-10 gelas tiap hari.
b. Selama sakit
Pasien menyatakan makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan. Pola minum pasien, pasien
lebih banyak minum air putih, dan susu ibu hamil sebanyak 2 gelas setiap hari. Pasien menyatakan nafsu
makan menurun karena setiap kali makan pasien merasakan mual. Pasien mengatakan merasakan mual
apabila mencium bau makanan yang menyengat.
2. Eliminasi
a. Buang air kecil
1) Sebelum sakit
Pasien menyatakan BAK sebanyak 4 kali sehari dengan jumlah yang banyak setiap berkemih kurang lebih
300 cc. Tidak ada keluhan saat berkemih.
2) Selama sakit
Pasien terpasang kateter dengan jumlah urin 600cc warna kuning jernih.
b. Buang air besar
1) Sebelum sakit
Pasien menyatakan BAB rutin 1x sehari dengan konsistensi lunak.
2) Selama sakit
Pasien menyatakan belum BAB selama 3 hari semenjak dirawat di RSS.
 
3. Aktivitas dan Latihan
a. Sebelum sakit
Pasien menyatakan sebelum sakit dalam melakukan kegiatan sehari-hari meliputi mandi, makan,
BAB/BAK, dan berpakaian pasien melakukannya secara mandiri dan tidak menggunakan alat bantu.
b. Selama sakit
Pasien menyatakan kegiatannya sehari-hari di RSS hanya berbaring saja, pasien tidak dianjurkan untuk
turun dari tempat tidur.
4. Istirahat dan Tidur
a. Sebelum sakit
Pasien menyatakan sedikit sulit tidur, dalam sehari pasien tidur selama ±4-5 jam. Pasien tidak pernah tidur siang.
b. Selama sakit
Pasien menyatakan makin sulit untuk tidur, sering terbangun, tidur mulai pukul 19.00 WIB, 1 jam tidur kemudian
bangun, begitu seterusnya.
5. Persepsi dan Kognitif
a. Status mental : baik
b. Sensasi : tidak ada gangguan pengecapan
c. Pendengaran : tidak ada gangguan pendengaran.
d. Berbicara : tidak ada gangguan berbicara.
e. Penciuman : pasien dapat membedakan bau-bauan.
f. Perabaan : pasien dapat membedakan dingin, panas, kasar
g. Kejang : pasien menyatakan tidak ada riwayat kejang
h. Nyeri : pasien menyatakan tidak ada nyeri pada perut bagian bawah,
i. Kognitif : Pasien menyatakan mengerti mengenai plasentaprevia, yaitu plasenta yang turun hingga
menutupi jalan lahir.
E. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 100/60 mmHg
b. Nadi : 90 x/menit
c. Temperatur : 38,5oC
d. Respirasi : 22 x/menit
e. DJJ : 153 x/menit
2. Status Gizi
a. Berat badan sebelum hamil : 45 kg
b. Berat badan terakhir : 55 kg
c. Tinggi badan : 161 cm
d. IMT : 55/(1,61)2= 21,21 kg/m2 (Normal)
3. Kulit, rambut, dan kuku
a. Kulit : kulit lembab tidak kering.
b. Kuku dan rambut : kuku pendek dan bersih, rambut hitam.
E. Pemeriksaan Fisik
4. Kepala dan leher
a. Wajah : tidak oedem, tidak pucat, pasien terlihat meringis kesakitan, pasien terlihat melindungi
area nyeri
b. Mata : sklera putih, konjungtiva tidak anemis, terdapat lingkaran hitam di sekitar mata, terlihat
sayu.
c. Telinga : simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP.

5. Mulut, dan hidung


a. Mulut : Membran mukosa lembab, bibir tidak kering.
e. Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada cairan keluar dari hidung.

6. Thoraks
a. Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi
f. Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
c. Perkusi : suara sonor.
d. Auskultasi: terdengar suara vesikuler, tidak ada suara tambahan.
7. Payudara
Payudara simetris. Areola terlihat hiperpigmentasi. Puting menonjol.
8. Jantung
a. Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat.
b. Palpasi : iktus cordis teraba.
c. Perkusi : suara redup.
d. Auskultasi : suara jantung S1 dan S2 reguler.
9. Abdomen
a. Inspeksi : Perut tampak membuncit, tidak terdapat striae gravidarum terlihat linea alba.
b. Palpasi : Teraba gerakan janin aktif. Janin tunggal, memanjang, presentasi kepala 5/5 bagian, TFU
22cm, teraba HIS 1x selama 15 detik dalam 10 menit dengan kekuatan sedang
c. Auskultasi : Terdengar bising usus 6 kali/menit, terdengar DJJ 153x/menit
10. Ekstremitas
Ekstremitas lengkap, tidak terlihat oedem maupun lesi. Akral teraba hangat. CRT <2 detik.
11. Genetalia
Terpasang kateter. Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segar di pembalut.
F. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium :
• Hemoglobin : 9,5 g/dl
• Hematocrit : 31,3 g/dl
• Eritrosit : 4,45
• Leukosit: 6,8
• Kreatinin : 0,50 mg/dl
• HBSAg : on reaktif

Hasil pemeriksaan USG tanggal 16 November 2020


• Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir,
gr II, Ak cukup, EFN 1105 gr.
2. Analisis Data

No Data Penyebab Masalah


1 DS : pasien menyatakan Komplikasi kehamilan, Resiko perdarahan
  - Keluar darah merah segar dari plasenta previa  
  kemaluannya    
  - Darah keluar saat sedang aktivitas ataupun    
tidur dengan jumlah kadang sedikit,  
  kadang banyak  
   
DO :
   
- Ada noda darah merah di pembalutnya
- HB 9,5 g/dl  
No Data Penyebab Masalah
2 DS : Pasien menyatakan Kehamilan Mual
  - Nafsu makan menurun    
- Makan 3x sehari hanya beberapa sendok
tiap kali makan karena mual
- Muntah 2x
- Merasakan mual apabila mencium bau
makanan yang menyengat
DO :
- Pasien terlihat lemas
 
No Data Penyebab Masalah
3 DS : pasien mengatakan perdarahan jalan lahir, berwarna merah segar Resiko tinggi cidera ( janin) Ketidakadekuatan perfusi plasenta
DO :
  • hasil pemeriksaan laboraturium
 
Hemoglobin : 9,5 g/dl Leukosit : 6,8
Hematocrit : 31,3 g/dl Kreatinin : 0,50 mg/dl
Eritrosit : 4,45 HBSAg : on reaktif

hasil USG
Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di
corpus depan menutupi jalan lahir, gr II, Ak cukup, EFN 1105 gr.
• Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segar
dipembalut
• Tanda tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Temperatur : 38,5oC
Respirasi : 22 x/menit
DJJ : 153 x/menit
 
3. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi kehamilan, plasenta previa, ditandai dengan :
DS : pasien menyatakan
- Keluar darah merah segar dari kemaluannya
- Darah keluar saat sedang aktivitas ataupun tidur dengan jumlah kadang sedikit, kadang banyak
DO :
- Ada noda darah merah di pembalutnya
- HB 9,5 g/dl

b. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan :


DS : Pasien menyatakan
- Nafsu makan menurun
- Makan 3x sehari hanya beberapa sendok tiap kali makan karena mual
- Muntah 2x
- Merasakan mual apabila mencium bau makanan yang menyengat
DO :
- Pasien terlihat lemas
c. Resiko tinggi cidera ( janin) berhubungan dengan Ketidakadekuatan perfusi plasenta ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan perdarahan jalan lahir, berwarna merah segar
DO :
• hasil pemeriksaan laboraturium
Hemoglobin : 9,5 g/dl
Hematocrit : 31,3 g/dl
Eritrosit : 4,45
Leukosit : 6,8
Kreatinin : 0,50 mg/dl
HBSAg : on reaktif

• hasil USG
Janin tunggal, presentasi kepala, DJJ +, gerak +, plasenta berada di corpus depan menutupi jalan lahir, gr II, Ak
cukup, EFN
1105 gr.

• Pasien menggunakan pembalut, terlihat darah berwarna merah segar dipembalut


Tanda tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Temperatur : 38,5oC
Respirasi : 22 x/menit
DJJ : 153 x/menit
4. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl/jam Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi Tanda


tangan
15-11-2020 Resiko perdarahan Selama perawatan pasien mengalami penurunan tingkat perdarahan Observasi : Ipul
berhubungan dengan ,dengan kriteria hasil :
Jam 20.45 - Monitor terjadinya perdarahan ( sifat dan jumlah)
komplikasi kehamilan,
- Kelembaban kulit dari 4 ke 5 - Monitor nilai hemoglobin dan hematrokit
  plasenta previa,
- Monitor tekanan darah dan parmeter hemodinamik
Ket : 1: Menurun, 2 : cukup menurun, 3 : sedang , 4: cukup - Monitor intake dan output cairan
   
meningkat, 5: meningkat - Monitor tanda dan gejala perdarahan massif
   
  Terapeutik :
   
- Perdarahan vagina dari 2 ke 4 - Pertahankan akses IV
    - Istirahatkan pasien
Ket : 1: meningkat, 2: cukup meningkat, 3: sedang, 4: cukup
    menurun, 5: menurun Edukasi :
      - Jelaskan tanda-tanda perdarahan
    - Hemoglobin dan hematocrit dari 2 ke 4 - Anjurkan melapor jika terjadi perdarahan yang
meningkat
     Ket: 1: memburuk, 2: cukup memburuk, 3: sedang, 4: cukup - Anjurkan membatasi aktivitas
membaik, 5: membaik 
    Kolaborasi:
 
    - Kolaborasi pemberian cairan
  - Kolaborasi pemberian ransfusi darah, jika perlu
   

 
Tgl/jam Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi Tanda
tangan
4. Rencana
15-11-2020 Keperawatan
Mual berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi : ipul
kehamilan 5x24 jam, pasien dapat mengidentifikasi dan
Jam 20.45 mengelola perasaan tidak enak pada bagian - Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (nafsu
  tenggorokan atau lambung yang dapat makan, aktivitas)
menyebabkan muntah dengan kriteria: - Identifikasi factor penyebab mual
- Kemampuan mengenali penyebab/pemicu, dari - Monitor mual (frekuensi, durasi, tingkat keparahan)
3 menjadi 5
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
- Kekampuan mengontrolmual/muntah dari 2
menjadi 4 Terapeutik:

- Melaporkanmualdan muntah terkontrol dari 2 - Kendalikan factor lingkungan penyebab mual ( mau tak
menjadi 5 sedap, bau makanan)

- Menghindari bau tidak enak dari 2 menjadi 4 - Kurangi keadaan penyebab mual

Ket: 1: menurun, 2: cukup menurun, 3: sedang, 4: - Berikan makanan dalm jumlah kecil dan menarik
cukup meningkat, 5: meningkat Edukasi :
 Penggunaan obat antiemetic dari 3 menjadi 5 - Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
- Melaporkan kegagalan pengobatan anti emetic - Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
dari 3 menjadi 5 merangsang mual
- Melaporkan efek samping obat dari 4 menjadi 5 - Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Melaporkan gejala yang tidak terkontrol dari 3 - Ajarkan tehnik ninfarmakologis untuk mengatasi mual
menjadi 5 ( terapi music, relaksasi)
Ket : 1: meningkat, 2 : cukup meningkat, 3: Kolaborasi:
sedang, 4: cukup menurun, 5: menurun 
- Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Tgl/jam Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi Tanda
tangan
4. Rencana
15/11/2020
Keperawatan
Risiko tinggi cidera (janin) Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3 - Monitor perdarahan pervaginam ipul
berhubungan dengan ketidak x 24 jam diharapkan janin tidak mengalmi cidera - Kaji jumlah darah yang hilang, pantau tanda dan gejala
Jam 20.45 syock hipovolemi
adekuatan perfusi plasenta dengan kriteria hasil:
- Monitor bunyi jantung janin
Perdarahan minimal - Istirahatkan pasien, anjurkan bedrest
DJJ rentang 120-160 x/ menit - Anjurkan pasien miring kekiri
- Anjurkan pasien untuk membatasi pergerakan
- Kelola pemberian tokolitik Nifedipin 10 mg/ 8jam per
oral
- Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian oksigen
 
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal & Diagnosa Keperwatan Implementasi Evaluasi petugas


jam

15-11-2020 Resiko perdarahan berhubungan • Memonitor terjadinya perdarahan Tanggal 15/11/2020 jam 21.30 WIB niken
dengan komplikasi kehamilan,
Jam 21.00 plasenta previa • Memonitor nilai hemoglobin dan hematrokit S:
WIB • Monitor tekanan darah Monitor intake dan output cairan
• Memasang infus pasien mengatakan masih lemes, perdarahan masih keluar
• menJelaskan tanda-tanda perdarahan warna merah segar, tidak bertambah banyak
• menganjurkan melapor jika terjadi perdarahan yang O:
meningkat
• menganjurkan membatasi aktivitas
konjungtiva anemis, Hemoglobin : 9,5 g/dl
 
TD 100/ 60 mmhg. Hematocrit : 31,3 g/dl
Niken N 84 x/ menit Eritrosit : 4,45
R : 22 x / menit Leukosit : 6,8
T: 37.9 oC Kreatinin : 0,50 mg/dl
DJJ 153 x/ menit
• Terpasang infus RL 30 tpm, perdarahan masih keluar
warna merah segar < 50 cc
• Pasien Imobilisasi.
• Kelembaban kulit membaik dari 4 ke 5
• Perdarahan vagina dari 2 ke 3
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Niken
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal & Diagnosa Keperwatan Implementasi Evaluasi petugas


jam

15/11/2020 Mual berhubungan dengan • Mengkaji factor penyebab mual Tanggal15/11/2020 Ipul
kehamilan • Memonitor mual (frekuensi, durasi, tingkat keparahan
Jam 21.00 Menganjurkan makanan dalm jumlah kecil tapi sering Jam 21.30 WIB  

WIB   • Mengnjurkan istirahat dan tidur yang cukup S:
• Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antiemetic, Masih merasa mual, terlebih mencium bau menyengat

 Ipul O:
pasien mengatakan akan makan sedikit tapi sering,
terutama disaat tidak begitu mual. Mendapat therapi
Ondancentron 4 mg K/P
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Ipul
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal & Diagnosa Keperwatan Implementasi Evaluasi petugas
jam

15/11/2020 Risiko tinggi cidera (janin) • Memonitor perdarahan pervaginam Tanggal 15/ 11/2020 Niken
berhubungan dengan ketidak
Jam 21.00 adekuatan perfusi plasenta • Memantau adanya tanda dan gejala syock hipovolemi Jam 21.30 WIB
WIB
• Memonitor bunyi jantung janin S:
• Menganjurkan pasien untuk bedrest dan membatasi pasien mengatakan perdarahan masih keluar, warna merah
aktivitas segar, tidak bertambah banyak
• menganjurkan pasien miring kekiri O:
Niken • KU lemah, kesadaran composmentis
• Pasien bedrest , miring kekiri,
• Tanda- tanda Vital
• TD 100/ 60 mmhg.
• N 84 x/ menit
• R : 22 x / menit
• T: 37.9 oC
• DJJ 153 x/ menit
A:
Masalah teratasi Sebagian
P:
Lanjut Intervensi
 Niken

Anda mungkin juga menyukai