Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN HYPOSPADIA

        Dosen
Pembimbing: Ibu Ami Novianty S, S.Kep., Ns.,M.Kep
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Rohmat Setiahadi 21/475338/KU/22999
Kartini 21/475344/KU/23001
Niken Widi Astuti 21/475344/KU/23006
 
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
 
FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN 2022
Latar Belakang
 Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian bawah,
bukan di ujung penis. Hipospadia merupakan kelainan kelamin bawaan sejak lahir.

Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara 1.000 bayi baru
lahir. Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung
penis, yaitu pada glans penis. Prevalensi hipospadia sekitar 0,3%-0,8%, menempati
frekuensi paling banyak di antara kelainan kongenital malformasi genitalia eksternal pria
(Nuraini, S., 2019)
Pengertian

Hypospadia adalah kelainan letak uretra dan merupakan kelainan bawaan pada laki-
laki, ditandai dengan posisi anatomi pembukaan saluran kemih di bagian ventral atau
bagian arterior penis, biasanya disertai lengkung penis yang tidak normal dan ukurannya
lebih pendek daripada laki-laki normal. Letaknya bervariasi sepanjang bagian ventral
dari penis atau di perineum sebagai akibat gagalnya penyatuan dari lempeng uretra,
Hypospadia berat didefinisikan sebagai suatu kondisi Hypospadia yang disertai dengan
letak muara uretra eksternal diantara proximal penis sampai dengan di perbatasan penis
dan skrotum dan mempunyai chrodee (Keays & Sunit, 2017).
Etiologi

Etiologi Hipospadia sangat bervariasi dan multifactorial, namun belum ditemukan


penyebab pasti dari kelainan ini. Adanya defek pada produksi testosterone oleh testis dan
kelenjar adrenal, kegagalan konversi dari testosterone ke dihidrotestosteron, defisiensi
reseptor androgen di penis, maupun penurunan ikatan antara dihidrostestosteron dengan
reseptor andogren dapat menyebabkan Hypospadia (Krisna & Maulana, 2017).

Beberapa faktor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain :

1. Gangguan dan ketidakseimbangan hormone-hormone

2. Genetika

3. Lingkungan
Klasifikasi
Duckett membagi Hypospadia menjadi 3 lokasi, yaitu:

Tipe hipospadia yang lubang uretranya didepan atau di


anterior:
a. Hipospadia Glandular
b. Hipospadia Subcoronal
c. Hipospadia Distal penile
Tipe hipospadia yang lubang uretranya berada di
tengah/middle:
d. Hipospadia Mediopenean
e. Hipospadia proksimal penile
Tipe hipospadia yang lubang uretranya berada di belakang
atau posterior
a. Hipospadia Penoscrotal
b. Hipospadia scrotal

c. Hipospadia perineal

Klasifikasi Hypospadia berdasarkan derajat sangat


subyektif tergantung dari ahli bedah masing-masing.
Dibagi menjadi:

d. Mild Hypospadia atau grade 1


e. Moderate Hypospadia atau grade 2
f. Severe Hypospadia atau grade 3 dan 4 
Gejala
1. Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah penis
2. Penis melengkung ke bawah.
3. Penis tampak seperti berkerudung karena kelainan pada kulit depan penis.
4. Jika berkemih, anak harus duduk
Patofisiologi

Fungsi dari garis tengah dari lipatan uretra tidak lengkap, sehingga meatus uretra
terbuka pada sisi ventral dari penis. Ada berbagai derajat kelainan letak meatus ini, dari
yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada glans, kemudian disepanjang batang penis,
hingga akhirnya di perineum.

Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutup sisi dorsal dari
glans. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral menyebabkan
kurvatura (lengkungan) ventral dari penis
Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik berupa pemeriksaan fisik. Jarang dilakukan pemeriksaan


tambahan untuk mendukung diagnosis hipospadia. Tetapi dapat dilakukan pemeriksaan
ginjal seperti USG mengingat hipospadi sering disertai kelainan pada ginjal.
Komplikasi
1. Komplikasi awal yang terjadi adalah perdarahan, infeksi, jahitan yang terlepas, nekrosis
flap, dan edema.
2. Komplikasi lanjut
a. Stenosis sementara
b. Kebocoran traktus urinaria
c. Fistula uretrocutaneus
d. infeksi saluran kencing berulang atau pembentukan batu saat pubertas
e. Striktur uretra
f. Divertikulum
g. Residual chordee / rekuren chordee
Penatalaksanaan

Untuk saat ini penanganan hipospadia adalah dengan cara operasi.

Tahapan operasi rekonstruksi antara lain:

1. Meluruskan penis yaitu


2. Uretroplasty

a. Teknik tunneling Sidiq-Chaula


b. Teknik Horton dan Devine 
Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
1) Kecemasan orang tua berhubungan dengan prosedur pembedahan

2) Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan diagnosa, prosedur


pembedahan dan perawatan setelah operasi.

3) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi kronik

b. Diagnosa Keperawatan Post Operasi

1) Nyeri akut berhubungan dengan post prosedur operasi

2) Resiko tingggi infeksi berhubungan dengan invasi kateter

3) Perubahan eliminasi urine (retensi urin) berhubungan dengan trauma operasi


KASUS

Anak “A” usia 13 bulan, dirawat di RSUP Dr. Sardjito sejak tanggal 14 Maret 2022 di
bangsal Melati 2, dengan diagnosa Hypospadia dengan chordee post chordectomy, post
uretroplasty. Dari pemeriksaan fisik KU sedang, kesadaran composmentis TD 100/60
mmHg, Nadi : 145 x/mnt

RR : 45 x/mnt Suhu : 36.7 °c Pengukuran antropometri : BB 9 kg, LLA 16 cm, TB 75 cm,


LK 45 cm, skala nyeri (wong baker) skala 6. Anak sering rewel karena nyeri pada luka
post urethroplasty yang dilakukan hari Senin, 14 Maret 2022. Nyeri bertambah ketika
anak banyak bergerak, anak jadi takut bergerak. Saat pengkajian pasien terpasang infus
NaCl 0,9 % ditangan kanan. Luka post op/penis pasien terbalut kasa, terpasang urin
kateter hari ke -3.
ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS :    
- Ibu pasien mengatakan pasien BAK melalui selang urin kateter Pembedahan chordectomy dan Gangguan eliminasi urin
sejak tanggal 17 Maret 2022 uretroplasty
- Ibu pasien mengatakan produksi urin yang keluar banyak
- Anak sering rewel karena nyeri di daerah luka post
urethroplasty
 
DO :
- Pasien post operasi chordectomy dan uretroplasty hari ke-3
- Terpasang kateter urin hari ke-3
- Luka post op/penis terbalut kasa sejak tanggal 1 Maret 2022
- Urin berwarna kuning jernih
 
ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS :    
- Ibu p a s i e n mengatakan anaknya sering rewel dan menangis Agen cidera fisik Nyeri akut
setelah di operasi chordectomy dan uretroplasty
- Nyeri memburuk ketika klien banyak melakukan gerakan.
- Anak tampak takut bergerak
DO :
- Pasien post operasi chordectomy dan uretroplasty hari ke-3
- Pasien terlihat menangis
- Skala nyeri 6 ( 0 – 10 )
TTV
- TD 100/60 mmHg
- Nadi : 145 x/mnt RR : 45 x/mnt Suhu : 36.7 °c
- Mata terlihat sembab
- Akral teraba hangat
ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS : Prosedur invasif Resiko infeksi
- Ibu pasien mengatakan infus dipasang sejak tanggal 14 (terpasang infus,
Maret 2022 saat akan di operasi chordectomy dan uretroplasty terpasang kateter )
DO :
- Pasien terpasang infus NaCl 800cc/24jam ditangan kanan.
- Terpasang kateter urin dari tanggal 14 Maret 2022
- Luka post op/penis terbalut kasa kering/tidak rembes
DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembedahan chordectomy dan


uretroplasty

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik

3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (terpasang infus, terpasang


kateter)
ASUHAN KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan Eliminasi urine - Monitor intake dan output
pembedahan chordectomy dan uretroplasty Setelah dilakukan tindakan - Monitor urin output, warna, bau,
ditandai dengan: keperawatan selama 3x24 jam produksi urin,
diharapkan pasien mampu mencapai - Monitor balance cairan
 DS :
urinary elimination dengan kriteri - Fasilitasi alat dan ajarkan pada
- Ibu pasien mengatakan pasien BAK
hasil: keluarga untuk mencatat urin
melalui selang urin kateter sejak tanggal
- Pasien terbebas dari penggunaan output
17 Maret 2022
kateter - Sediakan privasi untuk eliminasi
- Ibu pasien mengatakan Produksi urin yang
- Urin di produksi dengan spontan  
keluar banyak
dengan lancar  
DO :
- Urin warna kuning jernih, bau
- Pasien post operasi chordectomy dan
khas urin
uretroplasty hari ke-3
- Pengosongan kandung kemih
- Terpasang kateter urin hari ke-3
tidak terganggu
- Luka post op/penis terbalut kasa sejak
tanggal 17 Maret 2022
- Urine berwarna kuning jernih
 
ASUHAN KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC
2 - Nyeri akut berhubungan dengan agen Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
cedera fisik ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan - Kaji status nyeri dan respon
DS : keperawatan selama 3x24 jam verbal serta non verbal
- Ibu pasien mengatakan anaknya sering diharapkan nyeri berkurang dengan - Kontrol lingkungan yang dapat
rewel dan menangis setelah dilakukan kriteria hasil: mempengaruhi nyeri (suhu ruangan,
operasi - TTV normal pencahayaan, dan kebisingan)
- Nyeri memburuk ketika klien banyak - Skala nyeri <3 - Kurangi faktor presipitasi nyeri
melakukan gerakan. - Klien tidak sering rewel - Bantu pasien & keluarga untuk
- Anak tampak takut bergerak - dan menangis. mengontrol nyeri
DO : - Klienmenunjukkan - Beri informasi tentang nyeri
- ekspresi wajah rileks. (penyebab,durasi, prosedur, antisipasi
- Pasien post operasi chordectomy dan
- Frekuensi nyeri berkurang. nyeri)
uretroplasty hari ke 3
  - Kelola pemberian analgetik sesuai
- Pasien terlihat menangis
  program
- Skala nyeri 6 ( 0 – 10 )
- Tingkatkan istirahat
- TTV
- Kolaborasi dengan dokter jika ada
- TD 100/60
keluhan dan tindakan nyeri yang tidak
- Nadi : 145 x/mnt RR : 45 x/mnt Suhu :
berhasil
36.7 °c
- Mata terlihat sembab
- Akral teraba hangat
 
ASUHAN KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC
3 Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur Kontrol Infeksi - Kaji tanda-tanda infeksi tiap 24 jam
invasif (terpasang infus, terpasang kateter) Setelah dilakukan asuhan sekali
ditandai dengan - Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam
keperawatan selama 3 x 24 jam tidak
DS : sekali
terdapat tanda- tanda infeksi dengan
- Lakukan perawatan luka setiap 3 hari
- Ibu pasien mengatakan infus terpasang kriteria hasil:
dan ganti infus setiap 3 hari
sejak tanggal 17 Maret 2022 saat akan - Tidak muncul tanda-tanda - Pertahankan teknik aseptic saat
dilakukan operasi infeksi (kalor, dolor, rubor dan tindakan
  functio laesa) - Batasi pengunjung bila perlu
DO : - Tanda-tanda vital dalam - Cuci tangan setiap sebelum dan setelah
- Pasien terpasang infus NaCl 800 batas normal (Suhu 36,5 – 37,5 tindakan
cc/24jam ditangan kanan. C) - Ganti letak IV perifer dan dressing
- Terpasang kateter urin sejak tanggal 17   sesuai dengan petunjuk umum
Maret 2022. - Gunakan kateter intermiten untuk
- Luka post op/penis terbalut kasa. menurunkan infeksi kandung kemih
- Kasa terlihat kering/tidak rembes - Tingkatkan intake nutrisi
  - Berikan terapi antibiotic
- Pertahankan teknik isolasi
- Dorong istirahat
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
 
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No.
Hari/tgl/jam IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1 Kamis, Kamis, 17 Maret 2022 Kamis, 17 Maret 2022 Jam : 14.00 WIB
17 -3-2022 Jam 09.00 wib S:
 
jam 09.00 WIB - Memonitor urin output, warna, produksi - ibu pasien mengatakan urin yang keluar banyak,
urin, bau urin . warna kuning jernih, bau khas urin
- Memonitor intake output - Ibu menyatakan pasien sudah minum ASI 4X
- ibu pasien mengatan urin yang keluar sampai siang ini (pukul 14.00)
banyak, warna kuning jernih, bau khas urin) O:
- keluarga pasien sudah diajarkan cara mengukur dan
Jam 13.40 wib mencatat urin menggunakan pispot
- Mengajarkan keluarga untuk mengukur A:
dan mencatat urin yang keluar Masalah gangguan eliminasi urin teratasi
menggunakan pispot. P:
- Lanjutkan intervensi:
- Monitor urin output, warna, bau, produksi urin
- Anjurkan keluarga untuk mencatat urin output
- Fasilitasi alat untuk mengukur urin output
Rohmat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No.
Hari/tgl/jam IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2 Kamis, Kamis, 17 -3-2022 jam 10.00 Kamis, 17 Maret 2022 Jam : 13.00 WIB
17 -3-202    
 
jam 10.00 WIB S:
- Melakukan pengkajian nyeri komprehensif
  Ibu mengatakan anak mudah rewel setelah operasi,
- Mengobservasi respon nonverbal dari
takut bergerak
ketidaknyamanan 
O:
- Mengkaji pengalaman nyeri pasien 
Anak tampak takut bergerak, tidur mudah terbangun,
- Mengevaluasi keefektifan manajemen nyeri
yang pernah diajarkaan sebelumnya sering menangis, nyeri skala 6
A:
  Nyeri akut
P:
Beri intervensi sesuai respon anak
Tin
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No.
Hari/tgl/jam IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
3 Kamis, Kamis, 17 -3-2022 jam 11.00 Kamis, 17 Maret 2022 Jam : 13.00 WIB
17 -3-202    
 
jam 11.00 WIB S:
- Mengkaji tanda infeksi
  - Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan Ibu mengatakan anak tidak panas, mau minum ASI
gejala infeksi O:
• Suhu 36.5 °C, RR 35x/mnt, TD 110/60 mmHg
- Memonitor tanda-tanda vital
• Antibiotik masuk sesuai jadwal
  • Balutan kering/tidak rembes
 
A:
Resiko Infeksi
P:
Lanjutkan Intervensi
Kolaborasi perawatan luka
Nik
DAFTAR PUSTAKA
Anand, S., & Lotfollahzadeh, S. (2021). Hypospadias Urogenital Reconstruction. In StatPearls. StatPearls Publishing.

Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M., 2013. Nursing

Interventions Classification (NIC) 6th Edition.USA : Elsevier Mosby.

Betz, Cecily. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EEC

Doenges, E., Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EEC

Hall and Guyton. 1997. Fisiologi Kedokteran, EGC: Jakarta

Horst,.H.J.R & Wall,.L.L.Hypospadia,all there is to know.Eur J Pediatric(2017) 176:435-41. Doi 10.1007/s00431-017-2864-5.

Krisna, DM., Hipospadia : Bagaimana Karakteristiknya Di Indonesia?, 2017, Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 2(2):325, DOI:10.21460/bikdw.v2i2.52

Noer Sjaifullah H. M. 1999. Ilmu Penyakit Dalam jilid II, FKUI. Jakarta

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. 2018. Nursing Outcomes Classification (NOC) 6thEdition. SA : Elsevier Mosby.

NANDA Internasional. 2021-2023. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi, Edisi 12, EGC

Nursing Intervention Classification (NIC), 2018. Edisi Ketujuh, Elsivier

Nurarif, AH & Kusuma, H., Asuhan Keperawatan Praktis, Jilid 2, 2016

Ngastiah. 2008. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Oktarina,R .dkk. Hipospadia Subkoronal pada pasien sindrom klinefelter Anak. Jurnal Kedokteran Vol 7(1) Juni 2020

Price, S.A & Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Jakarta : EGC

Zang,Z, at all.Analysis of The Social and Clinical Factor Affecting the Age of Children When Recerving Sugery For Hipospadia:a retrospective study off 1611 cases in a single
center.Asian Jurnal off Andrologi(2021) 23.527-531. www.asiaandro.com. www.anjandrologi.com

Springer A, van den Heijkant M, Baumann S. Worldwide prevalence of hypospadias. J Pediatr Urol. 2016;12(3):152.e1-152.e1527. doi:10.1016/j.jpurol.2015.12.002

Van der Horst HJ, de Wall LL. Hypospadias, all there is to know [published correction appears in Eur J Pediatr. 2017 Oct;176(10 ):1443]. Eur J Pediatr. 2017;176(4):435-441.
doi:10.1007/s00431-017-2864-5

Anda mungkin juga menyukai