Anda di halaman 1dari 27

TITIK KRITIS DALAM

PRAKTEK AUDIT

NAMA : DIAH ALMAWATI K


NIM : 01121035
TITIK KRITIS
TITIK KRITIS
1. Makna pertama, "crucial, decisive" atau "penting, menentukan", misaInya dalam menekankan
pentingnya pidato itu. Pidato itu menentukan apakah calon pejabat dapat merebut suara dari
pemilih yang belum menentukan sikap.
2. Makna kedua, "being in or approaching a state of crisis͟ atau "gawat". Kata ini sering digunakan
dalam menggambarkan kondisi seorang penderita penyakit, seperti: Kondisinya kritis sekali,
seluruh keluarga sudah berkumpul. Makna ini dekat dengan ͞ characterized by risk or
uncertainty" atau ͞ditandai dengan risiko atau ketidakpastian͟ (rawan).
Misalnya, salah satu titik kritis dalam proses audit adalah menentukan apakah perusahaan
akan diterima atau ditolak sebagai klien. Dalam konteks ini kata. ͞ kritis͟ digunakan dalam makna
pertama.
Sedangkan pada tahap pasca-audit, KAP dan auditornya menghadapi keadaan kritis jika
dituntut di pengadilan karena gagal audit; kata ͞kritis͟ di sini digunakan dalam makna kedua, yakni
͞rawan͟.
TITIK KRITIS DALAM PRAKTIK AUDIT
TITIK KRITIS DALAM SDM
Dalam praktik audit, pentingnya SDM sudah diakui sebelum dasawarsa 1970an. Namun, titik kritisnya (crucial) terlihat
dari segi yang lain.
Standar Audit yang berkaitan Langsung dengan SDM
Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian danpelatihan teknis yang cukup sebagai
auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalamsikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
d. Pekerjaan harus direncariakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harusdisupervisi dengan semestinya.
e. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untukmerencanakan audit dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
a. AUDIT HARUS DILAKSANAKAN OLEH SEORANG ATAU LEBIH
YANG MEMILIKI KEAHLIAN DANPELATIHAN TEKNIS YANG
CUKUP SEBAGAI AUDITOR.
Standar ini berhubungan dengan keahlian yang cukup bagi
seorang auditor, dan peningkatan keahlian tersebut secara bekelanjutan.
Pengelolaan SDM melalui peningkatan pengetahuan, pengalaman dan
pelatihan merupakan investasi yang mahal, tetapi sangat menentukan.
KAP peringkat teratas mengeluarkan banyak sumber daya (uang
dan waktu) untuk meningkatkan kemahiran auditornya. Pola SDM yang
lain adalah "membajak" auditor dari KAP yang mengelola SDM−nya
dengan baik. Pola kedua ini hemat waktu dan uang. Namun, SDM
merupakan bagian dari sistem manajemen yang lebih besar. Membajak
SDM tidak identik dengan memindahkan seluruh sistem.
B. DALAM SEMUA HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERIKATAN, INDEPENDENSI DALAM SIKAP MENTAL HARUS
DIPERTAHANKAN OLEH AUDITOR.
Standar ini berhubungan dengan sikap mental (mental attitude), khususnya
dan utamanya, yang berkenaan dengan independensi dan bagaimana
mempertahankannya. Ini tidak mudah, Gaji dan bonus merupakan faktor
penting, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa gaji dan bonus yang tinggi
belum cukup membendung ancaman terhadap independensi dan ketumpulan
skeptisisme profesional.
Standar ini perlu dikaji oleh profesi audit umumnya dan KAP khususnya,
dengan bantuan para ahli dalam bidang lain seperti psikologi dan sosiologi.
Gagalnya mempertahankan sikap mental independen akan membawa auditor
ke arah ƒraud.
C. DALAM PELAKSANAAN AUDIT DAN PENYUSUNAN
LAPORANNYA, AUDITOR WAJIB MENGGUNAKAN KEMAHIRAN
PROFESIONALNYA DENGAN CERMAT DAN SEKSAMA.
Standar ini berhubungan dengan penggunaan kemahiran profesional secara cermatdan seksama. Standar ini
berlaku pada semua profesi dan lebih dikenal dengan istilah Inggrisnya, due proƒessional care.
Pengingkaran terhadap standar ini merupakan ancaman bagi auditor terhadap tuntutan pihak ketiga. Karena itu,
standar ini kritis dalam arti penting (crucial, decisive) dan rawan.
Bagaimana profesi audit dan KAP memecahkan masalah ini? Selain kebiasaan anggota profesi menerapkan
critical thinking secara berkelanjutan dengan disiplin, kita dapat mempelajari dari beberapa kajian yang
menjawab pertanyaan: Why we makemistakes? Seringkali jawabannya dapat diperoleh dari kasus−kasus gagal
audit (audit ƒailure),kasus besar maupun kecil. Lampiran bab ini menyajikan bahan pembelajaran dari seorang
penjahatnyaterbesar sebelum Enron dan Bernie Maddoff. Tips yang diberikannya sangat sederhana:"Bertanya,
bertanya, dan bertanya". Ajukan pertanyaan yang sederhana, namun cerdas adalah contoh tindakan berpikir
kritis (critical thinking in action).
Keingintahuan yang kuat lebih dari sekadar bertanya dan bertanya. Keingintahuan dimulai dengan bertanya, dan
diikuti dengan persistensi dalam mendapat jawaban. Ini bukan ciri seorang auditor saja, ia ciri setiap profesional
dan ilmuwan
A. PEKERJAAN HARUS DIRENCARIAKAN SEBAIK-
BAIKNYA DAN JIKA DIGUNAKAN ASISTEN
HARUSDISUPERVISI DENGAN SEMESTINYA.
KAP sering kali mengambil jalan pintas dengan menggunakan alat yang sebenarnya baik. Alat ini
adalah daftar penguji (checklist). Kalau auditor memahami dengan baik pertanyaan dalam daftar
penguji, dan bukan sekadar memasang tickmark atau menjawab "Ya" atau "Tidak", daftar penguji ini
berfungsi Juga ketika atasannya me−review pekerjaan anak buah dan bertanya dengan kritis, daftar
penguji ini berfungsi dengan baik. Masalah yang sering terjadi jika auditor mengisi daftar penguji
secara otomatis tanpa berpikir kritis, dan atasan puas dengan daftar penguji yang sudah terisi lengkap.
Proƒessional judgment harus senantiasa digunakan, dalam segala tahap audit. Penggunaan proƒessional
judgment merupakan bagian dari berpikir kritis yang harus dilatih dan dipraktikkan. Unsur SDM−nya
dilakukan oleh audit staƒƒ in−charge, supervisor ataumanajer di lapangan, di bawah supervisi
menyeluruh dari audit partner in−charge.
B. PEMAHAMAN MEMADAI ATAS PENGENDALIAN INTERN HARUS
DIPEROLEH UNTUK MERENCANAKAN AUDIT DAN MENENTUKAN SIFAT,
SAAT, DAN LINGKUP PENGUJIAN YANG AKAN DILAKUKAN

Standar ini bersifat teknis audit, yakni memahami sistem pengendalian intern dan
menggunakannya dalam perencanaan audit. Seperti dalam standar pekerjaan lapangan nomor
1, unsur SDM−nya dilakukan oleh audit staƒƒ in−charge, supervisor atau manajer di lapangan,
di bawah supervisi menyeluruh dari audit partner in−charge.
Dalam mempelajari sistem pengendalian intern, auditor dapat
mendokumentasikannya secara naratif, dengan bagan arus (ƒlow chart), dan daftarpenguji.
Berpikir kritis dan menerapkan proƒessional judgment dalam mengisi daftar penguji seperti
dijelaskan di atas, juga berlaku di sini.
SDM: PROGRESI SEORANG AUDITOR
Dalam seluruh kegiatan SDM, atasan langsung (seperti senior in−charge, supervisor)dan atasan tidak langsung (partner) memegang
peran penting bahkan menentukan.Pada dasarnya, manajer SDM memonitor bahwa proses pembinaan di lapangan (onthe job)
berjalan, karena di dalam penugasan inilah karakter seorang auditor yang baikterbentuk.

Akuntan terbaik yang baru lulus, menguasai standar akuntansi keuangan dan standarprofesional akuntan publik. Pada tahap ini KAP
dapat dan sebaiknya mengembangkanpengetahuannya.

inilah tahap know what (tahu mengenai sesuatu atau segala sesuatu yangbersifat teknis).

Pengalaman auditnya di bawah supervisi auditor senior atau senior in−charge yangbaik akan membuka wawasannya dalam
menerapkan pengetahuan dasarnya dalamindustri atau jenis usaha yang dihadapinya. Ia ditugaskan pada industri tertentu
danbelajar mengenai standar akuntansi untuk industri tersebutKriteria sebagai auditor terbaik, meningkat dari know what menjadi
know how(tahu bagaimana sesuatu diterapkan, dalam situasi apa, dan apa alternatifnya).

Pengalaman penting lainnya adalah dalam menghadapi ƒraud atau kecurangan dibidang keuangan. Tanda−tanda bahaya (red ƒlags)
yang dipelajarinya di bangku kuliahmembuka peluang baginya dalam menilai risiko terjadinya ƒraud, di mana (dalamsiklus usaha
yang mana) titik−titik rawannya, dan cara mendeteksi ƒraud untukselanjutnya dilaporkan kepada manajemen. Ada progresi. Kriteria
sebagai auditorterbaik, meningkat dari know how menjadi know why (tahu mengapa sesuatu yangberisiko bisa terjadi).

Dengan know why−nya dan kemampuan berkomunikasi dengan pejabat keuangandi perusahaan, ia siap menjadi senior in−charge.
SDM: PROGRESI SEORANG AUDITOR
Di samping know why yang disebut di atas, ia juga menajamkan know how−nya dalam pengendalian waktu dan biaya.
Halini merupakan kombinasi dari perencanaan yang baik, pemilihan teknik audit yangtepat, dan pengendalian waktu
yang ketat.

Cara terbaik untuk menekan waktu audit dan memberi pemahaman kepada klienmengenai biaya audit (time charges),
adalah dengan melatih karyawannya membuatjadwal yang diperlukan auditor. Kalau klien mengolah datanya dengan
komputer,jadwal yang diperlukan auditor dapat didesain sebagai output dari program yangbersangkutan. Contoh: aging
schedule yang merupakan output dari program pengolahandata piutang.

Dalam progresi berikutnya, ada keterampilan lain yang sangat kritis bagi seorangauditor. Pada tahap ini auditor harus
mahir mengelola tugasnya untuk menghindarigagal audit. Ia harus jeli melihat gejala−gejala ke arah gagal audit seperti
tumpulnyaskeptisisme profesional dari tim auditnya, gejala pelanggaran kode etik, atau keterbatasandalam
pengetahuan dan pengalaman timnya menghadapi masalah audit atau tekanandari manajemen.

Memasuki jenjang manajer audit, ia memerlukan keterampilan lain, yaknimendapatkan bisnis atau klien−klien baru.
Keterampilan audit ini sangat berbeda darikemahiran di bidang audit. Ini adalah kemahiran yang dimiliki seorang
entrepeneur.
TITIK KRITIS DALAM PROSES AUDIT
PROSES AUDIT
MENERIMA DAN MEMPERTAHANKAN
KLIEN
Dalam tahap ini auditor dan KAP memutuskan untuk:
a) menerima atau menolak suatu penugasan audit baru (client acceptance); atau
b) menerima atau menolak suatu penugasan audit ulang (client retention atau client continuance).
Ini adalah keputusan sebelum proses perencanaan dimulai. Keputusan untuk menerima atau menolak penugasan baru
merupakan keputusan yang krusial. Di satu pihak ia berhubungan langsung dengan peningkatan pendapatan KAP. Di
pihak lain, ia berhubungan dengan berbagai risiko yang berpotensi mengancam kelangsungan KAP.
1. KAP tidak independen (independency in ƒact) atau terkesan tidak independen (idependency in appearance). Apakah
auditor di KAP itu mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk menangani jenis usaha tersebut
dengan segala liku−liku risikonya, khususnya keterampilan untuk mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan?
Kalau KAP pada saat ini tidak mempunyai partner dan staf yang mempunyai keahlian yang diperlukan, apakah KAP
dapat memperoleh dan mempertahankan keahlian ini?
2. keadaan yang berkenaan dengan perusahaan yang laporan keuangannya akan diaudit. Apakah ada hal−hal khusus
mengenai perusahaan itu, pemegang sahamnya, atau eksekutif puncaknya, yang dapat menimbulkan risiko luarbiasa.
Apakah citra mereka akan merusak reputasi KAP?
MENERIMA DAN MEMPERTAHANKAN
KLIEN
INTEGRITAS MANAJEMEN DAN PEMEGANG
SAHAM PENGENDALI
Tujuan utama mengaudit laporan keuangan adalah untuk menyatakan
pendapat (mengenai kewajaran penyajian) laporan keuangan yang disampaikan
manajemen (danpemegang saham pengendali). Oleh karena itu, auditor hanya
menerima perusahaanitu sebagai kliennya, kalau ada reasonable assurance
bahwa manajemen perusahaan itu dapat dipercaya. Jika manajemen tidak
mempunyai integritas, ada potensi yang cukup besar untuk terjadinya material
errors dan material irregularities dalam proses akuntansi yang menghasilkan
laporan keuangan.
HAL KHUSUS DAN RISIKO LUAR BIASA
Unsur penting dalam audit ialah menilai adanya risiko salah saji
yang material dalamlaporan keuangan. Auditor juga harus peduli
dengan risiko bisnis yang dihadapiperusahaan dalam kesulitan
keuangan, atau masalah kelangsungan hidup
perusahaan(going−concernproblems). Apakah ada alasan bagi
penggugat untuk menyatakan bahwa ia adalah pemakai laporan
keuangan (yang diaudit) dan yang dianggapnya
menyesatkan,kemudian menuntut KAP (yang dianggapnya
berkantong tebal).
KOMPETENSI KAP

Siapa anggota tim audit? Seorang partner audit yang mempunyai tanggung jawab menyeluruh dan
tanggung jawab utama dalam penugasan ini. Satu atau lebih manajer audit dengan keahlian dalam
jenis usaha ini. Satu atau beberapa senior yang merancang auditnya, membimbing dan mengawasi
para asisten dalam melaksanakan auditnya, dan yang melaksanakan prosedur audit tertentu. Anggota
selebihnya adalah para asisten.
Apakah KAP mempunyai tim yang andal? Apakah KAP dapat memperoleh satu atau lebih manajer atau
senior dari luar?
KAP mungkin memerlukan tenaga ahli dari luar organisasinya, seperti ahli hukum (tergantung
masalah hukum yang dihadapi auditee), aktuari (untuk perusahaan asuransi jiwa dan dana pensiun),
ahli mengenai transaksi valas dan derivatif (untuk bank devisa), ahli geologi (untuk perusahaan
minyak), ahli lingkungan hidup (untuk berbagai industri), dan sebagainya.
APAKAH KAP INDEPENDEN?
Karena pertimbangan independensi ini, dan pertimbangan lain, nama calon klien harus diberi tahu
kepada partner dan manajer di KAP tersebut. Partner yang melakukan penjajakan mungkin saja
independen, tetapi mitra dan rekan sejawatnya bisa mempunyai hubungan yang membuat KAP itu tidak
independen.

MENERIMA ATAU MENOLAK KLIEN?


Dalam mengambil keputusan mengenai client acceptance dan client retention pada dasarnya KAP
membuat keputusan bisnis dengan pertimbangan bisnis dan perhitungan risiko bisnis. Menerima klien
baru ada risiko bisnis, tidak menerima klien itu juga ada risiko bisnisnya. Mempertahankan klien lama
ada risiko bisnis, menolak melanjutkan klien itu juga ada risiko bisnisnya.

"Menerima atau Menolak Klien" (client acceptance dan client retention atau
clientcontinuance) erat hubungannya dengan titik kritis berikutnya, yakni "Memahami BisnisKlien dan
Industrinya" (understanding client's business and industry).
MEMAHAMI BISNIS KLIEN DAN
INDUSTRINYA
MEMAHAMI BISNIS KLIEN DAN
INDUSTRINYA
MEMAHAMI BISNIS KLIEN DAN
INDUSTRINYA
MEMAHAMI BISNIS KLIEN DAN
INDUSTRINYA
MATERIALITAS
"Besarnya suatu kealpaan atau salah saji dalam
informasi akuntansi, yang dalamkeadaan di mana
perusahaan berada, mungkin membuat seorang
"normal" yangmengandalkan informasi tadi berubah
pikiran atau terpengaruh oleh kealpaanatau salah saji
tersebut."
MATERIALITAS
beberapa penjelasan dengan contoh akan diberikan:
1. Omission or misstatement diterjemahkan dengan "kealpaan atau salah saji".Kealpaan di sini diartikan
sebagai sesuatu yang seharusnya ada, tetapi ditiadakan.Contoh: perusahaan mempunyai utang kepada
100 kreditor sejumlah Rp 100miliar, tiga kreditor di antaranya dengan tagihan sebesar Rp20 miliar,
tidakdisajikan (diabaikan, atau omitted). Omission ini sekaligus mengakibatkan salahsaji, yakni utang
menjadi kerendahan (understated) sebesar Rp20 miliar.
2. A reasonable person (diterjemahkan sebagai "seorang normal" adalah orangyang tidak mengetahui
keadaan keuangan perusahaan, dan mengandalkaninformasi yang diberikan kepadanya. Ia tidak
mengada−ada, sikapnya wajar−wajar saja. Tetapi kalau ia mengetahui ada kealpaan atau salah saji, dia
berubahpikiran. Misalnya, dalam contoh di atas, dia tidak lagi menganggap perusahaanmemberikan
informasi yang wajar karena utang kerendahan Rp20 miliar.Atau reasonable person tadi terpengaruh
3. (inƒluenced). Terjemahan yang lebihtepat ialah, tersesat; informasi yang diterimanya menyesatkan.
Contoh, orang ituingin memutuskan apakah menanam dalam saham perusahaan itu atau tidak.Kalau
informasi yang diterimanya menunjukkan bahwa utang perusahaan kecilatau laba perusahaan besar
(yang sesungguhnya tidak demikian), ia terpengaruh(tertipu, tersesat) oleh informasi itu.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai