Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL PERHITUNGAN

LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA


TEKNIK LALU LINTAS

Di Susun oleh :
Abdullah Faqihuddin 16.01.073.001
Dyon Nugroho 16.01.073.005
Ummi Khairiyah BR Maha 16.01.073.032
Muhammad Ridzwan 16.01.073.016
Muhammad Afif Al faruqi 16.01.073.011

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMATIKA
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2017
Laporan Hasil Perhitungan LHR
(Lalu Lintas Harian Rata-Rata), Kapasitas Jalan (C), Dan Derajat kejenuhan (D)

A. Gambaran Umum Lokasi


Melihat kabupaten Sumbawa yang penuh dengan hal-hal yang belum kita ketahui
banyaknya, membuat ingin menuntaskan seluruhnya tentang Kab.Sumbawa ini. Penduduknya
berdasarkan hasil proyeksi pada tahun 2016 sebanyak 445.503 jiwa, yang terdiri atas
227..323 jiwa penduduk laki-laki dan 218.180 jiwa penduduk perempuan.Pertigaan patung
kuda merupakan lokasi yang menjadi objek tujuan survey perhitungan Lalu Lintas Harian
Rata-rata (LHR), dimana lokasi tersebut sebagai titik pertama keluar-masuk nya semua jenis
kendaraan dari arah BTN Bukit Tinggi menuju Lawang Gali yaitu dalam kota sumbawa
maupun dari arah Pasar Seketeng menuju BTN Bukit Tinggi dan Lawang Gali sebaliknya.
Dengan penggunaan lahan yang sangat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, sehingga
menimbulkan hambatan samping pada ruas jalan, kurangnya saluran air dan lain sebagainya.
Melihat kondisi jalan tersebut sangat aman dengan kondisi aspal yang sama rata halusnya
jarang terlihat kemacetan pada ruas jalan ini, artinya kendaraan yang melewati dapat berjalan
lancar. Lalu lalangnya para pejalan kaki masih terlihat, adapun sebagian para pedagang dan
pertokoan yang masih belum memiliki ruang parkir. Kendaraan besar yang masuk kedalam
kota tidak lebih banyak melainkan kendaraan roda dua. Yang demikian ini dapat disajikan
beberapa data yang telah terdata dengan hasil survey ini.

B. Data Lalu Lintas


Penyajian data lalu lintas yang berupa data jumlah kendaraan yang dibagi berdasarkan
pembagian Satuan Mobil Penumpang (SMP), yaitu :

 Kendaraan Ringan (LV-Light Vehicles) : Mobil penumpang, Oplet, Mikrobis, Pick


Up, sedan dan kendaraaan bermotor as 2 dengan jarak as 2-3 m
 Kendaraan Berat (HV-Heavy Vehicles) : Bis, Truk 2 as, Truk 3 as, dan kendaraan
bermotor lebih dari 4 roda
 Sepeda Motor (MC-Motorcycle) : kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda
 Kedaraan tak Bermotor (UM) : Segala jenis kendaraan yang digerakan oleh orang
atau hewan seperti becak, sepeda, kereta kuda dan sebagainya (hambatan samping)
Penyajian data yang berupa data jumlah kendaraan berdasarkan arah pergerakan, penggunaan
lahan disekitar lokasi survey dapat dalam bentuk tabel.
Tabel.1. Jumlah kendaraan Ruas Jalan Lawang Gali
Waktu Pembagian Jumlah kendaraan/2 jam (unit)
waktu MC LV HV UM
Pagi 06.00-06.20 15 14 4 13
06.21-06-40 128 73 4 14
06.41-07.00 257 100 5 13
07.01-07.20 135 78 5 11
07.21-07.40 149 49 5 7
07.41-08.00 51 51 - 6
Total 755 365 23 64
Siang 12.00-12.20 280 92 7 1
12.21-12-40 285 56 7 2
12.41-13.00 248 55 4 2
13.01-13.20 413 65 6 1
13.21-13.40 417 63 3 -
13.41-14.00 411 66 1 3
Total 2090 357 28 8
Sore 16.00-16.20 100 50 - 10
16.21-16-40 305 80 4 8
16.41-17.00 230 91 9 7
17.01-17.20 123 80 7 9
17.21-17.40 149 35 7 7
17.41-18.00 201 30 9 11
Total 1108 366 36 52
Sumber: Hasil Survey

1. Analisa Kinerja Ruas Jalan Jl.Lawang Gali


Analisa kinerja lalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan, dimaksudkan
untuk melihat apakah suatu jalan atau persimpangan masih mampu memberikan
pelayanan yang memadai bagi para pengguna jalan.

Untuk menganalisa kinerja suatu jalan, perlu diketahui data-data geometrik ruas jalan
yang dianalisa. Data geometriknya adalah sebagai berikut :
a. Tipe Jalan : Jalan Satu Arah
b. Fungsi Jalan : Kolektor Sekunder
c. Kelandaian Jalan : Datar
d. Lebar Jalur Efektif Rata-rata : 6.80 meter

Tabel.2. Standart smp (Satuan Mobil Penumpang)


 Perhitungan Volume Kendaraan (PAGI)
Total Kendaraan X SMP 755 X 0.2
Q MC = = = 75.5
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 365 X 1


Q LV = = = 182.5
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 23 X 1.3


Q HV = = = 14.95
Waktu 2

QTOTAL = Q MC + Q LV + Q HV = 75.5 + 182.5 + 14.95 = 272.95

 Perhitungan Volume Kendaraan (SIANG)


Total Kendaraan X SMP 2090 X 0.2
Q MC = = = 209
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 357 X 1


Q LV = = = 178.5
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 28 X 1.3


Q HV = = = 18.2
Waktu 2

QTOTAL = Q MC + Q LV + Q HV = 209 + 178.2 + 18.2 = 405.7

 Perhitungan Volume Kendaraan (SORE)


Total Kendaraan X SMP 1108 X 0.2
Q MC = = = 110.8
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 366 X 1


Q LV = = = 183
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 36 X 1.3


Q HV = = = 23.4
Waktu 2

QTOTAL = Q MC + Q LV + Q HV = 110.4 + 183 + 23.4 = 317.2

Melakukan perhitungan volume kendaraan paada masing-masing jenis kendaraan (MC ,


LV, HV dan UM). Kemudian menjumlahkan hasil dari masing-masing perhitungan
tersebut sehingga menghasilkan total volume kendaraan.

Total keseluruhan Volume kendaraan :


Q MC TOTAL = Q MC PAGI + Q MC SIANG+ Q MC SORE
= 75.5 + 209 + 110.8
= 395.3
Q LV TOTAL = Q LV PAGI + Q LV SIANG + Q LV SORE QTOTAL= Q MC+ Q LV + Q HV

= 395.5 + 544 + 56.55


= 995.85
= 182.5 + 178.5 + 183
= 544
Q HV TOTAL = Q HV PAGI + Q HV SIANG+ Q HV SORE
= 14.95 + 18.2 + 23.4
= 56.55 RUWASJA
RUMIJA
RUMAJA
BAHU
JALAN Trotoar JALAN LALU LINTAS Trotoar

1,55 2,90 2,90 1,55 0,70

 Perhitungan Kapasitas Jalan


Perhitungan Kapasitasa Jalan menurut MKJI 1997 menggunakan rumus sebagai
berikut :

C = CO x FCW x FCSP x FCSF xFCCS

Keterangan :
C : Kapasitas ( smp/jam )
CO : Kapasitas dasar untuk kondisi ideal ( smp/jam )
FCW : Faktor penyesuaian lebar jalur arus lalu lintas
FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah
FCSF : Faktor penyesuaian hambatan samping
FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota
Tabel.3. Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan (CO)

Tabel.4. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)

Tabel.5. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp)

Keterangan: Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah, faktor penyesuaian kapasitas
tidak dapat diterapkan dan nilainya 1,0

Tabel.8. Faktor Penentu kelas hambatan samping


Tabel.6. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu
(FCsf)

Tabel.7. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)

Maka dapat diperoleh nilai C sebagai berikut :


 CO = 1650
 FCw = 0.92
 FCsp = 1.00
 FCsf = 0.92
 FCcs = 0.90
Jadi, Nilai untuk perhitungan kapasitas jalan

C = CO x FCW x FCSP x FCSF xFCCS

C = 1650 × 0.92 × 1.00 × 0.92 × 0.90


= 1256.904
 Analisa Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan atau Degree of Saturation ( DS ) didefinisikan sebagai rasio
arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat
kinerja ruas jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut
mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung nilai Derajat Kejenuhan adalah :

Q = Volume kendaraan ( smp / jam )


C = Kapasitas jalan ( smp / jam )

Apabila dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas didapat angka


derajat kejenuhan (DS < 0,75) maka bisa disimpulkan bahwa jalan masih
dapat melayani Kendaraan yang melewatinya dengan baik. Sedangkan apabila
dari perhitungan didapat nilai DS ≥ 0,75 maka bisa dipastikan bahwa jalan sudah
tidak mampu melayani kendaraan yang melewatinya. Atau dengan kata lain
kapasitas jalan yang ada tidak sebanding dengan kendaraan yang melewatinya
sehingga akan berujung pada masalah kemacetan. Derajat kejenuhan dihitung
dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan dalam satuan yang sama
sebagai contoh dalam smp/jam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisis prilaku
kecepatan tempuh kendaraan dan untuk perhitungan derajat iringan. Selain itu
dengan menggunakan DS/D dapat melihat nilai tingkat pelayanan transportasi atau
kinerja jalan suatu ruang jalan kota atau perkotaan.
Maka dapat diketahui nilai DS sebagai berikut :
 Q = 995.85
 C = 1256.90
Jadi dapat diperoleh nilai DS
Q
DS =
C
995.85
=
1256.90
= 0.7923
Maka bisa dipastikan bahwa jalan tersebut sudah tidak mampu melayani kendaraan
yang melewatinya
Tabel.8.Nilai Tingkat Pelayanan

 Kesimpulan
Ruas kapasitas jalan masuk dalam kota sumbawa tepatnya di Jl.Lawang Gali dapat
disimpulkan bahwa jalan tersebut sudah tidak mampu melayani kendaraan yang melewatinya.
Nilai untuk tingkat pelayanannya adalah D, yaitu dengan kecepatan ideal rata-rata yang
ditempuh oleh setiap kendaraan hanya berkisar antara 35-40 km/jam.
Kondisi untuk jalan tersebut termasuk jalan dengan Lalu Lintas Yang Jenuh, dan
Kecepatan ideal kendaraan mulai rendah.

Volume Kendaraan Ruas Jl.Lawang Gali


425
375
325
275
225
175
125
75
25
Pagi Siang sore

MC 75.5 209 110.8 NaN


LV 182.5 178.5 183 NaN
HV 14.95 18.2 23.4 NaN
Total 272.95 405.7 317.2 NaN

MC LV HV Total
Tabel.9. Jumlah Kendaraan Ruas Jalan Jl. Btn Bukit Tinggi
Waktu Pembagian Jumlah kendaraan/2 jam (unit)
waktu MC LV HV UM
Pagi 06.00-06.20 78 114 2 10
06.21-06-40 92 129 3 11
06.41-07.00 75 56 - 5
07.01-07.20 95 70 1 11
07.21-07.40 100 30 - 3
07.41-08.00 161 15 - 3
Total 601 414 6 43
Siang 12.00-12.20 264 43 5 3
12.21-12-40 262 42 3 1
12.41-13.00 264 44 4 -
13.01-13.20 304 50 7 2
13.21-13.40 329 47 5 -
13.41-14.00 279 51 6 2
Total 1702 277 30 7
Sore 16.00-16.20 103 14 - 3
16.21-16-40 200 100 6 8
16.41-17.00 262 100 8 9
17.01-17.20 100 30 1 5
17.21-17.40 148 40 - 5
17.41-18.00 136 22 - 3
Total 951 316 15 33
Sumber: Hasil Survey
2. Analisa Kinerja Ruas Jalan Jl.Btn Bukit Tinggi
Analisa kinerja lalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan, dimaksudkan
untuk melihat apakah suatu jalan atau persimpangan masih mampu memberikan
pelayanan yang memadai bagi para pengguna jalan.

Untuk menganalisa kinerja suatu jalan, perlu diketahui data-data geometrik ruas jalan
yang dianalisa. Data geometriknya adalah sebagai berikut :
a. Tipe Jalan : Jalan Satu Arah
b. Fungsi Jalan : Kolektor Sekunder
c. Kelandaian Jalan : Menanjak
d. Lebar Jalur Efektif Rata-rata : 0.50 meter

Tabel.2. Standart smp (Satuan Mobil Penumpang)


 Perhitungan Volume Kendaraan (PAGI)
Total Kendaraan X SMP 601 X 0.2
Q MC = = = 60.1
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 414 X 1


Q LV = = = 207
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 6 X 1.3


Q HV = = = 3.9
Waktu 2

QTOTAL = Q MC + Q LV + Q HV = 60.1 + 207 + 3.9 = 306.1

 Perhitungan Volume Kendaraan (SIANG)


Total Kendaraan X SMP 1702 X 0.2
Q MC = = = 170.2
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 277 X 1


Q LV = = = 138.5
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 30 X 1.3


Q HV = = = 19.5
Waktu 2

QTOTAL = Q MC + Q LV + Q HV = 170.2 + 138.5 + 19.5 = 328.2

 Perhitungan Volume Kendaraan (SORE)


Total Kendaraan X SMP 951 X 0.2
Q MC = = = 95.1
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 316 X 1


Q LV = = = 158
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 15 X 1.3


Q HV = = = 9.75
Waktu 2

QTOTAL = Q MC + Q LV + Q HV = 95.1 + 158 + 9.75 = 262.85


Melakukan perhitungan volume kendaraan paada masing-masing jenis kendaraan
(MC , LV, HV dan UM). Kemudian menjumlahkan hasil dari masing-masing perhitungan
tersebut sehingga menghasilkan total volume kendaraan.
Q MC TOTAL = Q MC PAGI + Q MC SIANG+ Q MC SORE
= 60.1 + 170.2 + 95.1
= 325.4
Q LV TOTAL = Q LV PAGI + Q LV SIANG + Q LV SORE QTOTAL= Q MC+ Q LV + Q HV
= 207 + 138.5 + 158
= 325.4 + 503.5 + 33.15
= 862.05
= 503.5
Q HV TOTAL = Q HV PAGI + Q HV SIANG+ Q HV SORE
= 3.9 + 19.5 + 9.75
= 33.15
RUWASJA
RUMIJA
BAHU RUMAJA
Trotoar
JALAN Trotoar JALAN LALU LINTAS

SALURAN

1.50 3.40 3.40 1.00 0.70

 Perhitungan Kapasitas Jalan


Perhitungan Kapasitasa Jalan menurut MKJI 1997 menggunakan rumus
sebagai berikut :

C = CO x FCW x FCSP x FCSF xFCCS

Keterangan :

C : Kapasitas ( smp/jam )
CO : Kapasitas dasar untuk kondisi ideal ( smp/jam )
FCW : Faktor penyesuaian lebar jalur arus lalu lintas
FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah
FCSF : Faktor penyesuaian hambatan samping

FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota

Tabel.3. Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan (CO)


Tabel.4. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)

Tabel.5. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp)

Keterangan: Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah, faktor penyesuaian kapasitas
tidak dapat diterapkan dan nilainya 1,0

Tabel.6. Faktor Penentu kelas hambatan samping


Tabel.7. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Hambatan Samping dan
Lebar Bahu (FCsf)

Tabel.8. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)

Maka dapat diperoleh nilai C sebagai berikut :


 CO = 1650
 FCw = 1.00
 FCsp = 1.00
 FCsf = 0.94
 FCcs = 0.90
Jadi, Nilai untuk perhitungan kapasitas jalan

C = CO x FCW x FCSP x FCSF xFCCS

C = 1650 ×

1.00 × 1.00 × 0.94 × 0.90

= 1395.9
 Analisa Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan atau Degree of Saturation ( DS ) didefinisikan sebagai rasio
arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat
kinerja ruas jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut
mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung nilai Derajat Kejenuhan adalah :

Q = Volume kendaraan ( smp / jam )


C = Kapasitas jalan ( smp / jam )

Apabila dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas didapat angka


derajat kejenuhan (DS < 0,75) maka bisa disimpulkan bahwa jalan masih
dapat melayani Kendaraan yang melewatinya dengan baik. Sedangkan apabila
dari perhitungan didapat nilai DS ≥ 0,75 maka bisa dipastikan bahwa jalan sudah
tidak mampu melayani kendaraan yang melewatinya. Atau dengan kata lain
kapasitas jalan yang ada tidak sebanding dengan kendaraan yang melewatinya
sehingga akan berujung pada masalah kemacetan. Derajat kejenuhan dihitung
dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan dalam satuan yang sama
sebagai contoh dalam smp/jam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisis prilaku
kecepatan tempuh kendaraan dan untuk perhitungan derajat iringan. Selain itu
dengan menggunakan DS/D dapat melihat nilai tingkat pelayanan transportasi atau
kinerja jalan suatu ruang jalan kota atau perkotaan.
Maka dapat diketahui nilai DS sebagai berikut :
 Q = 862.05
 C = 1395.9
Jadi dapat diperoleh nilai DS
Q
DS =
C
862.05
=
1395.9
= 0.6175
Maka bisa dipastikan bahwa jalan masih mampu melayani kendaraan yang
melewatinya
Tabel.8.Nilai Tingkat Pelayanan

 Kesimpulan
Ruas kapasitas jalan masuk dalam kota sumbawa tepatnya di Jl.Btn Bukit Tinggi
dapat disimpulkan bahwa jalan tersebut masih mampu melayani semua kendaraan yang
melewatinya.
Nilai untuk tingkat pelayanannya adalah D, yaitu dengan kecepatan ideal rata-rata
yang ditempuh oleh setiap kendaraan hanya berkisar antara 35-40 km/jam.
Kondisi untuk jalan tersebut termasuk jalan dengan Lalu Lintas Yang Jenuh, dan
Kecepatan ideal rata-rata kendaraan mulai rendah.

Volume Kendaraan Ruas Jl.Btn Bukit Tinggi


350

300

250
MC
200 LV
Axis Title

HV
TOTAL
150

100

50

0
PAGI SIANG SORE
Tabel.9. Jumlah Kendaraan Kedua Ruas Jalan
Waktu Pembagian Jumlah kendaraan/2 jam (unit)
waktu MC LV HV UM
Pagi 06.00-06.20 93 128 6 23
06.21-06-40 220 202 7 25
06.41-07.00 332 156 5 18
07.01-07.20 230 148 6 22
07.21-07.40 249 79 5 10
07.41-08.00 212 66 - 9
Total 1336 779 29 107
Siang 12.00-12.20 544 135 12 4
12.21-12-40 547 98 10 3
12.41-13.00 512 99 8 2
13.01-13.20 717 115 13 2
13.21-13.40 746 110 8 -
13.41-14.00 690 117 7 5
Total 3726 647 58 16
Sore 16.00-16.20 203 64 - 13
16.21-16-40 505 180 10 16
16.41-17.00 492 191 17 16
17.01-17.20 223 110 8 14
17.21-17.40 297 75 7 12
17.41-18.00 337 52 9 14
Total 2057 672 51 85
Sumber: Hasil Survey
3. Analisa Kinerja Keseluruhan kedua Ruas Jalan
Untuk mengetahui tingkat derajat kejenuhan dan nilai tingkat pelayanan Rata-rata kedua ruas
jalan, yaitu ruas Jl.Lawang Gali dan Jl.Btn Bukit Tinggi, perlu adanya perhitungan secara
keseluruhan sehingga mendapatkan kesimpulan rata-rata. Sebagai berikut :

Tabel.2. Standart smp (Satuan Mobil Penumpang)


 Perhitungan Volume Kendaraan

Total Kendaraan X SMP 7119 X 0.2


Q MC = = = 711.9
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 2098 X 1


Q LV = = = 1049
Waktu 2

Total Kendaraan X SMP 138 X 1.3


Q HV = = = 89.7
Waktu 2

QTOTAL = Q MC + Q LV + Q HV = 711.9 + 1049 + 89.7 = 1850.6

 Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan


Perhitungan Kapasitasa Jalan menurut MKJI 1997 menggunakan
rumus sebagai berikut :

C = CO x FCW x FCSP x FCSF xFCCS

Keterangan :

C : Kapasitas ( smp/jam )
CO : Kapasitas dasar untuk kondisi ideal ( smp/jam )
FCW : Faktor penyesuaian lebar jalur arus lalu lintas
FCSP : Faktor penyesuaian pemisah arah
FCSF : Faktor penyesuaian hambatan samping
FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota

Tabel.3. Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan (CO)


Tabel.4. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalu Lintas (FCw)

Tabel.5. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah (FCsp)

Keterangan: Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah, faktor penyesuaian kapasitas
tidak dapat diterapkan dan nilainya 1,0

Tabel.6. Faktor Penentu kelas hambatan samping


Tabel.7. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Hambatan Samping dan
Lebar Bahu (FCsf)

Tabel.8. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)

Maka dapat diperoleh nilai C sebagai berikut :


 CO = 1650
 FCw = 1.00
 FCsp = 1.00
 FCsf = 0.92
 FCcs = 0.90
Jadi, Nilai untuk perhitungan kapasitas jalan

C = CO x FCW x FCSP x FCSF xFCCS

C = 1650 × 1.00 × 1.00 × 0.92 × 0.90

= 1366.2
 Analisa Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan atau Degree of Saturation ( DS ) didefinisikan sebagai rasio
arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat
kinerja ruas jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut
mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung nilai Derajat Kejenuhan adalah :

Q = Volume kendaraan ( smp / jam )


C = Kapasitas jalan ( smp / jam )

Apabila dari perhitungan dengan menggunakan rumus diatas didapat angka


derajat kejenuhan (DS < 0,75) maka bisa disimpulkan bahwa jalan masih
dapat melayani Kendaraan yang melewatinya dengan baik. Sedangkan apabila
dari perhitungan didapat nilai DS ≥ 0,75 maka bisa dipastikan bahwa jalan sudah
tidak mampu melayani kendaraan yang melewatinya. Atau dengan kata lain
kapasitas jalan yang ada tidak sebanding dengan kendaraan yang melewatinya
sehingga akan berujung pada masalah kemacetan. Derajat kejenuhan dihitung
dengan menggunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan dalam satuan yang sama
sebagai contoh dalam smp/jam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisis prilaku
kecepatan tempuh kendaraan dan untuk perhitungan derajat iringan. Selain itu
dengan menggunakan DS/D dapat melihat nilai tingkat pelayanan transportasi atau
kinerja jalan suatu ruang jalan kota atau perkotaan.
Maka dapat diketahui nilai DS sebagai berikut :
 Q = 1850.6
 C = 1366.2
Jadi dapat diperoleh nilai DS
Q
DS =
C
1850.6
=
1366.2
= 1.354
Maka bisa dipastikan bahwa jalan sudah tidak mampu melayani kendaraan yang
melewatinya.

Tabel.8.Nilai Tingkat Pelayanan

4. Keseimpulan
Perhtitugan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) kedua Ruas jalan, yaitu Jl.Lawang Gali
sebagai titik pusat masuknya semua kendaraan kedalam kota Sumbawa Besar dan Jl.Btn Bukit
Tinggi sebagai titik pusat keluanya kendaraan dari kota Sumbawa, merupakan lokasi survey
untuk mendapatkan data lalu lintas harian rata-rata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
akhir rata-rata kedua ruas jalan tersebut tidak mampu melayani semua kendaraan yang
melewatinya.
Nilai untuk tingkat pelayanannya adalah F, yaitu dengan kecepatan ideal rata-rata yang
ditempuh oleh setiap kendaraan hanya berkisar antara ¿ 30 km/jam.
Kondisi untuk jalan tersebut termasuk jalan dengan Lalu Lintas Macet, dan
Kecepatan ideal rata-rata kendaraan rendah sekali
LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA
ZONA PATUNG KUDA
90
1850:06:00
80
70
1395:09:00 1366:02:00
60
50
40 862:05:00

30
20
10
0.79
0:00:00 0.61 1.354
0
RUAS JALAN 1 RUAS JALAN 2 TOTAL KEDUA RUAS
JALAN

Volume Kendaraan Kapasitas Jalan Derajat Kejenuhan


C. Dokumentasi

Cakupan pekerjaan :
 Survey lapangan LHR
 Dokumentasi
 Membuat PPT untuk presentasi
 Presentasi hasil survey
 Editing perhitungan
 Menyelesaikan Laporan hasil akhir
cakupan pekerjaan :
 Survey lapangan LHR
 Dokumentasi
 Mengukur ruas jalan
Cakupan pekerjaan :
 Survey lapangan LHR
 Mengerjakan perhitungan hasil survey
 Presentasi hasil survey

Cakupan pekerjaan :
 Survey lapangan LHR
 Dokumentasi
 Mengukur ruas jalan

Anda mungkin juga menyukai