Jenis Perubahan Makna
Jenis Perubahan Makna
PERUBAHAN
MAKNA
Figiati Indra Dewi, M.Pd
Jenis-Jenis Perubahan Makna
Pengasaran
Meluas
(Disfemia)
Penghalusan
Menyempit
(Eufemia)
Perubahan
Total
MELUAS
Perubahan makna meluas adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata atau leksem yang pada mulanya hanya
memiliki sebuah ‘makna’, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain.
Contoh:
Kata Kakak yang sebenarnya bermakna ‘saudara sekandung yang lebih tua’, mengalami perluasan makna
menjadi siapa saja yang usianya lebih tua dari kita. Selain itu, di masa kini kata Kakak biasa juga digunakan
oleh pedagang kepada pembeli untuk menunjukkan rasa hormat dengan lebih bersahabat.
Contoh lain:
Kata Rumah yang bermakna ‘bangunan untuk tempat tinggal’, kini meluas maknanya menjadi seperti pada
kalimat berikut:
Rumah makan itu sangat laris.
Selama masa pandemik, kegiatan di rumah ibadah dibatasi.
Perlu diperhatikan bahwa makna-makna lain hasil perluasan itu masih berada dalam lingkup polisemi. Jadi,
makna-makna itu masih ada hubungannya dengan makna asalnya.
MENYEMPIT
Perubahan menyempit adalah gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada
Contoh:
Contoh:
Kata gelandangan diganti dengan kata atau ungkapan yang lebih halus yaitu ‘tunawiswa’.
Kata babu diganti dengan kata ‘pramuwisma’ atau ‘asisten rumah tangga’.
Kecenderungan untuk menghaluskan makna kata ini nampaknya merupakan gejala umum
dalam masyarakat bahasa Indonesia sedari dulu sesuai dengan sifat orang Indonesia yang
menjunjung sopan dan santun dalam berbahasa.
Banyak juga kata yang sebenarnya benilai kasar tetapi sengaja digunakan untuk lebih memberi
Contoh:
Tim silat Indonesia berhasil mencuri lima medali emas dalam ajang Sea Games.
Kata mencuri sebenarnya digunakan untuk tindak kejahatan, namun dalam hal ini digunakan
Gejala pengasaran ini biasanya dilakukan oleh orang dalam situasi yang tidak ramah atau untuk
menunjukkan kejengkelan.
Contoh:
Jeblos memiliki arti ‘masuk, terperosok’. Namun dalam kalimat tersebut, mengalami pengasaran makna