Anda di halaman 1dari 37

MODUL 3

IMUNISASI YANG
AMAN
PENINGKATAN KAPASITAS PELAKSANA IMUNISASI
DALAM RANGKA INTRODUKSI VAKSIN IPV
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
FAKTOR IMUNISASI AMAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keamanan dan kualitas vaksin

Keamanan penyuntikan

Kejadian Ikutan Pasca


Imunisasi (KIPI)

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keamanan dan kualitas vaksin

•Kualitas Vaksin
•Keamanan Rantai Dingin
•Kebijakan multi dosis
•Peranan Pelarut Dalam
Imunisasi
•Kontra Indikasi Imunisasi
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
Keamanan penyuntikan

•Kebijakan Keamanan
Penyuntikan
•Saat Penyuntikan
•Penanganan Limbah

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
Faktor yang mempengaruhi
VACCINE VIAL MONITOR (VVM)

BAIK BURUK

Indikator kimiawi terkait dengan waktu – suhu


Menunjukkan paparan suhu panas yang berlebih terhadap waktu
Perubahan warna berlangsung secara bertahap dan menetap
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
PELARUT
Rekomendasi untuk pelarut:
Pelarut harus sama suhunya sebelum di
campur dengan vaksin
Pelarut harus di masukan ke dalam lemari es
minimal 12 jam sebelum di gunakan
Jangan mencampur pelarut dengan vaksin
sebelum sasaran datang

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
KETENTUAN MASA PAKAI
NAMA VAKSIN MASA PEMAKAIAN KETERANGAN

POLIO 2 MINGGU

DICANTUMKAN TANGGAL
DPT-HB-Hib 4 MINGGU
PERTAMA DIBUKA

DT, TT, Td 4 MINGGU

CAMPAK 6 JAM
DICATUMKAM JAM
PELARUTAN
BCG 3 JAM
BUKAN INDIKASI KONTRA IMUNISASI
• Sakit ringan seperti infeksi saluran nafas akut atau diare,
dengan demam < 38,5oC
• Alergi, asma, hay fever atau bersin-bersin
• Prematur, bayi berat lahir rendah
• Kurang gizi
• Anak yang sedang mendapat ASI
• Riwayat keluarga dengan kejang
• Dalam pengobatan antibiotik, kortikosteroid dosis rendah atau
steroid kerja lokal (misalnya salep atau inhalasi)
• Penyakit kulit, eksim atau infeksi kulit lokal
• Penyakit kronis dari jantung, paru, ginjal dan hati
• Kondisi neorologis yang stabil seperti cerebral palsy dan
sindrom Down
• Riwayat kuning setelah lahir
KONTRA INDIKASI IMUNISASI
 Indikasi kontra imunisasi :
 Orang dengan riwayat reaksi anafilaksis (kesulitan bernafas,
bengkak pada mulut dan tenggorokan, hipontensi atau syok)
setelah memakan telur jangan diberikan vaksin yang terbuat dari
jaringan telur ayam (misalnya vaksin demam kuning/ yellow
fever dan influenza).
 Anak dengan gejala infeksi HIV (AIDS) tidak diberikan
imunisasi BCG dan demam kuning.
 KIPI yang berat setelah pemberian dosis pertama (reaksi
anafilaksis) merupakan indikasi kontra absolut untuk pemberian
selanjutnya dengan vaksin yang sama.
REAKSI VAKSIN
• Reaksi bisa lokal atau sistemik
• Bisa ringan, berat bahkan menimbulkan kematian.
• Merupakan reaksi terhadap komponen dari vaksin
– Bahan aktif
– Bahan tambahan
• Vaksin yang berkualitas baik (WHO)
– Reaksi minimum
– Kekebalan maksimum
• Bila terdapat reaksi yang berlebihan pada
pemberian pertama, maka vaksin tersebut jangan
diberikan lagi.
REAKSI VAKSIN RINGAN
KEAMANAN PENYUNTIKAN

Peralatan
• Menggunakan ADS
• Safety Box

Saat penyuntikan :
• Tindakan aseptik
• Umur sasaran
• Interval pemberian
• Teknik dan dosis
pemberian
• Penanganan limbah
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
Cara Pemberian Imunisasi
vaksin BCG DPT-HB-Hib, CAMPAK POLIO
Hep B,
PCV,IPV

Tempat Lengan Paha tengah Lengan kiri Mulut/


Suntikan kanan atas luar untuk bayi atas oral
luar
Cara Intrakutan Intramuskular/ Subkutan, Diteteskan di
penyuntikan subkutan posisi sudut mulut
dalam, Posisi 45°C
jarum suntik
90°C
Dosis 0.05 cc 0.5 ml 0.5 ml 2 tetes
CARA PEMBERIAN
IMUNISASI BCG

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
IMUNISASI DPT-HB-Hib,PCV,
IPV

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
IMUNISASI CAMPAK

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
IMUNISASI POLIO ORAL
(OPV)

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
IMUNISASI DT, Td, TT (WUS
dan Anak Sekolah)

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
SURVEILANCE KIPI
Klasifikasi Lapangan KIPI
Kesalahan program
Reaksi vaksin
Koinsiden
Reaksi suntikan
Penyebab tidak diketahui.
KIPI yang harus dimonitor
• Semua abses pada tempat suntikan
• Semua kasus limfadenitis BCG
• Semua kematian yang oleh petugas kesehatan atau
masyarakat diperkirakan berhubungan dengan
imunisasi.
• Semua kasus yang memerlukan perawatan rumah
sakit yang oleh petugas kesehatan atau masyarakat
diperkirakan berhubungan dengan imunisasi.
• Insiden medis yang tidak biasa lainnya yang oleh
petugas kesehatan atau masyarakat diperkirakan
berhubungan dengan imunisasi.
PENANGANAN LIMBAH TAJAM
PENGGUNAAN SAFETY BOX
- Semua alat suntik setelah di gunakan ,
dimasukan ke dalam safety box  no
reccaping
- Simpan kotak di tempat yang aman ,
jauhkan dari jangkauan anak-anak
- Jika kotak sudah ¾ penuh tutup kotak
tersebut dan di musnahkan.

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
STANDARISASI DQS DAN EVSM
MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN
Penting !!!
1. Bersihkan kulit dengan kapas dan air
matang jangan menggunakan alkohol
2. Jangan memijat- mijat daerah bekas
suntikan
3. Menyediakan Kit Anafilatik syok
4. Tidak melakukan reccaping

STANDARISASI DQS DAN EVSM


MODUL 3 – IMUNISASI YANG AMAN

Anda mungkin juga menyukai