Anda di halaman 1dari 29

Pandangan dan Penanganan Individu dalam

Kondisi Gawat Darurat, Kritis dan Bencana


Menurut Islam

ALLAMA ZAKI ALMUBAROK, S.KEP., NS., M.KEP.


Pendahuluan
Di dalam ajaran Islam, kesehatan merupakan salah satu hak
dasar bagi kehidupan manusia, Islam memberikan perhatian
besar dan telah dijelaskan dalam Al -Qur’an dan hadist –
hadist Nabi SAW.
Pendahuluan
‫ِتَج اَر ًة‬ ‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن‬
‫َر ِح ْيًم ا‬ ‫َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم‬

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.(An-Nisa 29)
‫َيا َر ُسوَل ِهَّللا َأَنَتَد اَو ى َفَقاَل َتَد اَو ْو ا َفِإَّن َهَّللا َع َّز َو َج َّل َلْم َيَض ْع َد اًء ِإاَّل َو َضَع َلُه َد َو اًء َغ ْيَر َد اٍء‬
‫َو اِح ٍد اْلَهَر ُم‬

"Wahai Rasulullah, apakah boleh kami berobat?" Beliau


menjawab: "Berobatlah, sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak
menciptakan penyakit melainkan menciptakan juga obatnya,
kecuali satu penyakit, yaitu pikun."
Bencana

‫َظَهر اْلَفَس اُد ِفي ا ْلَبِّر َو اْلَبْح ِر ِبَم ا َك َسَبْت َأْيِد ي الَّناِس ِلُيِذ يَقُهْم َبْع َض اَّلِذ ي َع ِم ُلوا َلَع َّلُهْم‬
‫َيْر ِج ُعوَن‬

Telah timbul kerusakan di daratan dan lautan akibat perbuatan


tangan manusia. Allah menimpakan pada mereka sebagian
akibat perbuatan (dosa) mereka, mudah-mudahan mereka akan
kembali (ke jalan yang diridhai Allah swt). QS. Ar Ruum-41
QS. Ar Ruum-41
Ayat tersebut memberi 3 panduan:
1. Sumber bencana adalah aydin naas/ulah manusia.
Apabila terjadi bencana maka dapat dipelajari faktor yang menyebabkan
terjadinya kerusakan alam atau sosial dan memperbaikinya. Hal tersebut
menuntun manusia untuk belajar dan menjadi ahli sesuai bidangnya.
2. Bencana adalah cara Allah menunjukkan kesalahan sebagian manusia pelaku
kerusakan. Bagi pihak terdampak, bencana adalah alarm untuk menghentikan
sifat merusak. Bagi pihak tidak terdampak, bencana adalah alarm mengevaluasi
perilaku dan kebijakan.
3. Bencana adalah cara memulihkan keseimbangan alam.
Bencana dari Sudut Pandang Islam
1. Musibah merupakan bentuk isim al-fail muannats berasal
dari kata ashaba-yushibu-ishabatan-mushibun, yang berarti
sesuatu yang menimpa atau menderita kemalangan (Rosyid,
2020).
2. Bala yang berarti ujian. Kata bala berasal dari kata bala-
yablû-balwan wa bala’an, : tampak, rusak, menguji, dan
sedih. Bala/ujian merupakan kehendak dan keniscayaan dari
Tuhan, sehingga terjadinya bala adalah tanpa adanya
keterlibatan manusia sebagai objeknya(AlZamakhyari, 2006).
Bencana dari Sudut Pandang Islam
3. Azab yang artinya hukuman (hukuman dari Allah) (Aksa,
2020). Dalam Al-Qur’an, azab diartikan sebagai siksaan
atau hukuman yang sangat pedih. Hukuman yang
ditimpakan Allah hanya kepada orang-orang yang fasik
dan tidak beriman (Aksa, 2020).
4. Fitnah yang artinya membakar (Hakim, 2013), kata
fitnah berasal dari kata fatana-yaftunu-fitnah artinya
memasukkan emas ke dalam api atau membakar emas
untuk menguji keaslian emas (AlAshfihani, n.d.),
Pengurangan Risiko Bencana
Pengurangan Resiko Bencana International Federation of Red Cross and
Red Crescent Societies dapat dilakukan dengan manajemen bencana,
antara lain: pencegahan bencana, kesiapsiagaan bencana, tanggap
bencana/bantuan.

Pengurangan Resiko Bencana Perspektif Islam terdapat tiga konsep


Islam yang relevan untuk digunakan dalam pengurangan resiko
bencana, yaitu al-Ilmu (ilmu), ikhtiar (usaha) dan tawakal (ketuhanan)
(Aksa, 2020). Mencari dan menerapkan ilmu merupakan kebutuhan
dasar bagi setiap muslim (Abubakri, 2014).
1. Ikhtiar
Ikhtiar artinya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam konteks kebencana, Islam
berpandangan bahwa manusia harus bertindak, bersikap, dan
melakukan langkah-langkah untuk menjaga dan merawat
keseimbangan alam agar bencana dapat dihindari. *
2. Tawakal
Tawakal, yakni percaya kepada Allah atas segala sesuatu yang telah
dicobanya. Dalam pandangan Islam, tawakal berbeda dengan pasrah.
Prinsip Rehabilitasi Pasca Bencana
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sebab, gejala, dan
cara penanggulangan bencana, agar tidak mengalami resiko sama;
Mengapresiasi tradisi, budaya dan kearifan lokal dalam proses
membangun pada fase pemulihan bencana agar tidak terjadi
benturan psikologis dengan masyarakat
Menumbuhkan kesabaran dan harapan untuk bangkit kembali tanpa
mengurangi kesiapan dalam melakukan introspeksi diri.
Konsep Darurat dalam Sudut Pandang
Islam
•Dalam Al- Qur’an, kata mudharat disebutkan sekitar 50 kata yang
memiliki arti membahayakan dan merugikan. Dalam beberapa
kamus, kata “dhorro” memiliki arti darurat (tafsir Al-Misbah).
•Menurut Al-Jurjani dalam At-Ta'rifat, kata al- dharurah berasal dari
kata al-dharar (mudarat), yaitu suatu musibah yang tidak dapat
dihindari.
•Menurut ulama Malikiyah, darurat adalah kekhawatiran akan
binasanya jiwa, baik pasti ataupun dalam perkiraan;atau khawatir
akan mengalami kematian.
Pemeliharaan Korban Bencana
*Kemaslahatan yang akan diwujudkan itu menurut al-
Ghazalī terbagi kepada tiga tingkatan, yaitu :
1. Ḍarūriyyāt.
(Kebutuhan primer) adalah kebutuhan yang harus dilindungi
dan dipelihara sebaik-baiknya oleh hukum Islam agar
kemaslahatan hidup manusia benar-benar terwujud.
2. Hājiyyāt
Hājiyyāt (sekunder) adalah kebutuhan yang diperlukan
untuk mencapai kebutuhan primer, seperti kemerdekaan,
persamaan, dan sebagainya, yang bersifat menunjang
eksistensi kebutuhan primer.
3. Tahsīnīyyāt
Tahsīnīyyāt (tersier) adalah tingkat kebutuhan yang apabila
tidak terpenuhi tidak mengancam eksistensi salah satu dari
lima pokok di atas dan tidak pula menimbulkan kesulitan,
misalnya sandang pangan, perumahan, dan lain-lain.
Tolong Menolong dalam Kondisi
Darurat
Dalam ajaran Islam, menolong sesama manusia dalam
situasi gawat darurat merupakan suatu kebaikan dan
kewajiban bagi setiap muslim. Konsep Islam dalam tolong
menolong diperbolehkan dalam kebaikan dan ketaqwaan.
‫َو َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَع اَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ِمْث‬
‫َو اْلُع ْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللا ۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa- Nya”. (Q.S. Al-Maidah: 2).
Maqoshisdus Syari’ah
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa- Nya”. (Q.S. Al-Maidah: 2).
‫َت‬‫َق‬
‫ِض َم َل‬ ‫ا‬ ‫َّن‬‫َا‬ ‫َك‬‫َف‬ ‫ْر‬‫َاْل‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫َم ْن َقَتَل َنْفًس ِب ِر ٍس ْو َس ٍد ِف‬
‫ا‬ ‫َف‬ ‫َا‬ ‫ْف‬‫َن‬ ‫ْي‬ ‫َغ‬ ‫ۢا‬
‫ۗ الَّناَس َج ِم ْيًع ۗا َو َم ْن َاْح َياَها َفَك َاَّنَم ٓا َاْح َيا الَّناَس َج ِم ْيًع ا‬
Artinya : “Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya." (Q.S. Al-Maidah: 32).

Maqashid Syariah terhadap pemeliharaan jiwa/ hifzh al nafs


merupakan tujuan kedua dan emerupakan kebutuhan yang
bersifat daruriyyat (kebutuhan yang harus dilindungan dan
dipelihara sebaik mungkin.
Penanganan Individu dalam Kondisi Gawat Darurat,
Kritis dan Bencana
Perilaku menolong sesama manusia merupakan perbuatan
mulia dan kewajiban.
Pertolongan boleh dilakukan apabila pertolongan tersebut
tidak membahayakan bagi si penolong.
Penanganan Individu dalam Kondisi Gawat Darurat,
Kritis dan Bencana
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh As-Syaukani dalam
kitabnya as-Sailul Jarar al-Mutadaffiq ‘alal Hada’iqil Azhar:
"Tidak diragukan lagi bahwa menolong orang yang
tenggelam adalah sebuah keniscayaan dan kewajiban bagi
setiap orang yang mampu menolongnya. Apabila ada
kekhwatiran di dalam dirinya akan terjadi bahaya, seperti ia
akan tenggelam seperti korban, maka secara syariat dan
akal dia tidak wajib untuk menolongnya."
‫ُم ِم ٍن‬‫ْؤ‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫َّف‬‫َن‬ ‫ْن‬ « : ‫َّل‬ ‫ْي‬
‫اَل َر ُسوُل ِهللا َص ُهللا ِه َو َس َم َم َس‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫ى‬ ‫َّل‬
‫ِم‬ ‫ْو‬‫َي‬ ‫ِب‬ ‫َر‬ ‫ُك‬ ‫ْن‬ ‫ِم‬ ‫ًة‬ ‫َب‬ ‫ْر‬ ‫ُك‬ ‫ُه‬ ‫ْن‬ ‫َع‬ ‫ُهللا‬ ‫َس‬ ‫َّف‬‫َن‬ ،‫ا‬‫َي‬ ‫ْن‬ ‫ُّد‬‫ل‬‫ا‬ ‫ِب‬ ‫َر‬ ‫ُك‬ ‫ْن‬ ‫ِم‬ ‫ًة‬‫ُك ْر َب‬
‫ َيَّسَر ُهللا َع َلْيِه ِفي الُّد ْنَيا‬،‫ َو َم ْن َيَّسَر َع َلى ُم ْع ِس ٍر‬،‫اْلِقَياَم ِة‬
،‫ َس َتَر ُه ُهللا ِفي الُّد ْنَيا َو اآْل ِخ َر ِة‬،‫ َو َم ْن َس َتَر ُم ْس ِلًم ا‬،‫َو اآْل ِخ َر ِة‬
‫ي‬
‫ِن ِخ ِه‬ ‫َأ‬ ‫َعْو‬ ‫ي‬ ‫َع ِف‬ ‫ُد‬ ‫ْب‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫َن‬ ‫ا‬ ‫َك‬ ‫ا‬ ‫ْب‬ ‫ْل‬
‫َو ُهللا ِفي َعْو ِن ا َع ِد َم‬
“Barangsiapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan
menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu
orang yang kesulitan, Allah akan memudahkannya urusannya di dunia
dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah akan
menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi
hambanya selama hambanya menolong saudaranya (HR. Muslim).
Kompetensi Perawat Berbasis Islam
dalam Bencana
Kompetensi Islam dalam tanggap bencana mengacu pada
penggunaan nilai-nilai Islam melalui sholat, dzikir,
pembacaan Al-Qur’an, Solawat, doa, dan keterampilan
komunikasi berbasis Islam.
Ajaran Islam berperan dalam pemenuhan kebutuhan
jasmani dan rohani korban bencana sebagai pedoman
tingkah laku, nilai, dan kehidupan social.
Kemampuan Berkomunikasi
1. Perawat dapat menjadi penasihat pasien melalui
interaksi social dengan ketrampilan teurapetik.
2. Perawat memberi konseling, dan menguatkan spiritual
korban melalui konsep kesabaran dan keikhlasan terkait
bencana.
Peran Perawat dalam Respon Bencana
1. Penggunaan nilai Islam dalam menangani kondisi
pasien, dengan pemanfaatan nilai-nilai islam dalam
penanganan pasien terutama kondisi psikologis, psikososial,
dan spiritual pasca bencana melalui salat, dzikir, membaca
Al-Quran, doa, dan solawat.
2. Keterlibatan keluarga, perawat mengajarkan anggota
keluarga menghindari perbuatan maksiat, dan berbuat baik.
Contoh Bencana di Masa Lalu
Bencana hujan batu seperti yang menimpa umat Nabi Luth as. yang
dijelaskan dalam QS. al-A’raf ayat 84, bencana banjir yang menimpa
kaum Nabi Nuh as. terdapat dalam QS. al-Mukminun ayat 27,
bencana angin topan yang menimpa orang kafir pada waktu perang
Khandaq terdapat dalam QS. al-Ahzab ayat 9, dan bencana gempa
bumi ini pernah terjadi pada umat Nabi Musa yang terdapat dalam
QS. al-A’raf ayat 155 (Mustaqim, 2015).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai