Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DASAR PPAM

KESEHATAN REPRODUKSI
DALAM SITUASI BENCANA
Anggita Noor Islamiati
Nanda Sholihat
Talitha Adara
Siti Munziah
Definisi PPAM
Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) untuk Kesehatan Reproduksi adalah
seperangkat kegiatan prioritas terkoordinasi yang dirancang untuk: mencegah
dan menangani akibat dari kekerasan seksual; mengurangi penyebaran HIV;
mencegah kelebihan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi; dan
merencanakan layanan Kesehatan Reproduksi lengkap pada hari-hari dan
minggu-minggu awal dari situasi darurat.
Definisi PPAM
Kegiatan, koordinasi, perencanaan dan logistik. Paket tidak berarti sebuah
kotak tetapi mengacu pada strategi yang mencakupkan koordinasi,
Paket perencanaan, pasokan logistik dan kegiatan-kegiatan kesehatan seksual
dan reproduksi

Pelayanan Pelayanan kesehatan reproduksi yang diberikan kepada penduduk terdampak

Dilaksanakan sesegera mungkin dengan melihat hasil penilaian kebutuhan


Awal awal.

Dasar, terbatas
Minimum
Tujuan PPAM

• Mengidentifikasi koordinator dan mekanisme koordinasi subklaster kespro


• Mencegah dan menangani konsekuensi kekerasan seksual
• Mengurangi penularan HIV
• Mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal
• Merencanakan layanan kesehatan reproduksi komprehensif terintegrasi pada
layanan kesehatan primer, sesegera mungkin
Pentingnya PPAM

Alasan PPAM sebagai pentingya/kebutuhan pada situasi darurat


bencana,karena salah satu dari hak asasi manusia(HAM) adalah
untuk mendapat layanan kesehatan yang bermutu, termasuk di
dalamya layanan kespro dalam kondisi normal ataupun darurat.
Komponen-komponen PPAM kesehatan
reproduksi
1. Safe motherhood atau Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terdiri dari: ANC, INC, PNC
a. Pelayananan kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal tersedia
b.Terbentuknya Sistem rujukan 24 jam/7hari
c. Kit persalinan bersih

2. KB, layanan ginekologis, penghapusan FGM (sunat perempuan) dan praktek tradisional yang membahayakan tidak
termasuk PPAM.

3. Pencegahan IMS/HIV saat darurat fokus pada pencegahan penularan HIV


a. Pemberian Transfusi darah yang aman
b. Diterapkannya standard kewaspadaan universal
c. Disediakan Kondom gratis tersedia

4. Pencegahan dan penanganan Kekerasan Berbasis Gender (GBV), PPAM hanya fokus pada pencegahan dan penanganan
kekerasan seksual pada fase akut.
Sasaran PPAM

Sasaran dari PPAM yaitu mengurangi angka kematian, penyakit, dan cacat
diantara populasi yang terkena pengaruh krisis terutama wanita dan gadis.
Tujuan dan Kegiatan PPAM

Tujuan Kegiatan

• Memastikan Koordinator Kesehatan Reproduksi keseluruhan ada dan berfungsi di bawah tim
koodinasi kesehatan;
koordinasi dan pelaksanaan PPAM
• Memastikan titik fokus Kesehatan Reproduksi dalam kamp dan instansi pelaksana ada di tempat;
• menyediakan materi untuk pelaksanaan PPAM dan memastikan penggunaannya.

• memastikan tersedianya sistem untuk melindungi populasi pengungsi internal, terutama wanita
dan gadis, dari kekerasan seksual;
Mencegah kekerasan seksual
• memastikan tersedianya layanan medis, termasuk dukungan psikososial, bagi mereka yang
selamat dari kekerasan seksual.

• menjunjung tindak pencegahan universal;


Mengurangi penyebaran HIV • menjamin tersedianya kondom gratis;
• memastikan darah transfusi benar-benar aman.
Tujuan Kegiatan

• menyediakan kit kelahiran bayi yang bersih untuk semua wanita yang nyata hamil dan para
Mencegah kelebihan angka mortalitas dan bidan untuk meningkatkan kelahiran bayi di rumah dalam keadaan bersih;
morbiditas ibu dan bayi • menyediakan kit kelahiran bayi bagi para bidan (UNICEF atau sejenisnya) untuk memfasilitasi
kelahiran bayi yang bersih dan aman di fasilitas kesehatan;
• memprakarsai penetapan sistem rujukan untuk mengelola situasi darurat obstetrik.

• mengumpulkan informasi dasar yang melatar-belakangi mengenai pemantauan dan evaluasi;


• mengidentifikasi lokasi untuk penyediaan layanan Kesehatan Reproduksi lengkap di masa
Penyediaan layanan Kesehatan Reproduksi
mendatang;
lengkap • menilai staf dan mengidentifikasi protokol pelatihan;
• mengidentifikasi jalur pengadaan dan menilai konsumsi obat setiap bulan.
Cara mengakses informasi PPAM

Banyak pedoman pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi darurat yang


dihasilkan oleh kelompok kerja kesehatan reproduksi dalam kondisi darurat/inter-
Agency working group on RH in emergency situation(IAWG)yang telah di
publikasikan dapat di akses secara bebas juga tersedia secara line,dan sebagian besar
sudah diterjemahankan kedalam bahasa indonesia,seperti PPAM kesehatan
reproduksi.
Langkah-Langkah Penanganan Kespro Dalam Situasi
Darurat Bencana

1. Pra Bencana (baik dalam situasi normal dan potensi bencana)


Dilakukan penyusunan Rencana kesiapsiagaan yang dapat dipergunakan untuk segala
jenis bencana.

2. Saat Bencana
Dilakukan pengaktifan Rencana Operasi (Operational Plan) yang merupakan
operasionalisasi Rencana Kesiapsiagaan.

3. Pasca Bencana
Dilakukan Penyusunan Rencana Pemulihan (Recovery Plan) yang meliputi rencana
rehabilitasi dan rekonstruksi.
Tahap Pra Bencana
Tindakan yang dilakukan adalah penyusunan rencana kesiapsiagaan kesehatan reproduksi pada setiap tingkat
pemerintahan, mulai dari tingkat kabupaten atau kota, provinsi dan tingkat pusat.

Tahap Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan

a) Tahap Persiapan b) Tahap Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan


1) Pembentukan tim kesehatan 1) Identifikasi data-data kesehatan
reproduksi reproduksi
2) Mengadakan pertemuan / lokakarya 2) Pembuatan peta.
untuk mendapatkan kesepahaman 3) Tindakan untuk mengurangi kerentanan
tentang konsep PPAM (Paket dan risiko kesehatan reproduksi.
Pelayanan Awal Minimum) dan 4) Penyiapan komponen rencana
penerapannya dalam penyusun kesiapsiagaan.
rencana kesiapsiagaan pada tahap
berikutnya
Tahap Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan

c) Peta Kerentanan dan Risiko


1) Membuat simbol – simbol yang menggambarkan
 Kelompok rentan seperti bumil dan bayi.
 Kelompok risiko tinggi kespro seperti wilayah
dengan prevalensi HIV, IMS, dll.
 Masalah kespro pada masyarakat seperti
tingginya jumlah kematian ibu, bayi, dll. d)Penyiapan Komponen Kesiapan Penanggulangan Bencana
 Tenaga kesehatan khususnya dalam bidang 1) Sumber daya manusia
kesehatan reproduksi. Tim siaga kesehatan reproduksi bertanggung jawab untuk
 Faskes dan alur rujukan pelayanan kespro menyiapkan kemampuan sumber daya manusia
(puskesmas PONED dan Rumah sakit PONEK). untuk pelaksanaan rencana kesiapsiagaan sesuai
2) Menggambar alur yang menghubungkan antara bidangnya masing-masing.
populasi setempat dengan fasilitas layanan 2) Pengorganisasian
kesehatan reproduksi terdekat dan alur rujukan 3) Fasilitas, alat dan bahan
antar fasilitas layanan kesehatan reproduksi.
Tahap Saat Bencana
Tindakan yang Dilakukan adalah Operasionalisasi dari rencana kesipasiagaan dibawah koordinasi koordinator
tim siaga kesehatan reproduksi.

Tahapan Tindakan Operasional

Tindakan operasional dari rencana kesiapsiagaan dibedakan menjadi respon awal dan respon lanjutan.

1) Respon Awal
Penentuan tingkat wewenang penanganan bencana. Tingkat Kabupaten/Propinsi/Nasional :
a) Tim Siaga Kesehatan Reproduksi Propinsi PPK regional setempat
b) Tim Siaga Kesehatan Reproduksi Kabupaten
c) Tim Siaga Kesehatan Reproduksi PPK Pusat tidak tertangani
2) Mengintegrasikan tim siaga kespro ke dalam tim koordinasi Badan Penanggulangan Bencana.
3) Mobilisasi tim siaga kesehatan reproduksi untuk melakukan penilaian awal
Tahap Pasca Bencana
Kegiatan difokuskan pada upaya pemulihan kondisi kesehatan reproduksi.

1. Pelayanan Kespro Komprehensif 2. Kegiatan Pemulihan

a) KIA • Melakukan assessment untuk menilai kesiapan

b) KB pelayanan kesehatan reproduksi sesuai kondisi

c) IMS, HIV dan AIDS normal penanggung jawab: Koordinator bidang data

d) Kespro Remaja dan informasi

e) Kespro usia lanjut • Perencanaan pelaksanaan Kesehatan Reproduksi


f) Kasus kekerasan berbasis gender termasuk komprehensif terpadu.
kekerasan seksual
• Pelaksanaan Upaya Pemulihan Kesehatan
Reproduksi Operasionalisasi dari perencanaan
pelaksanaan kespro komprehensif terpadu.
Logistik Kespro

1. KIT Individu
2. KIT Bidan atau partus set
3. KIT Kesehatan Reproduksi (RH KIT)
KIT INDIVIDU
KIT KESEHATAN REPRODUKSI

1. BLOK 1 (KIT 0 – 5)
• Tingkat pelayanan Kesehatan primer atau tingkat pusat Kesehatan
• 10.000 orang untuk 3 bulan
2. BLOK 2 (KIT 6 – 10)
• Tingkat pusat Kesehatan atau pusat rujukan
• 30.000 orang untuk 3 bulan
3. BLOK 3 (KIT 11 dan 12)
• Tingkat rujukan
• 150.000 orang untuk 3 bulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai