Anda di halaman 1dari 56

Surplus JKN dan Dampak

Bagi Pemerataan Pelayanan


Kesehatan

M Faozi Kurniawan
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat
dan Keperawatan
UGM

1
Presentasi

• Bagian 1: Situasi Defisit


Penyelenggaraan JKN
• Bagian 2: Situasi Surplus
Penyelenggaraan JKN
• Bagian 3: Kebijakan Kompensasi

2
Bagian 1: Situasi
Defisit
Penyelenggaraan JKN
2014 -2019

3
Segmen PBI APBN, PPU

Segmen Sumber Defisit (Pemerintah), PPU (Swasta)


mengalami surplus, sedangkan PBI
APBD, Bukan Pekerja dan PBPU
(2014 – 2019) mengalami defisit

Selisih Iuran dan Beban Penyelenggaraan JKN


50,000.0

40,000.0

30,000.0

20,000.0

10,000.0
Rp. Miliar

-
2014 2015 2016 2017 2018 2019
(10,000.0)

(20,000.0)

(30,000.0)

(40,000.0)
Kerugian di segmen PBPU terlalu besar !!!
(50,000.0)

Surplus: Orang miskin dan tidak mampu (PBI-APBN) ASN, TNI, dan Polri (PPU -ASN) Pekerja formal swasta (PPU-BU)
Defisit: Didaftarkan Pemda (PBI-APBD) Bukan pekerja (BP) Pekerja informal (PBPU)
Kolektibilitas Iuran Per segmen
PPU PBPU BP

Tahun PPU PBPU


PBPU BP Tidak
PPU AKtif Tidak Tidak BP Aktif
Aktif Aktif
aktif Aktif
Koletibilitas iuran
2016 99% 1% 58% 42% 100% 0% PBPU lebih rendah dari
PPU dan BP yaitu 40%
- 50%
2017 98% 2% 52% 48% 100% 0%

2018 94% 6% 54% 46% 99% 1%

2019 91% 9% 50% 50% 99% 1%

Jun-2020 90% 10% 51% 49% 98% 2%

Sumber: DJSN, 2020


IURAN JKN – belum sesuai perhitungan
aktuaria
BELUM sesuainya
perhitungan
aktuaria

“menyebabkan”

jumlah iuran belum


bisa menutup
beban pelayanan
pada segmen –
segmen tertentu

Sumber: BPJS Kesehatan, Desember 2019

Sumber: BPJS Kesehatan, 2020


Segmen yang positif
Total Iuran dan Beban PBI APBN
Milyar rupiah
Rasio Beban/Iuran
PBI APBN Iuran Beban Selisih (%)

2014 19.932,5 13.734,5 6.198,0 68

2015 19.884,0 14.627,2 5.256,8 73

2016 24.814,3 17.462,9 7.351,4 70

2017 25.362,8 20.673,2 4.689,6 81

2018 25.492,0 21.700,0 3.792,0 83

2019 35.800,0 24.700,0 11.100,0 69


Selisih positif pada dana PBI APBN.

Dari tahun ketahun, PBI-APBN masih mengalami sisa. Claim Ratio masih di bawah 100 persen

Sumber: BKF, Kemenkeu, 2018


Total Iuran dan Beban ASN, POLRI, ABRI
Milyar rupiah

Ratio Beban/Iuran
ASN, TNI, dan Polri Iuran Beban Selisih
(%)

2014 12.680,4 7.811,3 4.869,1 62

2015 13.309,8 9.778,7 3.531,1 73

2016 13.750,3 10.941,1 2.809,2 79

2017 13.820,8 12.792,0 1.028,8 92

2018 14,300.0 13,600.0 700.0 95

2019 16,500.0 15,200.0 1,300.0 92

Sumber: BKF, Kemenkeu, 2018


Total Iuran dan Belanja Pekerja Formal
Milyar rupiah
Ratio
Pekerja Formal (PPU) Iuran Beban Selisih
Beban/Iuran (%)

2014 3.545,2 3.370,1 175,1 95

2015 10.804,3 7.646,8 3.157,5 71

2016 17.826,8 10.631,5 7.195,3 59

2017 21.490,5 13.748,3 7.742,2 64

2018 24,500.0 14,100.0 10,400.0 58

2019 28,600.0 16,500.0 12,100.0 58

Sumber: BKF, Kemenkeu, 2018


Segmen yang negatif
Total Iuran dan Belanja Bukan Pekerja
Rasio Beban/Iuran
Bukan Pekerja Iuran Beban Selisih
(%)

2014 1.324,4 4.535,1 (3.210,7) 343

2015 1.654,7 5.634,6 (3.979,9) 341

2016 1.622,3 6.081,5 (4.459,2) 374

2017 1.650,7 7.004,6 (5.353,9) 424

2018 1,702.7 7,700.0 (5,997.3) 452

2019 1,900.0 8,400.0 (6,500.0) 442

Sebagian besar adalah pensiunan


Sumber: BKF, Kemenkeu, 2018
Total Iuran dan Belanja PBI APBD
Rasio Beban/Iuran
PBI APBD Iuran Beban Selisih
(%)

2014 1.352,0 2.806,7 (1.454,7) 207

2015 2.363,4 4.046,6 (1.683,2) 171

2016 3.664,3 4.892,2 (1.227,9) 133

2017 5.205,2 6.889,4 (1.684,2) 132

2018 6,800.0 9,100.0 (2,300.0) 134

2019 12,700.0 12,900.0 (200.0) 102

• Selisih Negatif pada dana PBI APBD.


• Dari tahun ketahun, PBI-APBD mengalami defisit. Claim Ratio di atas 100 persen.
• Belum ada data yang menunjukkan Propinsi mana yang PBI-APBD minus dan mana yang surplus.
• Jika dilihat data faskes, dan beberapa data anekdot, propinsi-propinsi di Jawa diperkirakan negatif

Sumber: BKF, Kemenkeu, 2018


Total Iuran dan Belanja Pekerja Informal (PBPU)
Milyar rupiah

Rasio Beban/Iuran
Pekerja Informal (PBPU) Iuran Beban Selisih
(%)

2014 1.885,4 10.401,0 (8.515,6) 551

2015 4.674,9 15.349,4 (10.674,5) 328

2016 5.726,0 17.278,2 (11.552,2) 300

2017 6.716,6 23.337,3 (16.620,7) 347

2018 9,007.6 27,900.0 (18,892.4) 310

2019 10,500.0 31,400.0 (20,900.0) 299


Defisit terbesar pada kelompok ini. Selama 5 tahun (sampai )ktober 2018,
tercatat defisit 62 T

Sumber: BKF, Kemenkeu, 2018


Peningkatan Kasus Penyakit dan Biaya Katastropik

Peningkatan
pemanfaatan fasilitas
kesehatan
LONJAKAN
Pemanfaatan Faskes
setelah Pandemi

Jantung
COST SHAring belum Kanker
berjalan
Stroke

Sumber: BPJS Kesehatan, DJSN, Kemenkes, 2020


Bagian 2: Situasi
Surplus
Penyelenggaraan JKN
2014 -2019

16
Penyebab SURPLUS
Penyelenggaraan JKN

17
1
Kenaikan IURAN JKN – Perpres 64/2020

Kelas Perpres Perpres Perpres Perpres Perpres Perpres


111/2013 19/2016 28/2016 82/2018 75/2019 64/2020
III 22.500 30.000 25.500 25.500 42.000 42.000
II 42.500 51.000 51.000 51.000 110.000 100.000
I 59.500 80.000 80.000 80.000 160.000 150.000
Total Subsidi Pemerintah Th 2020 (April – Desember Th 2020)

Segmen Subsidi Sumber


PBPU Kelas III 3.220,56 APBN
BP Kelas III 18,86 APBN
PBI -Pusat 48.654,25 APBN
PBI - Daerah 18.176,61 APBD
Sumber: BPJS Kesehatan, Desember 2019
Total Subsidi APBN = 51.893,67 milyar atau 51,8 triliun
Total Subsidi APBD = 18.176,61 milyar atau 18,2 triliun
Surplus Penyelenggaraan JKN Kenaikan jumlah
IURAN JKN

160

140
Intervensi iuran
120
sesuai Perpes
64/2020
100

80

60
Penurunan biaya
40 manfaat

20

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Penurunan


Iuran Beban utilisasi???

19
Sumber: BPJS Kesehatan, Kompas;Senin 15 Feb 2021
IURAN JKN – Per Segmen
40,000.0
Iuran
35,000.0
- berdampak signifikan
30,000.0

25,000.0

20,000.0
Perpres 64/2020 terkait
15,000.0 kenaikan IURAN JKN:

10,000.0
- Berdampak pada
kenaikan iuran pada
5,000.0
semua segmen
-
- Segmen paling PBI
APBN dan PPU
PBI APBN PBI APBD PPU ASN PPU BU BP PBPU - Segmen PBPU juga
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020* berdampak signifikan
20
Sumber: Kemenkeu, 2020, Th 2020: Data sementara dan estimasi
2 Utilisasi JKN 2014 - 2019
Selama penyelenggaraan
Kunjungan di Faskes 2014 - 2019 JKN
250.0

224.1
- Kunjungan FKTP -- NAIK
208.0

200.0
- Kunjungan FKTL -- NAIK
187.9

171.9
180.4 - Kunjungan Rawat Inap
156.8 FKTL -- NAIK
150.3 147.4
150.0
133.4
120.9 - Jumlah Kepesertaan
100.6 JKN NAIK
100.0
84.7
76.8
66.8 64.4

49.3
50.0 39.8

21.3
7.6 8.7 9.7 11.0
Terjadi peningkatan
4.2 6.3

0.0
pelayanan kesehatan untuk
2014 2015 2016 2017 2018 2019
masyarakat
RJTP RJTL RITL Total Peserta
21
Sumber: DJSN, BPJS Kesehatan, 2020
Th. 2020 -- Pandemi COVID-19,
apa yang terjadi terhadap
utilisasi JKN??

22
Penurunan utilisasi JKN Th 2020
TH 2020 – Pandemi COVID-19
Kunjungan di Faskes 2014 -2020
300.0
283.9

Kunjungan FKTP NAIK – 283.9


250.0
224.1 222.4
208.0

200.0
Kepesertaan TURUN – 222.4
187.9
180.4
171.9
156.8
150.3 147.4
150.0
133.4
120.9

100.6
100.0 84.7
76.8
66.8 69.60
64.4
49.3
50.0 39.8 Kunjungan FKTL TURUN – 69.6
21.3
7.6 8.7 9.7 11.0 9.04
4.2 6.3

0.0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 RITL TURUN – 9.04
RJTP RJTL RITL Total Peserta
23
Sumber: DJSN, BPJS Kesehatan, 2020
3 Penurunan Biaya Klaim Katastropik Th 2020???
2014 Terjadi situasi penurunan
pemanfaatan faskes FKTP
dan FKTL karena PANDEMI
2019 COVID-19

Cost sharing dan


pembatasan manfaat
untuk penyakit tertentu
belum berjalan

Kebutuhan peran Pemda dalam Upaya Promprev – Integrasi perencanaan


dan penganggaran program kesehatan Kemkes-BPJS Kes dan Dinkes
24
8 biaya penyakit katastropik 2014 - 2019
Chart Title
12,000,000

10,000,000

8,000,000

6,000,000

4,000,000

2,000,000

2016 2017 2018 2019

25
Sumber: BPJS Kesehatan, 2020
Untuk membayar utang di RS
Apa yang harus yang bekerjasama dengan
BPJS?
dilakukan dengan
atau
Surplus 2020?
Untuk melaksanakan
kebijakan kompensasi JKN?

26
Bagian 3.
Kebijakan Kompensasi
di Daerah Belum Tersedia
Fasilitas Kesehatan
Yang Memenuhi Kebutuhan
Medis Peserta JKN
sebagai Upaya Pemerataan
Pelayanan Kesehatan

27
1: Kebijakan
Kompensasi untuk
Daerah yang belum
memenuhi standar
akses pelayanan
kesehatan

28
Penyebaran Dokter SPJP

5
14

235
216

43
26 13

SPJP masih terpusat di Pulau Jawa dan daerah Maju

Papua Barat, Papua, Bengkulu dan Daerah


kemampuan fiskal rendah masih jumlah SPJP yang kecil

Sumber: Kemenkes diolah DaSK, 2020


Pelayanan KATETERISASI JANTUNG

(RS Kelas A) (RS Kelas B)

Kepemilikan layanan katerisasi Jantung yang terbatas antar daerah

Sumber: Kemenkes diolah DaSK, 2020


Fenomena di 7
Provinsi :

Sumatera Utara, Bengkulu,


Jawa Tengah, Jawa Timur,
Yogyakarta, Sulawesi
Selatan dan NTT

Sumber: Peta Jejaring Kardiovaskular (http://manajemenrumahsakit.net/jantung/peta-jejaring-kardiovaskuler ) (2018)


Ketersediaan dan Kebutuhan Dokter
Ketersediaan DIY Kekurangan NTT Kekurangan

Dokter 1375 ? 65 157


Spesialis

Dokter 1214 ? 570 776


Umum
Dokter Gigi 611 ? 158 211

Sumber: Profil Kesehatan DIY 2013


Sumber: Profil Kesehatan NTT 2013-PPT Dr. SMJ Koamesah, MMR., MMPK

Jumlah Dokter di DIY dan NTT dengan


selisih yang jauh berbeda. Catatan: Spesialis di
NTT banyak yang berada di Kupang
Sumber: Trisnantoro, 2016
Arah Kompensasi
Daerah Penerima
Kompensasi
Daerah Terpencil dan
 UU No 40 Th 2004, Pasal 23 (3) Kepulauan
 Perpres No 111 Th 2013, Pasal 34
 Permenkes No 71 Th 2013, Pasal 30
 Permenkes No 28 Th 2014 Daerah Terpencil dan Sangat
Terpencil

DBTFMS: Daerah Belum Tersedia Faskes Memenuhi Syarat


• belum ada definisi operasional tentang penerima
kompensasi
• tidak ada regulasi yang menyatakan bahwa penerima
kompensasi adalah daerah terpencil atau sangat
terpencil
2: Pelaksanaan
Kebijakan Kompensasi

34
Bentuk Pemberian
Kompensasi yang
bisa dilakukan

35
Pengiriman Tenaga Kesehatan - FKTP

uang harian, biaya transportasi (*) biaya layanan sudah masuk kapitasi

3 Klaim BPJS
FKTP Induk Kompensasi Kesehatan
(Mitra BPJSK) 4
Tim Tenaga Peserta JKN yang
1 Kesehatan 2 telah terdata

1. Ketersediaan dokter, dana operasional tim nakes, penyesuaian jadwal tim nakes
2. Ketersediaan obat, waktu pelayanan vs waktu masyarakat bekerja, sarpras kesehatan, kondisi jalan
3. Pemahaman teknis klaim, lampiran nota transportasi dan nomor kartu peserta JKN
4. Jauhnya jarak faskes induk ke kantor BPJS Kesehatan terdekat
5. Belum terjadi pembayaran klaim, tingginya biaya transportasi dibanding uang harian

Sumber: BPJS K-PKMK, 2017


Pengiriman Tenaga Kesehatan - FKTL

Klaim BPJS
Kompensasi Kesehatan
4
2
1 Tim Tenaga Peserta JKN yang
Kesehatan telah terdata

FKTL Induk 3

(Mitra BPJSK)
uang harian, biaya transportasi (*) biaya layanan sudah masuk paket INA-CBGs
5

1. Dana operasional tim dokter spesialis, penyesuaian jadwal tim, ketersediaan dan kesediaan dokter spesialis (kontrak)
2. Ketersediaan obat dan layanan penunjang, waktu layanan vs waktu kerja masyarakat, sarpras untuk pelayanan spesialistik
3. Pemahaman teknis klaim, teknis pengajuan klaim dan verifikasi klaim
4. Jarak faskes induk ke kantor BPJS Kesehatan terdekat
5. Biaya transportasi dan uang harian, ketersediaan uang harian untuk dokter spesialis

Sumber: BPJS K-PKMK, 2017


Penggantian Uang Tunai

biaya pelayanan kesehatan


1
4
Fasilitas Kesehatan 2
Peserta JKN
Non Mitra BPJSK 3
Klaim BPJS
Kompensasi Kesehatan

1. Peserta sulit menjangkau Faskes Non Mitra, biaya transportasi, ketersediaan uang tunai untuk pengobatan
2. Pemahaman teknis klaim, lampiran nota transportasi dan nomor kartu peserta JKN, teknis pengajuan dan verifikasi klaim
3. Jarak faskes induk ke kantor BPJS Kesehatan terdekat
4. Sistem pembayaran di BPJS K, bentuk pembayaran tunai/ transfer, akses komunikasi.

Sumber: BPJS K-PKMK, 2017


Penyediaan Faskes Tertentu

1 2
Klaim BPJS
Kompensasi Kesehatan

Penyediaan 3
Faskes Tertentu
uang harian, biaya transportasi (*) biaya layanan sudah masuk paket INA-CBGs

1. Pemahaman teknis klaim, lampiran SPJ, teknis pengajuan dan verifikasi klaim
2. Faskes bergerak yang berpindah-pindah untuk menjangkau kantor BPJS Kesehatan terdekat, waktu verifikasi klaim
3. Tingginya biaya operasional dan pelayanan, ketersediaan obat dan BMHP

Sumber: BPJS K-PKMK, 2017


Perlu Rumusan
yang tepat untuk
pelaksanaan
Kebijakan Diperlukan Perjanjian
Kompensasi Kerja Sama antara
Pemerintah Daerah dan
BPJS Kesehatan

Dukungan Sumber dana


BPJS Kesehatan dan
Pemerintah Daerah

40
Kebutuhan Tim Tenaga Kesehatan

Tim Dokter Dokter Kesehatan


Dokter Gigi Perawat Bidan Apoteker
Spesialis Umum Masyarakat

v v - v v v v

v v - v v - -

v v v v v - v

v v - v v - v

v v - v v v v

v v - v v - v

• Penentuan jumlah tim tenaga kesehatan


disesuaikan dengan kebutuhan
• Tim Dokter Spesialis – SpOG, SpD, SpB, SpA,
SpAn, SpRad (disesuaikan dengan kebutuhan)
Pemenuhan SDM bisa melalui kontrak

• Dokter spesialis di
sediakan oleh
Lembaga
Pendidikan atau
RS yang
bekerjasama
dengan BPJS
Kesehatan
• Pemetaan
kebutuhan dokter
42
Sumber: PKMK, 2015
Kasus di NTT – untuk pemenuhan di dokter dan
dokter spesialis

• Di NTT terjadi kekurangan SDM yang


kronis, khususnya spesialis dan dokter
• Situasi yang tepat untuk
umum
menggunakan
• Di berbagai RS besar ada banyak
spesialis dan residen pendekatan kontrak
• Sistem jaminan kesehatan menjadi
SDM berkelompok
tidak adil dalam pelaksanaan karena
kekurangan SDM dan fasilitas di daerah

Sumber: Trisnantoro, 2015


Perencanaan Jumlah hari dan Kunjungan

Jumlah Kunjungan/ Bulan Jumlah Hari/ Kunjungan

Waktu kunjungan
Kelurahan/Desa X (1x), Kelurahan/Desa X (3 hari),
dibutuhkan untuk
Kelurahan/Desa Y (2x) Kelurahan/Desa Y (1 hari) memastikan jadwal
kunjungan
1-2 x 3 hari

1-2 x 3 hari

2x 3 hari

2-4 x 1 hari

1x 4-5 hari

• Penentuan jumlah kunjungan/ bulan dan jumlah hari/ kunjungan bervariasi sesuai kesepakatan BPJSK dan Dinkes
• Perlu mempertimbangkan waktu perjalanan dan memperhatikan kebutuhan peserta JKN untuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tim selama + 2 hari efektif/ kunjungan
Pemberian kompensasi melalui
Kunjungan pasien pengiriman tim tenaga
kesehatan

Rata-Rata Jumlah Pasien per Kunjungan Tim


100 90
75
80

53 55
60

40

20

0 Tim FKTP ke
bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 tempat terpencil

Tim FKTL ke faskes


Adanya kunjungan pasien pada saat tim nakes datang ke lokasi kecamatan dan
FKTL induk
Adanya pembagian peran BPJS Kesehatan dan Pemda

Dukungan Biaya Dukungan Biaya Dukungan Biaya


Instansi
Transportasi Harian Nakes Akomodasi
Pemda - - -
BPJSK - v -
Pemda - - v Penentuan besaran biaya
disesuaikan dengan standar tarif
BPJSK v v -
dalam Perbup/ SK Bupati dan/
Pemda - - v atau SK Kadinkes
BPJSK v v -
Pemda - - v
BPJSK v v -
Pemda - - -
BPJSK v v -
Pemda - - -
BPJSK v v -
Kebutuhan biaya jika dilaksanakan

Biaya Transportasi (one


UH Perjalanan Dinas Dalam Negeri Biaya Penginapan
way)
Kab/ Kota Provinsi
Dalam Kota Eselon III/ Eselon IV/ Tertinggi di
Luar Kota Diklat Sesuai Kab
> 8 jam Gol IV Gol I-III Prov
A A 360.000 140.000 110.000 1.294.000 556.000 275.000 420.000
185.000 x 146% =
B B 370.000 150.000 110.000 1.037.000 792.000
270.100
430.000 170.000 1.650.000 (tertinggi di
C C 130.000 1.507.000 804.000
(= daerah) (= daerah) Provinsi C)
D C 410.000 160.000 120.000 1.075.000 704.000 200.000 359.000
325.000 (tertinggi di
E E 430.000 170.000 130.000 1.355.000 550.000
Provinsi E)
580.000 2.700.000 x 189% =
F F 230.000 170.000 2.521.000 829.000
(jika gol III) 5.103.000

Biaya yang dikeluarkan menyesuaikan dengan tingkat kemahalan


daerah – Peran Pemda untuk melakukan estimasi anggaran dan
integrase dengan program daerah

Sumber: BPJS K-PKMK, 2017


ESTIMASI Daerah Penerima Kebijakan
Kompensasi

jumlah kecamatan di Indonesia 7,160 (Kemendagri, 2015)


jumlah desa di Indonesia 74,754 (Kemendagri, 2015)
data dan asumsi

estimasi jumlah desa/ kecamatan 10.44 Catatan : Daerah ini tidak hanya
jumlah Puskemas di Indonesia 9,767 (Kemenkes, 2016)
estimasi Puskesmas/ kecamatan 1.36 mencakup DTPK karena non DTPK
jumlah penduduk di Indonesia 255,461,700 (BPS, 2015) dapat memenuhi kriteria penerima
estimasi jumlah penduduk/ desa 3,417
jumlah penduduk miskin tk desa 17,890,000 (BPS, 2015)

Kriteria DBTFMS
No
tersedia tidak tersedia
1 ketersediaan FKTP di kecamatan 74,754 - Desa
< 3 km > 3 km
47% 53% diolah dari data BPJSK (2017)
3 jarak FKTP Potensi daerah
35,138 39,616 Desa
tertinggal sangat tertinggal
letak geografis dan akses 39,091 17,268 sumber : Data PODES, 2011 (diolah), Kemendes, PDT, Trans, 2014
3
transportasi potensi DBTFMS Desa

17,268 Desa
Estimasi jumlah
Estimasi DBTFMS
penerima
23.1% dari jumlah desa di Indonesia

Sumber: BPJS K-PKMK, 2017


Mekanisme Pemberian Kompensasi

Mekanisme penetapan DBTFMS


• BPJS Kesehatan setempat
Pemberian Kompensasi • Asosiasi faskes setempat pertimbangan Dinkes Kab/Kota koordinasi Dinkes Provinsi
• BPS setempat
1. penggantian uang
tunai Sekda/ Bupati/Walikota Membentuk
2. pengiriman tenaga max 7 hari
kesehatan Max 7 hari Menilai
max 14
3. penyediaan fasilitas hari
Penetapan Tim Penilai
kesehatan tertentu
daerah

Mekanisme persetujuan pemberian kompensasi


Dinkes Kab/Kota KC BPJS Kes
Utilisasi peserta JKN
di FKTP dan FKTL PKS dengan Pemda telaah
KC BPJS Kes
terdaftar dari daerah telaah
Dewiil
yang akan ditetapkan Kedeputian JPKP
BPJS Kes
daerah penerima Pemberian DepWil Persetujuan telaah
bisa menjadi bahan Kompensasi BPJS Kes
pertimbangan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan

Sumber: BPJS K-PKMK, 2017


Ada indikator kesehatan yang dicapai
Indikator Keberhasilan FKTP FKTL Pemda BPJSK Peserta
Peningkatan angka kontak sehat di DBTFMS v v v v v
Penurunan angka rujukan non spesialistik v
Penurunan rujukan spesialitik v
Peningkatan cakupan Prolanis v v v
Peningkatan kepuasan peserta JKN v v v v
Peningkatan kepuasan tenaga kesehatan v
Peningkatan status kesehatan v v v v v
Penurunan angka kematian v v
Penurunan out of pocket v
Tercapainya kunjungan/ bulan sesuai PKS v
Peningkatan jumlah kepesertaan JKN v
Peningkatan SDM kesehatan v v v
Peningkatan infrastruktur v v v
Peningkatan skor rekredensialing v
Kontribusi lintas sektor
Pembagian Peran Dalam Mendukung Pemberian Kompensasi
Aspek
A B C D E F G H I J K
Ketersediaan faskes v v v v v v
Ketersediaan dokter v v v v v
Sarpras layanan kesehatan v v v v v
Akses & biaya transportasi v v v v v
Sosial ekonomi v v v v v v
Akses komunikasi v v v v

A. DPRD
B. Sekda/ Pemda
C. Dinas Kesehatan
D. Dinas Sosial dan Kependudukan Peran Dinas Kesehatan perlu didukung oleh komitmen Pemda melalui
E. Dinas Perhubungan dan Komunikasi DPRD, Sekda, dan Bappeda beserta OPD lainnya sesuai pembagian
F. Dinas Pekerjaan Umum (PU) peran yang disepakati dan dituangkan dalam lembar pernyataan
G. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah kesepakatan/ komitmen bersama
H. Dinas Pendidikan
I. Badan Kepegawaian Daerah
J. Bappeda
K. Dll (organisasi perangkat daerah lain)
3: Rumusan
sumber Dana
Kebijakan
Kompensasi

52
APBD – Alokasi dana daerah
• APBD – PAD Kabu/ Kota
• APBD – DAK Non Fisik -- BOK – Kunjungan rumah
• APBD – DAU dari lintas sektor

53
Dana BPJS Kesehatan - Kapitasi
• Alokasi dana kapitasi untuk kunjungan sehat ke rumah
• - kontak sehat
• - kunjungan prolanis

Surplus BPJS Kesehatan

Apakah dapat digunakan untuk membiayai kebijakan kompensasi???

54
Langkah ke depan yang perlu dilakukan dengan
adanya SURPLUS JKN dan Peran Pemerintah (Pusat
dan Daerah)
Regulasi
Regulasi bentuk kompensasi, standar tarif
pelayanan kesehatan, dan peran Dinkes, 1. Implementasi Pemberian Kompensasi
berdasarkan UU
asosiasi faskes, dan organisasi profesi
2. Pedoman teknis yang menjelaskan
kriteria daerah penerima dan
Pemerintah Daerah – Bupati/ Kepala Daerah
mekanisme kompensasi
1. Menjamin ketersediaan tim nakes (dokter, bidan/
3. Sumber dana – Kapitasi –
perawat, kesehatan masyarakat
Perencanaan APBD
2. Menjamin ketersediaan obat dan BMHP dalam
pemberian pelayanan
3. Ketersediaan sumber dana
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai