SURAT KEPUTUSAN
TENTANG
i
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 36 Tahun 2012
tentang Rahasia Kedokteran;
M E M U T U S K A N:
Menetapkan :
Ditetapkan di : Lamongan
Pada Tanggal : 20 Januari 2022
ii
Lampiran I : Surat Keputusan Direktur RSUD
Ngimbang Kabupaten Lamongan
BAB I
PENDAHULUAN
2. Tujuan
3
Panduan ini disusun dengan tujuan untuk menyediakan perawatan
kesehatan dengan cara adil dan sesuai perundangan yang berfokus pada
hak pasien dan keluarga serta permintaan persetujuan pasien.
1.3 Pengertian
1. Hak
Adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau
suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat
sesuatu.
2. Kewajiban
adalah sesuatu yang harus dilakukan dan tidak boleh bila tidak
dilaksanakan
3. General inform Concent atau persetujuan umum adalah pernyataan
kesepakatan yang diberikan oleh pasien terhadap peraturan rumah sakit
yang bersifat umum.
4. Informed Consent : pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang
(pasien) yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan
(voluntary) terhadap tindakan kedokteran yang akan dilakukan
terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang
tindakan kedokteran yang dimaksud.
5. Pasien
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pasien adalah orang yang
sakit. Pasien dalam praktek sehari-hari sering dikelompokkan menjadi:
1) Pasien dalam atau rawat inap, yaitu pasien yang memperoleh
pelayanan tinggal atau dirawat khusus pada suatu unit pelayanan
kesehatan tertentu dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit
2) Pasien jalan atau luar rawat jalan, yaitu pasien yang hanya
memperoleh pelayanan kesehatan, biasanya pasien yang sudah
sembuh tapi masih dalam pengobatan
6. Keluarga Pasien
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga
terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak
kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya.
4
1) Ayah adalah ayah kandung, termasuk ayah angkat yang ditetapkan
berdasarkan penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat
2) Ibu adalah ibu kandung, termasuk ibu angkat yang ditetapkan
berdasarkan penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat
3) Suami adalah seorang laki-laki dalam ikatan perkawinan dengan
seorang perempuan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
4) Istri adalah seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan
dengan seorang laki-laki berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Apabila yang bersangkutan mempunyai
lebih dari satu istri, persetujuan atau penolakan dapat dilakukan oleh
salah satu dari mereka.
5) Wali adalah orang yang menurut hukum menggantikan orang lain
yang belum dewasa untuk mewakilinya dalam melakukan perbuatan
hukum atau orang yang menurut hukum menggantikan kedudukan
orang tua.
6) Induk semang adalah orang yang berkewajiban untuk mengawasi
serta ikut bertanggung jawab terhadap pribadi orang lain, seperti
pemimpin asrama dari anak perantauan atau kepala rumah tangga
dari seorang pembantu rumah tangga yang belum dewasa.
5
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Hak Pasien dan Keluarga dapat dilihat dari berbagai dimensi
antara lain sasaran identifikasi hak pasien, menginformasikan hak pasien dengan
cara yang baik, mendukung dan memberikan hak pasien, edukasi staf tentang
hak pasien, general dan informed consent.
Rumah Sakit dalam menerapkan tata cara pemberian hak pasien dan
keluarga harus meliputi proses-proses sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi, melindungi, dan mempromosikan hak-hak pasien.
2. Menginformasikan pasien tentang hak-hak mereka.
3. Melibatkan keluarga pasien, bila perlu, dalam keputusan tentang perawatan
pasien.
4. Mendapatkan persetujuan (informed concernt), dan
5. Mendidik staff tentang hak pasien.
Proses di atas terkait bagaimana Rumah Sakit menyediakan perawatan
kesehatan dengan cara yang adil dan sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.
Beberapa Identifikasi Hak Pasien di Rumah Sakit meliputi beberapa bagian,
diantaranya adalah:
1. Hak privasi yaitu mengidentifikasi harapan, kebutuhan dan keinginan pasien
untuk privasi, hormat pada setiap wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur
atau pengobatan dan transportasi.
2. Hak menentukan diri sendiri
3. Hak mendapatkan perawatan yang optimal
4. Hak untuk dilibatkan dalam pengobatan
5. Hak mendapatkan pelayanan kerohanian rumah sakit, mengidentifikasi,
menghormati, mempraktikkan, memberikan pelayanan yang menghormati
nilai dan kepercayaan pasien, merespon permintaan yang bersifat rutin
kompleks serta permintaan untuk keperluan dukungan agama dan spiritual
pasien. Rumah sakit menghormati keyakinan spiritual dan budaya pasien
serta nilai yang dianut pasien.
6. Hak keamanan barang milik pasien, rumah sakit menentukan tingkat
tanggung jawabnya terhadap barang milik pasien, pasien memperoleh
6
informasi tentang tanganggungjawab rumah sakit dalam melindungi barang
milik pasien, mengambil alih tangungjawab dalam keadaan pasien tidak
mampu.
7. Hak perlindungan dari kekerasan fisik
8. Hak bebas dari rasa nyeri.
Dalam hal yang menyangkut Hak dan Kewajiban Pasien, ruang lingkupnya
meliputi:
1. Staf rumah sakit memahami dan mengerti hak pasien.
2. Staf rumah sakit menghormati hak pasien dan keluarga
3. Pasien memahami dan mengerti tentang haknya sebagai pasien yang
mendapat pelayanan kesehatan.
4. Pasien dapat membuat keputusan terhadap dirinya dalam hal pelayanan
kesehatan, rencana tindakan yang mungkin dilakukan dan pengobatan
tanpa paksaan dari pihak manapun.
5. Rumah sakit bertanggung jawab melindungi hak pasien dan
mengedepankan hak pasien dalam setiap proses pelayanan yang diberikan.
Hak Pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2014 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien
Pasal 24 ayat 1 yaitu:
1. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
2. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
3. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
4. Memilih Dokter dan Dokter Gigi serta kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
5. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter dan
Dokter Gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit;
6. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya;
7. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
7
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;
8. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
9. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
10. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
11. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Rumah Sakit.
12. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
13. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
14. Mendapatkan perlindungan atas rahasia dokter termasuk kerahasiaan
rekam medik;
15. Mendapat akses terhadap isi rekam medik;
16. Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu
penelitian kesehatan;
17. Menyampaian keluhan atau pengaduan atas kualitas pelayanan yang
diterima;
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
19. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana.
Dalam menerima pelayanan di Rumah Sakit, pasien mempunyai kewajiban,
antara lain:
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggungjawab;
3. Menghormati hak – hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
8
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan financial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang –
undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan / atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
9
BAB III
TATA LAKSANA
10
pertimbangan dokter yang diperlukan Hal ini mencakup seluruh
pemeriksaan dan prosedur diagnostik rutin, termasuk x-ray,
pemberian dan/ atau tindakan medis serta penyuntikan
(intramuskular, intravena dan prosedur invasif lainnya) produk farmasi
dan obat-obatan, pemasangan alat kesehatan (kecuali yang
membutuhkan persetujuan khusus/tertulis), dan pengambilan darah
untuk pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan patologiyang
dibutuhka untuk pengobatan dan tindakan yang aman.
3) Pemberian kuasa kepada Rumah Sakit untuk menjaga privasi dan
kerahasiaan penyakit pasien selama dalam perawatan.
4) Pemberian kuasa kepada Rumah Sakit untuk RAHASIA
KEDOKTERAN. Rumah Sakit wajib menjamin rahasia kedokteran
pasien baik untuk kepentingan perawatan atau pengobatan, kecuali
pasien mengungkapkan sendiri atau orang lain yang pasien beri
kuasa sebagai Penjamin.
5) Pemberian kuasa kepada Rumah Sakit (Dokter dan tenaga kesehatan
lainnya yang memberikan asuhan kepada pasien) untuk MEMBUKA
RAHASIA KEDOKTERAN kepada Perusahaan asuransi kesehatan
atau perusahaan lainnya atau pihak lain yang menjamin pembiayaan
pasien.
6) Pemberitauan tentang barang pribadi yang tidak boleh dibawa.
Karena Rumah Sakit tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan,
kerusakan atau pencurian.
c. Pemberian informasi. tentang adanya tatacara mengajukan dan mengatasi
keluhan terkait pelayanan medik yang diberikan terhadap pasien.
d. Pemberian informasi mengenai kewajiban pembayaran oleh pasien.
e. Persetujuan dari pasien ataupun keluarga setelah mendapat penjelasan.
Setelah pasien atau keluarganya memahami penjelasan yang diberikan
petugas mengenai hak-hak pasien dan kewajiban pasien dan mengenai
tata-tetrib rumah sakit, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan
pasien selama dirawat di rumah sakit, maka harus ada kesepakatan
antara petugas pemberi penjelasan dan pasien atau keluarga yang
menerima penjelasan, yang ditanda tangani oleh kedua pihak sebagai
11
adanyan persetujuan. Semua proses penjelasan serta pesetujuan tersebut
didokumentasikan di dalam general consent (form Rekam Medis no 03.1).
3. Tugas dan Kewajiban dari petugas kesehatan, atas hak pasien dan
keluarga.
a. Perawat Atau Bidan Di Rawat Inap
1) Kepala unit mensosialisasikan dan mendidik staf tentang hak pasien.
2) Perawat unit wajib menjelaskan tentang hak pasien dan keluarga
pada saat penerimaan pasien baru.
3) Berikan pelayanan kesehatan dan keperawatan dengan baik, penuh
penghargaan, manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi dengan
memperhatikan harkat dan martabat pasien.
4) Melibatkan pasien atau keluarga dalam proses keperawatan.
5) Hormati privasi pasien selama mendapat asuhan pelayanan
kesehatan.
6) Hormati nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut pasien.
7) Pasien atau keluarga diberi kesempatan untuk membuat keputusan
terhadap pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diterima tanpa
paksaan dari pihak manapun.
8) Staf menerima dan menanggapi setiap keluhan yang diajukan oleh
pasien atau keluarga sesuai dengan prosedur.
b. Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi Dan Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan.
1) Dokter memahami, menghormati dan menghargai hak pasien.
2) Berikan pelayanan kesehatan dengan baik, manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi.
3) Berikan informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita, rencana
pengobatan, rencana tindakan kedokteran yang akan dilakukan,
kemungkinan penyulit dan komplikasi, prognosis dengan bahasa yang
dapat dipahami dan dimengerti oleh pasien.
4) Berikan informasi tentang perawatan pasien kepada keluarga pasien
dengan mempertimbangkan kondisi apa saja yang boleh dan tidak
boleh disampaikan, seperti pada kasus pasien B20.
12
5) Libatkan dan berikan kesempatan pada pasien untuk memutuskan
tindakan pengobatan maupun rencana tindakan medis tanpa merasa
takut dan dipaksa.
13
informasi medis tentang pasien apabila pasien memerlukannya untuk berbagai
kepentingan. Prosedurnya sebagai berikut:
a. Petugas ruang perawatan memberikan resume medis pada saat pasien
pulang.
b. Informasi untuk keperluan asuransi dapat diberikan dengan mengajukan
surat resmi (dari pasien) atau surat kuasa bermaterai dibubuhi tanda
tangan pasien (dari pasien ke asuransi) ke direktur untuk pelepasan
informasi medis, kemudian untuk difasilitasi oleh unit rekam medis.
c. Informasi medis untuk keterangan lainnya (surat keterangan sakit,
keterangan cacat, keterangan dirawat ataupun lainnya) difasilitasi oleh
bagian pelayanan medis atau pelayanan keperawatan.
6. Perlindungan Harta Milik Pasien
Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal ini
pasien mengenakan perhiasan atau barang berharga lainnya dan sedang
dalam kondisi akan dilakukan Tindakan pelayanan medis
a. Tatalaksana Perlindungan Harta Milik Pasien
1) Ucapkan salam dan identifikasi pasien.
2) Apabila pasien datang sendirian dan dalam keadaan tidak sadar
maka barang milik pasien diidentifikasi oleh penanggung jawab
loker penitipan barang dengan satu orang petugas sebagai saksi.
3) Mencatat pada buku penitipan barang pasien.
4) Menyimpan barang pasien di lemari/loker yang telah ditentukan dan
dikunci.
5) Kunci lemari/loker dibawa oleh penanggung jawab loker.
6) Pengembalian barang dilakukan oleh petugas sesuai dengan
prosedur dengan mengisi buku pengembalian barang milik pasien:
• Pasien sadar: barang dikembalikan langsung kepada pasien
• Pasien tidak sadar: barang dikembalikan kepada wali atau
keluarga atau penanggung jawab pasien dengan menunjukkan
identitas bahwa pasien tersebut adalah anggota keluarganya
kepada perawat serta meninggalkan fotokopi kartu identitas
yang berlaku.
7) Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus di informasikan
bahwa rumah sakit tidak bertanggungjawab jika ada harta benda
14
yang hilang sebab pada saat akan masuk rawat inap sudah di
informasikan oleh Unit Admission.
8) Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti tentang
informasi yang disampaikan tentang perlindungan harta benda.
9) Pastikan adanya proses serah terima penyimpanan sementara
untuk harta benda pribadi milik pasien apabila pada pasien tersebut
tidak ada keluarga yang mendampingi dan akan dilakukan tindakan
pelayanan kesehatan.
10) Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan harta
benda milik pasien jika ada peristiwa kehilangan.
11) Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani kasus
kehilangan harta benda milik pasien jika kasus tersebut berlanjut.
12) Perlindungan Harta di rawat inap
Perlindungan harta milik di rawat inap menjadi tanggungjawab
pasien dan keluaraga.
13) Penanggung jawab loker penitipan barang: Bagian Informasi
(Security)
b. Tindakan/Prosedur Yang Membutuhkan Perlindungan Harta Milik Pasien
1) Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan
harta benda pasien:
a) Pada saat pasien tidak ada keluarga yang mendampingi
sedangkan pada pasien tersebut akan dilakukan tindakan
pelayanan kesehatan
b) Pada saat pasien mengalami hilang kesadaran/hilang ingatan
2) Para staf RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan harus
memberikan perlindungan harta benda pasien dengan benar
dengan menanyakan kejelasan informasi yang disampaikan oleh
unit Admission untuk tidak meninggalkan harta benda khususnya
yang berharga diluar pengamatan pasien, kemudian
membandingkannya dengan adanya Surat Pernyataan yang
tercantum di Rekam Medis. Jangan menyebutkan semua informasi
tentang perlindungan dan meminta pasien untuk menkonfirmasi
dengan jawabanya/tidak.
15
3) Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak mengetahui
untuk menjaga harta bendanya sendiri. Informasi mengenai bahwa
rumah sakit tidak bertanggungjawab atas barang benda milik pasien
diinformaikan ulang oleh perawat yang bertugas menangani pasien
secara personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur.
4) Perlindungan harta benda sebaiknya mencakup 2 detail wajib yaitu:
a) Di data semua harta benda pada saat pasien masuk
b) Mendata semua pengunjung yang dating berkunjung di ruang
perawatan tempat pasien dirawat.
c. Tata cara Perlindungan
1. Jenis Perlindungan
Perlindungan yang tersedia di RSUD Ngimbang Kabupaten
Lamongan adalah: Perlindungan harta milik pasien
2. Menitipkan Harta Milik
3. Proses perlindungan harta milik yang tersedia di RSUD Ngimbang
Lamongan adalah sebagai berikut:
Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam
kondisi akan ada tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada
keluarga yang mendampingi atau dalam kondisi hilang kesadaran.
Pelaporan Insiden/ Kejadian Kesalahan Perlindungan Harta
Benda Pasien. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Mis identifikasi data / pencatatan di buku laporan
b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi
c. Misi dentifikasi laporan investigasi
d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi
e. Kesalahan penulisan tanda untuk harta benda yang mendapat
perlindungan di bukulaporan
7. Tata Laksana dari Panduan Hak Pasien dan Keluarga adalah:
a. Staf bagian informasi dan tempat penerimaan pasien
1) Berikan informasi mengenai hak dan kewajiban pasien selama pasien
mendapat pelayanan kesehatan
2) Jelaskan tentang tata tertib dan peraturan rumah sakit
3) Jelaskan tentang persetujuan umum rumah sakit
16
4) Layani pasien dan keluarga dengan baik, manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi
5) Menerima dan menanggapi keluhan pasien sesuai dengan prosedur
b. Perawat di rawat jalan maupun di rawat inap
1) Kepala unit mensosialisasikan dan mendidik staf tentang hak pasien
2) Perawat unit wajib menjelaskan tentang hak pasien dan keluarga pada
penerimaan pasien baru
3) Berikan pelayanan kesehatan dan keperawatan demgan baik,
manusiawi, adil dan tanpa diskriminasi
4) Melibatkan pasien atau keluarga dalam proses keperawatan
5) Hormati privasi pasien selama mendapat asuhan pelayanan kesehatan
6) Hormati nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut pasien
7) Pasien atau keluarga diberi kesempatan untuk membuat keputusan
terhadap pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diterima tanpa
paksaan dari pihak manapun
8) Staf menerima dan menanggapi setiap keluhan yang diajukan oleh
pasien atau keluarga sesuai dengna prosedur.
c. Dokter spesialis dan Dokter penanggung jawab pelayanan:
1) Dokter memahami, menghormati dan menghargai hak pasien
2) Berikan pelayanan kesehatan dengan baik, manusiawi, adil jujur dan
tanpa diskriminasi
3) Berikan informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita, rencana
pengobatan, rencana tindakan kedokteran yang akan dilakukan,
kemungkinan penyulit dan komplikasi, prognosis dengan bahasa yang
dapat dipahami dan dimengerti oleh pasien
4) Libatkan dan berikan kesempatan pada pasien untuk memutuskan
tindakan pengobatan maupun rencana tindakan medis tanpa merasa
takut dan dipaksa.
8. Selanjutnya apabila hak-haknya dilanggar, maka upaya hukum yang
tersedia bagi pasien adalah:
1. Mengajukan gugatan dan atau tuntutan kepada rumah sakit, baik secara
perdata ataupun pidana apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan
yang tidak sesuai dengan standar (Pasal 32 Undang-Undang No.44 tahun
2009 tentang Rumah sakit)
17
2. Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui
lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan
pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada dilingkungan peradilan
umum (Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen)
3. Melaporkan kepada polisi dikarenakan hal ini terdapat di setiap Undang-
Undang yang disebutkan di atas, terdapat ketentuan sanksi pidana atas
pelanggaran hak-hak pasien
18
BAB IV
DOKUMENTASI
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
19