Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

OPEN FRAKTUR FEMUR


PENGERTIAN

Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femur
secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot,
kulit, jaringan saraf, dan pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup yang disebabkan oleh trauma
langsung pada paha . (Helmi, 2014 : 508)
JENIS FRAKTUR
a. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.
b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
c. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
e. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi lainnya membengkak.
f. Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang
g. Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
h. Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
i. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
j. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendon pada daerah perlekatannnya.
(Brunner dan Suddart, 2015)
ETIOLOGI

Menurut Buku Saku Patofisiologi Elizabeth J.Corwin (2016) penyebab fraktur


adalah sebagai berikut
1. Trauma Langsung
2. Trauma Tidak Langsung
3. Trauma Akibat Tarikan Otot
4. Stress
5. Patologis
MANIFESTASI KLINIS

Menurut Brunner dan Suddarth 2016 didalam buku Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 menyatakan bahwa :
a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema.
b. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
c. Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat
fraktur
d. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
f. Tidak semua manifestasi ini terdapat dalam setiap fraktur
Tanda – tanda local :
1. Look : Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan)
mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka
memiliki hubungan dengan fraktur, cedera terbuka.
2. Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan
nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan
pembedahan.
3. Movement : Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk menanyakan
apakah pasien dapat menggerakan sendi – sendi dibagian distal cedera.
PATOFISIOLOGI
Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak sekitar
tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi perdarahan biasanya timbul hebat
setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel anast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat
tersebut aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang disebut callus. Bekuan fibrin
direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati. Insufisiensi pembuluh
darah atau penekanan serabut syaraf yang berkaitan dengan pembengkakan yang tidak di tangani dapat
menurunkan asupan darah ke ekstrimitas dan mengakibatkan kerusakan syaraf perifer. Bila tidak terkontrol
pembengkakan akan mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dan berakibat anoreksia
mengakibatkan rusaknya serabut syaraf maupun jaringan otot. Komplikasi ini dinamakan sindrom compartment.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. X.Ray dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang cedera.
b. Pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
c. Bone scans, Tomogram, atau MRI.
d. Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vesikuler
e. CCTkalau banyak ada kerusakan otot
f. Pemeriksaan darah lengkap
g. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
PENATALAKSAAN MEDIS
Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipertimbangkan pada saat menangani fraktur :
1. Rekognisi, Pengenalan riwayat kecelakaan, patah atau tidak, menentukan perkiraan yang patah, kebutuhan
pemeriksaan yang spesifik, kelainan bentuk tulang dan ketidakstabilan, tindakan apa yang harus cepat
dilakukan misalnya pemasangan bidai.
2. Reduksi, Usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali
seperti letak asalnya.
3. Debridemen, Untuk mempertahankan/memperbaiki keadaan jaringan lunak sekitar fraktur pada keadaan
luka sangat parah dan tidak beraturan.
4. Rehabilitasi, Memulihkan kembali fragmen-fragmen tulang yang patah untuk mengembalikan fungsi
normal.
5. Perlu dilakukan mobilisasi Kemandirian bertahap.
Diagnosa keperawatan
a. Pre Operasi
1) Nyeri berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang ,fraktur tulang, spasme otot, edema, kerusakan jaringan
lunak. (NANDA NIC & NOC 2021-2023)
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot karena adanya nyeri ketika mobilisasi,
(NANDA NIC & NOC 2021-2023)
b. Intra Operasi
1) Resiko deficit volume cairan berhubungan dengan asupan cairan kurang karena perdarahan . (NANDA NIC&NOC
2021-2023)
c. Post operasi
1) Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (NANDA NIC & NOC 2021-2023)
2) Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit karena adanya luka insisi. (NANDA NIC& NOC 2021-
2023)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai