Anda di halaman 1dari 45

BBFT01 ETIKA PROFESI & BERORGANISASI 2

SKS
(12 SESI 6 KALI PERTEMUAN)
Oleh : Dr. Ir. DODDY HERMIYONO, DEA
SUMBER:
1. Aji Supriyanto. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.
2. As’ads Sungguh, 2004. 25 Etika Profesi. Jakarta: Sinar Grafika.
3. Charles B. Fleddermann. 2006. Etika Enjiniring. Edisi Kedua. Jakarta:
Terjemahan olh Penerbit Erlangga.
4. Daryl Koehn, 1994. Landasan etika Profesi . Terjemahan. Oleh Agus M. Hardjana.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
5. Hendro Subagyo. 2008. Etika Profesi Teknologi Informasi. Makalah pada
Bimbingan Teknis Bendum & Perencanaan Teknis 2008 Dirjen. Perbendaharaan,
Dep. Keuangan RI
6. R.Rizal Isnanto. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Program Studi Sistem Komputer.
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
7. Ismantoro Dwi Yuwono, 2011. Memahami Berbagai etika Profesi & Pekerjaan.
Yogyakarta: Pustaka yustisia.
8. K. Bertends, 2011. Etika Biomedis. Yogyakarta: Pernerbit Kanisius
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 1
MATERI MK ETIKA PROFESI & BERORGANISASI
PERTEMUAN 1-2: PENDAHULUAN
a.PENGERTIAN ETIKA: norma, moral, moralitas, nilai, aspek hukum;
etika umum & khusus
b.HIRARKHI ETIKA: moralitas pribadi, etika profesi, etika sosial, etika
organisasi:
c.PRINSIP, HAKEKAT & PERAN ETIKA: prinsip etika, hakekat etika,
peran etika
d.BERBAGAI TEORI DASAR ETIKA: aliran pemikiran etika; teori
hukum kodrat; teori utilitarianisme; teori etika hak & kewajiban;
pendekatan dasar etika profesional;
PERTEMUAN 3-4: ETIKA PROFESI & KODE ETIK PROFESI
a.PROFESI: pengertian, karakteristik & ciri-ciri profesi; syarat-syarat
profesi
b.ETIKA BERORGANISASI: organisasi profesi, budaya organisasi,
c.ETIKA PROFESI: prinsip & kaidah pokok etika profesi,
d.KODE ETIK PROFESI: kode etik, tujuan & fungsi kode etik profesi,
e.PROFESIONALISME: karakteristik profesionalisme, kompetennsi,
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 2
MATERI MK ETIKA PROFESI & BERORGANISASI

PERTEMUAN 5-6: PROFESI ENJINERING, KESELAMATAN &


KECELAKAAN
a.ENGINEERING
b.KODE ETIK ORGANISASI ENGINEERING
c.RESIKO, KECELAKAAN, KESELAMATAN: kriteria keamanan disain,
analisis resiko & manfaat, kecelakaan
d.EIKA DALAM RISET & PENGEMBANGAN (R & D): dasar teori, ilmu
patohologi
PERTEMUAN 7-8: DIKHOTOMI PROFESIONAL-PUBLIK &
PENYELESAIAN MASALAH ETIKA
a.KEPENTINGAN PROFESIONAL
b.KEPENTINGAN PUBLIK: konsepsi kepentingan publik, hubungan
profesional-client,

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 3


MATERI MK ETIKA PROFESI & BERORGANISASI

PERTEMUAN 9-10: LEGITIMASI & BATAS KEWENANGAN


PROFESIONAL
a.LEGITIMASI PRAKTEK PROFESIONAL: latar belakang, tkt
kepercayaan keahlian profesional,
b.LEGITIMASI MODEL KEAHLIAN: sudut pandang ahli profesional,
issuen model keahlian
c.LEGITIMASI MODEL KONTRAK: latar belakang, pengendalian oleh
client, kelemahan model kontrak,
d.LEGITIMASI MODEL JANJI PUBLIK: landasan otorisasi profesional,
peran janji publik,
e.LEGITIMASI TUJUAN PROFESI:
PERTEMUAN 11-12: KODE ETIK BERBAGAI PROFESI ENJINERING
a.TATA LAKU PROFESI ARSITEK
b.KODE ETIK PROFESI PERENCANA
c.KODE ETIK ORGANISASI PROFESI
d.ETIKA PROFESI AHLI KOMPUTER
e.ETIKA ORGANISASI TEJNIK SIPIL & TEKNIK KIMIA
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 4
SESI 1-2. PENDAHULUAN
a. PENGERTIAN ETIKA
1) PENGERTIAN AWAL ETIKA:
a) Asal kata “ethos” (Yunani): karakter, watak kesusilaan
atau adat.
b) O.P. Simorangkir : pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
c) Sidi Gajalba (sistematika filsafat): teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
d) Burhanudin Salam : cabang filsafat mengenai nilai &
norma moral yg menentukan prilaku manusia.
e) Martin (1993): “the discpline which can act as the
performance index or reference for our control system”.
f) Etika memberi semacam batasan/standar yg mengatur
pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 5
Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA

1) PENGERTIAN AWAL ETIKA, lanjutan:


g) Dalam bahasa Inggris, ethics (etika) & morality (moralitas)
merupakan perkataan sepadan yg sama penngertiannya.
h) Sejarah panjang etika:
i. Merupakan cabang ilmu filsafat yg bersifat praktis, dg
sejarah sepanjang 25 abad, pada awal yunani kuno
(aristotetelas)
ii. Selama 6 dekade abad 20 di negara-negara anglo-
saxon, sifat praktis dari ilmu etika hilang, berganti
menjadi bentuk penelitian ttg moral yg kurang
memperhatikan masalah-masalah konkret

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 6


Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA

1) PENGERTIAN AWAL ETIKA, lanjutan:


h) Sejarah panjang etika, lanjutan:
iii. Pada akhir dasawarsa 1960an di AS, muncul etika
terapan (applied ethics), diawali oleh 3 bidang
peminatan dlm teori etika terapan:
 Etika iptek & biomedis:
 Etika sosial-politik:
 Etika ekonomi-bisnis:
iv. Latar belakang munculnya etika terapan:
 Perkembangan iptek, al fisika nuklir, baik utk
senjata maupun utk maksud damai
 Iklim moral paska perang vietnam

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 7


Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
1) PENGERTIAN AWAL ETIKA, lanjutan:
h) Sejarah panjang etika, lanjutan:
iv. Latar belakang munculnya etika terapan, lanjutan:
 Skandal di bidang politik & bisnis: watergate
affairs & skandal suap perusahaan Lockheed
2) ETIKA DG PENGERTIAN MORAL, NORMA & NILAI:
a) MORAL: bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara
hidup atau kebiasaan, kemudian berubah menjadi makna
“moral” dlm pengertian sekarang ini.
b) NORMA, bahasa Latin, norma berarti penyiku/pengukur,
dalam bahasa Inggris, norm, berarti aturan atau kaidah.
c) NILAI, bhs Inggris value, berarti konsep ttg baik &
buruk, baik yang berkenaan dengan proses (instrumental)
atau hasil (terminal)
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 8
Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
3) KLASIFIKASI ETIKA:
a) ETIKA UMUM:
i. Kondisi dasar manusia utk bertindak secara etis,
mengambil keputusan etis,
ii. Teori etika & prinsip moral dasar yg menjadi
pegangan manusia dalam bertindak, tolak ukur dalam
menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
iii. Etika umum analog dg ilmu pengetahuan, membahas
pengertian umum dan teori-teori.
b) ETIKA KHUSUS:
i. Penerapan prinsip moral dasar dlm bidang kehidupan
khusus: bagaimana mengambil keputusan & bertindak
dlm bidang kegiatan khusus, didasari cara, teori &
prinsip moral dasar.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 9
Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
3) KLASIFIKASI ETIKA, lanjutan:
b) ETIKA KHUSUS, lanjutan:
ii. Penerapan lainnya: menilai perilaku sendiri & org lain
dalam bidang kegiatan & kehidupan khusus dg latar-
belakang yg memungkinkan manusia bertindak etis :
mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori
serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
c) ETIKA KHUSUS dibagi dua bagian :
i. Etika individual: menyangkut kewajiban & sikap
manusia terhadap dirinya sendiri.
ii. Etika sosial: yaitu mengenai kewajiban, sikap & pola
perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.
c) ETIKA PROFESI: bidang etika khusus/terapan; KODE
ETIK merupakan produk etika terapan dari etika sosial.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 10
Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
3) KLASIFIKASI ETIKA, lanjutan:

Secara Filosofis etika diartikan sebagai cabang ilmu


pengetahuan yg mempertanyakan tanggung jawab &
kewajiban manusia

Etika Umum, Etika Khusus,


mempertanyakan prinsip- mempertanyakan prinsip-
prinsip dasar yg berlaku prinsip dasar dikaitkan dg
bagi tindakan manusia tanggung jawab manusia
secara umum dlm suatu kegiatan
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 11
Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
4) PERBEDAAN PENGERTIAN ETIKA DG MORAL:
a) MORAL/MORALITAS:
i. Lebih mengacu kpd nilai-nilai normatif yg menjadi
keyakinan dlm diri seseorang atau sesuatu badan/
lembaga/ organisasi yg menjadi faktor pendorong utk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu
ii. Terkait dg filosofis Immanual Kant (deontologi)
iii. Selalu dikaitkan dg kewajiban khusus, sebagai cara
bertindak berupa tuntutan, baik mutlak atau relatif
iv. Wacana normatif & imperatif, diungkapkan dlm
kerangka baik/buruk, benar/salah, sebagai nilai
mutlak/transenden, berisi kewajiban-kewajiban,

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 12


Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
4) PERBEDAAN PENGERTIAN ETIKA DG MORAL, lanjutan:
b) ETIKA:
i. Secara umum: diartikan sebagai nilai-nilai normatif
atau pola perilaku seseorang atau sesuatu badan/
lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yg dpt
diterima umum dlm interaksi dg lingkungan
ii. Tradisi pemikiran Aristoteles (teleologis)
iii. Refleksi filosofis tentang moral
iv. Lebih merupakan wacana normatif, yg tdk selalu
berupa perintah/kewajiban bertindak, atau kepatuhan
bertindak, tapi upaya mencari bagaimana bertindak

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 13


Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
4) PERBEDAAN PENGERTIAN ETIKA DG MORAL, lanjutan:
c) Hubungan ETIKA, MORAL & MORALITAS:
i. Secara epistomologis: pengertian etika & moral
memiliki kemiripan
ii. Perkembangan selanjutnya: etika dipandang sebagai
cabang ilmu filsafat yg mempelajari nilai baik &
buruk, kesusilaan/moral,
iii. Ilmu etika menggunaka moral merupakan sarana
mengukur benar tidaknya tindakan manusia
iv. Kalau etika menggunakan prinsip-prinsip moral
sebagai landasan bertindak suatu profesi, sebaliknya
moral lbh tertuju pada tindakan manusia secara
perorangan

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 14


Sesi 1-2. pendahuluan
a. PENGERTIAN ETIKA
4) PERBEDAAN PENGERTIAN ETIKA DG MORAL, lanjutan:
c) HUBUNGAN ETIKA &MORALITAS:
v. Moralitas: bagian dari ilmu etika dg makna khusus,
berfokus pd prinsip-prinsip yg abstrak & bebas
vi. Moralitas lebih abstrak dibanding moral
vii. Moralitas: juga berkenaan dg nilai-nilai etika & moral
dlm nurani manusia serta internalisasi nilai-nilai tsb
dlm dirinya
viii. Moralitas: instrumen kemasyarakatan sebagai
penuntun tindakan (action guide) bagianggotanya
ix. Moralitas: menentukan seberapa jauh tindakan
manusia sesuai dg prinsip-prinsip etika & moral
x. Ukuran moralitas bkn “hitam-putih” (punya/tdk punya
moralitas), tapi berada pd garis kontinum (berlanjut/
menerus), misal moralitas yg “rendah atau tinggi”
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 15
Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
5) KONTEKS ETIKA DG ASPEK-ASPEK LAINNYA:

Agama Sumber
Etika
Tradisi Filsafat

ETIKA

Hukum Politik

Ekonomi Sosial
Penerapan
Profesi Seni Etika
Administrasi
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 16
Sesi 1-2. pendahuluan

a. PENGERTIAN ETIKA
6) KONTEKS ETIKA DENGAN ASPEK HUKUM:
a) Keduanya mengatur perilaku individu
b) perbedaan: ilegalitas tidak selalu berarti tidak etis
c) Hukum bersifat eksternal, ditegakkan tanpa melibatkan
perasaan, atau kepercayaan orang (sasaran hukum); etika
bersifat internal, subyektif, digerakkan oleh keyakinan dan
kesadaran individu.
d) Hukum dalam konteks administrasi adalah soal pemberian
otoritas atau instrumen kekuasaan
e) Basis dari hukum adalah etika, dan ketika hukum
diterapkan harus dikembalikan pada prinsip-prinsip etika
f) Banyak kasus, secara hukum dibenarkan tapi secara etika
dipermasalahkan [trend anak politisi yang jadi calon
anggota legislatif]
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 17
Sesi 1-2. pendahuluan

b. HIRARKHI ETIKA

Makro

Etika Sosial

Etika organisasi

Etika profesi

Moralitas pribadi
Mikro

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 18


Sesi 1-2. pendahuluan

b. HIRARKHI ETIKA

ETIKA
UMUM
ETIKA
INDIVIDUAL  Sikap thd sesama
ETIKA
 Etika keluarga
ETIKA ETIKA  Etika gender
KHUSUS SOSIAL  Etika profesi
 Etika politik
ETIKA  Ideologi
LINGKUNGAN

SUMBER: Agus Arijanto, 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis, hal. 27. Jakarta: Rajawali
Pers.

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 19


Sesi 1-2. pendahuluan

b. HIRARKHI ETIKA
1) MORALITAS PRIBADI:
a) Konsep baik-buruk, benar-salah terinternalisasi dlm diri
individu
b) Produk dari sosialisasi nilai masa lalu
c) Moralitas pribadi adalah superego atau hati nurani yang
hidup dalam jiwa dan menuntun perilaku individu
d) Konsistensi pada nilai cermin kualitas kepribadian individu
e) Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam kehidupan
sosial dan organisasi
2) ETIKA PROFESI
a) Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan
pekerjaan profesional
b) Nilai-nilai tsb terkait dg prinsip-prinsip profesionalisme
(kapabilitas teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi)
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 20
Sesi 1-2. pendahuluan

b. HIRARKHI ETIKA
2) ETIKA PROFESI, lanjutan:
c) Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang
berlaku secara universal
d) Penegakan etika profesi dg sanksi profesi (pencabutan
lisensi)
3) ETIKA ORGANISASI:
a) Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan
kehidupan organisasi
b) Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan
organisasi modern (efisiensi, efektivitas, keadilan,
transparansi, akuntabilitas, demokrasi)
c) Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang
berlaku secara universal
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 21
Sesi 1-2. pendahuluan

b. HIRARKHI ETIKA
3) ETIKA ORGANISASI, lanjutan:
a) Praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi
kepentingan sempit organisasi, kepentingan birokrat, atau
kepentingan politik dari politisi yang membawahi birokrat
b) Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi
4) ETIKA SOSIAL:
a) Konsep benar-salah dan baik-buruk terkait hubungan sosial
b) Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial
c) Etika sosial tidak tertulis, tetapi hidup dalam memori publik,
dan terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di masyarakat
d) Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang, tidak boleh
mengganggu dan merepotkan orang lain]
e) Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika sosial, mll
penerapan sanksi sosial
15/01/24 [diberitakan
cree par DR. Ir. Doddy H., DEA sebagai tersangka]
22
Sesi 1-2. pendahuluan

b. HIRARKHI ETIKA
5) ETIKA INDIVIDU DAN ETIKA SOSIAL:

Etika dikaitkan kegiatan sehari-hari manusia

Etika Individual, Etika Sosial, berhubungan


berhubungan dg tanggung dg tanggung jawab
jawab manusia dlm manusia sebagai makhluk
tindakan yg dilakukannya sosial

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 23 23


Sesi 1-2. pendahuluan

c. PRINSIP, HAKEKAT & PERAN ETIKA


1) PRINSIP DASAR ETIKA:
a) Prinsip Keindahan (Beauty)
b) Prinsip Persamaan (Equality)
c) Prinsip Kebaikan (Goodness)
d) Prinsip Keadilan (Justice)
e) Prinsip Kebebasan (Liberty)
i. Kemampuan untuk menentukan diri sendiri
ii. Kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan
perbuatan
iii. Syarat-syarat yang memungkinkan manusia untuk
melaksanakan pilihan-pilihannya berserta konsekuensi
dari pilihan itu
f) Prinsip Kebenaran (Truth)

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 24


Sesi 1-2. pendahuluan

c. PRINSIP, HAKEKAT & PERAN ETIKA


2) HAKEKAT ETIKA
a) Konsep tata nilai & pengukuran thd sikap, perilaku atau
ucapan yg dianggap baik, lazim & patut dilakukan;
b) Refleksi mengenai nilai-nilai & norma moral yg dipedomani
seseorang atau kelompok dlm mengatur pola sikap, perilaku
ataupun ucapannya.
3) PERANAN ETIKA :
a) Merupakan seperangkat nilai-norma moral yang menjadi
ukuran/acuan tentang baik-buruk, wajar tidak wajar, patut
tidak patut bahkan benar atau salah;
b) Sebagai rambu-rambu - nilai moral yg melekat pd tatanan
kehidupan suatu kelompok dlm melaksanaan tugas profesi.
c) Sebagai acuan/landasan bersikap, bertindak & berucap bagi
setiap orang yg menjadi anggota suatu organisasi profesi.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 25
Sesi 1-2. pendahuluan

c. PRINSIP, HAKEKAT & PERAN ETIKA


4) MENGAPA PERILAKU TIDAK-ETIS TERJADI?
a) Kecenderungan mengedepankan etika personal ketimbang
etika yang lebih besar (sosial).
b) Kecenderungan mengedepankan kepentingan diri sendiri
c) Tekanan dari luar untuk berbuat tidak etis.
5) MENGAPA DIPERLUKAN PERATURAN ETIKA?
a) Untuk meredam kecenderungan kepentingan pribadi.
b) Etika bersifat kompleks, dlm banyak kasus bersifat
dilematis, krn itu perlu memberikan kepastian tentang
mana yang benar dan salah, baik dan buruk.
c) Penerapan peraturan etika dapat membuat perilaku etis
menimbulkan efek reputasi.
d) Organisasi publik sekarang banyak dicemooh karena
kinerjanaya dinilai buruk, karena itu perlu etika.
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 26
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


1) LATAR BELAKANG: MENGAPA KITA PERLU
MEMPELAJARI TEORI-TEORI ETIKA?
a) Sebagai dasar berpikir guna menyelesaikan masalah etika
b) Jumlah teori-teori etika yg begitu beragam, mencerminkan
kompleksitas masalah etika serta perbedaan pendekatan thd
penyelesaian masalah etika selama berabad-abad
c) Memperkaya berbagai proses penyelesaian masalah etika
d) Setiap teori yg mungkin menjadi dasar penyelesaian
masalah etika tdk harus memberikan solusi yg berbeda
e) Teori etika dikembangkan dari teori moral
f) Ada lima teori etika: pemikiran tentang keutamaan, teori
utilitarianisme, etika kewajiban (deontologi), etika hak etika
moralitas

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 27


Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


1) LATAR BELAKANG, lanjutan:
g) Kriteria etika terkait juga dg issue keadilan: dlm tugas
pemerintahan, selain pencapaian tujuan bersama, seringkali
dlm masy ada kelompok minoritas yg tdk mendapatkan
keuntungan/paling tdk diuntungkan
h) Jadi ada dilemma: antara kesetaraan dlm mndptkan
manfaat/ pelayanan yg sama (semua mempunyai hak sama),
vs prioritas kpd mereka yg kurang beruntung
i) Dilemma lain: antara kejujuran/transparansi vs privacy,
rasa nyaman/aman
j) Solusi: komunikasi & kemampuan menepati janji, dg kata
lain “integritas publik”
k) Contoh kriteria etika:mencakup nilai-nilai kejujuran,
integritas, tepat janji, dll
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 28
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


2) BEBERAPA ALIRAN PEMIKIRAN ETIKA:
a) Egoisme: sesuatu baik kalau menguntungkan diri sendiri.
b) Altruisme: Itu baik kalau memberi keuntungan pd org lain.
c) Hedonisme: Itu baik kalau memberikan kenikmatan fisik.
d) Eodaemonisme: sesuatu baik kalau memberi kenikmatan
secara psikis( kejiwaan).
e) Fragmatisme: sesuatu baik kalau cara memperoleh mudah.
f) Utilitarianisme: sesuatu baik kalau memberi nilai atau
manfaat bagi dirinya.
g) Vitalisme: Itu baik kalau memberi semangat pd kehidupan
h) Idealisme: sesuatu baik kalau sesuai dengan aturan
i) Vandalisme: sesuatu itu baik kalau tdk sesuai dg aturan
j) Religiousisme: sesuatu itu baik kalau sesuai norma agama
k) Matematikisme: sesuatu baik kalau sesuai hasil perhitungan
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 29
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA

3) EMPAT ALIRAN TEORI ETIKA


a) Teori Empiris: etika diambil dari pengalaman dan
dirumuskan sebagai kesepakatan
b) Teori Rasional: manusia menentukan apa yang baik dan
buruk berdasar penalaran atau logika.
c) Teori Intuitif: Manusia secara naluriah atau otomatis
mampu membedakan hal yang baik dan buruk.
d) Teori Wahyu: Ketentuan baik dan buruk datang dari Yang
Maha Kuasa.

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 30


Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


4) PEMIKIRAN TENTANG KEUTAMAAN:
a) Muncul pada pemikiran yunani kuno oleh filsuf Plato,
dikembangkan olh muridnya, filsuf yunani Aristoteles
b) Inti pemikiran tsb adalah manusia hidup etis hrs memiliki
keutamaan-keutamaan (virtues)
c) Keutamaan bisa muncul dari keteladanan org lain yg hidup
secara etis, dalam bentuk keutamaan: jujur, sabar, murah
hati, adil, dll
5) TEORI HUKUM KODRAT:
a) Maknanya: hukum yg didasarkan pada kodrat manusia
b) Berasal dari filsafat yunani Plato & Aristoteteles, dikenal
sebagai Mazhab Stoa: hidup secara etis berarti to live
according to nature

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 31


Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


5) TEORI HUKUM KODRAT, lanjutan:
c) Hukum kodrat merupakan hukum tidak tertulis tapi
rasional: tindakan yg dilakukan menurut kodrat adalah
baik, tindakan yg melawan kodrat adalah buruk
d) Teori hukum kodrat sejalan dg ajaran agama
e) Penerapan hukum kodrat pd awal zaman modern:
i. Sebagai dasar hukum internasional (ahli hukum &
teolog belanda, Hugo Grotius, 1583-1645)
ii. Sebagai dasar menghapus perbudakan & diskriminasi
rasial
f) Dikembangkan menjadi Teori Moralitas (Martin &
Schinzinger, 2000): tindakan yg benar jika tindakan tsb
mendukung perilaku karakter yg baik (bermoral), mis: tg
jwb, jujur, kompetensi, loyalitas;
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 32
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


5) TEORI HUKUM KODRAT, lanjutan:
g) Tindakan salah bila tindakan tsb mendukung perilaku
karakter yg buruk (tdk bermoral), mis: kebohongan,
penghianatan, tdk ber-tgjwb
h) Teori moralitas terikat erat dg karakter pribadi, mirip dg
etika pribadi, tdk dpt/sulit diterapkan pd etika bisnis
i) Kritik thd teori moralitas: dlm penerapan, seringkali pd
kata/ucapan yg bermoral tapi dibalik itu tidak
6) TEORI UTILITARIANISME:
a) Dikembangkan pertama kali oleh 2 filsuf Inggris: Jeremy
Bentham (1748-1832) & John Stuart Mill (1806-1873)
b) Inti pemikiran tsb dari kata bahasa latin “utilis” (berguna)
& “utor/uti” (menggunakan/memakai), bahasa inggris
“utility” (kegunaan)
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 33
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


6) TEORI UTILITARIANISME, lanjutan:
c) Prinsip dasar: suatu tindakan dianggap baik bila
bermanfaat & dapat meningkatkan derajat manusia
d) Tujuan bukan memaksimalkan derajat pribadi, tapi
memaksimalkan derajat masy keseluruhan, arti bermanfaat
yg bersifat subyektif adalah kesenangan & kebahagiaan
e) Penilaian baik buruk suatu tindakan bukan dari
sifat/kodratnya, tapi pada akibat/konsekuensi dari tindakan
tsb, sehinggi teori utilitarianisme dikenal dg teori
“konsekuensialisme”
f) Dlm konflik kepentingan, teori ini mencari keseimbangan
antara kebutuhan masy & perorangan, melalui tindakan yg
memberikan manfaat terbaik bagi lebih banyak orang:
“the greatest happiness of the greatest number”
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 34
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


6) TEORI UTILITARIANISME, lanjutan:
g) Sering dianggap sbagai pendekatan paham sosialis/komunis
h) Utilitarianisme menjadi dasar berbagai tipe program/
proyek enjinering: analisis dampak (amdal), analisis resiko-
manfaat, analisis biaya-keuntungan (cost-benefit analysis)
i) Dua jenis teori utilitarianisme:
i. Utilitarianisme tindakan atau perbuatan/act
utilitarianism (Bentham & Mill):
 Moralitas umum (jngn mencuri, jujur, jngn sakiti
org lain) berasal dari pengalaman manusia berabad
 Tindakan individu hrs dinilai berdasar apakah
tindakan tsb merupakan tindakan terbaik pd situasi
tertentu (dlm arti memberikan manfaaat terbanyak
utk masy), meski hal tsb bisa melanggar peraturan
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 35
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


6) TEORI UTILITARIANISME, lanjutan:
i) Dua jenis teori utilitarianisme, lanjutan:
ii. Utilitarianisme peraturan/rule utilitarianism:
 Jawaban atas kritik thd utilitarianisme tindakan
 Prinsip “aturan” lebih ditekankan daripada prinsip
“kegunaan/manfaat”, dg menerapkan prinsip
“kegunaan” atas “aturan” mengenai hak & keadilan
 Mengikuti peraturan adlah solusi terbaik, meski tdk
selalu menghasilkan yg terbaik pd situasi tertentu
j) Kritik thd utilitarianisme perbuatan:
i. Mengabaikan hak/kepentingan pribadi atau bahkan
keadilan sosial: yg baik bagi masy, bisa berdampak
negatif bagi komunitas lbih kecil (mengorbankan hak
minoritas demi kesenangan mayoritas)
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 36
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


6) TEORI UTILITARIANISME, lanjutan:
j) Kritik thd utilitarianisme perbuatan, lanjutan:
ii. Keberhasilan implementasi teori ini sangat tergantung
pada kemampuan prediksi dari “siapa yg mendapat
manfaat terbesar”, & prediksi ini bisa salah
k) Kelebihan teori utilitarianisme: menmjadi dasar banyak
kebijakan (public & private sector) dalam bidang engineering
l) Contoh aplikasi pd benefit-cost analysis/BCA proyek
bendungan: hasil analisis BCA sangat mengntungkan dari
aspek finansial maupun sosial masy, tapi mengorbankan
natural conservation, ecosystem, punahnya spesies langka

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 37


Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


7) TEORI ETIKA KEWAJIBAN (DUTY ETHICS):
a) Tindakan yg baik bila manusia melaksanakan kewajiban,
manfaat utk masy bukan satu-satunya pertimbangan moral
b) Etika Kewajiban (Duty Ethics) atau deontologi, oleh filsuf
jerman Immanual Kant (1724-1808):
i. Berasal dari kata yunani “deon”, artinya “kewajiban”
ii. Prinsip dasar:
 Filsafat/etika mempunyai dasar ilmiah/rational,
bukan tradisi/emosi, krn manusia adlh mahluk
rasional (I. Kant)
 Etika hrs menggunakan prinsip imperatif kategoris:
memerintahkan/mewajibkan manusia, tanpa syarat
lainnya, berbeda dg prinsip “imperatif hipotetis”
(“kalau…., maka harus….)
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 38
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


7) TEORI ETIKA KEWAJIBAN (DUTY ETHICS), lanjutan:
b) Etika Kewajiban (Duty Ethics) atau deontologi, lanjutan:
ii. Prinsip dasar, lanjutan:
 Kant: Imperatif kategoris bersifat “otonomi
kehendak”, imperatif hipotetis bersifat “heteronomi
kehendak”
 Otonomi kehendak berarti kewajiban berlaku utk
semua/umum, heteronomi kehendak berarti
kewajiban tergantung faktor lain
 kewajiban moral adlh hal fundamental & bersifat
universal (Martin & Schinzinger, 2000)
iii. Tindakan etika: list tindakan wajib (jujur, jngn buat org
lain menderita, adil, dsb)
iv. Etika disusun berdasar list tindakan wajib tsb
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 39
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


7) TEORI ETIKA KEWAJIBAN (DUTY ETHICS), lanjutan:
b) Etika Kewajiban (Duty Ethics) atau deontologi, lanjutan:
v. Contoh: cerita robin hood: menurut teori utlitarianisme
dianggap “baik”, menurut teori deontologi dianggap
“jelek”
vi. Sejalan dg ajaran berbagai agama tentang moralitas
vii. Kritik thd teori deontologi Kant:
 konsep yg kaku, tdk memperhatikan situasi yg
berbeda-beda
 Kant memandang etika sebagai ilmu alam seperti
ilmu fisika (ilmu yg baru & populer saat itu), dg
rasionalitas yg ketat (rigorous)
c) Filsuf Inggris William David Ross (1877-1971), mencoba
memperbaiki/menjawab kritik teori Kant:
15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 40
Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


7) TEORI ETIKA KEWAJIBAN (DUTY ETHICS), lanjutan:
c) Filsuf Inggris William David Ross (1877-1971, lanjutan:
i. Tetap fokus thd “kewajiban”
ii. Tapi kewajiban dimaksud merupakan kewajiban prima
facie, bersifat sementara, yg bisa dikalahkan oleh
kewajiban lain yg lnih penting
8) TEORI ETIKA HAK (RIGHT ETHICS):
a) Oleh filsuf inggris, John Locke (1632-1704), 1 abad sebelum
Kant, suatu pemikiran etika bagi filsafat politik
b) Bukan teori baru yg berdiri-sendiri, tapi berkembang di
bawah naungan teori-teori lain (teori deontologi & teori
hukum kodrat), yg kemudian mempunyai identitas sendiri
c) Kewajiban bagi satu pihak, dpt menjadi hak bagi pihak lain

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 41


Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


8) TEORI ETIKA HAK (RIGHT ETHICS), lanjutan:
d) Tindakan yg baik bila menghormati hak-hak individu, jadi
manfaat utk masy bukan satu-satunya pertimbangan moral
e) Prinsip dasar: hormati hak asasi manusia (inspirasi dari
deklarasi kemerdekaan AS thn 1776: hak hidup, kebebasan
& kepemilikan)
f) Menurut Locke, manusia menurut kodratnya, mempunyai 3
“hak kodrat” (natural rights): life, freedom, & property
g) Kritik thd teori tsb:
i. Hak asasi manusia/kelompok bisa bertentangan dg hak
asasi org/kelompok lain, lantas mana yg prioritas?
ii. Penekanan pd hak individu, seringkali mengabaikan
kepentingan masy luas

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 42


Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


8) TEORI ETIKA HAK (RIGHT ETHICS), lanjutan:
h) Contoh aplikasi teori Etika Hak pd proyek bendungan tsb:
hak siapa yg didahulukan, hak pemilik tanah yg tergusur
atau hak petani/penghuni yg nantinya akan mendapat
persediaan air yg cukup & bebas banjir? Atau pemerintah
yg akan mendapatkan manfaat secara lebih luas guna
menjamin terlaksananya kewajiban pemerintah?
9) TIGA PENDEKATAN DASAR ETIKA PROFESIONAL (Peter
Windt et. Al , 1989, dikutip Thomas & Cynthia):
a) Pendekatan "deontological“: Mendasarkan prinsip dasar
benar salah dg moral individu. Contoh kategori ini adalah
etika-etika jabatan yg didasarkan pd sumpah kelembagaan.
Immanuel Kant adalah filsof pendekatan ini.

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 43


Sesi 1-2. pendahuluan

d. TEORI-TEORI DASAR ETIKA


9) PENDEKATAN DASAR ETIKA PROFESIONAL, lanjutan:
b) Pendekatan "consequential/teleological“: Didasarkan pd
moral individu, sebagai akibat dari perbuatan yg dilakukan.
Jeremy Bentham aalah filsof nya. Contoh pendekatan tsb al:
utilitarian & cost benefit analysis/CBA.
c) Pendekatan "virtue ethics" atau "human nature ethics“
(Thomas & Donaldson), atau "spritual wisdom ethics" (etika
kebijakan spiritual/EKS, Cynthia & Thomas): etika internal
yg direproduksi dari dialog yg konstan antar pikiran &
kesadaran intuitif

15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 44


15/01/24 cree par DR. Ir. Doddy H., DEA 45

Anda mungkin juga menyukai