Anda di halaman 1dari 6

Judul: Teknik Panas Bumi

Penulis: Ir. Nenny Miryani Saptadji Ph.D

Publikasi: Departemen Teknik Perminyakan Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral
Institut Teknologi Bandung

Reviewer: Blessgiu Art Daniel Lumban Tobing (210410010)

Tanggal review: Rabu, 1 September, 2021

I. Latar Belakang

Fluida panas bumi mempunyai segudang manfaat bagi masyarakat. Pada abad-20, fluida panas
bumi hanya dimanfaatkan untuk mandi, mencuci dan memasak. Akan tetapi, pada saat ini,
pemanfaatan fluida panas bumi sangat beraneka ragam, mulai dari pembangkit listrik hingga
keperluan lainnya di sektor non-listrik. Contoh pemanfaaatan fluida panas bumi di sektor non-
listrik adalah dalam pengeringan hasil pertanian, untuk memanasi ruangan, rumah kaca, tanah
pertanian dan pengeringan kayu.

Pada tahun 1913, Italy menjadi negara pertama yang memanfaatkan uap panas bumi untuk
pembangkit listrik, dimana Pusat Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pertama berkapasitas listrik
250 kW dibangun di Larderello. Beberapa negara di dunia pun mulai memanfaatkan energi panas
bumi, seperti New Zealand pada tahun 1958 kemudian disusul oleh Amerika Serikat pada tahun
1960. Amerika serikat mendirikan PLTP dengan kapasitas listrik yang sangat besar yaitu
mencapai 1000 MW.

Di Indonesia, usaha pencarian sumber energi panas bumi pertama kali dilakukan di daerah
Kawah Kamojang pada tahun 1918. Dari hasil survey, ditemukan bahwa di Indonesia terdapat
217 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari Sumatera Barat, lanjut ke
Pulau Jawa, Bali kemudian ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Indonesia sangat
berpotensi untuk bisa menjadi salah satu produsen terbesar dalam sumber daya Panasbumi,
karena pada umumnya sistem hydrothermal di Indonesia mempunyai temperature tinggi (>225°
C). Hanya beberapa di antaranya yang mempunyai temperature sedang (150-225°C).

Meskipun daerah prospek panas bumi di Indonesia sangat banyak jumlahnya, tetapi hingga saat
ini baru beberapa lapangan yang telah dikembangkan dalam skala besar dan fluidanya untuk
pembangkit listrik. Contohnya adalah Lapangan Kamojang (140 MWe), Wayang Windu (110
MW) dan Darajat (55 MWe). Energi panasbumi yang relatif tidak menimbulkan polusi dan
merupakan salah satu energi yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik di masa
yang akan datang untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan listrik nasional yang cenderung terus
meningkat.
II. Tujuan

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai manfaat dan potensi panas bumi di Indonesia dalam
mengampanyekan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.

III. Literatur Review

Dalam memanfaatkan panas bumi, tentunya kita perlu mengetahui sifat dan karakteristik sifat
batuan dan fluida panas bumi agar kita mengetahui bagaimana karakteristik reservoir panas
bumi. Penulis memaparkan tiga sifat penting batuan yaitu porositas, permeabilitas dan
densitas batuan. Porositas adalah ukuran besarnya ruang pori-pori di dalam batuan.
Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida melalui pori-pori dan
densitas adalah massa jenis batuan.

Fluida panas bumi dapat berupa cairan maupun uap tergantung dari tekanan dan temperatur
yang mempengaruhinya. Fluida dalam keadaan cair jika pada suatu tekanan tertentu,
temperaturnya lebih kecil dari temperatur titik didih. Fluida dalam keadaan uap jika pada
suatu tekanan tertentu, temperaturnya lebih besar dari temperatur titik didih air.

Superheated steam adalah suatu keadaan dimana temperatur lebih besar dari temperatur
saturasi atau dapat dikatakan bahwa hanya fasa uap yang terdapat di dalam sistem.
Sedangkan, compressed liquid adalah suatu keadaan dimana temperatur lebih kecil dari
temperatur saturasi atau dapat dikatakan bahwa hanya fasa cair yang terdapat di dalam
sistem.

Pada temperatur dan tekanan saturasi, fasa cair dapat berada bersama sama dengan fasa uap.
Fluida merupakan fluida dua fasa, yaitu berupa campuran uap air. Fluida yang terkandung di
bawah permukaan dapat ditentukan dari landaian tekanan dan temperatur hasil pengukuran di
dalam sumur. Dengan menggunakan tabel uap, kita dapat menentukan temperatur saturasi
dan temperatur titik didih.

Kurva biasa disebut sebagai “Kurva BPD” dimana BPD adalah Boiling Point with Depth.
Apabila landaian temperatur dari pengukuran sumur terletak di sebelah kiri kurva BPD, maka
fluida hanya terdiri dari satu fasa saja, yaitu air. Jika landaian temperatur dari pengukuran
sumur terletak di sebelah kanan dari kurva BPD, maka fluida hanya terdiri dari satu fasa saja,
yaitu uap. Jika landaian temperatur berimpit dengan kurva BPD, maka fluida terdiri dari dua
fasa, yaitu uap dan air.

Sifat fluida satu fasa terdiri dari volume spesifik, densitas, energi dalam, entalpi, entropi, dan
viskositas. Volume spesifik adalah perbandingan antara volume dengan massa dari fasa
fluida tersebut. Satuan dari volume spesifik m3kg. Volume spesifik air (Vf) dan uap (Vg)
tergantung dari besarnya tekanan dan temperatur. Densitas adalah perbandingan antara massa
fluida dengan volume fluida. Densitas air dan uap tergantung dari besarnya nilai volume
spesifik, tekanan dan temperatur. Energi dalam (u) adalah parameter yang menyatakan
banyaknya panas yang terkandung dalam suatu fasa per satuan massa. Satuan dari energi
dalam adalah kJ/kg. Entalpi adalah jumlah dari energi dalam (u) dengan energi yang
dihasilkan oleh kerja tekanan. Panas laten (hfg) adalah panas yang diperlukan untuk
mengubah satu satuan massa air pada kondisi saturasi (jenuh) menjadi 100% uap. Viskositas
adalah ukuran keengganan suatu fluida untuk mengalir. Viskositas dibedakan menjadi dua,
yaitu viskositas dinamis dan viskositas kinematis.

Data kimia fluida panas bumi sangat berguna untuk memberikan perkiraan mengenai sistem
panasbumi yang terdapat di bawah permukaan dan mengetahui sifat fluida mengenai
korosivitasnya dan kecenderungan untuk membentuk endapan padat. Aspek-aspek geokimia
panas bumi meliputi kandungan kimia fluida, teknik sampling, jenis air, jenis sistem
hidrotermal, penentuan temperatur reservoir, penentuan jenis reservoir, penentuan asal air,
korosivitas dan kecenderungan scaling.

IV. Pembahasan

Panas bumi adalah sumber energi yang ramah lingkungan dan berpotensi besar untuk
dikembangkan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, secara khusus di bagian
Indonesia Timur yang hanya memiliki sumber daya panas bumi dan yang selama ini hanya
mengandalkan pemanfaatan energi fosil seperti bahan bakar minyak.

Krisis energi merupakan salah satu masalah yang dihadapi negara-negara di seluruh dunia
saat ini. Negara-negara di dunia berkompetisi untuk mencari sumber energi selain energi
fosil yang dinyatakan lebih ramah lingkungan dan dapat mencukupi kebutuhan energinya.
Pemerintah perlu melakukan pendataan dalam bentuk inventarisasi sebaran manifestasi panas
bumi di seluruh Indonesia agar potensi sumber daya panas bumi di Indonesia dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Indonesia.

Energi panas bumi bersifat ramah lingkungan bila dibandingkan dengan jenis enegi lainnnya
terutama bahan bakar fosil. Emisi gas CO2 yang dihasilkan dari energi panas bumi jauh lebih
kecil, sehingga jika digunakan akan mengurangi bahaya efek rumah kaca. Pembangkit listrik
yang menggunakan batubara, merupakan penyumbang emisi gas CO2 terbesar yaitu antara
850-1300g/kWh disusul pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas yang
menghasilkan emisi CO2 antara 450-1250 g/kWh. Emisi pembangkit listrik panas bumi
berkisar antara 10-400 g/kWh, jauh lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan energi
fosil.

Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi produsen salah satu panasbumi terbesar di
dunia mengingat bahwa energi panas bumi dapat menjadi energi pengganti yang terpenting
karena minyak dan gas bumi semakin berkurang ketersediaannya.
Namun, sebelum kita membahas lebih jauh tentang panasbumi dan potensinya di Indonesia,
kita harus bisa mengetahui bagaimana karakteristik dan sifat fluida panas bumi tersebut.
Fluida panas bumi dapat berupa dua wujud, yaitu air dan uap. Masing-masing fluida tersebut
tentu mempunyai manfaat yang berbeda dalam membantu kegiatan manusia.

Fluida panas bumi yang berwujud cair dapat dimanfaatkan dalam bidang pariwisata misalnya
sebagai tempat pemandian air hangat. Jenis-jenis air panasbumi adalah air alkali klorida, air
asam sulfat, air asam sulfat-klorida dan air bikarbonat. Sedangkan fluida panas bumi yang
berwujud uap dapat dimanfaatkan untuk produksi hidrogen, pembangkit listrik, produksi
bioetanol dan biogas serta industri kertas dan makanan.

Berdasarkan data Badan Geologi per Desember 2020, sumber daya panas bumi di Indonesia
sebanyak 23.765,5 MW. Namun, pemanfaatannya baru mencapai 2.130 MW, masih di
bawah target 2020 yaitu 2.270,7 MW. Dari total kapasitas terpasang tersebut, telah
menghasilkan listrik sebesar 15,49 Terra Watt hour (TWh) pada 2020, dan memproduksi uap
sebesar 110,9 juta ton. Wilayah pengembangan panas bumi saat ini terdiri dari 64 Wilayah
Kerja Pertambangan (WKP) dan 14 Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi
(WPSPE). Rinciannya, 19 WKP eksisting dan 45 WKP baru. Panas bumi juga memberikan
kontribusi ekonomi melalui PNBP dengan capaian Rp 1,96 triliun pada 2020.

Eksploitasi panasbumi merupakan kegiatan penting dalam memperoleh dari energi panas
bumi. Eksploitasi terdiri terdiri dari pemboran dan produksi. Dalam kegiatan pemboran dan
produksi, data kimia sangat diperlukan sebagai sumber informasi mengenai reservoir yang
akan dieksploitasi. Kegunaan data kimia dalam pemboran adalah untuk memperkirakan
kedalaman pusat-pusat rekahan di sumur, memperkirakan luas reservoir, memprediksi
komponen dan sifat kimia fluida reservoir dan memonior natural surface features.
Sedangkan, kegunaan data kimia pada tahap produksi adalah untuk memonitor kandungan
fluida sumur yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai penurunan entalpi
fluida, perubahan zona produksi di dalam sumur dan perubahan pH air reservoir.

Setelah tahap eksplorasi dan eksploitasi dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah tahap
perencanaan dan konstruksi. Data yang dibutuhkan pada tahap perencanaan dan konstruksi
adalah konsentrasi silika, data kimia air & gas, banyaknya & jenis gas dalam uap dan
chemistry of cooling water circuit.

V. Simpulan

Potensi pengembangan panasbumi di Indonesia tentu bertujuan untuk kesejahteraan


masyarakat. Oleh karena itu, berdasarkan data dan informasi mengenai sifat dan karakteristik
fluida panas bumi yang telah dipaparkan di atas, kita semua berusaha agar pemanfaatan
panas bumi ini dapat segera terealisasi di dalam setiap sektor kehidupan masyarakat.
Potensi panas bumi ini juga diharapkan bisa menjadi sumber energi alternatif mengingat
bahwa energi fosil sudah semakin menipis jumlahnya. Selain bermanfaat bagi masyarakat,
energi panasbumi ini juga diharapkan menjadi pemasukan devisa bagi negara sehingga
pembangunan nasional juga dapat berjalan.

Usaha-usaha yang akan dilakukan dalam pemenuhan manfaat panasbumi di Indonesia adalah

1. Menjadi panasbumi menjadi pembangkit listrik bagi masyarakat.


2. Meninjau wilayah-wilayah kerja yang berpotensi mengandung panasbumi untuk bisa
langsung dieksekusi.
VI. Saran

Buku ini merupakan salah satu buku yang sangat informatif bagi pembaca khususnya
mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di jurusan perminyakan. Buku ini
menjelaskan bagaimana sifat dan karakteristik fluida panasbumi hingga kalkulasi dalam
menentukan potensi tersedianya panasbumi di suatu reservoir.

Secara umum, buku ini sangat membantu bagi para pembaca dan bisa memberikan
pengetahuan yang baik. Namun, untuk perbaikan, perlu adanya keterangan lebih jelas
mengenai rumus-rumus yang digunakan sehingga mahasiswa dapat mengerti dan bisa
mengaplikasinnya ke dalam permasalahan di lapangan maupun saat sedang ujian.

VII. Daftar Pustaka

Saptadji, Nenny Miryani. 2001. Teknik Panasbumi. Bandung: Departemen Teknik Perminyakan
Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung.

Basuki, Arie. 2021. “ESDM: Manfaat Panas Bumi Bukan Hanya untuk Pembangkit Listrik”,
https://bit.ly/2WO3tsX , diakses pada 2 September 2021 pukul 19.01

Gurusinga, Calvin Karo Karo. 2014. Potensi dan Pengembangan Sumber Daya Panas Bumi di
Indonesia. Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi.

Anda mungkin juga menyukai