Anda di halaman 1dari 12

Diklat Probity Audit

Pengadaan Barang/Jasa Bagi


Pegawai di Lingkungan APIP

Mari kenali dengan lebih baik


Ada Apa Dengan
PBJ ?
Dari pernyataan Pimpinan KPK
dan Kepala LKPP tersebut dapat
disimpulkan bahwa Pengadaan
Barang/Jasa (PBJ) Pemerintah
merupakan area berisiko tinggi
(high risk area) terjadinya tindakan
korupsi di Indonesia.
"Secara umum kan pengadaan barang dan jasa 80%,
pengadaan barang dan jasa dimulai dari perencanaan Hal ini tentu saja menjadi
adanya proyek-proyek yang pesan atau usulan, bukan hambatan besar dalam meraih
dari usulan masyarakat tapi usulan pengusaha," salah satu tujuan negara yaitu
(Alexander Marwata, 29 Februari 2019) memajukan kesejahteraan umum,
sehingga kita sebagai APIP harus
proaktif dalam melakukan
“Sebagaimana kita ketahui Bersama, korupsi pada pengawasan intern terhadap
pengadaan barang/jasa pemerintah menduduki peringkat Pengadaan Barang/Jasa
KEDUA dari kasus tindak pidana korupsi yang ditangani Pemerintah, salah satunya
oleh KPK," dengan penerapan Probity Audit
(Roni Dwi Susanto, 6 November 2019)
Tetapi pada kenyataannya….
Data Umum PBJ TA. 2019

800.000.000.000.000

600.000.000.000.000

400.000.000.000.000
81,54% 453.132 Paket

200.000.000.000.000 265.971 Paket


20,58%
0 75,96%

TOTAL APBD TA. 2019


RENCANA PBJ TA. 2019
Total APBD TA. 2019 Rencana PBJ TA. 2019
Anggaran 729.782.310.395.692 150.188.246.333.170
Realisasi 595.044.628.605.341 114.080.442.582.621

Anggaran Realisasi
Hasil Pengawasan Intern PBJ Pemda
Berdasarkan Kompilasi Lapo-
150,000,000,000,000 ran Pembinaan Peningkatan
Kualitas Peran Layanan APIP
Daerah dalam Pengawasan
PBJ Pemerintah Daerah atas
PBJ Penanganan Pandemi
130,000,000,000,000
Covid-19 Bulan Juni Tahun
75,96% 2020. Hal ini menunjukkan
bahwa Pengawasan Intern
atas Kegiatan PBJ belum men-
110,000,000,000,000 jadi Fokus Utama APIP

90,000,000,000,000

265.971
70,000,000,000,000 453.132 Paket Paket
27,94%

50,000,000,000,000

15.660 Paket
0,05% 4,89%
30,000,000,000,000

10,000,000,000,000

Rencana PBJ TA. 2019 Realisasi PBJ TA. 2019 PBJ Yang Dilakukan Pen- Nilai Temuan Tindak Lanjut
gawasan TA. 2019
Nilai 150188246333170 114080442582621 31874716484627 15679040845 766534455
LATA R B E LA K A N
G “
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 16 TAHUN 2018

01 Pengembangan e-market place, penggunaan teknologi informasi,


komunikasi, dan transaksi elektronik yang lebih intensif, serta mendorong
pelaksanaan penelitian dan industri kreatif.

Pasal 76 Menteri/kepala Lembaga/kepala daerah wajib melakukan pengawasan
pengadaan barang/jasa melalui aparat pengawasan internal (APIP).

02
Pasal 47 dan 48 PP NOMOR 60 TAHUN 2008
APIP harus melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara

03
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI)
APIP memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah (anti-corruption activities)

04
Peraturan Kepala BPKP Nomor 3 Tahun 2019
Pedoman Pengawasan Intern Atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
PROBIT
Y
PROBITY Probity

AUDIT Memberikan pendapat/saran


Requirements:

Ketaatan terhadap
perbaikan terhadap proses PBJ
TUJUAN peraturan
agar sesuai dengan Probity perundang-
Requirement undangan

Memenuhi Prinsip
Dilakukan atas seluruh tahapan PBJ

RUANG pengadaan barang/jasa, atau


Sesuai Etika PBJ
hanya tahapan terpilih (sebelum
LINGKUP
pembayaran 100%)
TAHAPAN
PENGADAAN
Perencanaan Pengadaan;
Persiapan Pengadaan; TITIK
Persiapan Pemilihan; KRITIS
?
Proses Pemilihan;
Pelaksanaan Kontrak;
Serah Terima Hasil Pekerjaan.
• Perencanaan tidak sesuai kebutuhan
• Perencanaan disesuaikan dengan keinginan pihak-pihak tertentu
Pere • Barang/jasa yang ditetapkan untuk dilakukan pengadaan, bukanlah barang/jasa yang prioritas bagi organisasi
ncan • Barang/jasa dipecah-pecah demi menghindari tender
aan • Markup nilai anggaran PBJ
Peng
adaa
n
• Penunjukkan orang-orang yang memiliki hubungan khusus dengan calon penyedia
• Spesifikasi teknis/KAK mengarah pada satu penyedia tertentu
Persi • Penggelembungan dalam HPS
apan • Rancangan kontrak tidak dilakukan evaluasi
Titik • HPS tidak disusun secara cermat
Kritis Peng • Ketidaktepatan besaran jaminan
adaa
n

• Metode pemilihan cenderung pada penunjukkan langsung


Persi • Sistem evaluasi penawaran menguntungkan penyedia tertentu
• Dokumen lelang tidak lengkap
apan
Pemil
ihan
• perubahan substansi dokumen pemilihan
• pembatasan akses calon penyedia saat pemasukan penawaran
Pros • Sanggah dan sanggah banding tidak dilakukan secara transparan
es
Pemil
ihan

• Penetapan SPPBJ tidak sesuai hasil pemilihan penyedia


• Penandatanganan kontrak mendahului DPA
Pelak • Penandatanganan kontrak tidak sah
sana • Penyerahan lokasi kerja tidak dilakukan pemeriksaan bersama
Titik • Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai kontrak baik pembayaran atau fisik pekerjaan
Kritis an • Pemutusan kontrak tidak sesuai aturan
Kontr
ak

Sera • PBJ yang telah selesai belum diserahterimakan dan tidak ada BAST
h • Serah terima tidak dilakukan pemeriksaan
Terim • Kekurangan fisik pekerjaan
• Pengembalian jaminan pemeliharan dilakukan sebelum proses serah terima
a
Bara
ng/Ja
sa
Tahapan Probity Audit
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai