Anda di halaman 1dari 29

BBFT01 ETIKA PROFESI & BERORGANISASI 2

SKS
(12 SESI 6 KALI PERTEMUAN)
Oleh : Dr. Ir. DODDY HERMIYONO, DEA
SUMBER:
1. Aji Supriyanto. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.
2. As’ads Sungguh, 2004. 25 Etika Profesi. Jakarta: Sinar Grafika.
3. Charles B. Fleddermann. 2006. Etika Enjiniring. Edisi Kedua. Jakarta:
Terjemahan olh Penerbit Erlangga.
4. Daryl Koehn, 1994. Landasan etika Profesi . Terjemahan. Oleh Agus M. Hardjana.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
5. Hendro Subagyo. 2008. Etika Profesi Teknologi Informasi. Makalah pada
Bimbingan Teknis Bendum & Perencanaan Teknis 2008 Dirjen. Perbendaharaan,
Dep. Keuangan RI
6. Haryatmoko. 2011. Etika Publik, untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
7. R.Rizal Isnanto. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Program Studi Sistem Komputer.
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
8. Ismantoro Dwi Yuwono, 2011. Memahami Berbagai etika Profesi & Pekerjaan.
Yogyakarta: Pustaka yustisia.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 1
SESI 3-4. ETIKA BERORGANISASI & KODE ETIK
PROFESI
a. PENGERTIAN PROFESI
3) PENGERTIAN PROFESI & PROFESIONAL:
a) Profesi (De George): pekerjaan sebagai kegiatan pokok utk
menghasilkan nafkah hidup & mengandalkan suatu
keahlian.
b) Profesional:
i. Orang yg mempunyai profesi/pekerjaan purna waktu
& hidup dari pekerjaan itu dg mengandalkan suatu
keahlian tinggi.
ii. 0rang yg hidup dg mempraktekkan suatu keahlian
tertentu atau terlibat dlm kegiatan tertentu menurut
keahlian.

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 2


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

a. PENGERTIAN PROFESI
3) PENGERTIAN PROFESI & PROFESIONAL, lanjutan:
c) Perbedaan Profesi & Profesional:

NO. PROFESI PROFESIONAL


1. Mengandalkan ketrampilan/ Menyadari keahlian &
keahlian khusus ketrampilannya
2. Suatu pekerjaan/kegiatan utama Meluangkan seluruh waktu utk
(purna waktu) pekerjaan & kegiatannya
3. Sumber utama nafkah hidup Hidup dari kegiatan tsb
4. Keterlibatan pribadi secara Bangga akan pekerjaannya
mendalam

SUMBER: Muhammad Nuh, 2011. Etika profesi Hukum. Hal 119-120

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 3


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

a. PENGERTIAN PROFESI
4) KARAKTERISTIK PROFESI:
a) Pengetahuan khusus (keahlian & keterampilan) berkat
pendidikan, pelatihan & pengalaman bertahun-tahun.
b) Kaidah & standar moral sangat tinggi, pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
c) Mengabdi pd kepentingan mas: profesional meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masy.
d) Izin khusus utk menjalankan suatu profesi: karena setiap
profesi selalu berkaitan dg kepentingan masyarakat,
dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dll.
e) Kaum profesional biasanya menjadi anggota suatu
profesi.
5) KESIMPULAN: Profesional adlh orang yg memiliki tolak
ukur perilaku, dg tuntutan & tantangan sangat kejelasan ttg
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA
pola perilaku baik dalam rangka kepentingan masyarakat.4
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

a. PENGERTIAN PROFESI
3) CIRI-CIRI PROFESI (Agus Arijanto, 2011, h 27):
a) Definisi profesi: pekerjaan yg dilakukan utk nafkah hidup
dg mengandalkan keahlian & ketrampilan yg tinggi dg
melibatkan komitmen pribadi (moral) yg mendalam
b) Definisi profesional: org yg melakukan pekerjaan purna
waktu & hidup dari pekerjaan tsb dg mengandalkan
keahlian & ketrampilan yg tinggi serta mempunyai
komitmen pribadi mendalam atas pekerjaan tsb
c) Dg demikian, ciri-ciri profesi adalah:
i. Memiliki keahlian & ketrampilan khusus
ii. Komitmen moral yg tinggi
iii. Profesional atau hidup dari profesinya
iv. Mempunyai tujuan mengabdi utk masyarakat
v. Memiliki sertifikasi maupun ijin atas profesi yg dimiliki
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 5
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

a. PENGERTIAN PROFESI

4) SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI (Muhammad Nuh, 2011,


h 120-121):
a) Melibatkan kegiatan intelektual
b) Menggeluti suatu bidang ilmu tertentu
c) Memerlukan persiapan profesional yg alami & bukan
sekedar latihan
d) Memerlukan pelatihan dalam jabatan yg berkesinambungan
e) Menjanjikan karir hidup & keanggotaan yg permanen
f) Mementingkan layanan di atas kepentingan pribadi
g) Mempunyai organisasi profesional yg kuat & terjalin erat
h) Menentukan baku standarnya sendiri (kode etik)

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 6


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

b. ETIKA BERORGANISASI

1) HUBUNGAN ETIKA, MORAL & PROFESI:


a) Pengertian khusus: etika dibuat dlm bentuk aturan (code)
tertulis secara sistematik, berdasar prinsip moral yang
ada
b) Berfungsi sebagai alat menghakimi segala macam
tindakan yg secara logika-rasional umum (common sense)
dinilai menyimpang dari kode etik.
c) Etika: sbgai refleksi dari “self control”: segala sesuat yg
dibuat dan diterapkan dari & utk kepentngan kelompok
sosial (profesi) itu sendiri.
2) HUBUNGAN ETIKA & ORGANISASI PROFESI:
a) Organisasi profesi: kelompok profesional yg berkeahlian
& berkemahiran, berstandar tinggi, yag hanya dpt
dikontrol & dinilai
15/01/24
sesama profesi.
cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 7
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

b. ETIKA BERORGANISASI

2. HUBUNGAN ETIKA & ORGANISASI PROFESI, lanjutan:


b) Wignjosoebroto, 1999: manfaat kode etik profesi (built-in
mechanism) bagi organisasi profesi:
i. menjaga martabat & kehormatan profesi,
ii. melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalah-gunaan kehlian
3) HUBUNGAN ETIKA DENGAN BUDAYA ORGANISASI:
a) Etika merupakan standar atau moral yg menyangkut
benar-salah, tapi lebih dalam menyangkut baik-buruk
b) Dalam kaitannya dg organisasi, menyangkut etika
organisasi, etika kerja, juga etika perorangan, krn
menyangkut hubungan-hubungan sosial antara organisasi,
anggota/pegawai, & lingkangannya
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 8
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

b. ETIKA BERORGANISASI
3) HUBUNGAN ETIKA DG BUDAYA ORGANISASI, lanjutan:
c) Etika organisasi menyangkut hubungan organisasi &
anggota/pegawai sebagai satu kesatuan dg lingkungannya
(al. organisasi lain atau masyarakat sekitar)
d) Etika kerja terkait antara organisasi dg anggota/pegawai
e) Etika perorangan mengatur hubungan antar anggota/
pegawai
f) Peran perilaku etis organisasi:
i. menimbulkan saling percaya antara organisasi &
stakeholder, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
ii. Mencegah anggota, stakeholders, & pihak lain
bertindak menyimpang

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 9


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

b. ETIKA BERORGANISASI
3) HUBUNGAN ETIKA DG BUDAYA ORGANISASI, lanjutan:
g) Pengertian budaya organisasi: seperangkat nilai & norma
yg membimbing tindakan anggota/pegawai
h) Peran budaya organisasi:
i. Memberikan kontribusi penting thd pembentukan
perilaku etis dlm organisasi
ii. Mendorong terciptanya perilaku etis dlm organisasi,
menghindari perilaku tdk etis dlm organisasi
i) Bagaimana menciptakan etika organisasi?
i. Ciptakan budaya organisasi
ii. Bangun kondisi saling percaya antara anggota
organisasi (trust-based organization)
iii. Bangun manajemen hubungan antar anggota/pegawai
(membre/employee relationship management)
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 10
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

b. ETIKA BERORGANISASI
3) HUBUNGAN ETIKA DG BUDAYA ORGANISASI, lanjutan:
i) Bagaimana menciptakan etika organisasi? Lanjutan:
iv. Lakukan proses internalisasi
v. Ciptakan iklim atika organisasi
j) Bagaimana melakukan proses internalisasi?
i) Internalisasi dilakukan secara perorangan maupun
kelompok, baik menjadikan mereka sebagai obyek (yg
akan diatur) maupun sebagai subyek (yg akan
mengatur)
ii. Lima tahap proses internalisasi: awareness,
understanding, assesment, acceptance, implementation
iii. Kelima tahap dilakukan secara berurutan, dg dimensi
waktu setiap tahap relatif sama

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 11


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

b. ETIKA BERORGANISASI
3) HUBUNGAN ETIKA DG BUDAYA ORGANISASI, lanjutan:
k) Apa yg mempengaruhi iklim etika organisasi?
i. Faktor kepentingan anggota, tujuan organisasi,
kepentingan kelompok/corps, pelaksanaan kegiatan
ii. Menciptakan iklim etika organisasi memerlukan
waktu, biaya & kemampuan manajemen
iii. Melalui penciptaan iklim etika, kepentingan
stakeholders bisa diakomodasikan berdasar saling
percaya

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 12


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

c. PENGERTIAN ETIKA PROFESI


1) ETIKA PROFESI:
a) Pengertian khusus: etika dibuat dlm bentuk aturan (code)
tertulis secara sistematik, berdasar prinsip moral yang ada
b) Berfungsi sebagai alat menghakimi segala macam tindakan
yg secara logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik.
c) Etika: sbgai refleksi dari “self control”: segala sesuat yg
dibuat dan diterapkan dari & utk kepentngan kelompok
sosial (profesi) itu sendiri.
d) Etika profesi (Kieser): merupakan kesanggupan utk
memenuhi pelayanan profesional bagi client
e) Organisasi profesi: kelompok profesional yg berkeahlian &
berkemahiran, berstandar tinggi, yag hanya dpt dikontrol &
dinilai sesama profesi.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 13
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

c. PENGERTIAN ETIKA PROFESI


2) PRINSIP ETIKA PROFESI (Agus Arijanto, 2011, h 18-19):
a) Prinsip tanggung jawab: seorang profesional akan
melaksanakan tugas dg rasa tg jwb atas profesinya, dg sebaik
mungkin di atas rata-rata dari org biasa, dg hasil maksimal
serta mutu terbaik
b) Prinsip keadilan: seorang profesional tdk akan merugikan
hak & kepentingan pihak tertentu, terutama client dlm
kaitan dg profesinya
c) Prinsip otonomi: tuntutan progfesional thd pihak luar agar
menghargai independensi/tdk diintervensi/tdk ikut campur
dlm menjalankan profesinya
d) Prinsip integritas: seorang profesional hrs mempunyai
komitmen pribadi utk menjaga keluhuran profesi, nama
baik, & kepentingan org lain & masyarakat luas
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 14
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

c. PENGERTIAN ETIKA PROFESI


3) KAIDAH-KAIDAH POKOK ETIKA PROFESI (Kieser, dlm
Muhammad Nuh, 2011, h 121-122):
a) Pelayanan tanpa pamrih (disinterestedless), pertimbangan pd
kepentingan umum, menghindari penyalahgunaan profesi
b) Mendahulukankepentingan client, berdasarkan nilai-nilai
luhur yg mampu mengendalikan sikap & tindakan
c) Berorientasi pd masy secara keseluruhan
d) Pengemban profesi hrs mengembangkan semangat
solidaritas sesama rekan profesi
4) PERAN ETIKA DALAM PROFESI:
a) Kelompok dg tata nilai utk mengatur kehidupan bersama,
kode etik profesi menjadi pegangan para anggotanya.
b) [Perilaku menyimpang dari kode etik profesi: mafia
peradilan; dokter mendirikan klinik super spesialis di
kawasan eksklusif,cree par DR. Ir. Doddy H., DEA
15/01/24 15
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

d. KODE ETIK PROFESI:


1) PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI:
a) KODE ETIK:
i. Kode: tanda/simbol berupa kata-kata/tulisan/benda yg
disepakati utk maksud tertentu, mis utk menjamin suatu
berita, perlu keputusan/kesepakatan suatu organisasi.
Kode juga berarti kumpulan peraturan yg sistematis.
ii. Kode etik: norma atau azas yg diterima oleh suatu
kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-
hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
iii. Kode etik hrs menjadi hasil Self Regulation (pengaturan
diri) dari profesi. Kode etik tidak akan efektif kalau
dibuat instansi pemerintah krn tidak dijiwai cita-cita &
nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.
iv. Sanksi pelanggaran kode etik : Sanksi moral; Sanksi
15/01/24 dikeluarkan dari organisasi
cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 16
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

d. KODE ETIK PROFESI:


1) PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI, lanjutan:
b) KODE ETIK PROFESI:
i. Kode etik profesi (UU NO. 8 ttg Pokok-pokok
Kepegawaian): pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari.
ii. Kode Etik Profesi merupakan bagian etika profesi:
 lanjutan norma-norma lebih umum dlm etika profesi.
 memperjelas, mempertegas & merinci norma-norma
ke bentuk lebih sempurna.
iii. Kode etik profesi: sistem norma/aturan yg jelas, tegas &
terperinci ttg Apa yg baik & tdk baik, apa yg benar &
salah, perbuatan apa yg dilakukan & tidak boleh
dilakukan oleh seorang profesional
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 17
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

d. KODE ETIK PROFESI:


2) TUJUAN & FUNGSI KODE ETIK PROFESI:
a) TUJUAN KODE ETIK PROFESI:
i. Menjunjung tinggi martabat profesi.
ii. Menjaga & memelihara kesejahteraan para anggota.
iii. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
iv. Meningkatkan mutu profesi & organisasi profesi.
v. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
vi. Mempunyai organisasi profesional kuat & terjalin erat.
vii. Menentukan baku standarnya sendiri.
b) FUNGSI KODE ETIK PROFESI:
i. Pedoman bagi setiap anggota profesi ttg prinsip
profesionalitas yg digariskan.
ii. Sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi ybs.
iii. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi
profesi ttg hubungan etika dlm keanggotaan profesi.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 18
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

b. CONTOH KODE ETIK PROFESI DOKTER

POSISI KODE ETIK PROFESI


15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 19
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

d. KODE ETIK PROFESI:


3) TUJUAN & FUNGSI KODE ETIK PROFESI:
c) Mengapa Etika perlu dituangkan dalam Kode Etik Profesi?
i. Menjelaskan atau menetapkan tg jwb profesi kpd client,
institusi & masy
ii. Membantu profesi dlm menentukan apa yg hrs mereka
perbuat jika menghadapi problem dlm pekerjaannya
iii. Mendukung profesi secara bermoral, guna melawan
perilaku melanggar hukum & indispliner dari anggota
iv. Menjaga prestasi & reputasi, secara individu maupun
kelembagaan, dg menjadikannya sebagai pedoman
pemberdayaan ketrampilan, spesifikasi & keahlian yg
dikuasai profesi

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 20


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

e. PROFESIONALISME KERJA
1) PENGERTIAN/DEFINISI PROFESIONALISME:
a) Suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian
kualitas yg menandai & melukiskan corak suatu “profesi”.
b) Profesionalisme mengandung pengertian menjalankan suatu
profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.
2) DUA UNSUR PROFESIONALISME:
a) Unsur keahlian: kecakapan teknik yg diperlukan utk
menjalankan pekerjaannya
b) Unsur panggilan: kematangan etik, unsur akal dan unsur
moral.
c) Penguasaan teknik saja tdk membuat seseorang menjadi
“profesional”. Keduanya harus menyatu, merupakan
kebulatan unsur kepemimpinan. Jadi, profesionalisme tdk
dpt dilepaskan dari masalah kepemimpinan dalam arti luas.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 21
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

e. PROFESIONALISME KERJA
3) KARAKTERISTIK PROFESIONALISME:
a) Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan
hasil (perfect result), sehingga kita di tuntut untuk selalu
mencari peningkatan mutu.
b) Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian
kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan
kebiasaan.
c) Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu
sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
d) Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak
tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman
seperti harta dan kenikmatan hidup.
e) Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan
perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 22
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

e. KOMPETENSI PROFESIONAL
4) HUBUNGAN PROFESIONALISME & KOMPETENSI:
a) Tjerk Hooghiemstra: Seorang profesional adalah mereka yg
sangat kompeten atau memiliki kompetens-ikompetensi
tertentu yg mendasari kinerjanya.
b) Kompetensi (Tjerk Hooghiemstra, Hay group, The
Netherlands dlm tulisannya “Integrated Management of
Human Resources): Karakteristik pokok seseorang yg
berhubungan dg unjuk kerja yg efektif atau superior pd
jabatan tertentu.
5) PERBEDAAN UNJUK KERJA SUPERIOR DG RATA-RATA:
a) Kompetensi dpt berupa motivasi, sifat, konsep diri pribadi,
attitude atau nilai-nilai, pengetahuan yg dimiliki,
keterampilan & berbagai sifat-sifat seseorang yg dpt diukur
& dapat menunjukkan perbedaan antara rata-rata dg
superior.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 23
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

e. KOMPETENSI PROFESIONAL
5) UNJUK KERJA SUPERIOR DG RATA-RATA, lanjutan:
b) Kompetensi (Lyle M. Spencer dlm bukunya “Competence at
Work”): karakteristik pokok seseorang yg berhubungan dg
atau menghasilkan unjuk kerja yg efektif & atau superior
pada jabatan tertentu atau situasi tertentu sesuai kriteria yg
telah ditetapkan.
6) KARAKTERISTIK POKOK OMPETENSI:
a) Karakteristik pokok mempunyai arti kompetensi yg sangat
mendalam & merupakan bagian melekat pada pribadi
seseorang & dpt menyesuaikan sikap pada berbagai kondisi
atau berbagai tugas pada jabatan tertentu.
b) Lima karakteristik kompetensi : motiv, sikap, konsep diri
(attitude, nilai-nilai atau imaginasi diri), pengetahuan dan
keterampilan.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 24
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

e. KOMPETENSI PROFESIONAL

7) KARAKTERISTIK POKOK KOMPETENSI, lanjutan:


c) Kompetensi meliputi (ILO/ASPDEP, Seminar penyusunan
Regional Model Competency Standards, Bangkok, 1999):
i. Keterampilan melksanakan tugas individu (Task skill).
ii. Keterampilan mengelola beberapa tugas berbeda dlm
pekerjaannya (Task management skill).
iii. Keterampilan merespon hal-hal yg bukan pekerjaan
rutin & kerusakan (Contigency management skill).
iv. Keterampilan mnghadapi tanggung jawab & tuntutan
lingk termasuk bekerja dg org lain & bekerja
kelompok (Job/role environmet skill).

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 25


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

e. KOMPETENSI PROFESIONAL

8) KOMPONEN KOMPETENSI PROFESIONAL:


Konsep Jerman (dalam sistem ganda) menggunakan istilah
kompetensi profesional (kualifikasi kunci), mencakup
kumpulan beberapa kompetensi yang berbeda:
a)Kompetensi Spesialis, kemampuan untuk :
i. Keterampilan dan pengetahuan
ii. Menggunakan perkakas & peralatan dg sempurna
iii. Mengorganisasikan dan menangani masalah
b)Kompetensi Metodik, kemampuan untuk :
i. Mengumpulkan dan menganalisa informasi
ii. Mengevaluasi informasi
iii. Orientasi tujuan kerja
iv. Bekerja secara sistematis
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 26
Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

e. KOMPETENSI PROFESIONAL

8) KOMPONEN KOMPETENSI PROFESIONAL, lanjutan:


c) Kompetensi Individu, kemampuan untuk :
i. Inisiatif
ii. Dipercaya
iii. Motivasi
iv. Kreativ
d) Kompetensi Sosial, kemampuan untuk :
i. Berkomunikasi
ii. Kerja kelompok
iii. Kerjasama

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 27


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

e. KOMPETENSI PROFESIONAL

Kompetensi Kompetensi
Spesialis Metodik

KUALIFIKASI
KOMPETENSI KUNCI
PROFESIONAL

Kompetensi Kompetensi
Individu Sosial

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 28


Sesi 3-4. Etika Berorganisasi & Kode Etik Profesi

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 29

Anda mungkin juga menyukai