Anda di halaman 1dari 11

MENGIDENTIFIKASI DAN MENCATAT JENIS-JENIS KESALAHAN PEMAKAIAN BAHASA

INDONESIA DALAM ARTIKEL

“Pengaruh Level Pemberian Tepung Kunyit (Curcuma


domestica Val) dalam Ransum
terhadap Karkas Itik Lokal ”

Kelompok 9
• Firza Mhd Rafly (200306144)
• Joice Debby Arta Napitu (200306078)
• Egy Yehezkiel (200306129)
• Onesimus Karunia Sutomo (200306093)
• Juan Simanjuntak (200306102)
EJAAN
Pemakaian Huruf Kapital
No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data
1. Hasil analisa laboratorium 201 Hasil analisa laboratorium nutrisi
nutrisi ruminansia dan kimia ruminansia dan kimia makanan
makanan ternak fakultas ternak Fakultas Peternakan
peternakan Universitas Universitas Padjajaran (2002)
Padjajaran (2002)

2. 1. Pembuatan tepung kunyit 202 1.Pembuatan tepung kunyit


(Curcuma domestica val) (Curcuma domestica val)
2. Persiapan Kandang 2.Persiapan kandang
3. Persiapan ransum penelitian 3.Persiapan ransum penelitian

3. Pemberian ransum dilakukan 203 Pemberian ransum dilakukan


sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan itik/hari
itik/hari menurut Wakhid menurut Wakhid (2013), dapat
(2013), dapat dilihat pada Tabel dilihat pada tabel 2.
2.

4. Pengaruh Perlakuan Terhadap 205 Pengaruh Perlakuan terhadap


Persentase Bagian-Bagian Persentase Bagian-Bagian Karkas
Karkas (Dada dan Paha) (Dada dan Paha)
No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data
5. Hasil penelitian dengan 205 Hasil penelitian dengan
menggunakan tepung kunyit menggunakan tepung kunyit
sampai dengan 0,6% dalam ransum sampai dengan 0,6% dalam
didapat rataan bobot karkas yang ransum didapat rataan bobot
hampir sama dengan hasil karkas yang hampir sama dengan
penelitian Cakra, Siti, Wiyana dan hasil penelitian Cakra, Siti, Wiyana
Umiarti (2009) yaitu bobot karkas dan Umiarti (2009) yaitu bobot
itik Bali umur 10 minggu berkisar karkas itik bali umur 10 minggu
antara 854-915,40 g berkisar antara 854-915,40 g

6. Namun hasil penelitian ini lebih 205 Namun hasil penelitian ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan rendah jika dibandingkan dengan
penelitian Matitaputty (2002) yang penelitian Matitaputty (2002)
mendapatkan rataan bobot karkas yang mendapatkan rataan bobot
itik Mandalung umur 10 minggu karkas itik mandalung umur 10
sebesar 1101,2 g. minggu sebesar 1101,2 g.
Pemakaian Huruf Miring
No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data

1. Adanya resistensi Salmonella sp 201 Adanya resistensi Salmonella sp


terhadap antibiotik pada itik terhadap antibiotik pada itik
telah dilaporkan oleh Istiana telah dilaporkan oleh Istiana
(1997), terbukti bahwa dari 70 (1997), terbukti bahwa dari 70
isolat isolat
2. Salmonella typhimurium 201 Salmonella typhimurium
ditemukan resisten terhadap ditemukan resisten terhadap
ampisilin sebesar (30%), ampisilin sebesar (30%),
neomisin (12,8%), tetrasiklin neomisin (12,8%), tetrasiklin
(11,4%), streptomisin (11,4%), streptomisin
(8,6%), trimetropin (7,1%) dan (8,6%), trimetropin (7,1%) dan
kloramfenikol (5,7%). kloramfenikol (5,7%).
Penulisan Kata dan Partikel

No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data

1.
Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data
1. Menurut Lestari (2011), 206 Menurut Lestari (2011),
persentase bagian dada pada itik persentase bagian dada pada itik
Alabio jantan umur 10 minggu Alabio jantan umur sepuluh
sebesar 31,88%. minggu sebesar 31,88%.

2. Menurut Ricardo (2014), rataan 205 Menurut Ricardo (2014), rataan


bobot karkas itik Pitalah umur 8 bobot karkas itik Pitalah umur
minggu dengan sistem delapan minggu dengan sistem
pemeliharaan ekstensif yaitu pemeliharaan ekstensif yaitu
464,14 g. 464,14 g.

3. Penelitian ini menggunakan 80 201 Penelitian ini menggunakan


ekor DOD itik Pitalah jantan yang delapan puluh ekor DOD itik
ditempatkan pada 20 unit kandang Pitalah jantan yang ditempatkan
boks. pada 20 unit kandang boks.
Penulisan Tanda Baca
No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data

1. Hal ini disebabkan oleh 201 Hal ini disebabkan oleh


timbulnya efek residu dalam timbulnya efek residu dalam
karkas itik dan jika penggunaan karkas itik dan jika penggunaan
antibiotik dilakukan secara antibiotik dilakukan secara
terus menerus, maka akan terus-menerus, maka akan
mengakibatkan resistensi mengakibatkan resistensi
terhadap antibiotik bagi ternak. terhadap antibiotik bagi ternak.

DIKSI

No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data


1. Menurut Yuniarti (2011) kunyit 202 Menurut Yuniarti (2011) kunyit
dapat meningkatkan kerja organ dapat meningkatkan kerja organ
pencernaan unggas, karena kunyit pencernaan unggas, karena
memiliki fungsi merangsang kunyit berfungsi merangsang
dinding kantong empedu dinding kantong empedu
mengeluarkan cairan empedu dan mengeluarkan cairan empedu dan
merangsang keluarnya getah merangsang keluarnya getah
pankreas yang mengandung enzim pankreas yang mengandung
amilase, lipase dan protease yang enzim amilase, lipase dan
berguna untuk meningkatkan protease yang berguna untuk
pencernaan bahan pakan seperti meningkatkan pencernaan bahan
karbohidrat, lemak dan protein. pakan seperti karbohidrat, lemak
dan protein.
No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data
2. Hasil analisa laboratorium nutrisi 201 Hasil analisis laboratorium
ruminansia dan kimia makanan nutrisi ruminansia dan kimia
ternak fakultas peternakan makanan ternak fakultas
Universitas Padjajaran (2002), peternakan Universitas Padjajaran
bahwa tepung kunyit mengandung (2002), bahwa tepung kunyit
protein kasar (12,23%) mengandung protein kasar
(12,23%)

3. maka diperlukan suatu terobosan 201 maka diperlukan suatu solusi atau
atau inovasi agar itik mampu inovasi agar itik mampu
menghasilkan kualitas karkas baik menghasilkan kualitas karkas baik
dengan daging yang lebih layak dengan daging yang lebih layak
untuk diterima oleh konsumen. untuk diterima oleh konsumen.

4. Persentase karkas adalah 204 Persentase karkas adalah


perbandingan antara bobot perbandingan antara bobot
karkas dengan bobot hidup karkas dan bobot hidup kemudian
kemudian dikalikan dengan dikalikan dengan
100% (Soeparno, 2005). 100% (Soeparno, 2005).
No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data
5. kemudian dilanjutkan dengan 204 kemudian dilanjutkan dengan
pengeluaran isi rongga perut yang pengeluaran isi rongga perut
dilakukan dengan membuat yang dilakukan dengan membuat
torehan mendatar pada daerah torehan mendatar pada daerah
perut yaitu antara ujung tulang perut yaitu antara ujung tulang
dada dengan pubis. dada dan pubis.

6. Hal ini sesuai dengan pendapat 205 Hal ini sesuai dengan pendapat
Wahju (1997), bahwa jumlah Wahju (1997), bahwa jumlah
ransum yang dikonsumsi akan ransum yang dikonsumsi akan
menentukan bobot hidup menentukan masa hidup
yang diperoleh, yang diperoleh,

7. Data ini menunjukkan bahwa 201 Data ini menunjukkan bahwa


beberapa preparat antibiotik sudah beberapa preparat antibiotik
kehilangan efektifitasnya dan sudah kehilangan efektivitasnya
cenderung menimbulkan dan cenderung menimbulkan
resistensi mikroba yang semakin resistensi mikroba yang semakin
meluas. meluas.
No. Temuan Data Hal. Perbaikan Data

8. Kunyit yang diberikan 201 Kunyit yang diberikan


pada level (0,2%) dapat pada level (0,2%) dapat
meningkatkan pertambahan bobot meningkatkan pertambahan bobot
badan pada suhu panas dan badan pada suhu panas dan
menunjukkan nilai konversi menunjukkan nilai konversi
ransum paling efisien ransum paling efisien
dibandingkan semua level. dibandingkan dengan semua
level.

Anda mungkin juga menyukai