Anda di halaman 1dari 85

Menjadi Ibu Hebat

PENGASUHAN POSITIF
Di Era Digital
Disampaikan Oleh: Nuraeni, S.Pd, M. Si
Pada Parenting Class Bagi Orang Tua TK Putra 1
Sabtu, 9 Desember 2023
Biodata Narasumber
Pengalaman Pekerjaan
• Kaprodi BK FIPP Undikma (2010-2013)
• Wakil Dekan Bid II FIPP Undikma (2013-2017)
• Narasumber PCP Diklat Berjenjang GTK PAUD Kemdikbud (2015-2023)
• Narasumber Pendidikan Keluarga Kemdikbud (2015-2020)
• Narasumber Pendidik Karakter NTB (2016-2019)
• Tim Akademisi BP PAUD DIKMAS NTB (2012-2020)
• Narasumber Generasi Cerdas Desa Worl Bank (2016-2018)
• Konsultan SPM Dikdas Program ADB (2015-2017)
• Tim Penyusun Diklat Berjenjang Kemdikbud
• Juri Lomba Karya Inovatif Guru SD dan SMP GTK Dikdas Kemdikbud
Nama : Nuraeni, S.Pd, M.Si
(2018-2019)
Tempat Kerja : Prodi BK FIPP UNDIKMA
HP : 081805771387 • Asesor SD/MI NTB 2012-2015
FB/IG : Nuraeni FIP • Narasumber Program PPAUD Worl Bank dan Kemdikbud (2007-2013)
Email : nuraenifip@gmail.com
Peddkn : S2 Psikologi Univ Gadjah Mada • Reviewer Artikel Jurnal Guru Dikdas GTK Dikdas Kemdikbud (2018-2019)
Kandidat Doktor S3 di Univ Pendidikan Ganesha • Pengurus Himpaudi Provinsi NTB (2020-2024)
Mengapa ORANGTUA harus MEMAHAMI
PENGASUHAN POSITIF ?

• Masa depan bangsa Indonesia 10 - 20 tahun lagi sangat


ditentukan oleh generasi muda saat ini.
• Tumbuh kembang anak akan maksimal bila dididik oleh
pendidik yang utama, yaitu orangtua yang berkualitas.
• Orangtua sangat perlu meningkatkan kualitas dirinya melalui
banyak cara.

Lingkungan terkecil dan paling memberi pengaruh untuk anak


adalah KELUARGA
MENGAPA PENTING MELAKUKAN PENGASUHAN
POSITIF
APA PERAN ORANG TUA
DALAM PENGASUHAN POSITIF

• Memenuhi kebutuhan anak akan makanan bergizi dan sehat.

• Menanamkan nilai – nilai agama dan moral dalam kehidupan anak.

• Membangun kelekatan emosional dengan anak sebagai dasar


keterampilan bersosialisasi
• Memenuhi kebutuhan akan kasih sayang,

perhatian dan rasa aman.


• Menumbuhkan perilaku saling menghargai,

menyayangi, toleransi, cinta kasih,


kerjasama, tanggung jawab,
kesederhanaan.
• Komunikasi positif dan efektif.

• Menegakkan Disiplin.
SUASANA KEKELUARGAAN
DAN KEHARMONISAN DALAM KELUARGA

Jangan ada perselisihan


Terciptanya kehidupan Berkomunikasi yang dan pertengkaran
beragama dalam rumah. baik dalam keluarga dalam keluarga

Adanya
hubungan erat Menyediakan waktu Saling sopan santun
antar anggota bersama keluarga dalam keluarga
keluarga.
DIKLAT BERJENJANG TINGKAT LANJUT, DIT. GURU PAUD DAN DIKMAS

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER


PADA ANAK USIA DINI

KETELADANAN

BERILMU IKHLAS TAQWA SANTUN TANGGUNG JAWAB SABAR


MENGAPA PENTING MELAKUKAN
PENGASUHAN POSITIF
BAGAIMANA MENERAPKAN PENGASUHAN
POSITIF

• Keteladanan.
• Konsisten.
• Pembiasaan.
• Komunikasi Positif & Efektif.
• Disiplin Positif.
• Tanpa Kekerasan.
APA YANG HARUS DIPAHAMI
ORANG TUA
TAHAPAN TUMBUH KEMBANG ANAK

Tumbuh adalah perubahan bentuk tubuh


Berkembang adalah perubahan yang teratur dalam cara berpikir dan
berperilaku
APA YANG HARUS DIKETAHUI
TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK.

1. Setiap anak UNIK


2. Dipengaruhi oleh BAWAAN & LINGKUNGAN
3. Setiap tahapan perkembangan dipengaruhi tahapan sebelumnya.

4. Perkembangan dipengaruhi KEMATANGAN & FAKTOR BELAJAR


5. Dalam rentang perkembangan dikenal dengan periode SENSITIF &
KRITIS.

6. Tumbuh kembang anak BERKEMBANG PESAT pada saat usia dini


0 – 6 tahun.

OTAK anak berkembang pesat (80 % otak berkembang pada 5 tahun pertama, tergantung gizi,
rangsangan dan kasih sayang)
Menanamkan sifat disiplin bagi anak-anak tentu bukanlah
hal yang mudah, membutuhkan sebuah pembiasaan dan
ketekunan, dan tentunya dengan bantuan dari orang tua.

“DISIPLIN
merupakan cara untuk mengoreksi atau
memperbaiki dan mengajarkan pada anak
tentang tingkah laku yang baik tanpa
Your Picture Her
merusak harga diri anak”

DIKLAT BERJENJANG TINGKAT LANJUT, DIT. GURU PAUD DAN DIKMAS


TUJUAN PENANAMAN DISIPLIN
PADA ANAK USIA DINI
01 MENGAJARKAN
02 MEMBERITAHU
03 MENGAJARKAN TINGKAH LAKU
KENAPA ANAK HARUS MANA YANG TIDAK
TINGKAH LAKU APA DIHARAPKAN PENDIDIK
MELAKUKAN TINGKAH
YANG DIHARAPKAN LAKU TERSEBUT

04 05
MEMBERIKAN
MEMBERITAHU GAMBARAN KEPADA
KENAPA ANAK HARUS ANAK BAGAIMANA
MENINGGALKAN PERASAAN ORANG TUA
TINGKAH LAKU TERHADAP TINGKAH
TERSEBUT LAKU ANAK.
DISIPLIN
BERBEDA DENGAN
HUKUMAN
Disiplin Hukuman
1. Mengajarkan anak bagaimana 1. Mengatakan kepada anak bahwa
bertingkah laku anak buruk
2. Membuat anak mengerti kenapa 2. Tidak mengajarkan apa yang
DIKLAT BERJENJANG TINGKAT LANJUT, DIT. GURU PAUD DAN DIKMAS
tingkah lakunya salah seharusnya dilakukan anak
3. Tidak merusak rasa percaya diri 3. Membuat anak kadang tidak
anak mengerti hubungan antara
4. Memberikan kesempatan anak hukuman dengan tingkah lakunya
untuk memperbaiki tingkah laku yang salah
5. Membuat anak bertanggung jawab 4. Biasanya tidak ada hubungannya
atas tingkah lakunya dengan kesalahan anak
“Mama tidak tahu apa yang kamu “Ayo berhenti berhenti nangisnya
inginkan, tolong katakan dengan nanti mama kurung di kamar
baik agar mama tahu” mandi! Mama pusing dengar kamu
menangis. Kamu ingin apa sih!”
DIKLAT BERJENJANG TINGKAT LANJUT, DIT. GURU PAUD DAN DIKMAS

KIAT-KIAT SUKSES DALAM


MENDISIPLINKAN ANAK USIA DINI
GUNAKAN WAKTU DAN PENGUATAN
KOMUNIKASI
POSITIF KEYAKINAN POSITIF

Ucapkan dengan jelas Penguat sosial berupa


(tidak bertele- tele) Disiplin butuh waktu senyum, pujian verbal/lisan

KISS (Keep Information Short & Penguat kegiatan berupa hak-hak


Simple) istimewa
Jangan lupa berikan Penguat primer berupa stiker,
Terimalah perasaan anak keyakinan pada anak bintang, balon

Distraksi
Mendengarkan anak dengan (mengalihkan perhatian
penuh perhatian
Memberi pilihan, membuat anak
bertanggung jawab dengan
Kendalikan nada suara tingkah lakunya, Dll
Sikap toleransi pada anak hendaknya ditanamkan
sejak dini pada anak, untuk menghindari konflik

“TOLERANSI
Toleransi bisa berarti sikap terbuka
dan saling menghormati terhadap
Your Picture Her
perbedaan.”

DIKLAT BERJENJANG TINGKAT LANJUT, DIT. GURU PAUD DAN DIKMAS


TIPS MENGENALKAN
TOLERANSI PADA ANAK

TUNJUKKAN SIKAP
MENGHARGAI ORANG 01 02 CERMAT MEMILIH MAINAN, BUKU,
DAN MUSIK
LAIN.

MEMBERIKAN CONTOH
03 04 JAWAB DENGAN JUJUR

HATI-HATI BERBICARA
05 06 CARILAH KOMUNITAS YANG
BERAGAM

DIKLAT BERJENJANG TINGKAT LANJUT, DIT. GURU PAUD DAN DIKMAS


Anak perlu dukungan, seperti sikap positif dari
orangtua dan latihan-latihan ketrampilan menuju
kemandiriannya

“KEMANDIRIAN
adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung
jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani
orang lain, sedangkan untuk anak usia dini adalah

Your Picture Her kemampuan yang disesuaikan dengan tugas


perkembangan

DIKLAT BERJENJANG TINGKAT LANJUT, DIT. GURU PAUD DAN DIKMAS


DIREKTORAT GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

ANAK YANG MANDIRI UNTUK


UKURAN ANAK USIA DINI
TERLIHAT DENGAN CIRI-CIRI
PERTAMA KEDUA
Dapat melakukan segala Dapat membuat keputusan dan pilihan
aktivitasnya secara sendiri sesuai dengan pandangan, pandangan
meskipun tetap dengan itu sendiri di perolehnya dari melihat
pengawasan orang dewasa. prilaku atau perbuatan orang-orang di
sekitarnya.

KETIGA KEEMPAT
Dapat bersosialisasi dengan orang Dapat mengontrol emosinya
lain tanpa perlu di temani orang bahkan dapat berempati terhadap
tua orang lain
DIKLAT BERJENJANG TINGKAT LANJUT, DIT. GURU PAUD DAN DIKMAS

JENIS-JENIS
KEMANDIRIAN

01 02
KEMANDIRIAN
KEMANDIRIAN SOSIAL
DAN EMOSI
INTELEKTUAL

MENGGUNAKAN
KEMANDIRIAN FISIK
DAN FUNGSI TUBUH
03 04 LINGKUNGAN UNTUK
BELAJAR

05

MEMBUAT KEPUTUSAN
DAN LINGKUNGAN
MEMAHAMI POLA ASUH
BERDASARKAN KELOMPOK USIA

0 - 2 Tahun 2 - 4 Tahun 4 -6 Tahun 6 - 12 Tahun 12 - 18 Tahun


0-2 Tahun

2-4 Tahun

POLA PENGASUHAN
BERDASARKAN 4-6 Tahun
KELOMPOK
USIA ANAK
6-12 Tahun

12-18 Tahun
Tahap Penting Perkembangan Anak

Pikiran Emosi
Tahapan
Perkembangan

Fisik Sosial
ASPEK APA YANG ADA DALAM TAHAP PERKEMBANGAN?

Fisik

Berpikir

Perasaan

Sosial
Tahap Perkembangan Anak:
FISIK
ASPEK FISIK: 0-2 Tahun

• Melatih gerakan kasar secara bertahap seperti


miring, tengkurap, merangkak, berdiri, dan
berlari.

• Memberi anak latihan sederhana, bagaimana


mengurus diri sendiri seperti membuka dan
memakai sepatu, memakai baju, serta
mengancingkan baju.

• Melatih gerakan halus, belajar menggunakan


jarinya seperti memindahkan benda, mencoret-
coret, menyusun balok, memegang sendok.
ASPEK FISIK: 2-4 Tahun

• Melatih gerakan kasar seperti melompat


dengan kedua kaki, berdiri dengan satu kaki,
menendang bola, berjalan di atas garis,
meloncat ke depan melewati rintangan, dan
melompat dengan satu kaki.

• Melatih gerakan halus seperti meronce manik-


manik, menggunakan gunting, melipat kertas
membentuk lingkaran, segi empat, segitiga,
dan membuat menara balok 9 sampai 11.
ASPEK FISIK: 4-6 Tahun

• Melatih gerakan kasar, seperti berjalan


maju dan mundur 6 langkah, naik turun
tangga, berjalan di balok titian.

• Melempar dan menangkap bola, berlari


sambil menendang bola.

• Memegang pensil dengan 3 jari,


mencoret tanpa bentuk dan menulis
nama sendiri.
ASPEK FISIK: 6-12 Tahun

• Melatih anak bermain sepak bola,


berenang, dan lari.

• Melatih anak bermain lompat tali dan


mengendarai sepeda roda dua.

• Melatih anak menggambar orang


dengan anggota tubuh lengkap,
menggunting kertas/bahan lain
dengan bentuk-bentuk tertentu, dan
menggunakan alat musik.
ASPEK FISIK: 12-18 Tahun

• Mengajak anak untuk berolahraga, seperti


berenang, basket, bulu tangkis atau yang
sesuai minatnya.

• Memberikan tanggung jawab kepada anak


untuk mengerjakan beberapa tugas rumah
tangga sederhana seperti membersihkan
rumah, kamar, dan tempat tidur.

• Memberikan penjelasan tentang perubahan


bentuk tubuh yang sangat pesat serta
kematangan alat reproduksi.
Tahap Perkembangan Anak:
BERPIKIR
ASPEK BERPIKIR: 0-2 Tahun

• Menggunakan pensil untuk membuat


coretan-coretan.

• Mengenalkan berbagai benda yang memiliki


tekstur (kasar, lembut, keras), serta berbagai
macam rasa (manis, pahit, asin).

• Memberikan pengalaman yang


menyenangkan melalui inderanya dengan
cara memainkan permainan yang berwarna-
warni dan berbagai bentuk serta bunyi-
bunyian yang menarik.
• Mengajak anak mengenal anggota
tubuhnya dengan cara bertanya.
Contoh: mana hidungnya? sambil
menunjukkan anggota tubuh yang
dimaksud.

• Menunjukkan gambar-gambar yang


menarik dari majalah, buku cerita,
album, sambil menanyakan “ini
gambar apa?” dan minta anak
untuk menceritakan kembali.
ASPEK BERPIKIR: 2-4 Tahun

• Mengenalkan berbagai benda di sekitar


rumah sesuai dengan fungsi dan cara
menggunakannya.

• Mengajak anak untuk menceritakan


tentang pengalamannya.

• Mengajak anak untuk membereskan


mainan setelah bermain, agar anak belajar
mandiri, mengelompokkan, dan
mengenali bentuk, ukuran, serta warna
benda-benda tersebut.
ASPEK BERPIKIR: 4-6 Tahun

• Memperkenalkan berbagai jenis bentuk dan


warna.
• Mengajarkan anak tentang perbandingan
ukuran lebih besar atau lebih kecil.
• Menggambar dan menamai gambarnya.
• Menggambar orang secara lengkap dan
menggunakan pertanyaan siapa, mengapa, di
mana, dan bagaimana.
• Memberikan kesempatan anak untuk bermain
menggunakan alat permainan dan bermain
peran bersama teman-teman sebaya dalam
rangka memperkaya pengalaman.
ASPEK BERPIKIR: 6-12 Tahun

• Mengakui ide/pendapat anak dan mendukung


merealisasikannya.
• Memperlakukan anak sesuai kemampuan
karena anak bukan SUPERMAN yang serba bisa
meskipun anak sudah bisa berpikir abstrak dan
logis.
• Mendorong anak untuk berpikir kritis dengan
cara mengajukan pertanyaan untuk memahami
makna kalimat dalam pertanyaan tersebut.
• Mulai mengajarkan anak membaca, menulis,
matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Tahap Perkembangan Anak:
BERPIKIR
ASPEK BERPIKIR: 0-2 Tahun

• Menggunakan pensil untuk membuat


coretan-coretan.

• Mengenalkan berbagai benda yang memiliki


tekstur (kasar, lembut, keras), serta berbagai
macam rasa (manis, pahit, asin).

• Memberikan pengalaman yang


menyenangkan melalui inderanya dengan
cara memainkan permainan yang berwarna-
warni dan berbagai bentuk serta bunyi-
bunyian yang menarik.
• Mengajak anak mengenal anggota
tubuhnya dengan cara bertanya.
Contoh: mana hidungnya? sambil
menunjukkan anggota tubuh yang
dimaksud.

• Menunjukkan gambar-gambar yang


menarik dari majalah, buku cerita,
album, sambil menanyakan “ini
gambar apa?” dan minta anak
untuk menceritakan kembali.
ASPEK BERPIKIR: 2-4 Tahun

• Mengenalkan berbagai benda di sekitar


rumah sesuai dengan fungsi dan cara
menggunakannya.

• Mengajak anak untuk menceritakan


tentang pengalamannya.

• Mengajak anak untuk membereskan


mainan setelah bermain, agar anak belajar
mandiri, mengelompokkan, dan
mengenali bentuk, ukuran, serta warna
benda-benda tersebut.
ASPEK BERPIKIR: 4-6 Tahun

• Memperkenalkan berbagai jenis bentuk dan


warna.
• Mengajarkan anak tentang perbandingan
ukuran lebih besar atau lebih kecil.
• Menggambar dan menamai gambarnya.
• Menggambar orang secara lengkap dan
menggunakan pertanyaan siapa, mengapa, di
mana, dan bagaimana.
• Memberikan kesempatan anak untuk bermain
menggunakan alat permainan dan bermain
peran bersama teman-teman sebaya dalam
rangka memperkaya pengalaman.
ASPEK BERPIKIR: 6-12 Tahun

• Mengakui ide/pendapat anak dan mendukung


merealisasikannya.
• Memperlakukan anak sesuai kemampuan
karena anak bukan SUPERMAN yang serba bisa
meskipun anak sudah bisa berpikir abstrak dan
logis.
• Mendorong anak untuk berpikir kritis dengan
cara mengajukan pertanyaan untuk memahami
makna kalimat dalam pertanyaan tersebut.
• Mulai mengajarkan anak membaca, menulis,
matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Tahap Perkembangan Anak:
PERASAAN
ASPEK PERASAAN: 0-2 Tahun

• Memenuhi kebutuhan kasih sayang, rasa aman,


dan nyaman untuk anak.

• Menciptakan suasana yang menyenangkan


dengan memberikan senyuman, belaian,
pelukan, sehingga anak merasa percaya bahwa
orang tua dan orang-orang di sekitarnya sangat
menyayanginya.

• Dekap dan peluklah anak untuk menenangkan


anak yang sedang sedih atau menangis.
ASPEK PERASAAN: 2-4 Tahun

• Memberikan kesempatan kepada anak


untuk melakukan kegiatan dengan cara
mencoba atau menjelajah.
• Membimbing anak melalui berbagai
kegiatan untuk meningkatkan rasa percaya
diri.
• Memberikan dukungan atau semangat
apabila anak mengalami kegagalan atas
hasil karyanya.
• Memahami perubahan emosi dari masa
bayi ke masa anak dengan emosi yang
meluap, memberontak, tidak ingin dibantu.
ASPEK PERASAAN: 4-6 Tahun

• Memberikan anak kebebasan untuk


melakukan kegiatan yang melibatkan
koordinasi dan keseimbangan motorik
kasar dan halus

• Mendorong anak untuk mencoba hal-hal


baru, tidak hanya meniru anak-anak lain

• Memberikan pujian dan penghargaan


terhadap keberhasilan anak
• Memberikan dorongan dan semangat
ketika anak mengalami kegagalan.
Kegagalan adalah proses menuju
keberhasilan.

• Mendengarkan anak dengan penuh


perhatian bila ia berbicara walaupun
kalimatnya belum sempurna (jangan
membentak).
ASPEK PERASAAN: 6-12 Tahun

• Mendorong anak untuk membuat atau


dengan menggunakan benda-benda
disekitarnya, sehingga menghasilkan suatu
produk.
• Memberi kesempatan pada anak untuk dapat
mengembangkan minat dan bakatnya.
• Memahami kondisi perasaan anak pada usia
ini yang kurang stabil yang disebabkan oleh
perubahan fisik dan alat reproduksinya
(pubertas).
• Mengajari anak untuk berempati kepada
teman atau orang lain.
• Mengajak anak mengenal anggota
tubuhnya dengan cara bertanya.
Contoh: mana hidungnya? sambil
menunjukkan anggota tubuh yang
dimaksud.

• Menunjukkan gambar-gambar yang


menarik dari majalah, buku cerita,
album, sambil menanyakan “ini
gambar apa?” dan minta anak
untuk menceritakan kembali.
ASPEK BERPIKIR: 2-4 Tahun

• Mengenalkan berbagai benda di sekitar


rumah sesuai dengan fungsi dan cara
menggunakannya.

• Mengajak anak untuk menceritakan


tentang pengalamannya.

• Mengajak anak untuk membereskan


mainan setelah bermain, agar anak belajar
mandiri, mengelompokkan, dan
mengenali bentuk, ukuran, serta warna
benda-benda tersebut.
ASPEK BERPIKIR: 4-6 Tahun

• Memperkenalkan berbagai jenis bentuk dan


warna.
• Mengajarkan anak tentang perbandingan
ukuran lebih besar atau lebih kecil.
• Menggambar dan menamai gambarnya.
• Menggambar orang secara lengkap dan
menggunakan pertanyaan siapa, mengapa, di
mana, dan bagaimana.
• Memberikan kesempatan anak untuk bermain
menggunakan alat permainan dan bermain
peran bersama teman-teman sebaya dalam
rangka memperkaya pengalaman.
ASPEK BERPIKIR: 6-12 Tahun

• Mengakui ide/pendapat anak dan mendukung


merealisasikannya.
• Memperlakukan anak sesuai kemampuan
karena anak bukan SUPERMAN yang serba bisa
meskipun anak sudah bisa berpikir abstrak dan
logis.
• Mendorong anak untuk berpikir kritis dengan
cara mengajukan pertanyaan untuk memahami
makna kalimat dalam pertanyaan tersebut.
• Mulai mengajarkan anak membaca, menulis,
matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Tahap Perkembangan Anak:
PERASAAN
ASPEK PERASAAN: 0-2 Tahun

• Memenuhi kebutuhan kasih sayang, rasa aman,


dan nyaman untuk anak.

• Menciptakan suasana yang menyenangkan


dengan memberikan senyuman, belaian,
pelukan, sehingga anak merasa percaya bahwa
orang tua dan orang-orang di sekitarnya sangat
menyayanginya.

• Dekap dan peluklah anak untuk menenangkan


anak yang sedang sedih atau menangis.
ASPEK PERASAAN: 2-4 Tahun

• Memberikan kesempatan kepada anak


untuk melakukan kegiatan dengan cara
mencoba atau menjelajah.
• Membimbing anak melalui berbagai
kegiatan untuk meningkatkan rasa percaya
diri.
• Memberikan dukungan atau semangat
apabila anak mengalami kegagalan atas
hasil karyanya.
• Memahami perubahan emosi dari masa
bayi ke masa anak dengan emosi yang
meluap, memberontak, tidak ingin dibantu.
ASPEK PERASAAN: 4-6 Tahun

• Memberikan anak kebebasan untuk


melakukan kegiatan yang melibatkan
koordinasi dan keseimbangan motorik
kasar dan halus

• Mendorong anak untuk mencoba hal-hal


baru, tidak hanya meniru anak-anak lain

• Memberikan pujian dan penghargaan


terhadap keberhasilan anak
• Memberikan dorongan dan semangat
ketika anak mengalami kegagalan.
Kegagalan adalah proses menuju
keberhasilan.

• Mendengarkan anak dengan penuh


perhatian bila ia berbicara walaupun
kalimatnya belum sempurna (jangan
membentak).
ASPEK PERASAAN: 6-12 Tahun

• Mendorong anak untuk membuat atau


dengan menggunakan benda-benda
disekitarnya, sehingga menghasilkan suatu
produk.
• Memberi kesempatan pada anak untuk dapat
mengembangkan minat dan bakatnya.
• Memahami kondisi perasaan anak pada usia
ini yang kurang stabil yang disebabkan oleh
perubahan fisik dan alat reproduksinya
(pubertas).
• Mengajari anak untuk berempati kepada
teman atau orang lain.
Tahap Perkembangan Anak:
BERPIKIR
ASPEK BERPIKIR: 0-2 Tahun

• Menggunakan pensil untuk membuat


coretan-coretan.

• Mengenalkan berbagai benda yang memiliki


tekstur (kasar, lembut, keras), serta berbagai
macam rasa (manis, pahit, asin).

• Memberikan pengalaman yang


menyenangkan melalui inderanya dengan
cara memainkan permainan yang berwarna-
warni dan berbagai bentuk serta bunyi-
bunyian yang menarik.
• Mengajak anak mengenal anggota
tubuhnya dengan cara bertanya.
Contoh: mana hidungnya? sambil
menunjukkan anggota tubuh yang
dimaksud.

• Menunjukkan gambar-gambar yang


menarik dari majalah, buku cerita,
album, sambil menanyakan “ini
gambar apa?” dan minta anak
untuk menceritakan kembali.
ASPEK BERPIKIR: 2-4 Tahun

• Mengenalkan berbagai benda di sekitar


rumah sesuai dengan fungsi dan cara
menggunakannya.

• Mengajak anak untuk menceritakan


tentang pengalamannya.

• Mengajak anak untuk membereskan


mainan setelah bermain, agar anak belajar
mandiri, mengelompokkan, dan
mengenali bentuk, ukuran, serta warna
benda-benda tersebut.
ASPEK BERPIKIR: 4-6 Tahun

• Memperkenalkan berbagai jenis bentuk dan


warna.
• Mengajarkan anak tentang perbandingan
ukuran lebih besar atau lebih kecil.
• Menggambar dan menamai gambarnya.
• Menggambar orang secara lengkap dan
menggunakan pertanyaan siapa, mengapa, di
mana, dan bagaimana.
• Memberikan kesempatan anak untuk bermain
menggunakan alat permainan dan bermain
peran bersama teman-teman sebaya dalam
rangka memperkaya pengalaman.
ASPEK BERPIKIR: 6-12 Tahun

• Mengakui ide/pendapat anak dan mendukung


merealisasikannya.
• Memperlakukan anak sesuai kemampuan
karena anak bukan SUPERMAN yang serba bisa
meskipun anak sudah bisa berpikir abstrak dan
logis.
• Mendorong anak untuk berpikir kritis dengan
cara mengajukan pertanyaan untuk memahami
makna kalimat dalam pertanyaan tersebut.
• Mulai mengajarkan anak membaca, menulis,
matematika, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Tahap Perkembangan Anak:
PERASAAN
ASPEK PERASAAN: 0-2 Tahun

• Memenuhi kebutuhan kasih sayang, rasa aman,


dan nyaman untuk anak.

• Menciptakan suasana yang menyenangkan


dengan memberikan senyuman, belaian,
pelukan, sehingga anak merasa percaya bahwa
orang tua dan orang-orang di sekitarnya sangat
menyayanginya.

• Dekap dan peluklah anak untuk menenangkan


anak yang sedang sedih atau menangis.
ASPEK PERASAAN: 2-4 Tahun

• Memberikan kesempatan kepada anak


untuk melakukan kegiatan dengan cara
mencoba atau menjelajah.
• Membimbing anak melalui berbagai
kegiatan untuk meningkatkan rasa percaya
diri.
• Memberikan dukungan atau semangat
apabila anak mengalami kegagalan atas
hasil karyanya.
• Memahami perubahan emosi dari masa
bayi ke masa anak dengan emosi yang
meluap, memberontak, tidak ingin dibantu.
ASPEK PERASAAN: 4-6 Tahun

• Memberikan anak kebebasan untuk


melakukan kegiatan yang melibatkan
koordinasi dan keseimbangan motorik
kasar dan halus

• Mendorong anak untuk mencoba hal-hal


baru, tidak hanya meniru anak-anak lain

• Memberikan pujian dan penghargaan


terhadap keberhasilan anak
• Memberikan dorongan dan semangat
ketika anak mengalami kegagalan.
Kegagalan adalah proses menuju
keberhasilan.

• Mendengarkan anak dengan penuh


perhatian bila ia berbicara walaupun
kalimatnya belum sempurna (jangan
membentak).
ASPEK PERASAAN: 6-12 Tahun

• Mendorong anak untuk membuat atau


dengan menggunakan benda-benda
disekitarnya, sehingga menghasilkan suatu
produk.
• Memberi kesempatan pada anak untuk dapat
mengembangkan minat dan bakatnya.
• Memahami kondisi perasaan anak pada usia
ini yang kurang stabil yang disebabkan oleh
perubahan fisik dan alat reproduksinya
(pubertas).
• Mengajari anak untuk berempati kepada
teman atau orang lain.
Tahap Perkembangan Anak:
SOSIAL
ASPEK SOSIAL: 0-2 Tahun

• Memperkenalkan anak dengan anggota


keluarga lainnya dan orang-orang
sekitar yang belum dikenalnya.
• Mengajak anak melakukan permainan
yang berinteraksi dengan anak lain.
• Memperkenalkan pada anak tentang
benda milik sendiri dan milik orang
lain, dan latihlah anak untuk minta ijin
bila menggunakan benda milik orang
lain.
ASPEK SOSIAL: 2-4 Tahun

• Mengajarkan anak untuk dapat


berbagi dengan orang lain.
• Mengajarkan anak memahami
mana yang boleh dan tidak.
• Memberi kesempatan anak
bermain dengan teman sebaya.
• Membiasakan anak untuk sabar
menunggu giliran.
ASPEK SOSIAL: 4-6 Tahun

• Memberi kesempatan pada anak


untuk mengikuti kegiatan di kelas
bersama teman-teman.
• Memberi kesempatan pada anak
untuk bermain kelompok dengan
teman sebaya.
• Membiasakan anak minta maaf
apabila melakukan kesalahan dan
mengajari anak untuk mau membantu
teman yang memerlukan bantuan.
ASPEK SOSIAL: 6-12 Tahun

• Memfasilitasi pertemanan anak


sebagai sarana pengembangan diri
sehingga tidak memilih teman
bermain.
• Melatih norma atau aturan yang
berlaku dalam keluarga seperti
minta ijin bila pergi atau meminjam
benda orang lain.
• Membiasakan anak mengatakan
kejadian yang sebenarnya sehingga
anak belajar untuk jujur.
KOMUNIKASI POSITIF & EFEKTIF
PENTINGNYA KEMAMPUAN KOMUNIKASI
BAGI ORANG TUA

• Hal berikut perlu dilakukan oleh orang tua agar dapat membangun
potensi anak dan juga mendukung proses pembelajaran di sekolah :
“ Membangun Komunikasi Positif dan Efektif di dalam Keluarga”

• Dengan terjalinnya komunikasi yang baik, maka anak lebih mudah diajak
kerjasama untuk berperilaku positif, mudah belajar kecakapan hidup.
MENGAPA ORANGTUA PERLU MENINGKATKAN
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK

• Hampir 85% persoalan yang terjadi pada anak, bisa merupakan akibat
cara komunikasi orangtua-anak yang kurang tepat ?

• Misal : Anak menjadi malas belajar, suka berbohong, terkesan tidak


punya semangat, tidak disiplin dan minder adalah beberapa contoh
persoalan anak yang bisa timbul akibat CARA KOMUNIKASI
orangtua ke anak yang KURANG TEPAT.
KOMUNIKASI POSITIF Dasar anak
malas, di
suruh belajar
kok susah
Kamu tidak
KATA POSITIF pernah becus
mengerjakan
nya.
• Aku
bodoh
• Aku tidak
cakap.

Menciptakan lingkungan yang AMAN &


KATA NEGATIF
NYAMAN yang dapat menumbuhkan
perasaan diterima, dihargai, dicintai. Menciptakan ligkungan yang kurang
nyaman, menimbulkan perasaan tidak
diterima, tidak dihargai, tidak dicintai
MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF
DENGAN ANAK
1. Beri kesempatan anak untuk bicara lebih banyak.
2. Gunakan keterampilan Mendengar Aktif
3. Berkomunikasi sejajar dengan anak sambil menatap
matanya.
4. Berbicara dengan singkat dan jelas agar anak mengerti.
5. Gunakan bahasa (kata-kata) yang positif (hindari kata
jangan)
6. Refleksikan atau pantulkan perasaan dan arti yang
disampaikan.
7. Memperhatikan bahasa tubuh anak
8. Bersikap empati.
• Lebih tepat kalau orangtua
belajar untuk tidak
menyegerakan merespon.
• DENGARKAN ! Apa yang
tersirat pada kata-kata yang
sedang diucapkan anak.

Jika orangtua lebih banyak berbicara yang terjadi


adalah orangtua melakukan hal-hal yang
MEMBUNTU KOMUNIKASI.
 Menuduh
 Menasihati/
menegur
 Menyalahkan
 Merendahkan
 Mengalihkan
perhatian
 Memberi solusi
 Menghakimi
 Menghukum
 Simpati

Hambatan Komunikasi
Rasulullah SAW bersabda
“Ibu letih dan lelahmu adalah ladang pahala”

Anda mungkin juga menyukai