Anda di halaman 1dari 48

BAGI PENGAWAS TPS DALAM

PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN


SUARA PEMILU 2024

BADAN PENGAWAS
PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK
INDONESIA
SIAPA SAJA YANG ADA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

1.
1.KPPS yaitu kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
2.
2.Pengawas TPS yaitu petugas yang dibentuk oleh Panwascam untuk membantu Panwaslu Kelurahan/Desa dalam melakukan pengawasan di
3.
TPS.
3.Saksi yaitu orang yang mendapat surat mandat tertulis dari tim kampanye atau Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pengurus Partai Politik tingkat Kabupaten/Kota atau tingkat di atasnya
4.
untuk Pemilu anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, dan calon perseorangan untuk Pemilu anggota DPD.
4.Pemilih yaitu warga negara Indonesia yang sudah5. genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin

yang memenuhi syarat sebagai pemilih dalam Pemilu.


6.

5.Petugas Ketertiban TPS yaitu petugas yang dibentuk PPS untuk menangani ketenteraman, ketertiban, dan keamanan di setiap tempat
pemungutan suara. APA TUGAS, WEWENANG, KEWAJIBAN
DAN LARANGAN PENGAWAS TPS?
6.Pemantau Pemilu, orang perorang, kelompok atau organisasi yang melakukan pemantauan proses pelaksanaan pemilu secara mandiri dan
sukarela. Pemantau Pemilu diakreditasi oleh Bawaslu TUGAS
baik KEWENANGAN
dari dalam maupun
KEWAJIBAN
luarLARANGAN
negeri.
1. Mengawasi 1. menyampaikan 1. menyampaikan 1.Mempengaruhi dan
persiapan keberatan dalam hal laporan hasil mengintimidasi
pemungutan ditemukannya pengawasan pemilih dalam
suara; dugaan pemungutan dan menentukan
pelanggaran, penghitungan suara pilihannya.
kesalahan dan/ kepada Panwaslu
atau penyimpangan Kecamatan
administrasi melalui Panwaslu
pemungutan dan Kelurahan/ Desa;
penghitungan suara; dan
2.Mengawasi 2.menerima salinan 2. menyampaikan 2.Melihat pemilih
pelaksanaan berita acara laporan hasil mencoblos surat
pemungutan dan sertifikat pengawasan kepada suara dalam bilik
suara; pemungutan dan Panwaslu, suara.
penghitungan Kecamatan melalui
suara; dan Panwaslu
Kelurahan/Desa.
3.Mengawasi 3. melaksanakan 3.Mengerjakan atau
persiapan wewenang lain sesuai membantu
penghitungan dengan ketentuan mempersiapkan
suara; peraturan perundang- perlengkapan
undangan. pemungutan dan
penghitungan
suara serta mengisi
formulir
pemungutan suara
dan hasil
penghitungan
suara.
4.Mengawasi 4.Mengganggu
pelaksanaan kerja KPPS dalam
penghitungan melaksanakan
suara; dan tugas dan
kewenangannya.
5.Mengawasi 5.Mengganggu
pergerakan hasil pelaksanaan
penghitungan pemungutan suara
suara dari TPS dan penghitungan
ke PPS. suara

FORMULIRA
PTPS wajib
menggunakan
Formulir A
untuk mencatat
setiap peristiwa
dan
hasil dari
pengawasan
serta dugaan
pelanggaran
dalam proses
pemungutan
dan
penghitungan
suara. Formulir
A juga sarana
untuk
menjelaskan
Bagian
1
SEBELUM
PEMUNGUTAN
SUARA

Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia 1


PENGAWASAN
MASA TENANG

Masa tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan aktivitas
kampanye. Dalam tahapan pemilu 2024, masa tenang berlangsung pada 11 – 13
Februari 2024. Dalam masa tenang tersebut, peserta pemilu dilarang melakukan aktivitas
kampanye yaitu melakukan kegiatan peserta pemilu atau pihak lain yang ditunjuk untuk
meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri peserta
pemilu.

Dalam masa tenang dilarang melakukan politik uang yaitu menjanjikan atau
memberikan uang atau materi lainnya kepada pemilih untuk mempengaruhi pilihan pemilih.

Pengawas TPS melakukan pengawasan di masa tenang dengan fokus pada praktik
kampanye yang dilakukan di masa tenang dan praktik politik uang. Pengawasan terhadap
adanya praktik pemberian uang dan barang secara langsung atau tidak langsung yang
dilakukan oleh pelaksana kampanye, tim kampanye dan perorangan. Tindakan praktik
pemberian uang dan barang untuk:
1. Tidak menggunakan hak pilihnya.
2. Menggunakan hak pilihnya dengan memilih peserta pemilu dengan cara tertentu
sehingga surat suaranya tidak sah.
3. Memilih pasangan calon tertentu.
4. Memilih partai politik peserta pemilu tertentu; dan/atau memilih calon anggota
DPD tertentu.

Pengawas TPS melakukan pemeriksaan terhadap keberadaan KPPS dengan


melakukan koordinasi kepada tujuh orang KPPS yang akan bertugas di TPS dengan
memastikan sesuai dengan ketentuan dan aturan. KPPS tidak berasal dari anggota/ pengurus
partai politik, tim kampanye, tim sukses dari peserta pemilu.

PTPS wajib menggunakan Formulir A untuk mencatat setiap peristiwa atau


menemukan dugaan pelanggaran dan melaporkannya ke Panwaslu Kecamatan melalui
pengawas kelurahan/desa.
LANGKAH-LANGKAH
PENGAWASAN

1. Pengawas TPS berkeliling di wilayah TPS memeriksa apakah terdapat kegiatan


kampanye yang dilakukan oleh peserta pemilu dan/atau masih ada alat peraga
kampanye yang terpasang di sekitar TPS.
2. Pengawas TPS melakukan pengawasan terhadap adanya praktik pemberian
uang atau barang secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan oleh
pelaksana kampanye, tim kampanye dan perorangan.
3. Pengawas TPS mengidentifikasi situasi lingkungan TPS yang dapat mengganggu
persiapan pemungutan suara.
4. Apabila terdapat dugaan pelanggaran dalam masa tenang maka Pengawas TPS
menuangkannya dalam Formulir A
5. Pengawas mengirimkan informasi hasil pengawasan melalui Siwaslu dengan
mengisi FORM A.1 tentang Pengawasan Masa Tenang
6. Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 11 Februari pukul 12.00
s/d 13 Februari pukul 21.00)

FORM A.1 – Pengawasan Masa Tenang


(Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 11 Februari pukul 12.00
s/d 13 Februari pukul 21.00)

PERNYATAAN
NO (Jawablah pernyataan YA atau TIDAK YA TIDAK
sesuai dengan hasil pengawasan)
1 Terjadi kegiatan kampanye di masa tenang
2 Terjadi praktek politik uang di masa tenang
Alat bukti (unggah foto/file)

PENGAWASAN PERSIAPAN
PEMUNGUTAN SUARA

KPPS mengumumkan hari, waktu dan tempat pemungutan suara seluas-luasnya


dan menggunakan berbagai cara, sarana dan prasarana. Pengumuman dilaksanakan paling
lambat 5 (lima) hari sebelum hari pemungutan suara.
Pengumuman dapat dilakukan dengan cara:
1. Menggunakan pengeras suara di tempat-tempat ibadah.
2. Menempelkan pengumuman di papan pengumuman dan/atau
3. Bentuk pengumuman lain yang lazim digunakan di desa/kelurahan setempat.

KPPS menyampaikan surat pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih


maksimal 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara. Apabila 1 (hari) sebelum hari
pemungutan suara terdapat formulir yang tidak dapat diserahkan kepada pemilih, ketua
KPPS melaporkan rekapitulasi formulir pemberitahuan memilih tersebut.

Pengetahuan Pengawas TPS tentang wilayah kerja


KPPS dan pemilih yang terdaftar dalam DPT dan DPTb
menjadi syarat dalam mempersiapkan pengawasan
pemungutan dan penghitungan suara serta menjamin proses
hari pemungutan yang luber dan jurdil

KPPS menyiapkan pemungutan suara dengan:


1. menyiapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS)
2. mengumumkan dengan menempelkan DPT, DPTb, Daftar Pasangan Calon
dan DCT Anggota DPD, DCT Anggota DPRD Provinsi, dan DCT Anggota DPRD
Kabupaten/Kota di TPS.
3. menyerahkan salinan DPT dan DPTb kepada saksi dan Pengawas TPS.
4. mengecek kondisi perlengkapan pemungutan suara dan perlengkapan lainnya
tanpa membuka kotak suara bersegel.
5. Jika ada, KPPS mengumumkan calon atau pasangan calon yang berhalangan
tetap atau dibatalkan berdasarkan Keputusan KPU melalui papan pengumuman
di TPS.
6. Jika ada, KPPS mengumumkan partai politik peserta pemilu yang dibatalkan
sebagai peserta pemilu karena tidak menyampaikan laporan awal dana
kampanye sampai dengan tenggat waktu yang ditentukan melalui papan
pengumuman di TPS.
Bagaimana Membangun TPS?
1. TPSdibuatdiruangterbukadan/ataudiruangtertutupdenganmempertimbangkan
kemudahan akses bagi semua pemilih.
2. Tidak dibuat di dalam ruang ibadah dan ditempatkan di lokasi yang netral.
3. Dibuat dengan minimal panjang 10 meter dan lebar 8 meter atau dapat
disesuaikan dengan kondisi setempat.
4. Harus sudah selesai paling lambat 1 hari sebelum hari dan tanggal pemungutan
suara.
5. Pembuatan dan tata letak TPS mempertimbangkan kemudahan pemilih
(penyandang disabilitas, orang tua, orang sakit dan sejenisnya) dalam
memberikan suara serta memperhatikan alur pemberian suara oleh pemilih.
6. Pembuatan TPS dapat bekerjasama dengan masyarakat untuk semakin
meningkatkan partisipasi pemilih.

Kepastian ruang dan tempat duduk yang cukup untuk


Saksi dan Pengawas TPS yang berada di dalam TPS.

Prinsip TPS Akses


1. Lokasi TPS tidak bertangga, tidak berpasir, tidak berumput tebal, tidak
berundak-undak dan tidak bertingkat.
2. Jalan menuju TPS tidak berbatu, tidak bergelombang, tidak terhalangi parit
atau selokan
3. Pintu Masuk dan Keluar lebih dari 90 cm
4. Meja bilik suara memiliki ruang kosong di bawahnya dengan tinggi 75 cm – 100
cm.
5. Meja kotak suara maksimal 35 cm dari dasar lantai.
PENGAWASAN PERLENGKAPAN
PEMUNGUTAN SUARA

Perlengkapan pemungutan suara, dukungan perlengkapan lainnya, dan perlengkapan


pemungutan suara lainnya diterima oleh KPPS dari PPS paling lambat 1 (satu) hari
sebelum Hari dan tanggal pemungutan suara. Diterima dan wajib diperiksa kesesuaian
jumlah (untuk yang dalam kotak tidak boleh membuka kotak karena telah tersegel)
sedangkan untuk yang di luar kotak (dalam hal ini dalam kantong plastik) harus diperiksa
dan dicek kesesuaian jumlah dan isi yang ada di dalamnya.

Perlengkapan Dukungan Perlengkapan


Pemungutan Suara Perlengkapan Lainnya Pemungutan Lainnya
1. Kotak Suara 1. Sampul Kertas 1. Salinan DPT
2. Tanda Pengenal KPPS, petugas
2. Surat Suara ketertiban TPS dan saksi 2. Salinan DPTb

3. Daftar Pasangan
3. Tinta 3. Karet pengikat surat suara
Calon
4. Bilik 4. Daftar Calon Tetap
Pemungutan 4. Lem/Perekat
DPR
Suara
5. Daftar Calon Tetap
5. Segel 5. Kantong Plastik
DPD
6. Alat untuk 6. Daftar Calon Tetap
mencoblos 6. Bolpoin
DPRD Provinsi
pilihan
7. Segel plastik sebagai alat 7. Daftar Calon Tetap
7. TPS pengaman lainnya DPRD Kabupaten/
pengganti gembok Kota
8. Label identitas kotak
8. Spidol suara untuk setiap jenis
Pemilu
9. Formulir
10. Stiker nomor kotak suara
11. Tali Pengikat alat untuk
mencoblos pilihan
12. Alat bantu disabilitas netra
Kantong Plastik Logistik Luar Kotak Suara

1. Tanda pengenal KPPS, petugas ketertiban TPS, dan Tanda Pengenal Saksi

2. Bolpoin

3. Spidol Besar dan Kecil

4. Formulir Model C.Daftar Pemilih Tetap-KPU

5. Formulir Model C.Daftar Hadir Pemilih Tambahan-KPU

6. Formulir Model C.Daftar Hadir Pemilih Khusus-KPU

7. Daftar Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden

8. Daftar Calon Tetap Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/ Kota

9. Salinan DPT dan DPTb

10. Bilik pemungutan suara (di luar kantong plastik)

LANGKAH-LANGKAH
PENGAWASAN

1. Pengawas TPS, berkoordinasi dengan KPPS untuk memastikan pengumuman


hari, waktu dan tempat pemungutan suara di lingkungan TPS.
2. Pengawas TPS memastikan mendapatkan salinan DPT dan DPTb sebelum
pemungutan suara untuk dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas daftar pemilih
tersebut (identifikasi daftar pemilih yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS)).
3. Pengawas TPS memastikan perlengkapan pemungutan dan Penghitungan Suara
dan Dukungan Perlengkapan Lainnya sudah diterima dari PPS paling lambat 13
Februari 2024.
4. Pengawas TPS
mencari
informasi dengan
berkoordinasi
kepada KPPS,
pemilih atau
pihak lain yang
bertanggung
jawab terkait
dengan
distribusi surat
pemberitahuan
5. Pengawas TPS mengawasi dan memastikan langsung penyiapan dan
pembuatan TPS sebelum pemungutan suara tanpa kendala dan gangguan
serta memastikan pembuatan TPS akses bagi pemilih penyandang disabilitas
dengan memperhatikan jalan masuk dan keluar, meja kotak suara, bilik suara,
meja tinta dan kondisi jalan menuju TPS.
6. Pengawas TPS mengawasi dan memastikan kondisi perlengkapan pemungutan
suara dan perlengkapan lainnya dalam kondisi lengkap dan aman.
7. Pengawas TPS memberikan saran perbaikan terhadap prosedur pemungutan
suara yang melanggar ketentuan perundang-undangan atau menerima laporan
dari pihak lain terkait dugaan pelanggaran dan melakukan tindak lanjut.
8. Apabila terdapat dugaan pelanggaran dalam persiapan pemungutan suara maka
Pengawas TPS menuangkannya dalam Formulir A.
9. Pengawas TPS mengirimkan informasi hasil pengawasan melalui Siwaslu dengan
mengisi FORM A.2 tentang Persiapan Pemungutan Suara.
10. Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 13 Februari pukul 18.00 s/d 21.00)
FORM A.2 – Pengawasan Persiapan Pemungutan Suara
(Pelaporan pada tanggal 13 Februari pukul 18.00 s/d pukul 21.00)

PERNYATAAN
No (Jawablah pernyataan YA atau TIDAK sesuai dengan hasil YA TIDAK
pengawasan)
1 Terdapat pemilih yang belum menerima formulir
model C.Pemberitahuan-KPU (pemberitahuan
memilih)

2 TPS belum disiapkan pada pukul 21.00 tanggal 13


Februari 2024

3 TPS berada di tempat yang sulit dijangkau/diakses oleh


penyandang disabilitas pengguna kursi roda dan lanjut usia
(lokasi TPS berbatu/berundang tanahnya/ berumput
tebal/berpasir/bertangga/melompati parit)

4 KPPS belum menerima perlengkapan pemungutan dan


penghitungan suara, serta dukungan perlengkapan lainnya
pada 13 Februari 2024

5 Terdapat kekurangan perlengkapan pemungutan dan


penghitungan suara, serta dukungan perlengkapan lainnya pada
13 Februari 2024

6 Kota suara TPS yang diterima KPPS dalam kondisi tidak


tersegel

7 Alat bukti (upload foto/file)


Bagian
2
PENGAWASAN
PEMUNGUTAN
SUARA

Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia 11


P uncak pemilihan umum adalah pemungutan dan penghitungan suara yang
dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Dalam memastikan proses pemungutan
suara berlangsung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, terdapat tahapan
yang sangat krusial yaitu kelengkapan logistik, kepastian surat suara dengan
daerah pemilihan di TPS, ketepatan waktu pembukaan suara, kesiapan saksi
peserta pemilu, publikasi data pemilih, informasi tata cara memilih, ketersediaan
alat bantu disabilitas netra, adanya pelanggaran mobilisasi pemilih, ketidaknetralan
petugas, intimidasi pemilih, memilih lebih dari satu kali, kekurangan logistik dan
waktu penutupan suara.

Pengawas TPS wajib hadir di TPS pada hari


pemungutan suaraselambat-lambatnya pada
pukul 06.30 waktu setempat untuk memastikan
persiapan pemungutan suara.

PENGAWASAN PERSIAPAN
PEMUNGUTAN SUARA
1. KPPS memeriksa TPS dan perlengkapannya.
2. KPPS menempatkan kotak suara di depan meja ketua KPPS.
3. KPPS mempersilakan dan mengatur pemilih untuk menempati tempat duduk
yang telah disediakan.
4. Ketua KPPS menerima surat mandat saksi.
5. KPPS mempersilakan kepada saksi, pengawas TPS, pemantau, pewarta dan
pemilih untuk menyaksikan proses persiapan pemungutan suara.
6. Ketua KPPS menerima penyampaian surat tugas dan identitas diri dari pemantau
dan pewarta.
SAKSI DI TPS
1. Saksi hanya dapat menjadi saksi untuk 1 peserta Pemilu.
2. Wajib membawa surat mandat dan menyerahkannya paling lambat sebelum rapat
pemungutan suara.
3. Pembuatan surat mandat oleh pasangan calon atau kampanye untuk pemilihan
presiden dan wakil presiden serta pimpinan partai politik untuk pemilih DPR dan
DPRD Tingkat kabupaten/kota atau di atasnya serta calon anggota DPD untuk
Pemilu anggota DPD.
4. Tidak mengenakan atau membawa atribut yang memuat nomor, nama, foto
calon/pasangan calon, simbol/gambar partai politik, atau mengenakan seragam
dan/atau atribut lain yang memberikan kesan mendukung atau menolak peserta
pemilu tertentu.
Berjumlah paling banyak 2 orang untuk masing-masing pasangan calon, partai
5.
politik atau calon anggota DPD dengan ketentuan yang dapat memasuki TPS
berjumlah 1 orang dalam 1 waktu.

PENGAWASAN DIMULAINYA
RAPAT PEMUNGUTAN SUARA
1. Rapat pemungutan suara dimulai dengan pengucapan sumpah dan janji anggota
KPPS.
2. Ketua KPPS menjelaskan kepada pemilih tentang tata cara pemungutan suara
dan pembagian tugas anggota KPPS
3. Dalam hal dimulainya rapat pemungutan suara belum ada saksi, pemilih atau
pengawas TPS yang hadir, rapat ditunda sampai dengan adanya saksi, pemilih
dan pengawas TPS yang hadir, paling lama 30 menit.
4. Dalam hal terdapat saksi yang hadir setelah rapat pemungutan suara dimulai,
KPPS dapat menerima surat mandat dari saksi dan mempersilakan untuk
mengikuti rapat pemungutan suara.
PENYELESAIAN
KEBERATAN

1. Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS dapat mengajukan keberatan


terhadap prosedur dan/atau selisih penghitungan perolehan suara kepada KPPS
apabila terdapat hal yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Apabila terdapat keberatan Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas TPS,
KPPS wajib menjelaskan prosedur dan/atau mencocokkan selisih perolehan
suara dalam formulir hasil salinan pemungutan dan penghitungan suara.
3. Apabila keberatan yang diajukan Saksi, Panwaslu Kelurahan/Desa/Pengawas
TPS dapat diterima, KPPS seketika melakukan pembetulan. Pembetulan
dilakukan dengan cara mencoret angka yang salah dan menuliskan angka yang
benar.
4. Ke tua KPPS dan Saksi yang hadir membubuhkan paraf pada angka hasil
pembetulan. Apabila Saksi masih keberatan terhadap hasil pembetulan, KPPS
meminta pendapat dan/atau saran perbaikan dari Pengawas TPS yang hadir.
5. KPPS wajib menindaklanjuti saran perbaikan dari Pengawas TPS dan KPPS wajib
mencatat keberatan Saksi yang diterima sebagai kejadian khusus dan mencatat
seluruh kejadian khusus selama pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara di TPS pada formulir kejadian khusus dan/atau keberatan.
6. Keberatan Saksi yang belum atau tidak dapat diterima, dicatat pada formulir
kejadian khusus dan/atau keberatan Saksi dan ditandatangani oleh Saksi serta
ketua KPPS. Apabila tidak terdapat kejadian khusus dan/atau keberatan Saksi
dalam pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, KPPS wajib
menulis kata NIHIL pada formulir kejadian khusus dan/atau keberatan dan
ditandatangani oleh ketua KPPS.
7. Keberatan yang diajukan oleh Saksi dan dan Panwas lu Ke lurahan/ De s a/
Pengawas TPS terhadap pelaksanaan penghitungan suara di TPS tidak
menghalangi pelaksanaan rapat penghitungan suara di TPS.
PENGAWASAN PROSES RAPAT
PEMUNGUTAN SUARA

1. KPPS membuka perlengkapan pemungutan suara dengan cara:


a. Membuka kotak suara, mengeluarkan seluruh isi kota suara di atas meja
secara tertib dan teratur, mengidentifikasi dan menghitung jumlah setiap
jenis dokumen dan peralatan, serta memeriksa sampul yang berisi surat
suara untuk masing-masing jenis pemilu yang masih dalam keadaan
bersegel.
b. Memperlihatkan bahwa kotak suara benar-benar telah kosong, menutup
kembali, mengunci kotak suara dan meletakkannya di tempat yang telah
ditentukan.
c. Menghitung dan memeriksa kondisi seluruh surat suara termasuk surat
suara cadangan sebanyak 2 persen dari jumlah pemilih yang tercantum
dalam DPT untuk masing-masing jenis Pemilu dan memastikan kesesuaian
dengan daerah pemilihan.
d. Memastikan proses membuka, memeriksa dan menghitung surat suara
disaksikan oleh saksi, pengawas, pemantau, pewarta dan warga masyarakat/
pemilih.
e. Apabila seluruh jenis dokumen dan peralatan TPS dikeluarkan dari kotak
suara dan telah diidentifikasi, terdapat dokumen dan peralatan pemungutan
suara yang tidak tersedia atau kurang, KPPS segera menghubungi PPS
setempat dan dicatat dalam formulir kejadian khusus.
2. Memberikan penjelasan secara berkala kepada pemilih, saksi, dan pengawas
TPS mengenai:
a. Jumlah surat suara yang diterima
b. Tata cara pemberian suara
c. Tata cara penyampaian keberatan oleh saksi, pengawas TPS, pemantau
pemilu atau warga masyarakat/pemilih.
d. Tata cara pemantauan oleh pemantau pemilu.
e. Pembagian tugas anggota KPPS dan memastikan berada pada tempat
sesuai dengan tugasnya.
f. Hal-hal lainnya yang diperlukan.
g. Apabila ada pemilih yang sudah duduk dalam antrian di TPS yang akan
keluar maka harus memberitahukan kepada Ketua KPPS, Pengawas TPS
dan Saksi.
h. Jika ada keadaan tertentu, Ketua KPPS memberitahukan kepada Pengawas
TPS, Saksi dan lainnya.
PENGAWASAN PELAKSANAAN
PEMBERIAN SUARA

1. Pemilih yang berhak memberikan suara di TPS meliputi:


a. Pemilik KTP elektronik yang terdaftar dalam DPT di TPS yang bersangkutan
b. Pemilik KTP elektronik yang terdaftar dalam DPTb
c. Pemilik KTP el yang tidak terdatar pada DPT dan DPTb; dan
d. Penduduk yang telah memiliki hak pilih.
e. Dalam hal pemilih belum memiliki KTP-el
pada hari pemungutan suara,
f. pemilih dapat menggunakan Surat Keterangan
(Suket).
Dalam hal pemilih tidak dapat menunjukkan
KTP-el atau Suket, pemilih
dapat menunjukkan dokumen kependudukan
berupa fotokopi KTP-el, foto
2. Sebelum pemilihKTP-el
KTP-el, melakukan pemberiandigital
berbentuk suara, ketua
atauKPPS melakukan:
a. Menandatangani
dokumen kependudukan surat suara masing-masing
lainnya yang jenis Pemilu pada tempat
yang
memuat telah ditentukan
identitas untuk
didi diberikan kepada Pamilih.
yang dilengkapi
Memanggil pemilih yang telah
b. dengan foto dan informasi lengkap mengisi daftar hadir untuk memberikan suara
berdasarkan prinsip urutan
yang menunjukkan pemilih.
identitas seseorang secara
c. Memberikan
akurat. surat suara yang telah ditandatangani dalam keadaan baik/
tidak rusak serta dalam keadaan terlipat kepada pemilih.
d. Mengingatkan pemilih untuk memeriksa dan meneliti surat suara tersebut
dalam keadaan tidak rusak
e. Mengingatkan dan melarang pemilih membawa telepon genggam dan/atau
alat perekam gambar lainnya ke bilik suara.
3. Ketua KPPS dapat mendahulukan pemilih penyandang disabilitas, ibu hamil, atau
lanjut usia untuk memberikan suara atas persetujuan pemilih yang seharusnya
mendapatkan giliran sesuai dengan nomor urut kehadiran.
4. Ketua KPPS memberikan surat suara kepada pemilih yang terdaftar dalam
DPTb yang menggunakan hak pilih di TPS meliputi:
a. Surat suara presiden dan wakil presiden
b. Surat suara DPR, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain, dalam satu
provinsi dan dalam satu Dapil anggota DPR.
c. Surat suara DPD, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu
provinsi.
d. Surat suara DPRD provinsi, jika pindah memilih ke kabupaten/kota lain
dalam satu provinsi dan dalam satu Dapil anggota DPRD Provinsi.
e. Surat Suara DPRD Kabupaten/kota, jika pindah ke kecamatan lain dalam
satu kabupaten/kota dalam satu Dapil anggota DPRD Kabupaten/Kota.

JUMLAH SURAT
No JENIS PEMILIH
SUARA
1 Pindah Ke Provinsi Lain PPWP
a) PPWP
Pindah Memilih Ke Kab/Kota lain di provinsi yang
2 b) DPR RI
sama tetapi beda DAPIL DPRD Provinsi
c) DPD RI
a) PPWP
Pindah memilih ke Kab/Kota lain di Provinsi yang b) DPR RI
3
sama tetapi dalam satu DAPIL c) DPDRI
d) DPRD Provinsi
a) PPWP
Pindah memilih ke Kecamatan lain dalam satu
b) DPR RI
4 Kabupaten/Kota dan di luar DAPIL DPRD
c) DPD RI
Kabupaten/Kota
d) DPRD Provinsi
a) PPWP b)
Pindah memilih ke Kecamatan Lain dalam satu DPR RI c)
5 Kabupaten/Kota dan masih dalam DPRD DPD RI
Kab/Kota d) DPRD Provinsi e)
DPRD Kab/Kota

5. 1 (satu) jam sebelum pemungutan suara selesai, Ketua KPPS mengumumkan


bahwa pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT dan DPTb diberi kesempatan
untuk memberikan suara di TPS dan didaftarkan ke dalam DPK, dengan memberi
kesempatan terlebih dahulu kepada pemilih yang terdaftar dalam DPT dan DPTb.
6. KPPS dibantu petugas ketertiban TPS mengatur keseimbangan jumlah pemilih
terhadap surat suara yang masih tersedia dalam memberikan suara di TPS.

Larangan saat Pemberian Suara:


1. Pemilih tidak boleh membubuhkan tulisan dan/atau catatan apapun pada
surat suara
2. Pemilih tidak boleh mendokumentasikan hak pilihnya di bilik suara
LANGKAH-LANGKAH
PENGAWASAN

1. Pengawas TPS memeriksa kelengkapan pemungutan dan penghitungan suara.


2. Pengawas TPS memeriksa adanya kesalahan pengiriman surat suara yang
bukan untuk TPS yang bersangkutan (berbeda daerah pemilihan).
3. Pengawas TPS memeriksa keterbukaan informasi dengan memastikan DPT
dan DPTb dipasang di papan pengumuman atau tempat lain sehingga pemilih
dapat memeriksa namanya sebelum melakukan pemungutan suara.
4. Pengawas TPS memeriksa apakah terdapat tata cara pemungutan suara
dipasang di papan pengumuman atau tempat lainnya.
5. Pengawas TPS Mengenali semua pihak yang berada di TPS untuk mencegah
pihak yang tidak bertanggung jawab.
6. Pengawas TPS memeriksa adanya atribut peserta pemilu yang berada di lokasi
TPS dan yang dikenakan oleh saksi peserta pemilu. Apabila terdapat Saksi
yang tidak dapat menyampaikan surat mandat, Pengawas TPS memberikan
saran perbaikan melalui Ketua KPPS agar saksi tersebut menyaksikan proses
pemungutan dan penghitungan suara dari luar TPS.
7. Pengawas TPS memastikan adanya alat bantu coblos untuk pemilih disabilitas
netra untuk pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota DPD.
8. Pengawas TPS memastikan pendamping bagi pemilih yang membutuhkan
pendampingan menandatangani formulir pernyataan pendampingan yang
disediakan KPPS.
9. Pengawas TPS memastikan tidak adanya dugaan pelanggaran yang terjadi di
antaranya mobilisasi pemilih yang dilakukan oleh seseorang dan/atau kelompok
tertentu untuk mempengaruhi pilihan pemilih.
10. Pengawas TPS memastikan tidak adanya dugaan pelanggaran yang terjadi
selama proses pemungutan suara berlangsung.
11. Pengawas TPS mengawasi adanya pemilih yang memiliki dokumen KTP
Elektronik dengan alamat di luar domisili TPS.
12. Pengawas TPS memastikan tidak adanya pemilih yang melakukan pencoblosan
lebih dari satu kali.
13. Pengawas TPS memberikan saran perbaikan terhadap prosedur pemungutan
suara yang melanggar ketentuan perundang-undangan atau menerima laporan
dari pihak lain terkait dugaan pelanggaran dan melakukan tindak lanjut.
14. Apabila terdapat dugaan pelanggaran dalam persiapan pemungutan suara maka
Pengawas TPS menuangkannya dalam Formulir A.
15. Pengawas TPS mengirimkan informasi hasil pengawasan melalui Siwaslu dengan
mengisi FORM A.3 tentang Pengawasan Pemungutan Suara.
16. Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 14 Februari pukul 06.00
s/d 10.00)
FOMULIR A.3 Pengawasan Pemungutan Suara
(Pelaporan pada tanggal 14 Februari pukul 06.00 s/d pukul 10.00)

PERNYATAAN
No (Jawablah pernyataan YA atau TIDAK sesuai YA TIDAK
dengan hasil pengawasan)

1 Logistik pemungutan suara tidak lengkap

2 Surat Suara tertukar

3 Pembukaan pemungutan suara dimulai lebih dari pukul


07.00

4 Saksi mengenakan atribut yang memuat unsur atau nomor


urut pasangan calon/partai politik/calon DPD

5 Papan pengumuman DPT tidak terpasang di sekitar TPS


dan tidak memuat pemilih pemilih yang ditandai bagi
pemilih yang sudah tidak memenuhi syarat

6 KPPS tidak menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan


pemungutan dan penghitungan suara

7 Alat bantu disabilitas netra tidak tersedia di TPS

8 Ada pendamping pemilih penyandang disabilitas yang tidak


menandatangani surat pernyataan pendamping
(C.Pendamping-KPU)

9 Terjadi mobilisasi dan/atau mengarahkan pilihan


pemilih (oleh tim sukses, peserta pemilu dan/atau
penyelenggara pemilu) untuk menggunakan hak pilihnya
di TPS

10 Terjadi intimidasi kepada pemilih dan/atau


penyelenggara pemilu di TPS

11 Terdapat pemilih khusus yang menggunakan hak pilihnya tidak


sesuai dengan domisili kelurahan dalam KTP-El

12 Pemilih menggunakan hak pilihnya lebih dari satu kali

13 Terdapat saksi yang tidak dapat menunjukkan surat mandat


tertulis dari tim kampanye atau peserta pemilu
Bagian
3
PENGAWASAN
JELANG &
PENUTUPAN
PEMUNGUTAN
SUARA

Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia 21


T epat pukul 12.00 waktu setempat, Ketua KPPS mengumumkan bahwa pemilih
DPK diberi kesempatan untuk memberikan suara di TPS sepanjang surat suara
masih ada dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada pemilih DPT
dan DPTb yang telah hadir. Apabila surat suara telah habis KPPS mengarahkan
pemilih DPK ke TPS terdekat yang masih dalam 1 (satu) wilayah desa/kelurahan.

PENGAWASAN JELANG
PEMUNGUTAN SUARA SELESAI

1. Pada saat waktu pemberian suara selesai, ketua KPPS mengumumkan bahwa
yang diperbolehkan memberikan suara hanya pemilih yang sedang menunggu
giliran untuk memberikan suara dan telah dicatat kehadirannya dalam
daftar hadir atau telah hadir dan sedang dalam antrian untuk mencatatkan
kehadirannya dalam daftar hadir.
2. Setelah seluruh pemilih selesai memberikan suara, Ketua KPPS mengumumkan
kepada yang hadir di TPS bahwa pemungutan suara telah selesai dan dilanjutkan
rapat penghitungan suara di TPS.

MENYELESAIKAN
PEMUNGUTAN SUARA

1. KPPS Kedua dan Ketiga, mengumpulkan dan mengelompokkan serta mencatat


surat suara yang tidak terpakai dan surat suara rusak untuk setiap jenis
pemilihan dengan memberitahukan kepada Pengawas TPS dan Saksi mengenai
jumlah surat suara yang tidak terpakai dan surat suara rusak.
2. KPPS Kedua dan Ketiga, menghitung jumlah (termasuk L+P) kehadiran pemilih
pada formulir daftar hadir pemilih, daftar hadir pemilih tambahan dan daftar
hadir pemilih khusus.
3. KPPS Keempat dan Kelima, Menghitung jumlah (termasuk L+P) pemilih
disabilitas yang hadir pada formulir daftar hadir pemilih, daftar hadir pemilih
tambahan dan daftar hadir pemilih khusus dengan memberitahukan kepada
Pengawas TPS dan Saksi.
PENGAWASAN PERSIAPAN
PENGHITUNGAN SUARA

1. Waktu penghitungan suara di TPS dimulai setelah pemungutan suara selesai


dan berakhir pada Hari yang sama dengan hari pemungutan suara. Jika belum
selesai, penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12 (dua
belas) jam sejak berakhirnya hari pemungutan suara.
2. Rapat penghitungan suara dipimpin oleh Ketua KPPS dan dapat dihadiri oleh
Saksi dan/atau pengawas TPS
3. Sebelum rapat penghitungan suara
di TPS, anggota KPPS mengatur
sarana dan
a. Pengaturan tempat rapat penghitungan suara di TPS, termasuk pengaturan
prasarana
papan atau diperlukan
yang tempat untukdalam
memasang formulir C.Hasil untuk setiap jenis
penghitungan suara
pemilihan. yaitu:
b. Tempat duduk KPPS, Saksi dan Pengawas TPS
c. Alat kelengkapan administrasi
d. Formulir penghitungan suara di TPS
e. Sampul kertas/kantong plastik pembungkus
f. Segel
g. Kotak suara serta menyiapkan segel plastik untuk mengunci kotak suara dan
h. Peralatan TPS lainnya
4. Penempatan pemilih, pemantau pemilu dan masyarakat ditempatkan di luar TPS.
5. Sarana dan prasarana diatur dengan baik agar mudah digunakan dan rapat
penghitungan suara dapat diikuti oleh semua pihak yang hadir dengan jelas.
6. Setelah menyiapkan sarana dan prasarana, KPPS menghitung:
a. Jumlah pemilih terdaftar dalam salinan DPT yang memberikan suara untuk
masing-masing jenis pemilu
b. Jumlah pemilih terdaftar dalam Salinan DPTb yang memberikan suara untuk
masing-masing jenis pemilu
c. Jumlah surat suara yang diterima termasuk surat suara cadangan untuk
masing-masing jenis Pemilu
d. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru
coblos untuk masing-masing jenis Pemilu dan
e. Jumlah surat suara yang tidak digunakan termasuk sisa surat suara Cadangan
untuk masing-masing jenis pemilu.
PENGAWASAN PROSES PELAKSANAAN
PENGHITUNGAN SUARA

1. Ketua KPPS mengumumkan bahwa pelaksanaan pemungutan suara telah selesai


dan penghitungan suara dimulai.
2. Penghitungan suara dapat dilakukan secara berurutan dimulai dari surat suara
presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/
Kota.
3. Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS melakukan penghitungan suara untuk
setiap jenis pemilu dengan cara:
a. Membuka kunci dan tutup kotak suara dengan disaksikan oleh semua pihak
yang hadir.
b. Mengeluarkan surat suara dari kotak suara dan diletakkan di meja ketua
KPPS
c. Menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut
kepada yang hadir serta mencatat jumlahnya.
d. Mencocokkan jumlah surat suara yang terdapat di dalam kotak suara
dengan jumlah pemilih yang hadir.
e. Apabila KPPS menemukan surat suara yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
jenis pemilihan, ketua KPPS menunjukkan surat suara tersebut kepada
Saksi, Pengawas TPS, anggota KPPS, pemantau pemilu dan masyarakat/
pemilih yang hadir dan memasukkan surat suara tersebut ke dalam kotak
sesuai dengan jenis pemilu.
f. KPPS membuka surat suara dan memeriksa tanda coblos pada surat suara
sesuai dengan jenis pemilu dan mencatat ke dalam formulir hasil dalam
bentuk tally dan mencatat hasil penghitungan jumlah surat suara masing-
masing pemilu ke dalam formulir hasil.
g. Anggota KPPS membuka surat suara lembar demi lembar dan memberikan
surat suara tersebut kepada Ketua KPPS dan ketua KPPS melakukan:
i. meneliti pemberian tanda coblos pada surat suara
ii. menunjukkan surat suara kepada Saksi, Pengawas TPS dan anggota
KPPS, serta dapat dipantau oleh pemantau pemilu atau masyarakat/
pemilih yang hadir dengan ketentuan 1 (satu) surat suara dihitung 1
(satu) suara dan dinyatakan sah atau tidak sah.
iii. menyampaikan hasil penelitiannya dengan suara yang jelas, dan
iv. mengumumkan hasil perolehan suara dengan suara yang terdengar
jelas.
h. Penghitungan perolehan suara dilakukan secara terbuka di tempat yang
terang atau yang mendapatkan penerangan yang cukup.
i. Anggota KPPS mencatat perolehan suara dengan tulisan yang jelas dan
terbaca ke dalam formulir hasil yang ditempel pada papan atau tempat
tertentu.

Apabila ditemukan surat suara yang masuk dalam kotak suara lain, KPPS
menunjukkan surat suara tersebut kepada Saksi, Pengawas TPS, Pemantau,
Pemilih/Masyarakat yang hadir dengan ketentuan:
1. Apabila surat suara yang ditemukan belum dihitung, maka KPPS
memasukkan surat suara tersebut ke dalam kotak suara sesuai dengan jenis
pemilunya.
2. Apabila surat suara sudah dihitung, maka KPPS memeriksa pemberian tanda coblos
dan mencatat ke dalam formulir C.Hasil dalam ukuran Plano sesuai jenis pemilunya
serta melakukan pembetulan sesuai dengan ketentuan.

Penentuan Suara Tidak Sah

1. Surat Suara tidak ditandatangani oleh Ketua KPPS.


2. Tanda coblos 1 (satu) atau lebih di luar kolom.
3. Tanda coblos lebih dari 1 (satu) kali dalam kolom yang berbeda.
4. surat suara yang terdapat tulisan dan/atau catatan lain.
5. surat suara dicoblos tidak menggunakan alat coblos (misalnya dengan
6. rokok).
7. Surat suara tidak di coblos.
Tanda coblos tembus ke partai lain atau tembus ke luar kolom.
Rumus Akurasi Penghitungan Suara

1. Jumlah Suara Sah + Jumlah Suara Tidak Sah = Jumlah Pemilih yang Memberikan
Suara.
2. Jumlah
Suara
3. Sah +
Jumlah
Suara
4.
Tidak
5. Sah +
Surat
Suara
Rusak
+
Surat
Suara
Tidak
Terpak
ai =
PENGAWASAN SETELAH
PENGHITUNGAN
SELESAI
1. Setelah penghitungan suara selesai Ke tua KPPS dan anggota KPPS
menandatangani formulir hasil serta ditandatangani oleh saksi yang hadir dan
bersedia menandatangani.
2. Apabila terdapat saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani formulir, wajib
dicatat dalam kejadian khusus atau keberatan saksi dengan mencantumkan
alasannya.
3. Formulir hasil pemungutan yang telah ditandatangani dibuat dalam bentuk
dokumen elektronik dengan menggunakan Sirekap dan disampaikan ke KPU.
4. Setelah rapat pemungutan dan penghitungan suara berakhir, Saksi, Pengawas
TPS, pemantau Pemilu, atau Masyarakat yang hadir pada rapat penghitungan
suara diberi kesempatan untuk mendokumentasikan formulir hasil setiap jenis
pemilu, DPT, DPTb dan DPK dalam bentuk foto atau video.

PENGAWASAN PENGISIAN
SALINAN HASIL

1. Setelah formulir selesai dilakukan penandatanganan, Ketua KPPS dibantu


anggota KPPS mengisi formulir hasil salinan untuk setiap jenis pemilu,
mengisi keberatan saksi atau catatan kejadian khusus dalam pemungutan dan
penghitungan suara.
2. Jika terjadi kesalahan penulisan pada formulir hasil salinan, Ke tua KPPS
melakukan pembetulan dengan cara mencoret angka atau kata yang salah
dengan 2 (dua) garis horizontal dan menuliskan angka atau kata hasil pembetulan
pada angka atau kata yang dicoret.
3. Ketua KPPS serta saksi yang hadir membubuhkan paraf pada angka atau kata
pembetulan dan wajib dituangkan dalam catatan kejadian khusus.
4. KPPS menggandakan formulir salinan menggunakan alat penggandaan yang
disediakan di TPS dan ditandatangani oleh Ketua KPPS, Anggota KPPS serta
Saksi yang hadir. Jika saksi yang hadir tidak bersedia menandatangani formulir
maka ditandatangani oleh saksi yang bersedia menandatangani dan wajib
dicatat dalam catatan kejadian khusus.
5. KPPS wajib menyampaikan hasil penggandaan formulir salinan kepada setiap
saksi, pengawas TPS, dan PPK melalui PPS yang hadir pada hari yang sama.
Apabila KPPS tidak dapat melakukan penggandaan formulir salinan, KPPS dapat
menggunakan dokumen elektronik dari Sirekap.
6. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS menyusun dan memasukkan formulir hasil
dan salinan hasil pemungutan dan penghitungan suara masing-masing ke dalam
1 (satu) sampul kertas dan disegel yang selanjutnya dimasukkan ke dalam
kantong ziplok atau kantong plastik yang mempunyai rel atau klip diatasnya
yang dapat dibuka dan ditutup kembali.
7. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS menyusun dan memasukkan formulir
kejadian khusus dan/atau keberatan saksi, DPT, DPTb, Daftar Hadir, pendamping,
pemberitahuan masing-masing ke dalam 1 (satu) sampul kertas dan disegel.
8. Ketua KPPS dibantu anggota KPPS menyusun dan memasukkan surat suara
untuk semua jenis pemilihan yang dinyatakan sah, dinyatakan tidak sah, tidak
digunakan/tidak terpakai termasuk sisa surat suara cadangan, dan rusak
dan/ atau keliru coblos masing-masing ke dalam sampul kertas dan disegel.
9. Pada bagian luar kotak suara ditempel label, disegel dan dipasang gembok atau
alat pengaman lainnya sebagai bahan untuk rekapitulasi penghitungan suara
di Tingkat kecamatan atau nama lain.
10. KPPS wajib menyegel, menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara untuk
semua jenis pemilihan setelah rapat penghitungan suara di TPS.
11. Dokumen elektronik dengan menggunakan Sirekap digunakan untuk keperluan
publikasi dan alat bantu rekapitulasi penghitungan suara.
12. Pengawas TPS memberikan saran perbaikan terhadap prosedur penghitungan
suara yang melanggar ketentuan perundang-undangan atau menerima laporan
dari pihak lain terkait dugaan pelanggaran dan melakukan tindak lanjut.
13. Pengawas TPS menuliskan kejadian lainnya dari hasil pengawasan penghitungan
suara.

Untuk menjamin keterbukaan dan kecepatan informasi


publik hasil TPS, KPU menggunakan sistem Sirekap sebagai alat
bantu. Untuk menjaga kemurnian hasil TPS, Bawaslu menggunakan
Siwaslu.
PENGAWASAN PENGUMUMAN
PENGHITUNGAN SUARA

1. KPPS mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS.


2. KPPS wajib menyampaikan 1 (satu) rangkap formulir hasil salinan untuk setiap
jenis pemilu kepada PPS dalam sampul kertas dan disegel pada hari dan tanggal
pemungutan suara. Penyampaian formulir juga dilakukan dengan menggunakan
dokumen elektronik melalui Sirekap.
3. PPS wajib mengumumkan formulir hasil salinan dari seluruh TPS di wilayah
kerjanya dengan cara menempelkan formulir hasil di tempat umum pada
kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain.
4. Apabila KPPS dengan sengaja tidak menyampaikan 1 (satu) rangkap hasil salinan
untuk setiap jenis pemilu sampai batas waktu yang ditetapkan, KPPS dikenai
sanksi sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
5. Selain formulir hasil salinan pemungutan dan penghitungan suara, KPPS dalam
menyampaikan formulir DPT, DPTb, DPK dan kejadian khusus dan/atau keberatan
dalam bentuk dokumen elektronik.
6. KPPS dilarang memberikan formulir hasil salinan untuk setiap jenis pemilihan
kepada siapapun dan/atau pihak manapun kecuali kepada setiap saksi, pengawas
TPS, dan PPK melalui PPS.

PENGAWASAN PENYERAHAN
KOTAK SUARA

1. KPPS wajib menyerahkan kotak suara dan salinan formulir hasil salinan untuk
semua jenis pemilihan pada hari dan tanggal pemungutan suara kepada PPK
melalui PPS.
2. Penyerahan kotak suara kepada PPS diawasi oleh Saksi dan/atau Pengawas
TPS.
3. PPS meneruskan kotak suara dari seluruh TPS kepada PPK pada hari yang
sama setelah proses pemungutan dan penghitungan suara selesai.
4. Apabila PPS tidak dapat disampaikan pada hari yang sama, PPS menyampaikan
kotak suara ke PPK paling lambat 3 (tiga) hari setelah hari pemungutan suara.
Pengawas TPS melakukan pengawasan menjelang pemungutan suara berakhir
dengan memastikan kekurangan surat suara, kemandirian KPPS terhadap sisa surat
suara, penutupan pemungutan dilakukan sebelum pukul 13.00 waktu setempat,
penghitungan dilakukan setelah pukul 13.00, kesediaan saksi peserta pemilu untuk
melakukan tanda tangan dalam formulir C.Hasil-KPU, keterbukaan petugas dalam
memberikan salinan hasil rekapitulasi di TPS kepada saksi dan peserta pemilu.

Apabila proses penghitungan suara tidak dapat


diselesaikan pada hari yang sama, KPPS melanjutkan tanpa jeda
paling lama 12 jam sejak berakhirnya hari pemungutan suara

LANGKAH-LANGKAH
PENGAWASAN

1. Pengawas TPS mengawasi adanya potensi kekurangan surat suara pada


pemungutan suara menjelang akhir waktu pemungutan suara.
2. Pengawas TPS mengawasi dugaan pelanggaran dengan mencoblos surat suara
sisa.
3. Pengawas TPS mengawasi penutupan pemungutan suara dilakukan dengan
memastikan tidak ditutup sebelum pukul 13.00 waktu setempat.
4. Pengawas TPS mengawasi saksi yang tidak bersedia menandatangani formulir
C.Hasil-KPU.
5. Pengawas TPS mengawasi penyampaian salinan C.Hasil-KPU yang diberikan
kepada Pengawas TPS dan Saksi.
6. Pengawas TPS memberikan saran perbaikan terhadap prosedur pemungutan
suara yang melanggar ketentuan perundang-undangan atau menerima laporan
dari pihak lain terkait dugaan pelanggaran dan melakukan tindak lanjut.
7. Apabila terdapat dugaan pelanggaran dalam persiapan pemungutan suara maka
Pengawas TPS menuangkannya dalam Formulir A.
8. Pengawas TPS mengirimkan informasi hasil
pengawasan melalui Siwaslu
dengan mengisi FORM A.4 tentang Pengawasan
Penghitungan Suara dan
9.
Ketidaksesuaian.
Pelaporan melalui Siwaslu dilaksanakan pada tanggal 14 Februari pukul 10.00
s/d selesai proses penghitungan.
FORM A.4 Pengawasan Penghitungan Suara
& Ketidaksesuaian
(Pelaporan pada tanggal 14 Februari pukul 10.00 s/d
selesai proses penghitungan)

PERNYATAAN
No (Jawablah pernyataan YA atau TIDAK sesuai dengan YA TIDAK
hasil pengawasan)
1 Penghitungan suara dimulai sebelum waktu
pemungutan suara selesai (sebelum pukul 13.00 waktu
setempat)
2 Saksi, Pengawas TPS dan warga masyarakat tidak
dapat menyaksikan proses penghitungan suara secara
jelas
3 Pengawas TPS tidak diberikan salinan model C.Hasil- KPU
sesuai masing-masing jenis pemilu
4 Terjadi intimidasi terhadap penyelenggara pemilu

5 Terdapat ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara


yang sah dan surat suara yang tidak sah dengan jumlah pemilih
yang menggunakan hak pilih
6 Hasil Sirekap tidak dapat diakses oleh pengawas pemilu,
saksi dan/atau masyarakat

Setelah penghitungan suara selesai, Pengawas TPS segera mendokumentasikan


hasil penghitungan di TPS untuk seluruh jenis pemilu dan mengirimkan hasil
dokumentasi melalui Siwaslu. Untuk pemilu presiden dan wakil presiden, pengawas
TPS mengisi hasil partisipasi dan perolehan suara, sementara untuk pemilu lainnya
hanya mengirimkan hasil dokumentasi.
TATACARADOKUMENTASI
PENGAWASAN

1. Memastikan mendapatkan salinan C.Hasil-KPU dari KPPS untuk setiap jenis


pemilu.
2. Menfoto C.HASIL-KPU dalam bentuk plano untuk seluruh jenis pemilu.
3. Memasukkan data dan informasi dari C.HASIL-PPWP dengan memasukkan
angka:
a. Perolehan suara Paslon 01, Paslon 02, dan Paslon 03
b. Jumlah DPT PPWP
c. Jumlah DPTB PPWP
d. Jumlah DPK PPWP
e. Jumlah Suara Sah PPWP
f. Jumlah Suara Tidak Sah PPWP
g. Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah PPWP

A.5 Rekap Hasil Penghitungan Suara


Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden
(Pelaporan dimulai tanggal 14 Februari p ukul
13.00 s/d 16 Februari pukul 10.00)

No Pertanyaan Paslon 01 Paslon 02 Paslon 03

1. Perolehan Suara Pemilihan Presidan


Wakil Presiden

Nilai

2. Jumlah DPT PPWP

Jumlah DPTb PPWP

Jumlah DPK PPWP

3. Jumlah Suara Sah PPWP

4. Jumlah Suara Tidak Sah PPWP

5. Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah PPWP

6. C.HASIL.PWPP Plano (Upload foto/file)


A.5 DPR RI – Rekap Hasil Penghitungan Suara DPR RI
(Pelaporan dimulai tanggal 14 Februari pukul
13.00 s/d 16 Februari pukul 10.00)

No Pernyataan

7 Foto seluruh C.Hasil DPR RI Plano dan upload foto/file)

A.5 DPD RI – Rekap Hasil Penghitungan Suara DPD RI


(Pelaporan dimulai tanggal 14 Februari pukul
13.00 s/d 16 Februari pukul 10.00)

No Pernyataan

7 Foto seluruh C.Hasil DPD RI Plano dan upload foto/file)

A.5 DPRD Provinsi – Rekap Hasil Penghitungan


Suara DPR Provinsi (Pelaporan
dimulai tanggal 14 Februari pukul 13.00
s/d 16 Februari pukul 10.00)

No Pernyataan

7 Foto seluruh C.Hasil DPRD Provinsi Plano dan upload foto/file)

A.5 DPRD Kabupaten/Kota – Rekap Hasil Penghitungan


Suara DPRD Kabupaten/Kota
(Pelaporan dimulai tanggal 14 Februari
pukul 13.00 s/d 16 Februari pukul 10.00)

No Pernyataan

7 Foto seluruh C.Hasil DPRD Kabupaten/Koya Plano dan upload foto/file)


PEMUNGUTAN
SUARA ULANG

1. Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi bencana alam dan/atau
kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan
atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan.
2. Pemungutan suara di TPS wajib diulang apabila dari hasil penelitian dan
pemeriksaan Pengawas TPS terbukti terdapat keadaan sebagai berikut:
a. pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan
suara tidak dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih memberikan tanda khusus, menandatangani,
atau menuliskan nama atau alamat pada surat suara yang sudah digunakan;
c. petugas KPPS merusak lebih dari satu surat suara yang sudah digunakan
oleh Pemilih sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah; dan/atau
d. Pemilih yang tidak memiliki KTP-el atau Suket, tidak terdaftar di DPT dan
DPTb memberikan suara di TPS.
e. terdapat pemilih yang memberikan suara lebih dari 1 (satu) kali, baik pada
satu TPS atau pada TPS yang berbeda.
3. Pemungutan suara ulang diusulkan oleh KPPS dengan menyebutkan keadaan
yang menyebabkan diadakannya pemungutan suara ulang. Usul KPPS diteruskan
kepada PPK dan selanjutnya diajukan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk
pengambilan keputusan diadakannya pemungutan suara ulang.
4. Pemungutan suara ulang di TPS dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh) Hari
setelah hari pemungutan suara, berdasarkan Keputusan KPU Kabupaten/Kota.
5. Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan
untuk 1 (satu) kali pemungutan suara ulang.
6. Pemungutan suara ulang di TPS dapat dilaksanakan pada hari kerja, hari
libur, atau hari yang diliburkan. KPPS menyampaikan surat pemberitahuan
pemungutan suara yang diberi tanda khusus bertuliskan PSU kepada Pemilih
yang terdaftar dalam DPT, DPTb, dan yang tercatat dalam DPK paling lambat
1 (satu) Hari sebelum pemungutan suara ulang di TPS.
7. Dalam pemungutan suara ulang di TPS, tidak dilakukan pemutakhiran data
Pemilih. Pemilih yang terdaftar dalam salinan DPT, DPTb, dan DPK di TPS yang
melaksanakan pemungutan suara ulang, karena keadaan tertentu tidak dapat
menggunakan hak pilihnya di TPS tersebut, dapat menggunakan hak pilihnya
di TPS lain yang juga melaksanakan pemungutan suara ulang.
8. Penghitungan surat suara harus dilaksanakan dan selesai pada hari yang sama
dengan hari pemungutan suara ulang. Jika penghitungan suara belum selesai
pada waktunya, penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama
12 (dua belas) jam sejak berakhirnya hari pemungutan suara ulang.
9. Pengawas TPS memastikan pemungutan suara ulang di TPS
dilaksanakan
paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah hari pemungutan suara dan KPPS
menyampaikan surat pemberitahuan memilih kepada pemilih paling lambat 1
10. (satu) hari sebelum pemungutan suara ulang di TPS.
Pengawas TPS mengawasi pemungutan suara ulang dan melaporkannya ke
Panwascam melalui Panwaslu Kelurahan/Desa untuk disampaikan ke Bawaslu.

PENGHITUNGAN
SUARA ULANG

1. Penghitungan suara ulang dilakukan untuk penghitungan ulang surat suara di


TPS.
2. Penghitungan suara di TPS dapat diulang jika terjadi hal sebagai berikut:
a. kerusuhan yang mengakibatkan penghitungan suara tidak dapat dilanjutkan;
b. Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
c. Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang terang atau yang
kurang mendapat penerangan cahaya;
d. Penghitungan suara dilakukan dengan suara yang kurang jelas;
e. Penghitungan suara dicatat dengan tulisan yang kurang jelas;
f. Saksi, Pengawas TPS, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan
proses Penghitungan Suara secara jelas;
g. Penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan waktu yang
telah ditentukan; dan/atau
h. ketidaksesuaian jumlah hasil penghitungan surat suara yang sah dan surat
suara yang tidak sah dengan jumlah Pemilih yang menggunakan hak pilih.
3. Jika terjadi kedaan diatas, Saksi atau Pengawas TPS dapat mengusulkan
penghitungan ulang surat suara di TPS yang bersangkutan.
4. Penghitungan suara ulang di TPS harus dilaksanakan dan selesai pada hari yang
sama dengan hari pemungutan suara. Jika penghitungan suara belum selesai
pada waktu, penghitungan suara dapat diperpanjang tanpa jeda paling lama 12
(dua belas) jam sejak berakhirnya Hari pemungutan suara. Apabila penghitungan
suara belum selesai sampai waktu perpanjangan berakhir, penghitungan suara
tetap dilanjutkan dan dicatat dalam formulir kejadian khusus dan/atau keberatan
khusus.
1. FORMULIRABAGI PENGAWAS TPS

FORMULIR MODEL.A
LAPORAN HASIL PENGAWASAN
PEMILU
Nomor:……/LHP/PM.01.00/…./202..
I. DATAPENGAWAS PEMILU
1. Tahapan yang diawasi : ............................................................
2. Nama Pelaksana Tugas Pengawasan : ............................................................
3. Jabatan : ............................................................
4. Nomor Surat Perintah Tugas: : ............................................................
5. Alamat : ............................................................

II. KEGIATAN PENGAWASAN


1. Bentuk : ............................................................
2. Tujuan : ............................................................
3. Sasaran : ............................................................
4. Waktu dan Tempat : ............................................................

III. URAIAN SINGKAT HASIL PENGAWASAN (UPAYA PENCEGAHAN, SARAN PERBAIKAN)


.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

IV. INFORMASI DUGAAN PELANGGARAN


1. Peristiwa
a. Peristiwa :……………………………………………………
b. Tempat Kejadian :……………………………………………………
c. Waktu Kejadian :……………………………………………………
d. Pelaku :……………………………………………………
e. Alamat :……………………………………………………
2. Saksi-Saksi
a. Nama :……………………………………………………
b. Alamat :……………………………………………………
c. Nama :……………………………………………………
d. ALamat :……………………………………………………
3. Alat Bukti
a. :……………………………………………………
b. :……………………………………………………
c. :……………………………………………………
4. Barang Bukti
a. :……………………………………………………
b. :……………………………………………………
c. :……………………………………………………
5. Uraian singkat dugaan pelanggaran.
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

…….,……….., 202…

…………………………
.
2. NAMA DAN PENJELASAN FORMULIR HARI PEMUNGUTAN
DAN PENGHITUNGAN SUARA

NO NAMAFORMULIR DESKRIPSI

1 MODELC.PEMBERITAHUAN- Formulir yang digunakan sebagai surat


KPU pemberitahuan pemungutan suara
kepada pemilih

2 MODELC.DAFTARHADIR Formulir yang digunakan sebagai daftar


PEMILIH TETAP-KPU kehadiran pemilih yang tercatat dalam
DPT (Daftar Pemilih Tetap)

3 MODELC.DAFTARHADIR Formulir yang digunakan sebagai daftar


PEMILIHTAMBAHAN-KPU kehadiran pemilih pindah memilih yang
tercatat dalam DPTb (Daftar Pemilih
Tambahan)

4 MODELC.DAFTARHADIR Formulir yang digunakan sebagai daftar


PEMILIHKHUSUS-KPU kehadiran pemilih yang tidak tercatat
dalam DPT dan/atau DPTb

5 MODELC.HASIL-PPWP Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun
2024

6 MODELC.HASIL-PPWP Formulir yang digunakan sebagai berita


PUTARANKEDUA acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun
2024 Putaran Kedua
7 MODELC.HASIL-DPR Formulir yang digunakan sebagai berita
acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Tahun 2024

8 MODELC.HASIL-DPD Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia
Tahun 2024

9 MODELC.HASIL-DPRD-PROV Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Provinsi Tahun 2024

10 MODELC.HASIL-DPRA Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh Tahun 2024

11 MODELC.HASIL-DPRP Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Papua Tahun 2024
12 MODELC.HASIL-DPRPB Formulir yang digunakan sebagai berita
acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Papua Barat Tahun
2024

13 MODELC.HASIL-DPRPT Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Papua Tengah Tahun
2024

14 MODELC.HASIL-DPRPS Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Papua Selatan Tahun
2024

15 MODELC.HASIL-DPRPP Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Papua Pegunungan
Tahun 2024

16 MODELC.HASIL-DPRPBD Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Papua Barat Daya
Tahun 2024
17 MODELC.HASIL-DPRD-KAB/ Formulir yang digunakan sebagai berita
KOTA acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota
Tahun 2024

18 MODELC.HASIL-DPRK Formulir yang digunakan sebagai berita


acara, sertifikat, dan catatan hasil
penghitungan perolehan suara di TPS
dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota Aceh
Tahun 2024

19 MODELC.KEJADIANKHUSUS Formulir yang digunakan untuk mencatat


DAN/ATAUKEBERATANSAKSI- kejadian khusus dan/atau pernyataan
KPU keberatan saksi saat pemungutan dan
penghitungan suara Pemilihan Umum

20 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


PPWP dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia
Tahun 2024

21 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


PPWPUNTUKPUTARAN dari berita acara, sertifikat, dan catatan
KEDUA hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden Republik Indonesia
Tahun 2024 Putaran Kedua

22 MODELC.HASILSALINAN-DPR Formulir yang digunakan sebagai salinan


dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia Tahun 2024
23 MODELC.HASILSALINAN-DPD Formulir yang digunakan sebagai salinan
dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia Tahun 2024

24 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


DPRD-PROV dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Tahun
2024

25 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


DPRA dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Tahun
2024

26 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


DPRP dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Tahun
2024

27 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


DPRPB dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat
Tahun 2024
28 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan
DPRPT dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Tengah
Tahun 2024

29 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


DPRPS dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Selatan
Tahun 2024

30 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


DPRPP dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua
Pegunungan Tahun 2024

31 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


DPRPBD dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat
Daya Tahun 2024

32 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan


DPRD-KAB/KOTA dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/
Kota Tahun 2024
33 MODELC.HASILSALINAN- Formulir yang digunakan sebagai salinan
DPRK dari berita acara, sertifikat, dan catatan
hasil penghitungan perolehan suara di
TPS dalam Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/
Kota Aceh Tahun 2024

34 MODELC.PENDAMPING-KPU Formulir yang digunakan sebagai surat


pernyataan untuk pendamping pemilih
saat proses pemungutan suara Pemilihan
Umum Tahun 2024

35 MODEL A-Surat Pindah Formulir yang digunakan sebagai surat


Memilih-KPU pemberitahuan pindah memilih dalam
Pemilihan Umum Tahun 2024

36 MODELA-Kabko Daftar Formulir yang berisi Daftar Pemilih Tetap


Pemilih-KPU dalam Pemilihan Umum Tahun 2024

37 MODEL A-Daftar Pemilih Formulir yang berisi Daftar Pemilih


Pindahan-KPU Pindahan dalam Pemilihan Umum Tahun
2024
Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 14 Jakarta Pusat 10350
Telepon: 021 - 3905889 / 3907911

www.bawaslu.go.id

BawasluRI

@Bawaslu_RI_

Bawaslu RI

HUMAS BAWASLU

Anda mungkin juga menyukai