ANALISIS
TERHADAP ASET
JANGKA PANJANG
KELOMPOK 4 / KELAS I
• Merupakan pembebanan cost secara periodik • Terjadi jika arus kas yang diharapkan lebih
sepanjang periode manfaat yang diharapkan. kecil dibandingkan nilai tercatat aset sehingga
aset perlu diturunkan nilainya dan dinyatakan
• Alokasi cost disebut penyusutan atau sebesar nilai pasar wajar (nilai diskonto arus
kas yang diharapkan).
depresiasi jika terkait aset tetap, amortisasi
jika digunakan untuk aset tak berwujud, dan • Dampaknya adalah untuk mengurangi nilai
deplesi jika terkait dengan sumber daya tercatat aset pada neraca dan mengurangi
alam. profitabilitas sebesar jumlah yang sama.
• Harus diingat bahwa alokasi cost merupakan • Perlu diperhatikan bahwa penurunan nilai
proses untuk mengaitkan cost dengan masih merupakan proses alokasi. Penurunan
manfaatnya dan bukan merupakan proses nilai aset diakui saat ekspetasi manajer
penilaian. Nilai tercatat aset (nilai kapitalisasi mengenai manfaat aset dimasa yang akan
datang lebihkecil dari nilai tercatat aset.
dikurangi alokasi) tidak perlu mencerminkan
nilai wajar (pasar). • Hal ini menghasilkan penghapusan langsung
dengan tujuan untuk dapat mengaitkan lebih
• Faktor yang mempengaruhi alokasi cost yaitu baik alokasi cost di masa yang akan datang
masa manfaat, nilai sisa dan metode alokasi dengan manfaat masa depan
DAMPAK KAPITALISASI DAN PEMBEBANAN TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN DAN RASIO KEUANGAN
• Dampak kapitalisasi terhadap laporan keuangan :
1. Kapitalisasi menangguhkan pengakuan beban. Hal ini berarti kapitalisasi menghasilkan
laba lebih tinggi selama periode perolehan tetapi laba yang lebih rendah pada periode
berikutnya jika menggunakan pembebanan langsung.
2. Kapitalisasi menghasilkan laba lebih merata (income smoothing).
• Kapitalisasi mempengaruhi pembilang (laba) maupun penyebut (invetasi) untuk rasio
keuangan tingkat pengembalian investasi (return on investment-ROI). Sebaliknya,
membebankan biaya menghasilkan penyebut (investasi) yang lebih rendah dan
meningkatkan pembilang (laba) dengan digunakannya penyebut yang lebih kecil sehingga
mengarah pada rasio ROI yang lebih berfluktuasi dan kurang bermanfaat
• Pembebanan cost langsung mempengaruhi rasio solvabilitas seprti rasio utang terhadap
ekuitas (debt to equity) menjadi lebih buruk karena pembebanan cost langsung menyebabkan
ekuitas dinyatakan terlalu rendah untuk perusahaan yang memiliki aset produktif.
ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM
Property, plant and equipment atau aset tetap merupakan asset berwujud tak
lancar (non-current tangible assets) yang digunakan dalam proses manufaktur,
penjualan, atau jasa untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas selama lebih
dari satu periode akuntansi.
Aset ini diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas operasional dan bukan untuk
dijual pada aktivitas utama perusahaan.
Property terkait dengan cost of real estate, plan mengacu pada building dan
operating structure, dan equipment mengacu pada mesin yang digunakan dalam
aktivitas operasional. Property, plant, and equipment disebut juga productive assets,
capital assets atau fixed assets.
ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam ( natural resources ) atau aset habis pakai (wasting assets)
merupakan hak untuk mengambil atau mengkonsumsi sumber daya alam, seperti hak
untuk menabung, menebang kayu , mengambil gas alam dan minyak.
Dua karakteristik penting sumber daya alam yaitu :
• Pemindahan konsumsi asset
• Penggantian asset hanya melalui proses natural
Seringkali terdapat biaya yang cukup tinggi untuk menemukan sumber daya alam yang
biasanya tidak langsung diakui. Sebaliknya, biaya ini ada yang langsung dibebankan saat
sumber daya tersebut kemudian dipindahkan, dikonsumsi, atau dijual. Perusahaan
biasanya mengalokasikan cost sumber daya alam pada jumlah estimasi unit cadangan
yang tersedia, Proses alokasi ini dinamakan deplesi (depletion).
Perbedaan deplesi dan penyusutan adalah bahwa penyusutan merupakan alokasi cost
asset produktif sepanjang waktu sementara deplesi merupakan alokasi cost berdasarkan
unit yang diekploitasi dari sumber daya alam
PERMASALAHAN DALAM ASET TETAP
1. Cost basis vc Market Value.
2. Kriteria kapitalisasi
3. Pengeluaran untuk perbaikkan atau perawatan aset tetap
untuk menjaga manfaat ekonomi dan mempertahankan
standar kinerja diakui sebagai beban.
ANALISIS ASET TETAP DAN SUMBER DAYA
ALAM
Penilaian aset tetap dan sumber daya alam menekankan objektivitas biaya historis,
prinsip konservatisme, dan akuntansi atas uang yang diinvestasikan pada aset
tersebut. Tidak ada pengakuan kebutuhan pemakai yang jelas dalam penilaian aset
ini. Sebaliknya, pembuat laporan keuangan seringkali berpendapat bahwa neraca
tidak di tujukan untuk mencerminkan nilai pasar. Biaya historis sangat tidak
relevan dalam penilaian nilai pengganti (replacement value) dan dalam
menentukan kebutuhan aset operasional di massa yang akan datang. Biaya historis
juga tidak dapat dibandingkan untuk beberapa laporan keuangan perusahaan, dan
tidak terlalu bermanfaat untuk mengukur biaya kesempatan (opportunity cost) atas
pelepasan aset atau dalam menilai kegunaan alternatif dana. Lebih jauh lagi, biaya
historis mencerminkan gabungan pengeluaran yang mencerminkan daya beli yang
berbeda.
INTANGIBLES ASSETS
Aset tak berwujud (intangible assets) merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat
kepemilikan atau pengendalian. Karakteristik aset tak berwujud adalah :
• Tingginya ketidakpastian masa manfaat dan tidak adanya wujud fisik, seperti
goodwill, patent, copyrights, merk dagang, leases, leaseholds, leasehold
improvements, hak eksplorasi, natural resources development costs, special
formulas, proses, teknologi, desain, lisensi, franchises.
Perbedaan penting antara aset tak berwujud dan aset tidak berwujud yaitu jika
perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja untuk menciptakan aset
berwujud, perusahaan akan mengkapitalisasi biaya ini dan menyusutkan
sepanjang masa manfaat.
INDENTIFIABLE & UNIDENTIFIABLE
INTANGIBLES
IDENTIFIABLE INTANGIBLES UNIDENTIFIABLE INTANGIBLES