OLEH: RATU ULINNUHA KHOIRUL UMMAH, S.Pd.I 1. Langkah-Langkah Awal Dakwah Nabi Muhammad di Madinah
• Nabi Muhammad SAW tiba di kota Madinah tahun 622 M.Kehadiran
nabi Muhammad dan Umat Islam di kota Madinah menandai zaman baru bagi perjalanan dakwah Islam. • Dengan diterimanya Nabi Muhammad dan umat Islam oleh masyarakat Madinah, maka Nabi Saw memberikan gelar kepada umat Islam Madinah dengan sebutan Kaum Anshar, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi penolong, sementara umat Islam yang datang dari Makkah diberi nama Kaum Muhajirin. Setelah datang ke Madinah, Nabi Muhammad menentukan langkah-langkah utama dalam rangka membangun masyarakat baru. Adapun langkah Nabi adalah:
a. Pembangunan Masjid Sebagai Pusat Dakwah
• Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad setibanya di Madinah adalah membangun Masjid. Masjid yang pertama dibangun adalah Masjid Nabawi. • Masjid ini dibangun di atas tanah milik kedua anak yatim, yaitu Sahl dan Suhail. Tanah tersebut dibeli oleh Nabi untuk pembangunan masjid dan untuk tempat tinggal. • Pada awalnya, pembangunan masjid nabawi hanya seluas 70 x 60 hasta atau sekitar 31,5x27 meter, dengantinggi tembok 2,5 meter. Lama pembangunan masjid berlangsung selama 12 hari. Setelah jamaah bertambah banyak, maka masjid nabawi diperluas menjadi 45 x 45 meter dengan penambahan ketinggia 3 meter. • Bangunan masjid bukan saja sebagai tonggak berdirinya masyarakat Islam, tetapi juga awal pembangunan kota • Fungsi masjid: sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat sebagai pusat kegiatan dakwah, pendidikan dan pengajaran keagamaan Sebagai tempat pengadilan berbagai perkara yang muncul di masyarakat Sebagai tempat musyawarah dan lain sebagainya.
b. Mempersaudarakan kaum muslimin
• Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Nabi Muhammad di madinah adalah mempersatukan dalam ikatan persaudaraan kaum muslimin yang berasal dari Makkah (sahabat muhajirin) dengan kaum yang asli penduduk Madinah (sahabat anshar) berdasarkan iman atau agama c. Perjanjian dengan masyarakat Yahudi Madinah • Untuk mengatur hubungan antar individu di Madinah, Nabi mengajak Musyawarah sahabat anshar, muhajirin dan masyarakat Yahudi untuk merumuskan pokok-pokok pemikiran yang akan dijadikan undang-undang. Rancangan ini memuat aturan yang berkenaan dengan orang-orang Muhajirin, Anshar dan masyarakat Yahudi yang bersedia hidup berdampingan secara damai dengan umat Islam. Undang-undang tersebut dikenal dengan Piagam Madinah (Mitsaq Al-Madinah). • Piagam tersebut merupakan sebuah bukti bagaimana Islam mengayomi semua umat manusia, termasuk non muslim, karena Islam memang rahmatan lil ‘alamin. • Beberapa suku yahudi menerima kecuali suku berasal dari Bani Nazhir, Quraizah, dan Qainuqa, bahkan ketiga suku ini bersekutu dengan kaum kafir Quraisy Makkah untuk mengahncurkan kekuasaan nabi Muhammad SAW di Madinah. • Piagam Madinah yang dideklarasikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam itu memuat 47 tujuh pasal, yang di dalamnya tertuang ketentuan yang mengatur sistem perpolitikan, keamanan, kebebasan beragama, kesetaraan di muka hukum, perdamaian, dan pertahanan.
• Diantara isi Piagam Madinah:
Siapa pun yang berbuat zalim dan jahat, baik dari kalangan Muslimin maupun Yahudi, tidak boleh dilindungi oleh siapa pun, bahkan harus ditentang bersama- sama. Kaum Muslimin dilarang main hakim sendiri dan bersekongkol dengan pihak lawan. Selama tidak melakukan pelanggaran, kelompok Yahudi dan sekutu-sekutunya berhak atas perlindungan, pertolongan, dan jaminan Negara. Baik kaum Muslimin maupun kaum Yahudi bersama sekutunya diberi kebebasan untuk menjalankan agama masing-masing. Jika pendukung piagam diajak berdamai, dan semua pihak yang terlibat perjanjian memenuhi perdamaiannya, maka kaum Muslimin wajib memenuhi ajakan damai tersebut 2. Langkah-langkah Nabi Muhammad Membangun Perekonomian Masyarakat Madinah Para sahabat muhajirin hijrah ke madinah dengan sembunyi sembunyi. Mereka datang ke Madinah tidak membawa harta benda. Oleh karena itu, Nabi Muhammad berupaya membangun perekonomian masyarakat Madinah dengan cara sebagai berikut: a. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar.Persaudaran berlandaskan Iman bukan persaudaraan berlandaskan darah. Sehingga mereka dapat saling membantu. b. Menempatkan orang-orang fakir-miskin yang tidak punya tempat-tinggal di Masjid. Mereka dikenal dengan Ahlu Shuffah. c. Bekerjasama dengan kaum Anshar menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum Muhajirin. d. Nabi Saw menganjurkan bagi kaum Muhajirin yang mempunyai pengalaman dagang dan modal sebagai pedagang. e. Bagi kaum Muhajirin yang tidak mempunyai modal, Nabi Muhammad mengajurkan mereka bekerja sebagai petani. f. Nabi Muhammad Saw mengefektifkan zakat dan memperkuat jalinan antara pemberi zakat dan penerima zakat. g. Mengupayakan pembangunan pasar di Madinah. Untuk keperluan itu Nabi memilih lokasi di sebelah barat masjid Nabawi karena di nilai sebagai lokasi yang setrategis.