NIM : 21309141024
Kelas : Statistika G 2021
1. Tugas Pengertian Aset, beserta profit, perhitungan, institusi terkait, kelebihan dan
kekurangan.
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh individu atau perusahaan yang
diharapkan dapat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Dalam konteks
akuntansi, aset merupakan bagian dari aktiva yang tercatat dalam laporan neraca dan nilainya
dibandingkan dengan jumlah pasiva, yang melibatkan liabilitas dan ekuitas. Meskipun istilah
"aset" sering digunakan untuk merujuk pada barang milik seseorang, kenyataannya,
kepemilikan penuh tidak selalu diperlukan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin
memiliki mesin operasional yang sepenuhnya dibiayai melalui pinjaman. Meskipun
kepemilikan mesin tersebut didanai sepenuhnya oleh hutang, mesin operasional tersebut masih
dianggap sebagai aset. Namun, perusahaan akan mencatat pembayaran hutang sebagai bagian
dari liabilitas. Berikut adalah Jenis-jenis Aset
1. Jenis aset berdasarkan Konversi
a. Aset Lancar
Aset lancar adalah aset yang memiliki tingkat likuiditas tinggi, memungkinkan konversi cepat
menjadi kas tanpa menunggu waktu yang lama. Contoh aset lancar adalah saldo bank, deposito,
obligasi, saham bursa, dan piutang.
Profit: Profit yang didapatkan berupa bunga dari dana aset sesuai dengan perjanjian dengan
institusi terkait.
Perhitungan: Profit dari aset lancar dapat dihitung dengan melihat selisih antara nilai aset dan
biaya pengadaannya. Misalnya, pada deposito, profit dapat dihitung dari selisih bunga yang
diperoleh.
Institusi Terkait: Bank dan lembaga keuangan menjadi institusi terkait yang memberikan
layanan terkait aset lancar, seperti menyediakan rekening deposito atau fasilitas pinjaman
berbasis piutang.
Kelebihan: Likuiditas tinggi memungkinkan manajemen keuangan yang lebih efisien dan
responsif terhadap perubahan pasar.
Kekurangan: Potensi return yang lebih rendah dibandingkan aset tidak lancar.
b. Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar atau juga dikenal sebagai aset tetap, memiliki likuiditas rendah. Proses
mengubahnya menjadi kas melibatkan prosedur yang lebih rumit, dan setelah dicairkan, aset
ini sulit untuk dikembalikan. Contoh aset tidak lancar yaitu brand, merk dagang, data supplier,
channel distribusi, bangunan, mesin, dan tanah.
Profit: Profit dari aset tidak lancar bisa berasal dari beberapa sumber. Misalnya, pendapatan
dari penggunaan merek dagang atau brand, nilai apresiasi dari properti atau tanah, efisiensi
operasional yang diberikan oleh mesin /infrastruktur yang dimiliki.
Perhitungan: Penilaian aset tidak lancar melibatkan analisis nilai pasar saat ini, potensi
pertumbuhan di masa depan, dan kontribusi terhadap pendapatan atau efisiensi operasional
perusahaan. Ini dapat melibatkan metode penilaian seperti analisis biaya manfaat, analisis
komparatif, pendekatan berbasis penghasilan.
Institusi Terkait: Institusi terkait dengan aset tidak lancar meliputi departemen keuangan,
manajemen aset, perusahaan penilaian independen, dan agen hukum yang terlibat dalam
perlindungan hak kekayaan intelektual.
Kelebihan: Aset tidak lancar dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan,
seperti merek dagang yang kuat atau infrastruktur yang unik. Nilai dari aset tidak lancar
cenderung meningkat seiring waktu, terutama jika mereka dielola dengan baik dan jika ada
peningkatan permintaan atau nilai pasar.
Kekurangan: Likuiditas rendah dari aset tidak lancar membuat mereka sulit untuk dijual atau
diubah menjadi kas dengan cepat. Proses penilaian dan manajemen aset tidak lancar seringkali
lebih kompleks dan memerlukan keterlibatan spesialis untuk memastikan penilaian yang
akurat.
4. Sifat-sifat Aset
Ada tiga sifat utama dari aset, yaitu sumber daya, nilai ekonomi, dan kepemilikan. Aset
tentunya merupakan sebuah sumber daya yang bisa dimanfaatkan di masa depan nanti. Selain
itu, aset juga jelas memiliki nilai ekonomi karena bisa diperjual-belikan. Aset juga bisa
mencerminkan kekayaan seseorang yang mana bisa dikonversikan menjadi uang tunai.
2. Menghitung Return (Simple Return dan Log Return)
Saham P0 P1 P2
A 100 129 130
B 200 190 210
Portofolio 300 319 340
Saham A Saham B
129 − 100 190 − 200
𝑅1 = = 0.29 ≈ 29% 𝑅1 = = −0.05 ≈ −5%
100 200
129 190
𝑟1 = log = 0.11 ≈ 11% 𝑟1 = log = −0.022 ≈ −2.2%
100 200
130 − 129 210 − 190
𝑅2 = = 0.0078 ≈ 0.78% 𝑅2 = = 0.1053 ≈ 10.53%
129 190
130 210
𝑟2 = log = 0.00335 ≈ 0.335% 𝑟2 = log = 0.043 ≈ 4.3%
129 190
Portofolio
319 − 300
𝑅1 = = 0.063 ≈ 6.3%
300
319
𝑟1 = log = 0.0267 ≈ 2.67%
300
340 − 319
𝑅2 = = 0.0658 ≈ 6.58%
319
340
𝑟2 = log = 0.0277 ≈ 2.77%
319
Dari hasil perhitungan simple return dan log return pada saham A dan saham B dapat
disimpulkan bahwa perbedaan antara simple return (R) dan log return (r) terletak pada metode
perhitungan dan interpretasi hasilnya. Simple Return (R) dihitung sebagai perubahan harga
relatif terhadap harga awal. Pada simple return mudah dihitung dan mudah diinterpretasikan
sebagai persentase perubahan harga. Log Return (r) dihitung menggunakan logaritma alami
dari rasio harga akhir dan harga awal. Lebih umum digunakan dalam analisis keuangan karena
memiliki sifat matematis yang baik serta sifat additifnya memungkinkan untuk
menggabungkan return dari periode yang berbeda dengan menjumlahkan log return-nya.
Pilihan antara simple return dan log return tergantung pada kebutuhan analisis dan karakteristik
data. Log return sering digunakan dalam situasi di mana kestabilan matematis dan kemampuan
untuk menggabungkan return dari berbagai periode diinginkan, seperti dalam pengukuran
kinerja investasi atau perhitungan risiko. Namun, simple return masih dapat menjadi pilihan
yang baik terutama ketika interpretasi yang lebih langsung dari persentase perubahan harga
dibutuhkan.
3. Buatlah Ilustrasi perencanaan investasi portfolio senilai 500 Juta – 1 M
Alokasi Portfolio:
Cash:
Alokasi: 20%
Nilai: 200 juta
Cash diinvestasikan sebagai cadangan likuiditas untuk keperluan darurat, pembayaran tagihan,
atau peluang investasi mendadak. Alokasi sekitar 20% dari total portofolio memastikan
kecukupan dana darurat tanpa mengorbankan potensi pertumbuhan investasi jangka panjang.
Property:
Alokasi: 50%
Nilai: 500 juta
Properti merupakan investasi jangka panjang yang cenderung stabil dan dapat menghasilkan
pendapatan sewa. Alokasi sebesar 50% dari total portofolio memungkinkan diversifikasi ke
dalam properti komersial atau residensial yang memiliki potensi apresiasi nilai dan arus kas
yang stabil.
Jadi dengan dana 1Milyar bisa mendapatkan dana investasi sebesar ±3.075.000