FHISIP
Jurnal
Kas Rp98.600.000
Piutang PPh Pasal 21 Rp1.400.000
Beban gaji Rp100.000.000
Gaji, Upah, dan Tunjangan
Contoh Bagi Pemberi
CONTOH:
PT Dhuta Raya membayar gaji kepada karyawan asing sebesar Rp 100.000.000 dan PPh Pasal 26 dibayar oleh
perusahaan.
Besarnya biaya yang dapat dibebankan oleh PT Dhuta Raya dapat dihitung sebagai berikut:
Gaji yang diterima karyawan asing Rp 100.000.000
Dasar pengenaan PPh 26: (100/80) x Rp 100.000.000 = Rp 125.000.000
Biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto : Rp 125.000.000.
JURNAL
Biaya gaji Rp 125.000.000
Utang PPh 26 Rp 25.000.000
Kas/Bank Rp 100.000.000
Utang PPh Pasal 26 bagi pemberi kerja harus dilunasi tanpa dilakukan perhitungan atau jurnal dengan jenis pajak
lainnya.
Utang PPh 26 Rp 25.000.000,00
Kas/Bank Rp 25.000.000,0
Gaji, Upah, dan Tunjangan
BIAYA TUNJANGAN
Berbagai bentuk tunjangan yang dibayarkan kepada pegawai oleh perusahaan (merupakan
penghasilan bagi pegawai yang menerima dan sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21.
Sementara itu, bagi perusahaan dapat dibiayakan, kecuali tunjangan pajak. Tunjangan
pajak merupakan pengeluaran yang tidak diperkenankan sebagai biaya pengurang
penghasilan bruto untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak.
Honorarium dan Komisi
Perlakuan akuntansi pajak bagi honorarium dibedakan sesuai peran Wajib Pajak:
1. Bagi penerima
2. Bagi pemberi
CONTOH:
Pembayaran Honorarium pada satu komisaris yang bukan pegawai tetap pada bulan September
2009 sebesar Rp20.000.000. PPh pasal 21 yang dipotong adalah 5%xRp20.000.000 sebesar
Rp1.000.000. Terhadap penghasilan yang diakui oleh komisaris tersebut dilakukan jurnal sebagai
berikut:
Kas/Bank Rp 19.000.000
Piutang PPh Pasal 21 Rp 1.000.000
Penghasilan Honorarium Rp 20.000.000
Honorarium dan Komisi
Contoh Bagi Pemberi
Biaya Honorarium Bagi Dewan Komisaris/Pengawas
Pembayaran honorarium kepada Dewan Komisaris/Pengawas perusahaan merupakan biaya sebesar
honorarium yang dibayarkan termasuk PPh pasal 21 yang telah dipotong. PPh pasal 21 yg telah
dipotong oleh pemberi kerja setiap bulannya harus disetorkan ke kas negara.
CONTOH:
Pembayaran Honorarium pada satu komisaris yang bukan pegawai tetap pada bulan September
2009 sebesar Rp20.000.000. PPh pasal 21 yang dipotong adalah 5%xRp20.000.000 sebesar
Rp1.000.000.
Perlakuan jurnal yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Tidak Teratur adalah penghasilan bagi
pegawai tetap selain penghasilan yang bersifat teratur, yang diterima sekali
dalam satu tahun atau periode lainnya, antara lain berupa bonus, Tunjangan Hari
Raya (THR), jasa produksi, tantiem, gratifikasi, atau imbalan sejenis lainnya
dengan nama apapun.
Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang PPh diterapkan atas
penghasilan bruto kumulatif berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau
imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan
pegawai
Bonus, Gratifikasi, THR, Jasa Produksi, dan Tantie
Contoh
PPh Pasal 21 antara pegawai tetap yang menerima THR atau bonus dengan yang tidak menerima THR atau
bonus
TANTIEM Keuntungan yang diberikan kepada direksi dan komisaris oleh pemegang
saham yang didasarkan pada suatu presentase/jumlah tertentu dari laba perusahaam setelah
kena pajak. Oleh karena itu pemberian tantiem tidak dapat dibebankan sebagai biaya untuk
PT Dewa Dewi dalam tahun 2005 memiliki laba bersih sebesar Rp4.000.000 dan pada tahun
2005 tersebut perusahaan memberikan tantiem kepada direksi/komisaris perusahaan sebesar
5 % dari laba bersih. Perhitungan:
JURNAL
Beban Pesangon xxx
Utang PPh 21 xxx
Kas/Bank xxx
Uang Pesangon
Tarif PPh 21 progresif
Bambang merupakan karyawan tetap PT Pangestu sejak tahun 2005. Pada tahun
2019 PT Pangestu mengalami kesulitan keuangan dan melakukan pengurangan
karyawan sehingga Udin terkena PHK. Udin mendapatkan uang pesangon
sebesar Rp 300.000.000 yang dibayarkan sekaligus pada tanggal 20 Januari 2019.
Berapakah PPh Pasal 4 (2) yang akan dipotong oleh PT Bugar Indonesia dan
bagaimana jurnalnya?
Perhitungan Jurnal
50.000.000 x 5% : Rp 2.500.000 Beban Pesangon Rp 300.000.000
200.000.000 x 15% : Rp 30.000.000 Utang PPh 21 Rp
32.500.000
50.000.000 x 25% : Rp 12.500.000 Kas Rp
267.500.000
PPh atas Pesangon Rp 44.500.000
Natura dan Kenikmatan