Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Fasilitas Layanan Penitipan

Anak Terhadap Partisipasi Angkatan


Kerja Perempuan Menikah

I Komang Putra
I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi
Anak Agung Istri Krisna Gangga Dewi
Introductions
Perempuan menghabiskan waktu tiga kali lipat lebih banyak daripada laki-laki dalam mengurus pekerjaan di
rumah (United Nations, 2019). Beban pekerjaan rumah tangga yang tinggi menyebabkan kesempatan Perempuan
berpartisipasi dalam Angkatan kerja menjadi kecil. Hal tersebut menjadi isu penting di negara berkembang karena
merupakan bagian dari upaya nasional untuk mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan semua perempuan, dan mempromosikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan
penuh dan produktif, dan pekerjaan yang layak.

Data yang tidak mengejutkan namun mengkhawatirkan adalah proporsi tingkat partisipasi angkatan kerja
secara global untuk perempuan saat ini di bawah 47 persen, sedangkan untuk laki-laki mencapai 72 persen (ILO,
2023). Ini merupakan jurang besar yang harus diatasi dalam mencapai tujuan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan serta kesempatan yang seimbang untuk semua. Sekilas Indonesia dapat berbangga karena tingkat
partisipasi kerja perempuan di Indonesia tergolong salah satu yang tertinggi di Asia yaitu 53 persen, namun ironi
angka ini tidak berubah bahkan selama tiga dekade terakhir. Tingkat partisipasi kerja perempuan di Indonesia
bertahan di kisaran 53 persen, berbeda dengan laki-laki yaitu 81 persen.

R PA
Becker (1965), dalam teori alokasi waktu, menyatakan bahwa individu mengalokasikan waktu
Theoretical mereka untuk berbagai aktivitas, termasuk bekerja. Keputusan mereka untuk terlibat dalam angkatan kerja
adalah keputusan tentang berapa banyak waktu luang yang mereka relakan untuk bekerja. Karena waktu
luang adalah sumber daya yang terbatas, semakin banyak waktu yang mereka alokasikan untuk bekerja,
semakin sedikit waktu luang yang tersisa karena keterbatasan sumber daya ini. Namun, waktu yang
dihabiskan untuk bekerja akan menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk konsumsi. Dengan
kata lain, penawaran tenaga kerja merupakan konsekuensi dari pengorbanan waktu luang.

Keputusan perempuan untuk terlibat dalam pasar tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor
lainnya. Suami, sebagai kepala keluarga, memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan perempuan
yang sudah menikah untuk bekerja di Indonesia. Tingkat pendidikan suami juga memiliki dampak besar
karena dapat memengaruhi peluang pekerjaan yang layak dan penghasilan yang tinggi. Selain itu, jenis
pekerjaan suami juga dapat memengaruhi keputusan perempuan yang sudah menikah untuk bekerja.
Faktor-faktor seperti pendidikan, usia, lokasi tempat tinggal, jumlah anak di bawah lima tahun, dan
bantuan pengasuhan anak juga dapat memengaruhi keputusan perempuan yang sudah menikah untuk
berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja.

R PA
Methods Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk
asosiatif dengan subjeknya adalah perempuan menikah yang
bekerja dan menggunakan fasilitas penitipan anak atau daycare.
Cakupan wilayah dari penelitian ini yakni Kota Denpasar dengan
objek yang diteliti yaitu pemanfaatan daycare atau fasilitas
penitipan. Jenis data pada penelitian ini merupakan data primer
kuantitatif. Dalam penelitian ini, metode penentuan sampel yang
digunakan menggunakan teknik insindental sampling. Sampel
yang digunakan adalah perempuan dengan status menikah yang
bekerja dan menggunakan fasilitas penitipan anak/daycare. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Uji Regresi Linier Berganda.
TERIMAKASIH

I Komang Putra
I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi
Anak Agung Istri Krisna Gangga Dewi

Anda mungkin juga menyukai