Anda di halaman 1dari 20

Materi 7

Hipotesis
Jenis Kuantitatif
• Perlu mengetahui dulu, perbedaan judul penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
• Judul penelitian kuantitatif disusun berdasarkan
hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu
hubungan antara dependent variable (variabel
terikat) dan Independent Variable (variabel bebas).
Contoh:
Pengaruh Status sosial Ekonomi terhadap Partisipasi
Pemilih dalam Pemilu Legislatif Kota Semarang Tahun
2013
Hubungan antara Status sosial Ekonomi dengan
Partisipasi Pemilih dalam Pemilu Legislatif Kota
Semarang Tahun 2013
• Pengaruh pendidikan terhadap kesadaran
hukum berlalulintas di Jalan Raya
• Hubungan pendidikan dengan kesadaran
hukum berlalulintas di Jalan Raya
• Pengaruh Upah terhadap prestasi kerja
karyawan Hotel Kampus UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
• Hubungan Upah dengan Prestasi kerja bagi
karyawan Hotel Kampus UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
• Implementasi UU tentang lalu lintas di Di
Yogyakarta
• Pola Asuh di Panti Asuhan Sekar langit
Yogyakarta
Rumusan Masalah
• Apakah ada pengaruh Status sosial Ekonomi
terhadap Partisipasi Pemilih dalam Pemilu
Legislatif Kota Semarang Tahun 2013?
• Bagaimana pengaruh Status sosial Ekonomi
terhadap Partisipasi Pemilih dalam Pemilu
Legislatif Kota Semarang Tahun 2013?
• Apakah ada Hubungan antara pendidikan
dengan kesadaran hukum berlalulintas di Jalan
Raya pertigaan UIN?
Perumusan Hipotesis
• Tahapan lanjut dari perumusan masalah
penelitian dan studi pustaka adalah perumusan
hipotesis penelitian.
• Hipotesis adalah jawaban permasalahan
sementara yang bersifat dugaan (asumsi). Dugaan
ini harus dibuktikan kebenarannya melalui data
empiris (fakta lapangan). Hipotesis bisa benar
terbukti atau tidak terbukti menurut dukungan
fakta hasil penelitian lapangan (field research).
Fungsi Hipotesis:
• Oleh karena hipotesis merupakan jawaban awal dari
pemecahan masalah, maka hipotesis dapat berfungsi
sebagai arah atau acuan proses pengumpulan data,
analisa data dan pengambilan kesimpulan.
• Memperjelas tujuan penelitian yang hendak dicapai
• Memberi batasan ruang lingkup penelitian yang bisa
mengakibatkan penelitian meluas, salah arah dan
tidak fokus.
Kriteria Rumusan Hipotesis:
•disusun atas dasar hasil aktifitas identifikasi masalah
dan studi pustaka.
•dirumuskan dengan kalimat pernyataan, sederhana,
jelas, tegas dan lugas (mudah dipahami).
•dirumuskan dalam pernyataan hubungan variabel
•dirumuskan dengan kata awal “jika, apabila...”,
kemudian dilanjutkan dengan kata penyambung
“maka...”
•mempertimbangkan kemampuan sumber dana, waktu
dan tenaga.
Jenis Hipotesis:
1.Hipotesis Kerja menyatakan adanya hubungan,
pengaruh atau perbedaan antara variabel satu dengan
lainnya. Ada hubungan/pengaruh/perbedaan antara
vaiabel X dan Y. Hipotesis Kerja sering juga disebut
Hipotesis Alternatif (Ha) dirumuskan sbb:
a. Jika orang berolahraga secara teratur maka badanya
akan sehat
b. Ada perbedaan antara cara berpakaian warga
pedesaan dan perkotaan
c. Ada pengaruh pola asuh terhadap kenakalan remaja
2. Hipotesis Nol (Ho) menyatakan tidak adanya
hubungan, pengaruh atau perbedaan antara variabel
satu dengan lainnya. Tidak ada
hubungan/pengaruh/perbedaan antara variabel X dan
Y, dirumuskan sebagai berikut:
a. Tidak ada pengaruh kendaraan yang digunakan ke
kampus terhadap IP
b. Tidak ada perbedaan antara warga miskin dan kaya
dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai
warganegara.
Catatan: Tidak semua penelitian menggunakan hipotesis,
terutama penelitian yang tidak menunjukkan
hubungan/pengaruh/perbedaan antara dua variabel atau lebih,
seperti penelitian eksploratif atau deskriptif
Populasi dan Sampel Penelitian
Langkah-Langkah Penentuan Sampel:
• Tentukan luas, besaran atau jumlah populasi. Besaran
Populasi dapat ditentukan melalui batasan judul penelitian.
Misalnya, Mahasiswa Yogyakarta dibatasi dengan cukup
mahasiswa UIN, mahasiswa Fakultas Hukum atau mahasiswa
jurusan.
• Kenali Kualitas Anggota Populasi. Perlu memahami apakah
ciri-ciri para anggota populasi homogen atau heterogen. Jika
homogen, sampel yang kecil sudah bisa dipandang mewakili;
sebaliknya kalau heterogen, sampel yang diambil harus lebih
luas dan mewakili setiap kelompok sosial.
• Tetapkan jumlah sampel. Tidak acuan pasti
tentang jumlah sampel. Namun, sejumlah
pakar memberikan gambaran bahwa jumlah
sampel tidak boleh kurang dari 10% (Masri
Singarimbun dan Sofian Efendi). Populasi
dengan jumlah kurang dari 100, jumlah
sampel yang diambil sebanyak 50%, tapi bila
populasi lebih dari 1000, maka jumlah sampel
yang diambil, 15% sudah cukup mewakili.
Selain itu, pengambilan sampel juga bisa
dilakukan dengan mengikuti rumus.
Teknik Pengambilan Sampel

Probability Sampling (Random Sampling)


• Simple Random Sampling : setiap anggota
populasi memiliki kesempatan yang sama,
karena relatif homogen Pengambilan sampel
dilakukan dengan Acak sederhana (undian).
• Stratified Random Sampling: populasi dibagi
dalam berbagai kelompok berdasarkan strata
dengan karakter heterogen. Sebelum
pengambilan sampel, populasi perlu
dikelompokkan ke dalam strata agar
mencerminkan keterwakilan.
• Cluster Random Sampling: populasi dibagi
dalam beberapa kelompok berdasarkan
wilayah dari anggota populasi. Subyek
penelitian dikelompokkan berdasarkan
area/domisili.
Non-probability Sampling (Non-Random Sampling)

• Purposive Sampling: Sampel yang dipilih berdasarkan


kriteria atau ciri-ciri tertentu dari anggota populasi
yang diharapkan memiliki informasi akurat.
• Snowball Sampling: berdasarkan informasi yang
diperoleh dari dua atau tiga responden sebelumnya
untuk dikembangkan sedemikian rupa bagaikan bola
salju.
• Quota Sampling: Sampel yang dilakukan dengan cara
menentukan jumlah sampel yang diperlukan.
Angket (Kuesioner):
•Sejumlah pertanyaan tertulis yang disiapkan untuk dijawab oleh
responden
•Format Angket: (1) Bagian Awal berisi tentang judul penelitian, identitas
tim peneliti dan kata pengantar yang menjelaskan tentang petunjuk
mengisi atau memberi jawaban bagi responden; (2) Bagian Isi terdiri dari:
a.pertanyaan pendahuluan yang berisi identitas responden (nama,
alamat, dan sebagainya). b. Pertanyaan Ciri demografi (umur, pekerjaan,
pendidikan, agama dan sebagainya. c. Pertanyaan inti yang meliputi
pendapat, sikap, persepsi dan sebagainya. (3) Bagian akhir berisi tentang
pesan atau saran dari responden
Model Pertanyaan dalam Angket
1. Tertutup: pertanyaan yang sudah disiapkan
jawabannya
P: Berapa penghasilan anda perbulan?
J: (a) kurang dari 1 jt
(b) 1 jt s/d 2 jt
(c) 2 jt s/d 3 jt
(d) 3 jt s/d 4 jt
(e) 4 jt s/d 5 jt
(f) Lebih besar dari 5 Jt
2. Terbuka: pertanyaan yang tidak disediakan
jawabannya untuk memberi kebebasan kepada
responden.
P: Berapa penghasilan anda perbulan?
J: .................
3. Semi Terbuka: Pertanyaan yang menyediakan
jawaban alternatif disamping terbuka.
P: Siapa yang membiayai pendidikan anda?
J: (a) Orangtua kandung
(b) Saudara kandung
(c) saya sendiri
(d) lainnya (sebutkan)
4. Gabungan terbuka dan tertutup
P: Apakah anda pernah mendengar atau
membaca metode belajar baca al-Quran praktis?
J: (a) pernah
(b) belum pernah
Kalau pernah, sebutkan metodenya!

Anda mungkin juga menyukai