Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR HASIL PENELITIAN

ANALISIS TITIK RAWAN KECELAKAAN DI


LALU LINTAS KABUPATEN PANGANDARAN
(Studi Kasus: Jalan Raya Kalipucang - Jalan
Raya Pangandaran)

ASEP INDRA KOSWARA


7011190045

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Volume lalu lintas

Perhitungan volume lalu lintas menggunakan traffic counter dengan cara menghitung jumlah pergerakan persatuan waktu pada
jalan raya Kalipucang Pangandaran dilakukan selama dua hari yaitu senin dan minggu mewakili hari libur dan senin mewakili
hari kerja. Setiap hari dibagi menjadi tiga kali survei yaitu hari jam 09:00-10:00 WIB, 10:00-11:00 WIB, 11:00-12:00 WIB.
Volume kendaraan pada jalan raya Kalipucang-Pangandaran terlihat seperti pada tabel di bawah ini

Tabel 4.1 Volume Lalu Lintas Kendaraan/ Jam (Senin 28 Agustus 2023)
Dalam penentuan volume pada tabel
Sepeda Kendaraan Kendaraan
Motor Ringan Berat Total 4.1 lalu lintas pada hari senin di jam
Waktu (Kendaraan
(MC) (LV) (HV) / Jam) 09:00-10:00 total kendaraan/ jam =
09:00- 778, jam 10:00-11:00 total kendaraan/
10:00 535 160 83 778
WIB jam = 668 dan di jam 11:00-12:00 total
10:00-
11:00 456 136 76 668
kendaraan/ jam = 1196.
WIB
11:00-
12:00 840 254 102 1196
WIB
Tabel 4.2 Volume Lalu Lintas Kendaraan/ Jam (Minggu 27 Agustus 2023)

Sepeda Kendaraan Kendaraan


Motor Ringan Berat Total Dalam penentuan volume pada tabel 4.2 lalulintas pada
Waktu (Kendaraan /2 hari minggu di jam 09:00-10:00 total kendaraan/jam =
(MC) (LV) (HV) Jam) 4268, jam 10:00-11:00 total kendaraan/ jam = 3201 dan
di jam 11:00-12:00 total kendaraan/ jam = 4767.
09:00-
10:00 2456 1245 567 4268
WIB
10:00-
11:00 1347 1498 356 3201
WIB
11:00-
12:00 2754 1543 470 4767
WIB

Tabel 4.3 Volume Lalu lintas Smp/ Jam (Senin 28 Agustus 2023)
Mc=0,25 Lv=1,0 Hv=1,2 Q
Waktu Kend/ Smp/ Kend/ Smp/ Kend/ Smp/ (Smp/ Dalam penentuan volume smp/ jam pada tabel 4.3 lalu
Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam) lintas pada hari minggu di jam 09:00-10:00 total smp/
09:00- jam = 393, jam 10:00-11:00 total smp/ jam = 341 dan di
10:00 535 134 160 160 83 100 393
jam 11:00-12:00 total smp/ jam = 586.
WIB
10:00-
11:00 456 114 136 136 76 91 341
WIB
11:00-
12:00 840 210 254 254 102 122 586
WIB
● Tabel 4.4 Volume Lalu lintas Smp/ Jam (Minggu 27 Agustus 2023)
MC=0,25 LV=1,0 HV=1,2 Q
Waktu Kend/2 Smp/2 Kend/2 Smp/2 Kend/2 Smp/2 (Smp/ Dalam penentuan volume smp/ jam pada tabel
Jam Jam Jam Jam Jam Jam 2 Jam)
4.4 lalu lintas pada hari minggu di jam 09:00-
09:00-
10:00 2456 614 1245 1245 567 680 2539 10:00 total smp/ jam = 2539, jam 10:00-11:00
WIB total smp/ jam = 2009 dan di jam 11:00-12:00
10:00- total smp/ jam = 2498.
11:00 1347 337 1498 1245 356 427 2009
WIB
11:00-
12:00 2754 689 1543 1245 470 564 2498
WIB

1. Pembagian Lokasi Penelitian Per Segmen

Jalan yang akan dianalisa dan dibahas pada penelitian ini adalah jalan Kalipucang-
Pangandaran sepanjang 15 km dari titik awal Puskesmas Kalipucang di km 2,51 dan titik
terakhir pada SPBU putrapinggan di km 17,51 kordinat (7.64974428 ; 108.7531774).
(7.67278183S ; 108.7127518). Perhitungan analisis pada penelitian ini dibagi menjadi 5
segmen setiap segmen memiliki jarak yang berbeda. Berikut adalah pembagian lokasi
penelitian per segmen:
Mengambil data kecelakaan yang terbanyak dan ucl terbanyak yaitu di sigmen 2 dan 5
2. Segmen 2
Segmen 2 berlokasi di km km 4,51 – km.6,51 kordinat (7.65529966 ; 108.741440018)-
(7.66044671 ; 108.72929502) dengan lebar jalur 7 m dengan lebar lajur 3,5 m, di segmen
2 berada pada zona sepi penduduk, dilakukan pengamatan secara langsung dilokasi
segmen 2 terdapat titik lokasi jalan yang bergelombang serta terdapat kondisi tikungan
yang tidak terlihat kendaraan lawan arah (blind spot) dan tidak adanya rambu lalu lintas
yang membahayakan pengguna jalan.
5. Segmen 5
Segmen 5 berlokasi jalan Kalipucang-Pangandaran tepatnya berada di km 13,51 – km 17,51 kordinat
(7.66044671 ; 108.72929502)-(7.67272802 ; 108.71274612) dengan lebar jalur 7 m dengan lebar lajur
3,5 m dilakukan pengamatan secara langsung dilokasi dapat dilihat kondisi jalan segmen 5 memiliki
banyak tikungan, serta terdapat kondisi tikungan yang tidak terlihat kendaraan lawan arah (blind spot)
dan tidak adanya rambu lalu lintas, yang dapat membahayakan, dan kurangnya rambu lalu lintas yang
dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas serta kurang nya pencahayaan.
Analisis alinyemen vertikal
● Berdasarkan kondisi eksisting alinyemen vertikal ruas 𝑃𝐿𝑉1 = Titik awal lengkungan vertikal (Sta
Jalan Kalipucang kordinat segmen 2 (7.65529966 ; 0+000 – Sta 0+1000)
108.741440018)-(7.66044671 ; 108.72929502) dan 𝑃𝑃𝑉1 = Titik perpotongan antara g1 dan
kordinat segmen 5 (7.66044671;108.72929502)- g2
(7.67272802;108.71274612) Hasil perhitungan 𝑃𝑇𝑉1 = Titik akhir lengkungan vertikal
alinyemen vertikal tiap segmen jalan adalah sebagai sebelah kanan (Sta 0+1000 – 0+2000)
Lv = Panjang lengkung vertikal (m)
berikut.
A = Perbedaan kelandaian gradien 1
● Rumus yang di gunakan dan gradien 2 (%)
Kelandaian Gradien 1 : g1 = x 100 % = -0,2 % Ev = Pergeseran vertikal tengah busur
lingkaran
Kelandaian Gradien 2 : g2 = x 100 % = - 2 %
Analisis alinyemen vertikal
•Perbedaan kelandaian g1 dan g2 Berdasarkan perhitungan alinyemen vertikal pada
A = g1 – g2 daerah rawan kecelakaan di ruas Jalan Kalipucang
= -0,2% – (-2% )
= 1,8 % (Cembung)
Pangandaran berlokasi di km 4,51 – km.6,51 merupakan
•Elevasi awal lengkungan (𝑃𝐿𝑉1) kawasan jalan yang bergelombang serta terdapat
𝑃𝐿𝑉1 = Elevasi 𝑃𝑃𝑉1 – (½ Lv × g1) kondisi tikungan. Dapat diketahui beda tinggi penurunan
= +161 – (1000 × -0,2%)
= +163
jalan tersebut terbilang landai yaitu sekitar 5 sampai 12
•Elevasi akhir lengkungan (𝑃𝑇𝑉1) meter dalam jarak 2000 meter
𝑃𝑇𝑉1 = Elevasi 𝑃𝑃𝑉1 – (½ Lv × g1)
= +161 + (1000 × -2%)
= +181
•Elevasi sumbu jalan Sta 0+1000 (𝑃𝑃𝑉1) S eg m en 2 r u as Jal an Kal i p u can g P an g an d ar an
𝐸𝑣 = Elevasi 𝑃𝑃𝑉1 -A x Lv800 b er l o kasi d i km 4, 51
= +161 -1,8 x 2000800
= +156,5 165 163
•Elevasi Tertinggi 163 161
LvA = 20001,8 160 161
= 1111,1
•Jarak dari awal sampai akhir lengkungan yang elevasi sumbu jalannya paling tinggi : 155
150

Awal : -0,2 ×1111,1 = -222,22 m 145 141


140 141
Akhir : -2 ×1111,1 = -2222,2 m +
135
-2444,42 m
STA elevasi sumbu jalan yang paling tinggi : 130 0 1000 2000
= Elevasi 𝑃𝑃𝑉1+ (-0,2% × 1000) – (-2444,42)
= +161 + 2442,42
= +2603,42 Grafik Beda Tinggi ruas Jalan Kalipucang Pangandaran
berlokasi di km 4,51

Analisis alinyemen vertikal
Segmen 5 ruas Jalan Kalipucang Pangandaran berlokasi di km km 13,51 – km
•Perbedaan kelandaian g1 dan g2
A = g1 – g2
17,51 = -5,3% – (2% )
● Rumus yang di gunakan = -7,3 % (Cekung)
Kelandaian Gradien 1 : g1 = x 100 % = -5,3 % •Elevasi awal lengkungan (𝑃𝐿𝑉1)
Kelandaian Gradien 2 : g2 = x 100 % = 2 %
𝑃𝐿𝑉1 = Elevasi 𝑃𝑃𝑉1 – (½ Lv × g1)
𝑃𝐿𝑉1 = Titik awal lengkungan vertikal (Sta 0+000
= +95 – (2000 × -5,3%)
– Sta 0+2000)
= +201
𝑃𝑃𝑉1 = Titik perpotongan antara g1 dan g2
•Elevasi akhir lengkungan (𝑃𝑇𝑉1)
𝑃𝑇𝑉1 = Titik akhir lengkungan vertikal sebelah k
𝑃𝑇𝑉1 = Elevasi 𝑃𝑃𝑉1 – (½ Lv × g1)
anan (Sta 0+2000 – 0+4000)
= +95 + (2000 × 2%)
Lv = Panjang lengkung vertikal (m)
= +5
A = Perbedaan
•Elevasi sumbu jalan Sta 0+1000 (𝑃𝑃𝑉1)
kelandaian gradien 1 dan gradien 2 (%)
Ev = Pergeseran vertikal tengah busur lingkaran 𝐸𝑣 = Elevasi 𝑃𝑃𝑉1 -A x Lv800
= +95 --7,3 x 4000800
= +131,5
S egm en 5 ruas Jal an Kal i pucang •Elevasi Tertinggi
P angandaran berl okasi di km km 13, 51 – LvA = 4000-7,3
km 17, 51
9 = -548
•Jarak dari awal sampai akhir lengkungan yang elevasi sumbu jalannya paling tinggi
200
0
148 5 55 Awal : -5,3 × -548 = -3312,5 m
Akhir : 2 × -548 = 1250 m +
0 2000 -2062,5 m
4000
Sta elevasi sumbu jalan yang paling tinggi :
Gambar 4.13 Grafik beda tinggi ruas Jalan Kalipucang Pangandaran = Elevasi 𝑃𝑃𝑉1+ (-5,3% × 2000) – (-3312,5)
= +95 + 3206,5
berlokasi di km 13,51 – km 17,51 = +3301,5
Analisis alinyemen vertikal
Berdasarkan perhitungan alinyemen vertikal pada daerah rawan kecelakaan pada ruas Jalan
Kalipucang Pangandaran berlokasi di km 13,51 – km 17,51 Dapat diketahui beda tinggi penurunan
jalan tersebut terbilang landai yaitu sekitar 2 sampai 10 meter dalam jarak 4000 m. Dan sudah
memenuhi setandar.
Analisis Alinyemen Horizontal

Kontrol L< 2 Ts 243,062 m < 248,73


● Tikungan I segmen 2 kordinat (7.655339 ; 108.741495) Pada data lapangan
m………………………….ok
di dapat β=180°- 147°=33° ,karena β > 20°, maka tikungan yang di gunakan
adalah jenis lengkung SCS (spiral-circle-spiral) . Tikungan 1
Diketahui :
Vr = 70 km/jam
emaks = 10 % (Jalan Arteri)
Direncanakan jari-jari Rc = 318 m > Rmin
fmax = 0,147
Jenis Tikungan = SCS
Dmax = 9,12°
Ls = 60 m

Lengkung Spiral-Circle-Spiral
Analisis Alinyemen Horizontal
Kontrol L< 2 Ts 392,840 m < 427,792 m………………………….ok
● Tikungan II segmen 5 kordinat (7.655339 ; Tikungan 2
108.741495) Pada data lapangan di dapat β=180°-
120°=60°, karena β > 20°, maka tikungan yang di Diketahui :
gunakan adalah jenis lengkung SCS (spiral-circle- Vr = 70 km/jam
spiral). emaks = 10 % (Jalan Arteri)
Direncanakan jari-jari Rc = 318 m > Rmin
fmax = 0,147
Jenis Tikungan = SCS
Dmax = 9,12°
Ls = 60 m

Lengkung Spiral-Circle-Spiral
Analisis Alinyemen Horizontal
● Dari hasil perhitungan alinyemen horizontal data lapangan existing pada
tikungan I dan tikungan II dengan kecepatan Vr = 70 km/jam, jari-jari pada
tikungan I sebesar Rc = 318 didapat nilai L =243,06 < 2 TS =124,365 (ok)
dan jari-jari pada tikungan II sebesar Rc = 318 m juga didapat nilai L =
392,840 < 2 TS = 115,428 (okj), sehinnga kedua tikungan tersebut
memenuhi standar Bina Marga dalam perencanaan geometrik jalan raya
pada tikungan .
Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK)

● Berdasarkan data jumlah korban kecelakaan yang didapatkan dari Polres Kabupaten Kangandaran maka dapat dilakukan perhitungan angka kecelakaan pada ruas jalan
Kalipucang-Pangandaran dengan menggunakan Metode AEK (Angka Ekivalen Kecelakaan). Metode AEK (Angka Ekivalen Kecelakaan) dihitung dengan menjumlahkan kejadian
kecelakaan pada setiap kilometer atau segmen kemudian dikalikan dengan nilai bobot sesuai dengan kelas korban. Nilai bobot standar yang digunakan adalah Meninggal dunia
(MD) = 12, Luka berat (LB) = 3, Luka ringan (LR) = 3, Kerusakan kendaraan (K) = 1 (Pd T-09-2004-B). Sebagai salah satu contoh perhitungan dalam perhitungan angka
kecelakaan Metode AEK (Angka Ekivalen Kecelakaan) pada penelitian ini adalah ruas jalan kalipucang-pangandaran,lki km 1- km 15 selama jangka waktu 2018 – 2022, dari ruas
jalan Pemda Perawang Barat tersebut didapatkan data jumlah korban pada tahun 2018 di segmen 1 meninggal dunia sebanyak 3 orang, korban luka berat sebanyak 8 orang, luka
ringan sebanyak 2 orang. Dengan mengunakan Persamaan (3.1) dapat diperoleh angka kecelakaan pada ruas jalan Kalipucang Pangandaran yaitu AEK= 12 (3) + 3 (3) + 3 (5) = 60.
Jadi, nilai angka kecelakaan AEK (Angka Ekivalen Kecelakaan) pada ruas jalan Pemda Perawang Barat di segmen 1 tahun 2018 adalah sebesar 60. Analisis ini dilakukan untuk
pembobotan tingkat kecelakaan lalu lintas. Dimana lokasi rawan kecelakaan ditentukan berdasarkan pembobotan terhadap korban akibat kecelakaan lalu lintas.
Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK)
Jumlah Korban Nilai AEK
Ruas Jumlah Nilai segmen 1 segmen 2 segmen 3
Jalan Kejadian MD LB LR MD*12 LB*3 LR*3 AEK segmen 4 segmen 5

111
102

99
Segmen 1 3 3 0 2 36 0 6 42

75

75

75
72

66
63
60
Segmen 2 11 7 1 8 84 3 24 111

42
36

36

36
33
30

27

27
21

21
Segmen 3 5 2 0 4 24 0 12 36

18

18
15
12

6
Segmen 4 3 1 0 5 12 0 15 27
2018 2019 2020 2021 2022
Segmen 5 9 4 0 9 48 0 27 75
Total 31 17 1 28 204 3 84 291
● Kecelakaan (AEK) tertinggi berada pada segmen 2 dengan nilai Angka Pada gambar 4.16 dapat dilihat yang memiliki nilai AEK (Angka Ekivalen
Kecelakaan) tertinggi berada pada segmen 2 pada tahun 2018 dengan jumlah
Ekivalen Kecelakaan (AEK) 111 dikarenakan pada segmen 2 ini punya
AEK
jumlah kejadian yang tinggi dan didukung juga oleh korban yang meninggal
102, pada tahun 2019 dengan nilai AEK tertinggi sebesar 36 di segmen 2, pada
dunia sangat tinggi di segmen 2 sehingga akan meningkatkan nilai Angka tahun 2020 dengan nilai AEK tertinggi sebesar 75 di segmen 2 dan 5,
Ekivalen Kecelakaan (AEK) yang signifikan pada lokasi segmen 2. selanjutnya pada tahun 2021 dengan nilai AEK tertinggi sebesar 72 di segmen 2,
pada tahun 2022 dengan nilai AEK tertinggi sebesar 111 di segmen 2. Adapun
Sedangkan nilai Angka Ekivalen Kecelakaan (AEK) terendah berada pada
hasil analisis dari Gambar 4.13. Total jumlah nili AEK (Angka Ekivalen
segmen 4 dengan nilai AEK 27 dikarenakan disegmen 4 tidak terdapat
Kecelakaan) tertinggi selama lima tahun berada pada segmen 2 dengan total nilai
banyak korban . Total nilai AEK disemua segmen pada tahun 2021 dengan AEK (Angka Ekivalen Kecelakaan) sebesar 360 dan nilai AEK (Angka Ekivalen
jumlah 291. Kecelakaan) terendah terjadi pada segmen 3 dengan dengan total nilai AEK
(Angka Ekivalen Kecelakaan) sebesar 126.
Upper Control Limit (UCL)

● Berikut adalah contoh perhitungan Upper Control Limit (UCL) dapat diperoleh angka Berdasarkan Tabel 4.13 hasil dari perhitungan yang didapat UCL (Upper Control
kecelakaan pada segmen 1 Pada tahun 2018 yaitu sebagai berikut: Dengan jumlah total Limit) yang terlihat bahwa, segmen yang nilai UCL (Upper Control Limit) tertinggi
nilai AEK pada tahun 2018 = 360 pada 5 segmen pengamatan , maka nilai rata- rata (λ) dengan nilai 90 berada pada segmen 2 dan 5 di tahun 2018 selama lima tahun
dapat dihitung sebagai berikut: terakhir, sedangkan yang terendah dengan nilai 32 berada pada segmen 3 di tahun
● Nilai rata – rata λ = 360/5 = 72
2019 selama lima tahun terakhir.
● Faktor Probabilitas (ψ) = 2,576
● Untuk segmen 1 ditahun 2018 dengan nilai m = 60, nilai rata – rata (λ) = 72 dan Faktor
probabilitas ψ = 2,576 maka nilai UCL dapat dihitung, sebagai berikut:
● UCL(upper control limit) = λ+ ψ
● = 72+2,576
● = 86.391  86
● Jadi, nilai Upper Control Limit (UCL) pada tahun 2018 di segmen 1 adalah Sebesar 104.
Adapun analisis perhitungan nilai UCL (Upper Cotrol Limit) untuk masing– masing
segmen di jalan Pemda Perawang Barat seluruhnya dari tahun 2018–2022 dapat dilihat
pada tabel 4.11.

Anda mungkin juga menyukai