Terbarukan Menurut
Hukum Islam
Alif Muhammad Ardani (2206009656)
Arif Rahman Hakim (2206009826)
Arma Dhoni (2206009832)
Muhammad Ainurrifqi (2206109186)
Pengertian
• Sumber Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber
daya yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola
dengan baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergy, sinat matahari, aliran dan
terjunan air serta Gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut
• Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi terbarukan
atau sumber energi yang cepat dipulihkan kembali secara alami dan prosesnya
berkelanjutan.
• Choi et al. (2017) menyatakan bahwa energi terbarukan adalah pesaing bahan
bakar fosil, tetapi baru-baru ini digunakan untuk mengekstrak dan menghasilkan
sumber daya bahan bakar fosil, yang membuatnya lebih sulit untuk melihatnya
sebagai pesaing yang jelas.
• Sasana dan Ghazali (2017), energi terbarukan adalah sumber energi dari sumber
daya tak terbatas, seperti air, angin, matahari, dan lain-lain
Dasar Hukum Positif dan Hukum Islam
• DASAR HUKUM ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT)
1. Hukum Positif
- UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 : “Bumi dan air kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”.
- Undang-undang Nomor 30 tahun 2007 Tentang Energi
- Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang kebijakan Energi Nasional
2. Hukum Islam
- Al-Quran
- Maqashid Syariah
PENGEMBANGAN ENERGI BARU
TERBARUKAN MENJADI PRIORITAS DALAM
AKSELERASI UPAYA TRANSISI ENERGI
• Dalam upaya mitigasi risiko terkait pengurangan emisi global, Indonesia telah berperan aktif dalam
mengantisipasi hal tersebut.
• Komitmen Indonesia tersebut ditunjukkan dengan memberikan perhatian penuh pada pengembangan
Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui transformasi ekonomi hijau (green energy).
KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL BERKELANJUTAN
1
• Pengurangan subsidi BBM dan listrik
2
• Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga
3
• Penggunaan LPG untuk Kapal Nelayan
4
• Optimalisasi Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN)
5
• Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
6
• BBG untuk Transportasi
7
• Pembangunan Kilang Minyak (oil refinery)
Lima Contoh Energi Terbarukan
Hidroelektrik (di Indonesia sedang dilakukan, PLTA Kayan Cascade Bulungan, Kaltara)
Panel Surya (di Indonesia sudah dilakukan, PLTS terapung Waduk Cirata Purwakarta)
Biogas
Keunggulan:
3. Bendungannya dapat dijadikan objek wisata
4. Biaya pemeliharaan dan operasional relatif murah
Kelemahan:
5. Mengganggu keseimbangan ekosistem perairan
6. Pembangunannya dapat menyebabkan kerusakan geologi seperti tanah
longsor dan erosi
Energi Angin
Keunggulan:
3. Membutuhkan lahan yang kecil
4. Satu turbin dapat dimanfaatkan untuk listri ratusan rumah
Kelemahan:
5. Biaya pemeliharaan dan operasional relatif mahal
6. Sulit diprediksi karena kecepatan angin yang tidak stabil
Energi Matahari
Keunggulan:
3. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca
4. Dapat dibangun di wilayah terpencil karena tidak memerlukan transmisi
energi
Kelemahan:
5. Membutukan modal biaya dan luas lahan yang besar
Energi Panas Bumi
Keunggulan:
1. Dampak emisi karbon sangat rendah
2. Membutukan lahan dan sumber air yang relatif sedikit
Kelemahan:
3. Membutukan biaya modal yang tinggi
4. Dapat mempengaruhi kestabilan tanah di sekitarnya
Bioenergi #1
2) Biomassa padat
Berasal dari bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan
(padatan).
Contoh: briket biomassa dari tempurung kelapa sawit.
3) Biogas
Berasal dari bahan organik yang difermentasi.
Contoh: gas metana.
Keunggulan:
1. Mengurangi impor bahan bakar
2. Mengeliminasi efek rumah kaca
Kelemahan:
3. Ketergantungan yang mash tinggi terhadap kayu
4. Teknologi untuk konversi biomassa membutukan biaya yang tinggi
Sumber Energi Terbarukan dalam Al QUran
SUMBER ENERGI TERBARUKAN DALAM AL-QURAN
2 Q.S Al-Hijr, 15: 22 Angin, perkawinan tanaman, hujan, dan air untuk minum
3 Q.S An-Nahl, 16: Air hujan, tanaman yang tumbuh, malam dan siang, matahari dan
11-13 bulan, bintang, bumi untuk dikelola manusia.
4 Q.S Yasin, 36:34 Kebun kurma dan anggur, dan mata air
SUMBER ENERGI TERBARUKAN DALAM AL-QURAN
N
SURAT DAN AYAT ISU-ISU ENERGI
O
1 Q.S Al-Hajj, 22: 65 Bumi dan bahtera yang berlayar di lautan; menahan benda langit
jatuh ke bumi.
2 Q.S Al-Mu’minun, 23: Binatang ternak, air susu, konsumsi, binatang dan perahu untuk
21-22 transportasi.
3 Q.S Ar-Rum, 30: 46 Angin sebagai pembawa berita gembira, kapal berlayar untuk
mencari penghidupan
4 Q.S Al-Fathir, 35: 12 Laut tawar dan asin yang menghasilkan daging segar dan perhiasan,
dan kapal yang berlayar
SUMBER ENERGI TERBARUKAN DALAM AL-QURAN
3. FUEL
2 Q.S Al-Waqi’ah, 56: Benih tanaman, air, percikan api untuk peringatan dan
71-73 pengembara di gurun pasir
SUMBER ENERGI TERBARUKAN DALAM AL-QURAN
4. ANIMAL TRANSPORT AND PRODUCE
1 Q.S Al-Nahl, 16: Tempat perlindungan dan tempat-tempat kediaman di gunung, pakaian
81 yang melindungi tubuh dari panas dan selama pertempuran
2 Q.S Al-Hajj, 22: 65 Sungai, perhiasan (emas dan mutiara), dan pakaian sutera
3 Q.S Al-Mu’minun, Air, kebun-kebun kurma dan anggur, buah-buahan, pohon kayu yang
23: 17-22 menghasilkan minyak dan bahan makanan, dan hewan ternak yang
menghasilkan susu dan alat transportasi seperti perahu
4 Q.S Yasin, 36: 71- Hewan ternak untuk kendaraan, bahan makanan dan minuman
73
5 Q.S Al-Zukhruf, Bumi yang luas, jalur transportasi, air hujan yang menyuburkan, serta
43: 12 kapal dan hewan ternak untuk transportasi.
6 Q.S Al-Jatsiyah, Lautan dan kapal-kapal yang berlayar, bumi dan langit yang teratur untuk
45: 12 manusia
SUMBER ENERGI TERBARUKAN DALAM AL-QURAN
1 Q.S Hud, 11: 61 Manusia sebagai pemakmur bumi, tempat tinggal, unta betina
2 Q.S Al-Nahl, 16: 80 Rumah sebagai tempat berlindung, kemahkemah yang berbahan kulit hewan
ternak, dan pakaian yang berbahan bulu domba, bulu unta dan bulu kambing
untuk menjelajah dan bermukim, serta sebagai alat-alat kebutuhan dan
kenyamanan hidup.
3 Q.S Al-Furqan, 25: Angin sebagai pembawa kabar gembira, air yang jernih untuk minum dan
48-49 kehidupan manusia, hewan ternak, dan pergiliran air hujan
4 Q.S Yasin, 36: 33- Air hujan, biji-bijian untuk makan, kebunkebun kurma dan anggur, sumber-
35. sumber mata air, dan buah-buahan untuk makanan, dan berbagai usaha
manusia
SUMBER ENERGI TERBARUKAN DALAM AL-QURAN #1
4 Q.S Al-Baqarah, 2: Langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut, air hujan,
164 menghidupkan bumi, keragaman makhluk hidup, angin yang berhembus, dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi.
5 Q.S Al-A’raf, 7: 57 Air hujan, tumbuhan, tanaman hijau, butir tanaman, korma, angin, awan mendung, hujan, buah-
buahan, tanah dan tanaman yang subur.
SUMBER ENERGI TERBARUKAN DALAM AL-QURAN #2
6. MINERALS AND THEIR MANUFACTURE
7 Q.S Al-Hijr, 15: 22 Angin untuk menebarkan benih dan air dari langit untuk minum.
8 Q.S Al-Isra’, 17: 11- 12 Kegelapan sebagai pertanda malam, kecerahan sebagai pertanda siang supaya manusia
mencari penghidupan, mengetahui bilangan tahun, serta perhitungan waktu
9 Q.S Al-Naml, 27: 86 Malam untuk beristirahat dan siang yang menerangi.
10 Q.S Al-Rum, 30: 48- Angin yang menggerakkan awan, awan yang membentang dan bergumpal-gumpal, dan air
49 hujan yang turun melaui celah-celah.
11 Q.S Fathir, 35: 9 Angin yang menggerakkan awan, dan awan yang menyebabkan hujan untuk menghidupkan
tempat yang mati.
12 Q.S Al-Mu’minun, 40: Malam untuk beristirahat, dan siang untuk mencari penghidupan, bumi sebagai tempat
61-63 kediaman, serta langit sebagai atap.
PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN
MENURUT HUKUM ISLAM #1
Berdasarkan literatur yang dibaca, dukungan lingkungan yang diciptakan Allah untuk manusia
sangat lengkap, seperti perputaran malam dan siang, bumi dan langit, matahari, angin yang
menggerakan awan menuju suatu tempat dan menyebabkan hujan secara bergilir, laut untuk
berlayar dan sumber ekonomi, keanekaragaman hayati dan botani, serta air untuk
menyuburkan tanah, menghasilkan energi, dan sumber ekonomi lainnya.
Di samping itu, bumi, matahari, air, angin, dan tumbuhtumbuhan dapat dimanfaatkan oleh
manusia sebagai sumber energi terbarukan untuk kehidupan berkelanjutan di masa depan.
Allah memberikan karunia tersebut sebagai bukti keesaan dan kekuasaan-Nya, sehingga
tugas manusia tidak lain untuk memakmurkan bumi dengan memanfaatkan sumber energi
secara efisien, tidak merusak lingkungan (Al-Qashash, 22: 76-77), dan menciptakan teknologi
untuk mengembangkan sumber energi terbarukan, sebagaimana Allah mengakhir pada setiap
ayatayat tesebut di atas dengan ungkapan “apakah manusia tidak berpikir ?”, “apakah
manusia tidak merenung”, dan “apakah manusia tidak bersyukur” atas segala yang
dilimpahkan oleh Allah.
PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN
MENURUT HUKUM ISLAM #2
Sebagai contoh, Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi energi surya yang sangat besar
karena wilayahnya terbentang melintasi garis khatulistiwa, dengan besar radiasi penyinaran 4,80
kWh/m2/hari. Energi surya dikonversi langsung dan bentuk aplikasinya dibagi menjadi dua jenis, yaitu solar
thermal untuk aplikasi pemanasan, dan solar photovoltaic untuk pembangkitan listrik. Pembangkit Listrik
Tenaga surya (PLTs) merupakan teknologi pembangkit listrik yang dapat diterapkan di semua wilayah.
instalasi, operasi, dan perawatan PLTs sangat mudah sehingga mudah diadopsi oleh masyarakat.
Adapun dalam pengamatan bacaan penyaji, bahwa hambatan utama pasar PLTs adalah biaya investasi per
Watt daya terbangkitkan masih relatif mahal dan beberapa bahan baku komponen PLTs khususnya sel surya
masih harus diimpor. Oleh karena itu, penumbuhan industri sel surya lokal menjadi sangat strategis dalam
pengembangan PLTs di masa mendatang. Di samping itu, kebijakan feed in tariff yang menarik bagi investor
juga menjadi hal yang sangat penting bagi pertumbuhan investasi swasta dalam pembangunan PLTs.
FILOSOFI AL-QURAN TENTANG MANUSIA,
LINGKUNGAN DAN ENERGI
MAQASHID SYARIAH TENTANG ENERGI
TERBARUKAN
Berdasarkan referensi, bahwa Pengembangan sumber energi terbarukan yang dibutuhkan masyarakat,
secara maqashid syari’ah (tujuan-tujuan syari’ah) pada aspek pemeliharaan nyawa manusia.
Maka pengembangan energi terbarukan yang bertujuan untuk kelangsungan hidup manusia, kebutuhan
terhadap konsumsi energi, kesejahteraan masyarakat, dan menghindari krisis energi, maka
pengembangan energi terbarukan bersifat wajib secara agama.
Dalam ekonomi Islam, pembangunan bidang energi menekankan pembangunan berkelanjutan atas
dasar penambahan nilai sumber daya.
Hal ini tercermin dalam program Pemerintah yang concern terhadap Energi Terbarukan ini,
diantaranya terkait Pengembangan BBN sebagai kebijakan pemerintah yang konkrit (Inpres
1/2006 dan Permen ESDM 25/2013 Tentang Pemanfaatan BBN).
MAQASHID SYARIAH TENTANG ENERGI
TERBARUKAN
Tujuan:
Maqashid Syariah Kelangsungan Hidup,
Energi Terbarukan Konsumsi Energi,
(Tujuan-tujuan Syariah)
Kesejahteraan,
Mencegah Krisis Energi
Kewajiban Negara,
Institusi dan
Konservasi Energi,
Masyarakat: untuk
Penghematan Energi
Pengembangan Energi
Terbarukan
KESIMPULAN #1
• Kebijakan energi di Indonesia memfokuskan pada pengembangan sumber energi
terbarukan yang dapat menggantikan sumber energi berbasis fosil yang
persediaannya sudah mulai menipis. Sumber-sumber energi terbarukan yang
bersumber dari sinar matahari, air, angin, panas bumi, biodiesel, biofuel, air laut, dan
pasang surut.
• Potensi sumber energi tersebut ditegaskan pula pada beberapa ayat Al-Qur’an yang
memberikan contoh tentang sumber-sumber energi dan konsep yang sederhana
dalam bentuk ilustrasi pemanfaatan energi terbarukan. Kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat dalam mengkonsumsi energi, perkembangan dunia industri, dan
lainnya menunjukkan bahwa kebutuhan ekonomi energi di Indonesia bergeser pada
pengembangan sumber-sumber energi terbarukan sebagai pengganti bahan bakar
listrik, di samping melakukan konservasi energi melalui penghematan energi
KESIMPULAN #2
• “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali
(ke jalan yang benar)” (Surat Ar-Rum/30: 41)
• Oleh karena itu, seyogyanya kita sebagai manusia, kita sebagai hamba Allah yang penuh akan
dosa, setidaknya berikhtiar untuk selalu melakukan kebaikan. Serta melakukan hal-hal konkrit
yang diwujudkan dalam bentuk hukum atau regulasi-regulasi yang mengakomodir tentang
pengelolaan energi tersebut salah satunya.
• Dalam hal ini perlunya perubahan dalam meningkatkan peran serta pemerintah dalam
melakukan regulatory reform bidang pengelolaan energi terbarukan ini, sehingga setiap aspek
kehidupan dapat berjalan sesuai aturan main (regulasi) yang berlaku maupun aturan Allah
Subhanahu wa ta’ala (ketentuan syariat).
TERIMA KASIH