Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR

HUKUM BISNIS
Mustika Winedar SE., Ak., MM., CA.
SILABI
1. Pengantar Hukum Bisnis
2. Kontrak Bisnis
3. Bentuk Usaha/Organisasi Perusahaan
4. Usaha Kecil
5. Ketenagakerjaan
6. Hak Jaminan/Hak Tanggungan
7. UTS
8. Hak atas Kekayaan Intelektual
9. Monopoli dan Persaingan Usaha
11. Perlindungan Konsumen
12. Sengketa Bisnis
13. Sengketa Bisnis
14. Bisnis Internasional
15. Bisnis Internasional
16. UAS
REFFERENCES
:
1. Bintang, Sanusi dan Dahlan, Pokok-Pokok Hukum
Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2000.
2. Fuady, Munir, Pengantar Hukum Bisnis, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2005.
PENGANTAR HUKUM EKONOMI DAN BISNIS

• Pengertian
Hukum adalah peraturan atau ketentuan baik
maupun tidak tertulis yang mengatur
tertulis kehidupan
masyarakat dan menyediakan sanksi terhadap
pelanggarannya.
Bentuk Hukum :
a. Hukum tertulis
b. Hukum tidak
tertulis
Di Indonesia hukum menempati posisi penting (supremacy of
law)
• Ekonomi dan Bisnis
Dari “oikonomia” artinya pengaturan rumah tangga Istilah
bisnis memiliki pengertian yang lebih sempit (khusus)
daripada istilah ekonomi yang luas (umum).
Bisnis tertuju pada usaha komersial dan interaksi antar
para pelakunya, yaitu berkaitan dengan ekonomi
perusahaan/ekonomi mikro.

Karakteristik bisnis terutama terletak pada tujuan


pencapaian keuntungan (laba). Kegiatan bisnis
meliputi produksi, distribusi dan penjualan untuk
memperoleh laba.
• Hukum Ekonomi dan Bisnis
Hukum ekonomi adalah hukum yang berkaitan dengan
berbagai aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi dalam
berbagai bidangnya ada yang diatur oleh hukum, ada pula
yang tidak atau belum diatur oleh hukum. Jadi, hukum
ekonomi (economic law) mempunyai ruang lingkup
pengertian yang luas meliputi semua persoalan berkaitan
dengan hubungan antara hukum dan kegiatan ekonomi.
Macam hukum ekonomi Indonesia :

a. Hukum ekonomi pembangunan, yaitu seluruh


peraturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara
peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi
(hukum perusahaan dan hukum penanaman modal)
b. Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan
pemikiran hukumm engenai cara-cara pembagian hasil
pembangunan ekonomi secara adil dan merata, sesuai hak
asasi manusia (hukum perburuhan dan hukum perumahan)
Sarjana Hukum membagi hukum menjadi :
a.Hukum privat (perdata) yang mengatur kepentingan pribadi
b. Hukum publik yang mengatur kepentingan umum
Hukum ekonomi disamping meliputi hukum dagang dan
hukum bisnis tersebut, juga menjangkau hukum publik seperti
hukum administrasi negara, hukum pidana, dll.
Ciri penting hukum ekonomi adalah adanya keterlibatan
negara atau pemerintah dalam pengaturan berbagai kegiatan
perdagangan.

Berbeda dengan hukum dagang dan bisnis yang kaidah-


kaidahnya berbentuk undang-undang yang dibuat dengan
partisipasi, baik pemerintah maupun wakil rakyat (DPR).
Hukum ekonomi banyak yang dibuat oleh otoritas publik
dalam bentuk perundang-undangan di bawah undang-undang,
seperti Peraturan PEmerintah, Keputusan Presiden, Peraturan
Mentri, Surat Keputusan Bersama (SKB), Surat Edaran (SE),
dsb.
B. HUKUM EKONOMI DAN
BISNIS DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI

Hukum ekonomi dan bisnis yang memadai akan menunjang


pembangunan ekonomi, karena melalui hukum ekonomi dan
bisnis masyarakat dibentuk atau diarahkan untuk mencapai
tujuan pembangunan ekonomi (law as tool of social
engineering). Sebaliknya hukum ekonomi dan bisnis yang
tidak memadai akan menciptakan hambatan bagi
pembangunan ekonomi
C. SUMBER HUKUM EKONOMI DAN BISNIS

1. Perundang-Undangan
Di Indonesia tingkatan perundang-undangan adalah :
a. UUD 1945
b. Tap MPR
c. Undang-Undang (UU)
d. Peraturan Pemerintah (PP)
e. Keputusan Presiden (Keppres)
f. Peraturan pelaksanaan lain seperti, Surat Keputusan
Bersama (SKB) yang dibuat oleh beberapa mentri, Surat
Edaran (SE) yang dibuat oleh pejabat
Hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
hukum yang lebih tinggi (lex superior derogat legi infiriori)

Apabila terjadi pertentangan antara peraturan yang setingkat


maka penyelesaiannya dilakukan atas dasar asas ‘lex specialis
derogat legi generatif)

Dalam UUD 1945 terdapat dua pasal penting yang menjadi


sumber hukum bisnis, yaitu pasal 33 dan pasal 27 ayat (2)
2. Perjanjian
Perjanjian mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
perundang-undangan. Artinya, perjanjian yang dibuat oleh
pihak tertentu dapat dijadikan dasar hukum bagi yang
membuatnya.

Perbedaan dengan perundang-undangan adalah dalam hal


bahwa perjanjian hanya berlaku bagi pihak yang mebuatnya
saja tidak mengikat orang lain atau masyarakat umum,
sedang perundang-undangan berlaku umum kepada semua
pihak yangmenjadi subyek pengaturannya.
SEKIAN
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai