BUKU III
PEDOMAN TEKNIS
ASISTENSI PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN
(CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN)
BLUD
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena dengan rakhmatNya-lah buku Pedoman Teknis Asistensi
Penyusunan Laporan Keuangan bagi BLUD ini dapat disusun. Buku ini
merupakan bagian dari buku seri Pedoman Teknis Asistensi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) yang disusun oleh Satuan Tugas BLUD Deputi Bidang
Akuntan Negara BPKP.
Pedoman teknis asistensi ini ditujukan kepada para pejabat struktural dan
fungsional yang diberi tugas untuk membantu Rumah Sakit Daerah (RSD).
Namun demikian, pedoman ini dapat juga dijadikan acuan untuk melakukan
asistensi pada SKPD yang menyediakan produk selain jasa pelayanan
kesehatan.
Salah satu bantuan riil kepada RSD agar dapat memenuhi persyaratan
administratif untuk menerapkan PPK-BLUD dan dapat mengimplementasikan
i
praktek bisnis yang sehat, adalah dengan memberikan asistensi penyusunan
laporan keuangan.
Sangat disadari bahwa buku pedoman ini masih memiliki banyak kekurangan.
Segala masukan, kritik, dan saran dari para pengguna pedoman sangat
diharapkan, agar pedoman ini dapat disempurnakan. Akhir kata, semoga
pedoman teknis ini dapat memberikan manfaat bagi para penggunanya.
Ardan Adiperdana
NIP 060054989
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Umum
Tujuan
Ruang Lingkup
Lampiran:
Lampiran I : Contoh Format Catatan atas Laporan Keuangan Rumah Sakit
Daerah BBB
1
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Dalam rangka mewujudkan visi BPKP sebagai Auditor intern pemerintah
yang praktis dan terpercaya dalam mentransformasikan manajemen
2
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
pemerintah menuju pemerintah yang baik dan bersih, sudah sepantasnya
BPKP memberikan bantuan terhadap Instansi Pemerintah/Pemda/SKPD di
seluruh Indonesia. Salah satu bantuan riil kepada RSD agar dapat
menyusun Laporan Keuangan. Pedoman Asistensi Penyusunan Laporan
Keuangan ini sekaligus merupakan sarana bagi Perwakilan BPKP untuk
menambah wawasan (pola pikir) bagi fasilitator dalam memfasilitasi
penyusunan laporan keuangan RSD dan SKPD lainnya.
C. Ruang Lingkup
Sebagai salah satu syarat administratif bagi disetujuinya suatu RSD
menjadi BLUD yaitu harus dapat menyajikan Laporan Keuangan yang terdiri
dari :
− Laporan Realisasi Anggaran
− Neraca
− Catatan atas Laporan Keuangan
Pada saat ini terdapat 4 (empat) asumsi yang menunjukkan posisi suatu
Pemda dalam penerapan Permendagri 13/2006 yang berpengaruh pada
penerapan SAP suatu SKPD yaitu :
3
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Asumsi Pertama – Pemda belum sama sekali menerapkan Permendagri
13/2006 sehingga belum ada laporan keuangan yang dihasilkan oleh
SKPD.
Asumsi Kedua – Pemda telah menyusun Laporan Keuangan berdasarkan
kewajiban sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 dan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 namun belum
menerapkan Permendagari 13/2006 sama sekali.
Asumsi Ketiga – Pemda telah menerapkan Permendagri 13/2006 secara
penuh namun sistem laporan keuangannya masih “manual” sehingga
laporan keuangan disentralisasi di Bendaharawan Umum Daerah.
Asumsi Keempat – Pemda telah sepenuhnya menerapkan secara penuh
Permendagri 13/2006 dan telah menerapkan suatu progam aplikasi (mis:
SIMDA) dalam penyusunan laporan keuangannya.
5
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
BAB II
Prinsip-prinsip penyajian yang harus diperhatikan atas struktur dan isi Catatan
atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
1. Harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang
dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2. Meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas,
Termasuk pula penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen -komitmen
lainnya.
6
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
e. Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja
dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas;
f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Pengungkapan untuk masing-masing pos pada laporan keuangan mengikuti
standar berlaku yang mengatur tentang pengungkapan untuk pos-pos yang
berhubungan. Misalnya, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
tentang Persediaan mengharuskan pengungkapan kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam pengukuran persediaan.
7
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
BAB III
Penyajian Informasi tentang Kebijakan Keuangan, Ekonomi
Makro, Pencapaian Target Peraturan Daerah APBD, Berikut
Kendala dan Hambatan yang Dihadapi dalam Pencapaian Target
Kebijakan Keuangan
Kebijakan keuangan yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah kebijakan-kebijakan RSD dalam peningkatan pendapatan,
efisiensi belanja dan penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan.
Misalnya penjabaran rencana strategis dalam kebijakan penyusunan
RKA/DPA, sasaran, program dan prioritas anggaran, kebijakan
intensifikasi/ekstensifikasi pendapatan, pengembangan pasar.
8
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Kebijakan Ekonomi Makro
Kondisi ekonomi makro yang pelu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan
dalam penyusunan RKA/DPA berikut tingkat capaiannya.
Indikator ekonomi makro tersebut antara lain :
− meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat yang dapat dilihat
melalui pencapaian indikator Angka Kematian Bayi (AKB), Umur
Harapan Hidup (UHH) dan Angka Pertolongan Persalinan (APP).
Dalam satu periode pelaporan, dikarenakan alasan dan kondisi tertentu, RSD
melakukan perubahan anggaran dengan DPPA yang telah disahkan oleh
PPKD. Agar pembaca laporan keuangan dapat mengikuti kondisi dan
perkembangan anggaran, penjelasan atas perubahan-perubahan yang ada,
yang disahkan oleh Kepala SKPKD sebagai PPKD, dibandingkan dengan
anggaran pertama kali disahkan akan membantu pembaca dalam memahami
kondisi anggaran dan keuangan RSD.
9
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Dalam kondisi tertentu, RSD belum dapat mencapai target yang telah
ditetapkan, misalnya penanganan pelayanan bagi penduduk miskin.
Penjelasan mengenai hambatan dan kendala yang ada, misalnya kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana serta peralatan rumah sakit, perlu
dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Untuk membantu pembaca laporan keuangan, manajemen RSD mungkin
merasa perlu untuk memberikan informasi keuangan lainnya yang dianggap
perlu untuk diketahui pembaca, misalnya kewajiban yang memerlukan
ketersediaan dana dalam anggaran periode mendatang.
10
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
BAB IV
Penyajian Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Selama
Tahun Pelaporan
Kebutuhan pengguna laporan keuangan RSD tidak hanya melihat RSD dari
sisi perubahan aset bersih saja, namun lebih dari itu, pengguna laporan
keuangan RSD sangat tertarik dengan kinerja RSD bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan.
Pencapaian kinerja keuangan yang telah ditetapkan dijelaskan secara
obyektif dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Keberhasilan pencapaian
kinerja dapat diketahui berdasarkan tingkat efisiensi dan efektivitas suatu
program. Efisiensi dapat diukur dengan membandingkan keluaran (output)
dengan masukan (input). Sedangkan efektivitas diukur dengan
membandingkan hasil (outcome) dengan target yang ditetapkan.
Terdapat 3 (tiga) ratio utama yang ditampilkan dalam bagian ini yaitu :
Pendapatan Operasional
Belanja/Biaya Operasional
11
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
b. Rasio Kemadirian
Pendapatan Operasional
Total Belanja/Biaya
Aset Lancar
Utang/Kewajiban Lancar
12
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
4. Pembahasan mengenai kinerja keuangan harus:
− Meliputi baik hasil yang positif maupun negatif;
− Menyajikan data historis yang relevan;
− Membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan dan rencana yang telah
ditetapkan;
− Menyajikan informasi penjelasan lainnya yang diyakini oleh manajemen
akan dibutuhkan oleh pembaca laporan keuangan untuk dapat memahami
indikator, hasil, dan perbedaan yang ada dengan tujuan atau rencana.
13
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Informasi penjelasan mungkin termasuk, sebagai contoh, informasi mengenai
faktor yang substansial yang berada di luar kendali RSD, dan informasi
mengenai faktor-faktor yang membuat RSD mempunyai pengaruh penting.
14
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
BAB V
Dasar Penyajian Laporan Keuangan dan Pengungkapan
Kebijakan Akuntansi Keuangan
15
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi
akibat keputusan RSD, serta terlaksana tidaknya program yang telah ditetapkan.
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa RSD akan berlanjut
keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah daerah diasumsikan tidak
bermaksud melakukan likuidasi atas RSD dalam jangka pendek.
Laporan keuangan RSD harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan
dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
16
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Kebijakan Akuntansi
Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan
kondisi RSD. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan
realitas ekonomi RSD secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan
kegiatan.
Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut seharusnya diakui
dalam penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan
penciptaan cadangan rahasia atau disembunyikan.
Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup
material yang mempengaruhi evaluasi atau keputusan keputusan.
18
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
dari satu basis pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan,
maka informasi yang disajikan harus cukup memadai untuk dapat
mengindikasikan aset dan kewajiban yang menggunakan basis pengukuran
tersebut.
19
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai pos-pos yang
disajikan dalam periode berjalan dan sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu
pula diungkapkan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak
diatur dalam Pernyataan SAP.
20
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
BAB VI
PENGUNGKAPAN INFORMASI
21
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Pengungkapan Informasi untuk Pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja
dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas
RSD yang menyusun laporan keuangan berbasis akrual atas pendapatan dan
belanja harus mengungkapkan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual dan menyajikan rekonsiliasinya
dengan penerapan basis kas.
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan pada SPAP No.04 paragraf 26
dan 76 memungkinkan RSD menyusun laporan keuangannya dengan basis
akrual untuk pendapatan dan belanja. RSD tersebut harus menyediakan
informasi tambahan termasuk rincian mengenai output entitas dan outcome
dalam bentuk indikator kinerja keuangan, laporan kinerja keuangan, tinjauan
program dan laporan lain mengenai pencapaian kinerja keuangan entitas selama
periode pelaporan. Hal ini dimaksudkan agar pembaca laporan dapat memahami
pos-pos aset dan kewajiban yang timbul dikarenakan penerapan basis akrual
pada pos-pos pendapatan dan belanja, seperti pendapatan yang diterima di
muka, biaya dibayar di muka, dan biaya penyusutan/depresiasi. Pos-pos aset
dan kewajiban tersebut merupakan akibat dari penerapan basis akrual atas pos-
pos pendapatan dan belanja.
Tujuan dari rekonsiliasi adalah untuk menyajikan hubungan antara Laporan
Kinerja Keuangan dengan Laporan Realisasi Anggaran. Laporan rekonsiliasi
dimulai dari penambahan/penurunan ekuitas yang berasal dari Laporan Kinerja
Keuangan yang disusun berdasarkan basis akrual. Nilai tersebut selanjutnya
disesuaikan dengan transaksi penambahan dan pengurangan aset bersih
dikarenakan penggunaan basis akrual yang kemudian menghasilkan nilai yang
sama dengan nilai akhir pada Laporan Realisasi Anggaran.
Untuk memudahkan pengguna daftar rekonsiliasi dan penjelasan atas kondisi
yang ada pada paragraf 59 dan 60, harus disajikan sebagai bagian dari Catatan
atas Laporan Keuangan.
22
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya
Catatan atas Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan informasi yang bila
tidak diungkapkan akan menyesatkan bagi pembaca laporan.
Suatu RSD mengungkapkan hal-hal berikut ini apabila belum diinformasikan
dalam bagian manapun dari laporan keuangan, yaitu:
1) domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas
tersebut berada;
2) penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya;
3) ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan
operasionalnya.
23
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
BAB VI
SUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
24
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Lampiran 1.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan
keuangan RSD
Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan
penyusunan laporan keuangan SKPD.
25
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan
anggaran pertama kali dan penjelasan-penjelasan
atas perubahan yang dilakukan pada RSD.
26
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam
Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Memuat hambatan dan kendala yang dihadapi dalam
pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan pada
RSD, baik kendala dan hambatan yang bersifat dapat
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan
(force majeur).
27
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang
telah diterapkan dan kebijakan akuntansi yang belum
diterapkan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam
SAP dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan RSD.
b. Belanja
Memuat informasi tentang rincian dan
penjelasan pos belanja :
i. Belanja Pegawai
ii. Belanja Barang dan Jasa
iii. Belanja Modal
iv. Belanja Bunga (khusus untuk SKPKD)
v. Belanja Subsidi (khusus untuk SKPKD)
vi. Belanja Hibah (khusus untuk SKPKD)
28
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
vii. Belanja Sosial (khusus untuk SKPKD)
viii. Belanja Bagi Hasil (khusus untuk
SKPKD)
ix. Belanja Tidak Terduga (khusus untuk
SKPKD).
29
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
3) Ekuitas Dana Cadangan (khusus
untuk SKPKD)
30
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
3. Ketentuan perundang-undangan yang menjadi kegiatan
operasionalnya.
4. Penggantian manajemen RSD selama tahun berjalan.
5. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh
manajemen baru.
6. Komitmen atau kontijensi yang tidak dapat disajikan pada
Neraca.
7. Penggabungan atau pemekaran RSD pada tahun berjalan.
8. Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya
pemogokkan yang harus ditanggung RSD .
LANGKAH KERJA
1. Dapatkan RKA dan DPA/DPA-L/DPPA RSD yang bersangkutan
2. Dapatkan RKA dan DPA/DPA-L/DPPA SKPKD dari RSD yang
bersangkutan (jika ada) untuk melihat apakah terdapat belanja lain yang
diajukan RSD dan menjadi masuk pada anggaran SKPKD RSD yang
bersangkutan.
3. Dapatkan informasi ke Dinas/Instansi terkait (Dinas Kesehatan; Bappeda,
Instansi terkait lainnya) untuk mendapakan data ekonomi makro provinsi
yang bersangkutan; program jangka menengah dan panjang dan data lain
yang terkait.
4. Dapatkan KUA (Kebijakan Umum APBD) dan PPA (Prioritas dan Plafon
Anggaran) provinsi yang bersangkutan
31
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
5. Dapatkan LRA dan Neraca RSD (jika sudah ada), jika LRA dan Neraca
belum mengacu ke Permedagri 13/2006, Tim sebaiknya melakukan
pembicaraan dengan counterpart terkait dengan bentuk yang seharusnya
dan melakukan penyusunan bersama-sama, hal ini dikaitkan dengan
penyusunan LRA dan Neraca RSD
6. Dapatkan dokumen terkait landasan hukum dibentuknya RSD
7. Dapatkan Laporan Kinerja Keuangan (SPAP No.01)
8. Dapatkan Laporan Perubahan Ekuitas
9. Dapatkan kontrak-kontrak konstruksi
10. Dapatkan dokumen terkait kebijakan pengakuan dan
penghentian/penghapusan asset berwujud dan tidak berwujud
11. Dapatkan dokumen terkait kebijakan kapitalisasi pengeluaran
12. Dapatkan dokumen kemitraan dengan fihak ketiga
13. Dapatkan rincian biaya penelitian dan pengembangan (bila ada)
14. Dapatkan rincian persediaan baik yang digunakan untuk dijual maupun
untuk dipakai sendiri.
15. Dapatkan rincian Dana Cadangan
16. Lakukan analisa data-data yang diperoleh dengan mengacu pada LRA
dan Neraca yang ada untuk menampilkan informasi penting apa saja yang
akan dituangkan pada CALK.
17. Dapatkan informasi penting lain apa saja yang mungkin tidak tercakup
pada Neraca dan LRA seperti masalah hukum yang dapat mengganggu
operasionl RSD atau komitmen yang telah dibuat dengan pihak ketiga.
32
Satgas BLUD – Deputi Akuntan Negara
TIM PENYUSUN