TENTANG
★
KEBIJAKAN PELAYANAN UMUM
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KUNCUP BUNGA SELONG
MEMUTUSKAN
PAGE
\*
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KUNCUP BUNGA SELONG
Pertama : Keputusan Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kuncup Bunga sebagaimana tercantum di lampiran keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
PAGE
\*
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA KUNCUP BUNGA
Nomor : 01.015 /RSIAKB.2/III/2021
Tanggal : 20 Maret 2021
Tentang : Kebijakan Pelayanan Umum di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kuncup
Bunga Selong
Kebijakan Pelayanan Umum di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kuncup Bunga Selong
1. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu dilandasi dengan cinta
kasih, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan memperhatikan mereka
yang lemah dan kurang mendapat perhatian (option for the poor).
2. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu
layanan, keselamatan pasien, dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi
pasien, keluarga dan masyarakat serta karyawan sesuai dengan Visi, Misi, Falsafah
dan Tujuan RSIA Kuncup Bunga Selong
3. Pelayanan rumah sakit di seluruh unit pelayanan harus selalu berfokus pada pasien
(patient centeredness) dengan melaksanakan akses ke pelayanan dan kontinuitas
pelayanan, memenuhi hak pasien dan keluarga, asesmen pasien, pemberian
pelayanan pasien, serta memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, kecuali beberapa unit
pelayanan tertentu
5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas rumah sakit wajib mematuhi ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan melakukan upaya untuk mengurangi
dan mengendalikan bahaya, resiko, mencegah kecelakaan dan cedera, dan
memelihara kondisi lingkungan dan keamanan, termasuk dalam penggunaan alat
pelindung diri (APD).
6. Semua individu yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit wajib melakukan 6 (enam)
sasaran Keselamatan Pasien.
7. Setiap petugas rumah sakit harus bekerja sesuai standar profesi, standar kompetensi,
standar prosedur operasional, etika profesi, kode etik rumah sakit dan semua
peraturan rumah sakit yang berlaku.
8. Setiap unit pelayanan harus mampu mengelola data yang dapat dijadikan sebagai
sumber informasi dan pengambilan keputusan bagi kepentingan manajemen dan
pelayanan kepada masyarakat.
9. Proses Identifikasi :
▪ Setiap pasien yang masuk rawat inap harus dipasangkan gelang identitas pasien.
PAGE
\*
▪ Pasien selalu diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum transfusi darah atau
produk darah lainnya, sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan laboratorium klinis, serta sebelum dilakukan tindakan.
1. Transfer/ perpindahan di dalam rumah sakit :
dipindahkan.
2. Transfer keluar rumah sakit / rujukan :
▪ Pasien yang dirujuk harus dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum dirujuk.
▪ Pasien dirujuk berdasarkan atas kondisi kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan
berkelanjutan.
▪ Pada saat proses rujukan, petugas medis yang mendampingi pasien bertanggung
▪ Obat - obatan dan peralatan yang dibutuhkan selama transportasi harus sudah
3. Penundaan pelayanan :
▪ DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan
PAGE
\*
▪ Identifikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan kesehatan di
5. Transportasi :
▪ Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang
▪ Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
milik rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan
medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa.
6. Hak pasien dan keluarga :
▪ Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan lainnya yang berisiko mendapatkan
proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam
bahasa yang dipahami pasien.
produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
7. Penolakan pelayanan dan pengobatan :
▪ Memberitahukan hak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan.
PAGE
\*
▪ Memberitahukan tentang konsekuensi, tanggung jawab berkaitan dengan
▪ Setiap tindakan medis yang tidak mendapat persetujuan dari pasien dan keluarga
▪ Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan
▪ Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya
yaitu meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri,
respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien
dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.
9. Asesmen pasien :
▪ Asesmen awal setiap pasien meliputi evaluasi faktor fisik, psikologis, sosial dan
▪ Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap atau
▪ Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap
atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah sakit.
▪ Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien di rawat inap, atau sebelum
tindakan pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau
riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi.
PAGE
\*
▪ Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi pasien yang
signifikan, sejak asesmen dicatat dalam rekam medis pasien pada saat masuk
rawat inap
(discharge)
▪ Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu atas dasar kondisi
▪ Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja
di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
▪ Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang jelas
▪ Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan.
▪ Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan
▪ Pasien rawat Jalan yang mengalami nyeri harus segera mendapatkan pelayanan
PAGE
\*
▪ Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri
dan gejala dalam konteks pribadi, budaya dan kepercayaan agama masing-
masing.
13. Surgical Safety Checklist :
▪ Rumah Sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi
lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan / pemberian tanda.
▪ Setiap Petugas dan unsur terkait yang berada dilingkungan rumah sakit harus bisa
▪ Setiap petugas dan unsur terkait yang berada dilingkungan rumah sakit, harus
▪ Setiap pasien rawat inap dan gawat darurat harus mendapat asesmen awal risiko
pasien jatuh dan dilakukan asesmen ulang terhadap pasien, bila diindikasikan
terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
▪ Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
16. Komunikasi efektif :
▪ Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan
▪ Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
▪ Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah
PAGE
\*
▪ Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
▪ Setiap Unit wajib melaksanakan koordinasi dan evaluasi dalam rapat rutin bulanan
▪ Setiap Unit wajib membuat laporan setiap bulan dan diserahkan kepada bidang
dengan ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua sediaan farmasi tetap
dalam kondisi yang baik.
PAGE
\*