KAJIAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Aspirasi Karir
a. Pengertian Aspirasi Karir
Seorang remaja yang sedang beranjak ke dewasa awal
tentunya memiliki beberapa tugas perkembangan. Super (1996)
menjelaskan bahwa remaja yang berada pada usia 15-24 tahun
berada pada fase eksplorasi. Pada fase ini remaja akan
mengeksplorasi karirnya namun mereka belum mampu mengambil
sebuah keputusan untuk karirnya. Sering sekali pada fase ini tidak
realistis dikarenakan kurangnya pengalaman yang dilalui oleh
remaja. Namun demikian, remaja sudah dapat merencanakan
karirnya yang didasari oleh minat, kemampuan dan nilai-nilai yang
diperjuangkannya (Hidayat, Cahyawulan, & Alfan, 2019).
Menurut Hurlock (1980) pemilihan dan persiapan karir
merupakan tugas utama pada remaja, dikarenakan karir seseorang
akan menentukan kehidupannya. Setelah seseorang memiliki
orientasi karir yang baik dan matang maka selanjutnya adalah
membuat rencana dalam berprestasi serta mencapai posisi yang
tinggi dalam pekerjaan, inilah yang disebut dengan aspirasi karir.
Aspirasi karir berada pada fase eksplorasi. Aspirasi karir
merupakan proses perkembangan karir yang dimana individu harus
membuat keputusan karirnya yang hendak dipilih dan ditapaki
(Pandia & Weny, 2007). Menurut Epperson, Kahn dan Nauta
(Smulders, 2007) menjelaskan bahwa aspirasi karir merupakan
sejauh mana seseorang bercita-cita untuk mendapatkan posisi
kepemimpinan atau keberhasilan dalam pilihan pekerjaan mereka.
Aspirasi karir merefleksikan keinginan atau ambisi untuk
memperoleh pekerjaan di bidang yang diminati. Aspirasi karier
dipandang perlu untuk memotivasi remaja dalam mengembangkan
karier. Aspirasi karir menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
6
7
1) Peran Gender
Pemilihan karir banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah jenis kelamin/gender. Faktor ini banyak
dipengaruhi oleh lingkungan. Menurut Hurlock (1980) anak
laki-laki dan anak perempuan memiliki beban tanggung jawab
yang berbeda. Anak laki-laki memiliki tanggung jawab terhadap
keluarganya sedangkan anak perempuan tidak memiliki
tanggung jawab terhadap keluarganya. Hal tersebut banyak
dipengaruhi pula oleh budaya yang melekat.
2) Status Sosial-Ekonomi
Dalam merencanakan karir, keluarga turut diikut sertakan
sebagai salah satu faktor tinggi-rendahnya aspirasi karir
seseorang. Penghasilan orang tua serta daerah tempat tinggal
merupakan hal yang mempengaruhi aspirasi karir (Yusuf,
Daharnis, & Sulisyawati, 2017). Keluarga yang berasal dari
keluarga yang berkecukupan lebih memilih untuk bercita-cita
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih profesional
dibandingkan keluarga dengan pendapatan lebih rendah (Ma &
Wang, 2001).
3) Ras/Etnis
Adanya perbedaan kebudayaan antar etnis akan membangun
sebuah kepribadian yang akan menentukan sikap, perilaku, nilai
dan juga orientasi hidup. Termasuk dalam menghasilkan
perbedaan orientasi pada karir individu seseorang. Suatu
ideologi kebudayaan yang dipegang pada masing-masing etnis
akan menghasilkan cara pandang yang berbeda-beda terhadap
karir (Amin, 2015).
4) Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Orang tua
Orang tua merupakan merupakan guru pertama bagi anak untuk
menjalankan kehidupannya. Dengan demikian, maka anak akan
banyak mendapatkan pengaruh dari orang tua dalam
perencanaan karirnya. Orang tua yang berlatar belakang
9
C. Kerangka Berpikir
Peserta didik terutama seorang remaja memiliki tugas perkembangan
yang seharusnya dipenuhi. Transisi dari masa remaja menuju dewasa awal ini
merupakan masa-masa penting bagi remaja untuk menentukan masa
depannya.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dipaparkan maka hipotesis dalam
penelitian ini yaitu:
1. Terdapat perbedaan aspirasi karir pada peserta didik perempuan dan
laki-laki
2. Terdapat perbedaan aspirasi keberhasilan pada peserta didik perempuan
dan laki-laki
3. Terdapat perbedaan aspirasi kepemimpinan pada peserta didik
perempuan dan laki-laki