Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS INVESTASI

Dian Widyantini
Kategori Aset

Current asset

NonCurrent asset

ALK - dw 2
Current Asset

 Aset lancar diharapkan untuk dijual, dikumpulkan, atau digunakan dalam waktu satu
tahun atau satu siklus operasi.
 Contoh: kas, setara kas, piutang jangka pendek, surat berharga jangka pendek,
persediaan, dan biaya dibayar di muka.
 Kelebihan aset lancar terhadap kewajiban lancar merupakan modal kerja bagi
perusahaan.

ALK - dw 3
Siklus Operasi

ALK - dw 4
Cash & Cash Equivalent

 Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid, dengan pertimbangan
mudah dikonversi menjadi uang tunai dan sudah hampir jatuh tempo sehingga
memiliki risiko minimal terhadap perubahan harga, serta pergerakan suku bunga.
Investasi ini biasanya memiliki jangka waktu tiga bulan atau kurang.
 Setara kas sering kali berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk
kelebihan uang tunai.
 Terkait dengan kas dan setara kas adalah konsep likuiditas.
 Pertimbangan lain:
1. Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas.
2. Kas dan setara kas dibutuhkan sebagai saldo kompensasi (compensating
balances) untuk mendukung perjanjian pinjaman atau jaminan utang.

ALK - dw 5
RECEIVABLES

ALK - dw 6
Receivables

 Piutang adalah jumlah yang harus dibayarkan kepada perusahaan yang timbul dari
penjualan produk atau jasa, atau dari uang muka (peminjaman uang) kepada
perusahaan lain.
1. Piutang usaha.
2. Piutang wesel.
3. Piutang lain-lain sering kali memerlukan pengungkapan terpisah berdasarkan
sumbernya, termasuk piutang dari perusahaan afiliasi, pejabat perusahaan,
direktur perusahaan, dan karyawan.

ALK - dw 7
Penilaian Piutang

 Analisis piutang menjadi penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus
laba perusahaan.
 Risiko dalam analisis bahwa pengalaman masa lalu mungkin tidak dapat menjadi
alat prediksi kerugian di masa depan. Kerugian dengan piutang dapat menjadi
besar dan mempengaruhi aset lancar serta laba bersih saat ini dan masa depan.
 Dalam praktiknya, perusahaan melaporkan piutang sebesar nilai realisasi bersih—
total jumlah piutang dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.
 Piutang tak tertagih mengurangi penyisihan (sering dilaporkan sebagai pengurang
piutang dalam neraca), dan perkiraan kerugian dimasukkan dalam beban
operasional saat ini.

ALK - dw 8
Analisis Piutang

Risiko kolektibilitas

Keaslian piutang

Sekuritisasi piutang

ALK - dw 9
Risiko Kolektibilitas

 Informasi lengkap untuk menilai risiko penagihan piutang biasanya tidak disertakan
dalam laporan keuangan. Alat analisis untuk menyelidiki kolektibilitas meliputi:
1. Membandingkan persentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing
dengan perusahaan yang sedang dianalisis.
2. Memeriksa konsentrasi pelanggan—risiko meningkat ketika piutang terkonsentrasi
pada satu atau beberapa pelanggan.
3. Menyelidiki tren rata-rata periode penagihan piutang dibandingkan dengan
persyaratan kredit yang lazim untuk industri.
4. Menentukan porsi piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangn dari
piutang sebelumnya.

ALK - dw 10
Sekuritisasi Piutang

 Masalah analisis penting lainnya muncul ketika sebuah perusahaan menjual seluruh
atau sebagian piutangnya kepada pihak ketiga yang biasanya membiayai penjualan
dengan menjual obligasi ke pasar modal.
 Praktik ini disebut anjak piutang (factoring) atau sekutitisasi.
 Piutang dapat tidak disajikan dalam neraca hanya jika perusahaan menyerahkan
seluruh kendali atas piutang kepada pembeli. Hal ini berarti bila pembeli memiliki
salah satu jenis recourse maka perusahaan yang menjual piutang harus mencatat
aset maupun kewajiban kompensasi,
 Sekuritisasi piutang seringkali juga dilakukan dengan SPE.

ALK - dw 11
ALK - dw 12
Beban Dibayar Di Muka

 Beban dibayar di muka adalah pembayaran di muka atas jasa atau barang yang
belum diterima. Contoh: pembayaran di muka untuk sewa, asuransi, utilitas, dan
pajak properti.
 Biaya dibayar di muka biasanya diklasifikasikan dalam aset lancar karena
mencerminkan jasa yang jatuh tempo yang sebaliknya memerlukan penggunaan
aset lancar.

ALK - dw 13
INVENTORY

ALK - dw 14
Akuntansi dan Penilaian Persediaan

• Persediaan adalah barang yang


disimpan untuk dijual sebagai bagian
dari operasi bisnis normal
perusahaan.
• Pentingnya metode penetapan biaya
untuk persediaan disebabkan oleh
dampaknya terhadap laba bersih dan
penilaian aset.

 Persamaan persediaan:

ALK - dw 15
LONG TERM ASSETS

ALK - dw 16
Akuntansi Aset Jangka Panjang

 Aset merupakan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan yang diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa
lampau (SFAS 6).
 Akuntansi aset jangka panjang bukan merupakan konsep penilaian melainkan
merupakan proses alokasi biaya sepanjang waktu.

ALK - dw 17
Aktivitas yang terkait

Kapitalisasi

Alokasi

Penurunan nilai

ALK - dw 18
Kapitalisasi

 Kapitalisasi adalah proses pengangguhan biaya yang terjadi pada periode berjalan,
tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode di masa
depan.
 Suatu biaya dapat dikapitalisasi dengan kriteria berikut:
 Aset harus berasal dari transaksi atau kejadian masa lalu.
 Aset harus menghasilkan kemungkinan manfaat masa depan yang dapat
diidentifikasikan dan layak.
 Aset memberikan pemiliknya pengendalian atas manfaat masa depan.

 Salah satu masalah dalam proses aluntansi adalah kapitalisasi biaya


pengembangan software.

ALK - dw 19
Alokasi

 Alokasi adalah proses pembebanan biaya tangguhan (aset) secara periodic


sepanjang satu atau lebih periode manfaat yang diharapkan.
 Alokasi biaya disebut penyusutan ketika diterapkan pada aset tetap berwujud,
amortisasi bila diterapkan pada aset tidak berwujud, dan deplesi bila diterapkan
pada sumber daya alam.
 Alokasi biaya adalah sebuah proses untuk mencocokkan biaya aset dengan
manfaatnya—bukanlah merupakan proses penilaian.
 Tiga faktor menentukan jumlah alokasi biaya: masa manfaat, nilai sisa, dan metode
alokasi.

ALK - dw 20
Penurunan Nilai (Imparment)

 Penurunan nilai merupakan proses penurunan nilai buku aset saat arus kas yang
diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang masih tercatat pada
neraca,
 Ketika arus kas yang diharapkan (tidak didiskontokan) lebih kecil dari nilai tercatat
asset (biaya dikurangi akumulasi penyusutan), aset perlu diturunkan nilainya dan
dicatat sebesar nilai pasar wajar.
 Dampaknya adalah mengurangi nilai tercatat aset pada neraca dan mengurangi
profitabilitas dengan jumlah yang sama. Nilai wajar aset tersebut kemudian menjadi
biaya baru dan disusutkan selama sisa masa manfaatnya.

ALK - dw 21
 Terdapat dua distorsi yang timbul dari penurunan nilai aset:
1. Bias konservatif mendistorsi penilaian aset jangka panjang karena nilai aset
dapat diturunkan namun tidak dapat dinaikkan.
2. Pengukuran penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang
mendistorsi laba bersih sementara berpotensi untuk meningkatkan kegunaan
nilai aset pada neraca.

ALK - dw 22
PLANT ASSET AND
NATURAL RESOURCES

ALK - dw 23
Penilaian

Properti, Bangunan, dan Peralatan Sumber Daya Alam

 Prinsip biaya historis digunakan untuk  Juga disebut aset yang dihabiskan
menilai aset tetap. (wasting asset).
 Alasan:  Karakteristik SDA:
1. Konservatisme. 1. Pemindahan hak konsumsi asset,
2. Akuntabilitas. 2. Penggantian aset hanya melalui
3. Objektivitas. proses alamiah.

ALK - dw 24
Penyusutan

 Tingkat penyusutan tergantung pada:


1. Masa manfaat.
2. Metode alokasi.

 Metode Alokasi
1. Garis lurus (straight - line).
2. Dipercepat (accelerated).

ALK - dw 25
Metode Garis lurus

Suatu aset senilai $110.000, dengan masa manfaat 10 tahun dan


nilai sisa sebesar $10.000. Setiap tahun akan dibebankan
sepersepuluh dari biaya aset dikurangi nilai sisa, yaitu:
$110.000 - $10.000)/10 tahun = $ 10.000

ALK - dw 26
Metode Dipercepat

 Daya tarik metode ini untuk tujuan pajak adalah percepatan alokasi biaya dan
berikut penangguhan laba kena pajak.
 Konsep yang mendukung bahwa beban penyusutan yang semakin mengecil
sepanjang waktu adalah kompensasi dari:
1. Peningkatan biaya perbaikan dan perawatan.
2. Penurunan pendapatan dan efisiensi operasi.
3. Peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset berumur di masa depan
(karena keusangannya).

 Metode dipercepat yang umum digunakan adalah saldo menurun dan jumlah angka
tahun.

ALK - dw 27
ALK - dw 28
Deplesi

 Merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan atau
produksi.
 Perbedaan dengan penyusutan: deplesi adalah alokasi biaya berdasarkan unit yang
dieksploitasi dari sumber daya alam seperti batubara, minyak, kayu.
 Ilustrasi: jika deposit bijih besi berharga $5 juta dan diperkirakan unit yang
dihasilkan 10 juta ton, maka tingkat deplesi bijih besi per ton yang ditambang
adalah $0,50. Produksi dan penjualan 100.000 ton menghasilkan biaya deplesi
sebesar $50.000 dan saldo bersih di akun aset pada akhir tahun sebesar $4,95
juta.

ALK - dw 29
 Menganalisis penyusutan memerlukan evaluasi kecukupan. Ukuran yang dimaksud:
 Total masa manfaat rata-rata = Aset kotor pabrik dan peralatan/Beban
penyusutan tahun berjalan
 Umur rata-rata = Akumulasi penyusutan/Beban penyusutan tahun berjalan
 Sisa umur rata-rata= Aset bersih pabrik dan peralatan/Beban penyusutan tahun
berjalan

 Ukuran lain yang berguna dalam analisis adalah:


 Rata-rata total masa hidup = Umur rata-rata- Sisa umur rata-rata

ALK - dw 30
INTANGIBLE ASSETS

ALK - dw 31
 Merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau pengendalian.
 Karakteristik: tingginya ketidakpastian masa manfaat dan tidak ada wujud fisik.

ALK - dw 32
Akuntansi Aset Tak Berwujud

1. Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi, merupakan aset tak berwujud yang
dapat diidentifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau keistimewaan
selama periode manfaat yang terbatas. Contoh: paten, merek, franchises.
Perusahaan mencatat sebesar biayanya dan mengamortisasi biaya sepanjang
periode manfaat.

2. Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi, merupakan aset yang dapat
dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasidan
sering kali memiliki masa manfaat tak terhingga. Contoh: aset litbang, iklan, dan
goodwill.

 Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud, maka biaya ini selanjutnya diamortisasi
sepanjang periode masa manfaat.

ALK - dw 33
ALK - dw 34
Revaluasi Aset Menurut IFRS

 Di Amerika Serikat, aset operasional—baik berwujud maupun tidak berwujud—


dilaporkan pada neraca pada harga yang lebih rendah antara biaya atau nilai pasar.
Biasanya, aset dilaporkan pada biaya historis dikurangi akumulasi penyusutan.
 Namun, semua aset bersifat periodic diperiksa penurunan nilainya dan dicatat
sebesar nilai wajarnya jika penurunan nilai telah terjadi.
 IFRS mengambil langkah besar dari tradisi konservatisme. Perusahaan dapat
memilih untuk melaporkan aset operasi—berwujud atau tidak berwujud—di bawah
model revaluasi. Model revaluasi memungkinkan perusahaan untuk melakukan
revaluasi secara berkala menilai kembali aset dan melaporkannya pada nilai wajar,
meskipun dalam jumlah yang dinilai kembali lebih tinggi dari nilai penyusutan aset
tersebut.

ALK - dw 35

Anda mungkin juga menyukai