Anda di halaman 1dari 76

PT.

PLN (Persero) UID Sumut


PT PLN (Persero) 1

Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TEORI DASAR LISTRIK


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Konduktor
 Konduktor merupakan bahan yg ikatan muatan
elektron-elektronnya terhadap inti atom sangat lemah
atau dikatakan mempunyai banyak muatan elektron
bebasnya, maka bahan tersebut dikatakan
“Konduktor”
 Dengan energi yang kecil saja muatan-muatan
elektronnya mudah terlepas dengan kata lain mudah Energi

menghantarkan listrik

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

3
Isolator
 Suatu bahan dimana ikatan elektron-elektron
terhadap inti atomnya kuat sekali
 Elektron-elektron tersebut apabila diberi energi dari
luar sulit untuk melepaskan ikatannya dengan kata
lain sulit menghantarkan listrik
Energi

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

4
Tahanan
 Isolator dapat dikatakan menghambat atau menahan
aliran listrik.
 Hambatan atau perlawanan bahan penghantar
terhadap aliran listrik ini disebut “Tahanan Listrik”
dengan simbol (R) dan dalam satuan OHM ()
 3 faktor yang mempengaruhi harga tahanan listrik
suatu bahan :
 Panjang bahan,
 Luas Penampang
 Temperatur Bahan
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

5
Faktor 1 : Panjang Bahan
 Semakin panjang konduktor, semakin besar
tahanan listrik

Dimana :
R = Tahanan kawat [ Ω/ohm]
l = Panjang kawat [meter/m]
ρ = Tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = Penampang kawat [mm²]

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

6
Faktor 2 : Luas Penampang
 Semakin kecil luas penampang konduktor semakin
besar tahanan listriknya

Dimana:
A = Luas penampang kawat
[ mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
J = Rapat arus [ A/mm²]
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

7
Faktor 3 : Temperatur
 Umumnya tahanan listrik suatu konduktor akan
bertambah bila temperatur konduktor naik.
Rt = Ro + αt
 Untuk mengukur besarnya tahanan listrik dapat
digunakan Multi meter dengan fungsi Ohm Meter

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

8
Tegangan
 Definisi : energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu muatan listrik (sebesar 1
Coulomb) dari sebuah kutub ke kutub lainnya yang
berbeda potensial
 Tegangan adalah perbedaan potensial listrik antara
dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan
dalam satuan volt (V)
 Tegangan mengukur energi potensial dari sebuah
medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran
listrik dalam sebuah konduktor listrik.
 Nilai untuk 1 volt adalah sama dengan 1 J/C
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

9
Tegangan
 Di PLN kategorikan menjadi : Tegangan Ekstra
Rendah, Rendah, Menengah, Tinggi, dan Ekstra
Tinggi
 Dalam perhitungan matematis :
(dari hukum Ohm) maka : V = I x R
 Alat Pengukur Tegangan dinamakan Voltage Meter
atau bisa juga mengukur memakai Multi Meter
(fungsi Volt meter)

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

10
Arus Listrik
 Definisi : muatan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu.
 Arah bergerak arus listrik searah dengan muatan
positif (proton) dan berlawanan dengan arah muatan
negative (electron)
 Arus listrik akan muncul ketika ada perbedaan
potensial yg menyebabkan bergeraknya muatan positif
dari potensial tinggi ke rendah atau bergeraknya
muatan negatif dari potensial rendah ke potensial
tinggi
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

11
Arus Listrik
 Secara matematis arus didefinisikan : I = dq/dt
 Jumlah muatan elektron yang mengalir melalui titik
tiap detik dapat mencapai jutaan elektron.
 Arus Listrik ditulis dengan simbol I atau i, yang
diambil dari bahasa perancis yaitu: Intensite.
 Dalam satuan SI untuk arus dinyatakan dalam
satuan ampere (A)

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HUBUNGAN HAMBATAN, TEGANGAN,


12 ARUS
 Bila kita lihat gambar 3, dimana 2 tangki air yang
sama dengan permukaan air yang berbeda, aliran /
arus pada gambar A akan lebih besar daripada gambar.
B.
 Gaya untuk mendorong air keluar dari tangki A lebih
besar dari tangki B. Besar kecilnya gaya tergantung
pada besar kecilnya perbedaan permukaan air.
A B

Gambar 3

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HUBUNGAN HAMBATAN, TEGANGAN,


13 ARUS
 Permukaan yang sama tapi dengan saluran yang
berbeda maka pada saluran yang panjang aliran air
lebih kecil daripada saluran yang pendek (gambar.
4).
 Karena gesekan atau hambatan dari saluran yang
panjang lebih besar dari pada gesekan atau
hambatan dari yang pendek.

Gambar 4
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HUBUNGAN HAMBATAN, TEGANGAN,


14 ARUS
 Hubungan antara besaran tahanan (R) dalam Ohm,
tegangan (V) dalam volt dan arus listrik (I) dalam
ampere, dapat dinyatakan dalam bentuk rumus
yang dikenal dengan hukum Ohm, yaitu :
1. I = V/R ……………………. Ampere.
2. V = I x R……………………. Volt.
3. R = V/I ……………………. Ohm.

I R

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

15
Resistor
 Komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk
menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan
tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang
mengalirinya
 Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon.

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

16
Kapasitor
 Pada dasarnya sebuah kapasitor merupakan dua keping
konduktor yang dipisahkan oleh suatu insulator (udara, hampa
udara atau suatu material tertentu).
 Satuan kapasitansi ini dinyatakan dengan farad (F).
 Secara umum hubungan antara muatan dan tegangan untuk
sebuah kapasitor dapat dituliskan sebagai :
q = C v (4.2)
dengan demikian arus i yang mengalir diberikan oleh:
i = dq / dt = C dv / dt (4.3)

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

17
Kapasitor

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

18
Induktor
 Komponen elektronik pasif yang dapat
menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus
dengan perubahan sesaat dari arus listrik yang
mengalir melaluinya :
V = L × dI/dt,
di mana V adalah tegangan listrik yang dihasilkan,
dI/dt adalah laju perubahan arus listrik, dan L
adalah sifat dari alat yang dinamakan induktansi.
Satuan SI dari induktansi adalah henry (H).

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

19
DAYA
 Satuan daya listrik dalam USCS dan sistem metrik
adalah Watt. Dalam satuan SI, satu Watt
didefinisikan sebagai “sesuatu yang sama dengan
kerja yang dilakukan pada laju satu joule setiap
detik”.
 Watt juga didefinisikan sebagai “energi yang
dikeluarkan atau kerja yang dilakukan oleh setiap
arus 1 amper yang tidak berubah yang mengalir
pada tegangan 1 volt”

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

20
Induktor
 Telah diketahui bahwa elektron yang bergerak atau
arus listrik yang mengalir akan menghasilkan medan
magnet. Kebalikannya untuk menghasilkan arus
listrik (arus induksi) perlu dilakukan perubahan
medan magnet.

Percobaan sederhana terjadinya


induksi diri pada inductor
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

21
DAYA
 P=V.I
dimana : P = daya dalam Watt.
I = arus dalam Amper.
V = tegangan dalam Volt.
 Rumus daya dapat jg dituliskan sebagai berikut :
Coulomb

Daya dalam watt = x Volt

detik

 Dalam perkataan lain, watt adalah ukuran laju muatan


listrik yang bergerak melalui suatu perbedaan potensial.
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

22
DAYA
 Dari hukum ohm V = I.R , dimana harga V
disubstitusikan kedalam persamaan daya diatas,
dapat diperoleh rumus baru sebagai berikut :
P = I. V. = I x I.R
P = I2 . R.
 Sedangkan bila harga I yang diganti dengan V/R,
maka akan diperoleh :
P = V . I. = V x V = V 2R

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

23
DAYA
 Daya listrik diukur dengan menggunakan wattmeter dengan pemasangan
sebagai berikut :

 Bila menemukan jenis wattmeter seperti pada gambar diatas maka dalam
menentukan harga sebenarnya setelah dirangkai dengan benar dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = CI x C V x T dimana CI x CV = K
S S
P=KxT

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

24
ENERGI LISTRIK
 Energi yang digunakan oleh alat listrik adalah
laju penggunaan energi (daya) dikali dengan
waktu selama alat tersebut digunakan
Daya x waktu = Energi
(Watt x Jam = Watt jam = wh)
Daya x waktu = Energi
(Watt x detik = Watt detik =
Joule)

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

25
ENERGI LISTRIK
 Untuk mengetahui berapa daya yang digunakan
selama waktu (t) detik dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
P = C (watt/put) x N (put) x 3600
t (detik)
 Dimana : C = Konstanta Kwh meter (wh / put)
 N = Jumlah putaran (put)
 t = Waktu untuk menempuh (n) putaran (detik)
 P = Daya dalam (watt)

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Segitiga Daya (Daya Semu, Daya Aktif, dan


26
Daya Reaktif)
 Bila pada diagram vektor tegangan masing-masing vektor
dikalikan dengan I, maka didapatkan segitiga daya.
 Dari segitiga ini kita dapatkan :
Cos  = P/S …………….  P = S . Cos 
Karena, S = U.I, maka : P = P.I.Cos , atau S2 = P2 + Q2
dimana ; Cos  disebut juga faktor daya (Power Factor)

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Daya Pada Rangkaian Dengan Beban Kombinasi R & XL


27

 Bila rangkaian terdiri dari kompbinasi R dan XL,


maka daya P yang ditunjukkan oleh watt meter
tidak sama dengan perkalian V dan I.
 Daya (P) yang ditunjukkan oleh watt meter disebut
daya aktif dengan simbul P dengan satuan watt
yaitu daya yang diperhitungkan terhadap unsur R.
P = I2 x R atau P = UR x 1

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Daya Pada Rangkaian Dengan Beban
28
Kombinasi R & XL
 Hasil kali U dan I disebut :
 Daya semu dengan simbul S dan satuan VA

S=VxI
 Daya semu dapat pula diperhitungkan terhadap I dan Z,

yaitu :
S = I2 x Z
 Unsur reaktansi induktif XL menghasilkan daya jenis ke
3 yang disebut :
Daya reaktif dengan simbol Q dan satuan VAR.
Q = I2 x XL, atau Q = UXL x I

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)

Daya Pada Rangkaian Dengan Beban


Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kondensator (C)
29

 Suatu rangkaian listrik dengan beban kondensator, alat


ukur watt meter menunjuk nol karena kondensator tidak
menyerap daya aktif. Sehingga Cos  = 0,  = 90  I dan
U berbeda phasa 90
 S2 = P2 + Q2, karena P = 0, maka S = Q,
maka Q = U x I, karena U = I. XC, dimana XC = 1/C ,
jadi : Q = I2 / C
dimana :  c = 2  fc
 = 3,14
f = Frekuensi Arus bolak-balik (Hz).
c = Kapasitas dari kondensator (Farad).
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

30
MAGNET DAN LISTRIK
 Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang
mempunyai suatu medan magnet
 Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap
atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini
ada hampir semuanya adalah magnet buatan
 Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub
utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S).
Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan
magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua
kutub.
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

31
Medan Magnet
 Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik
pada Satuan Internasional (SI) adalah Tesla dan SI
unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1
weber/m2 = 1 tesla, yang mempengaruhi satu meter
persegi.

Pola medan magnet pada pasir besi yang ditaburkan diatas kertas
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

32
Jenis-jenis Magnet
 Magnet Tetap; Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau
bantuan dari luar untuk menghasilkan daya magnet. Contoh :
Samarium-Cobalt Magnets dan Neodymium Magnets
(merupakan magnet tetap yang paling kuat)
 Magnet Tidak Tetap
Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik
untuk menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak
tetap adalah elektromagnet.
 Magnet Buatan
Bentuk magnet buatan antara lain: Magnet U, Magnet ladam,
Magnet batang, Magnet lingkaran dan Magnet jarum (
kompas)
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

33
Cara Membuat Magnet
 Menggosok magnet tetap dengan benda (besi)
secara searah
 Induksi magnet.
 Magnet diletakkan pada solenoida (kumparan
kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan
yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik searah
(DC).
 Bahan yang biasa dijadikan magnet adalah: besi
dan baja. Tapi besi lebih sering dipakai

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

34
Cara Menghilangkan Sifat Magnet
 Dibakar.
 Dibanting-banting.
 Dipukul-pukul.
 Magnet diletakkan pada solenoida (kumparan
kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan
yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik bolak-
balik (AC).

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

35
Elektromagnet
 Medan magnet dapat diproduksi oleh gerakan
muatan listrik, seperti arus listrik yang mengalir di
sepanjang kabel dan memberikan kenaikan pada
gaya magnetik
 Medan listrik dan medan magnet saling terkait,
dalam banyak hal, tidak mungkin untuk
memisahkan keduanya.

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

36
Kuat Medan Magnet
 Medan magnet adalah ruangan di sekitar kutub
magnet, yang gaya tarik/tolaknya masih dirasakan
oleh magnet lain
 Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan
magnet ialah kuat kutub yang menimbulkan medan
magnet dalam Ampere-meter
 R jarak dari kutub magnet sampai titik yang
bersangkutan dalam meter. dan H = kuat medan
titik itu dalam : atau dalam

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

37
Kuat Medan Magnet
 Lintasan kutub Utara dalam medan magnet
dinyatakan oleh garis singgungnya disebut Garis-
garis gaya.
 Untuk membuat pola garis-garis gaya dapat dengan
jalan menaburkan serbuk besi disekitar sebuah
magnet.

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

38
Kuat Medan Magnet
 Jumlah garis gaya tiap satuan luas yang tegak lurus kuat medan
disebut Rapat garis-garis gaya (Flux Density), dengan symbol =
B

 Kuat medan magnet di suatu titik sebanding dengan rapat garis-


garis gaya dan berbanding terbalik dengan permeabilitasnya.
Keterangan :
B = rapat garis-garis gaya.
= Permeabilitas zat itu.
H = Kuat medan magnet.
catatan : rapat garis-garis gaya menyatakan besarnya induksi
magnetik
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

39
Kuat Medan Magnet
 Medan magnet yang rapat garis-garis gayanya sama
disebut : medan magnet serba sama (homogen)

 Bila rapat garis-garis gaya dalam medan yang serba


sama B, maka banyaknya garis-garis gaya ( ) yang
menembus bidang seluar A m2 dan mengapit sudut
dengan kuat medan adalah : = B.A Sin Satuannya :
Weber.
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

40
Sifat Kemagnetan Benda
 Benda diamagnetik : ditolak Magnet. permeabilitas
relatif lebih kecil dari satu. Contoh : Bismuth, tembaga,
emas, antimon, kaca flinta.
 Benda paramagnetik : ditarik Lemah Magnet.
permeabilitas relatif lebih besar dari pada satu. Contoh :
Aluminium, platina, oksigen, sulfat tembaga dan banyak
lagi garam-garam logam adalah zat paramagnetik.
 Benda feromagnetik : sangat kuat ditarik oleh magnet
dan mempunyai permeabilitas relatif sampai beberapa
ribu. Contoh : Besi, baja, nikel, cobalt dan campuran
logam tertentu (almico)
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

41
Kumparan (Induksi Listrik)
 GGL terjadi jika kutub utara magnet didekatkan ke
kumparan. Jumlah garis gaya yang masuk
kumparan makin banyak. Perubahan jumlah garis
gaya itulah yg menyebabkan terjadinya
penyimpangan jarum galvanometer.

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

42
Induksi Magnet
 Teori I : Bila ada arus listrik mengalir pada sebuah kawat,
maka di sekitar kawat tersebut akan muncul medan magnet."

 Jika kawat berjajar dan mengalirkan arus dgn arah yg sama


maka besarnya medan magnet adalah penjumlahan vektor dari
medan magnet masing-masing kawat
 Besarnya medan magnet dalam solenoid yang memiliki lilitan
sebanyak N , panjang solenoid h dan dialiri arus sebesar I :

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

43
Induksi Magnet
 Teori kedua : Jika terjadi perubahan fluks magnet
pada sebuah sirkuit tertutup, maka dalam sirkuit
tersebut akan muncul gaya gerak listrik (GGL)
 Besarnya GGL adalah sama dengan laju perubahan
fluks magnet.

 Apabila kumparan berputar didalam medan magnit


atau sebaliknya medan magnit berputar didalam
kumparan, maka pada ujung-ujung kumparan tersebut
akan timbul gaya gerak listrik (tegangan).

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

44
Induksi Magnet
 Besarnya tegangan yang diinduksikan pada kumparan tergantung
pada :
 Kuat medan magnit
 Panjang penghantar dalam kumparan
 Kecepatan putar (gerakan)
 Karena formula dari pembangkitan tegangan secara induksi adalah
e = - N dΦ
dt
dimana : N = Banyaknya lilitan
dΦ = Perubahan medan magnit dt
dalam web/dt
Tanda minus (-) menunjukkan bahwa tegangan yang dibangkitkan
berlawanan arah dengan yang membangkitkan.
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

45
Prinsip dasar timbulnya ( GGL)

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

46
GENERATOR
 Generator adalah Mesin Pembangkit Listrik yang
berfungsi untuk mengubah energi mekanik dalam
bentuk putaran menjadi energi listrik
 Generator yang banyak digunakan dalam unit
pembangkit adalah generator synkron

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

47
Prinsip Kerja Generator
 Apabila rotor diputar (kumparan medan magnit), maka
akan mengakibatkan timbulnya GGL bolak - balik
pada kumparan stator, karena pada stator dipasang 3
(tiga ) buah kumparan yang masing-masing sumbu
kumparan ditempatkan berjarak 1200 , maka akan timbul /
dibangkitkan GGL bolak-balik 3 (tiga) phase.
 Medan magnit pada rotor timbul dengan mengalirkan
arus searah (DC) pada kumparan rotor yang bertujuan
untuk mendapatkan kutub - kutub magnit yang tetap dan
besar medan magnitnya dapat diatur, dengan mengatur arus
dan tegangan arus searahnya (DC).
 Generator 1 Phasa Generator 3 Phasa
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

48
Konstruksi Generator
 Generator terdiri dari 2 (dua) bagian utama yaitu
Bagian stationary (diam) disebut stator, terdiri dr :
 Rangka stator (stator frame)
 Inti stator (stator core)
 Kumparan stator (stator winding)
Bagian rotary (berputar) disebut rotor, terdiri dr :
 Inti rotor
 Kumparan rotor.

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

49
Kecepatan Putar
 Generator sinkron berarti bahwa frekuensi listrik yg dihasilkan
dikunci (locked-in)/sinkron pada rate mekanikal dari rotasi /
putaran generator dan sama dengan kecepatan putar medan
magnetik
 Frekuensi yang dihasilkan generator sinkron adalah :
 f = Ns . P
120
 Dimana : f = frekuensi listrik dalam Hz
 Ns = Kec sinkron (kec medan putar), putaran/menit.
 P = Jumlah kutub rotor.
 Daya listrik yang dibangkitkan oleh generator sinkron pada 50 Hz
dan 60 Hz, sehingga kecepatan putar rotor tetap tergantung kepada
(ditentukan oleh) jumlah kutub pada rotor.
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

50
Prinsip Kerja Generator DC
 Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah
generator diperoleh melalui dua cara:
 Menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan
induksi bolak-balik.
 Menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan 16/02/2024


Konstruksi Generator DC Pembangkitan Tegangan Induksi
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

51
Prinsip Kerja Generator DC

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)

Tegangan Rotor yang dihasilkan


Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

52
melalui cincin-seret dan komutator.

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

53
Jangkar Generator DC
 Belitan jangkar terdiri dr beberapa kumparan yg
dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap kumparan
terdiri dari lilitan kawat /lilitan batang.

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

54
Reaksi Jangkar
 Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari
sebuah generator saat tanpa beban disebut Fluks Medan
Utama
 Bila generator dibebani maka pd penghantar jangkar timbul
arus jangkar. Arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks
pada penghantar jangkar yg biasa disebut FIuks Medan
Jangkar

Medan Eksitasi Generator DC


Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

55
Reaksi Jangkar
 Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan
medan jangkar disebut reaksi jangkar. Reaksi
jangkar ini melemahkan tegangan nominal
generator

Medan Jangkar dari Generator DC dan


Reaksi Jangkar

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

56
Reaksi Jangkar
 Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal,
dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau
kutub bantu),

Generator dengan Kutub Bantu (a) dan


Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan
Kompensasi (b).
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

57
Generator AC 1 Phasa

Konstruksi Generator DC

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

58
Generator AC 1 Phasa
 Hubungan frekuensi, putaran dan pasang kutub
dapat dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu :
f = n x p
60
 Dimana :
 f = Frekuensi dalam Hz
 n = Putaran dalam RPM
 p = Jumlah pasang kutub

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

59
Generator AC 3 Phasa

Jenis Sambungan
Xs
a Va
-c If
-b U
Xs

Vb
b
S
c
-a
Xs

Vc
Generator 3 Phase
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

60
Gelombang AC 3 Phase
V
a b c

Va-c = V line
line

Va= Vph

-Vc
120 120
Vc-b

Vb
Vc
Vph  ph  3. Vph
Vp  p
Vb-a Vph 
3
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

61
MOTOR LISTRIK
 Mesin konversi elektro mekanis atau mesin listirk dinamis yang
berfungsi mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik
berupa putaran
 Jenis-jenis motor listrik dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
Motor arus searah
 Motor serie

 Motor shunt.

 Motor kompon.

Motor arus bolak-balik.


 Motor sinkron

 Motor asinkron (induksi).

 Khusus untuk motor arus bolak-balik berdasarkan jumlah phasa


dibedakan menjadi 2 (dua) :
 Motor 1 Phase
 Motor 3 Phase
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Konstruksi dan bagian-bagian motor listrik


62

 Motor Listrik AC terdiri dari 2 (dua) bagian


utama :
Stator : merupakan bagian dari motor listrik yang
tetap (tidak bergerak)
Rotor : merupakan bagian motor listrik yang
bergerak (berputar).
 Rotor sangkar (Squirrel Cage).
 Rotor lilit/gulungan (Wound rotor).

Konstruksi Stator Motor


Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
Induksi
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

63
Rotor Sangkar
 Konstruksi rotor sangkar terdiri dari sebuah inti baja yang
dilaminasi dan terpasang pada poros, didalam inti terdapat rotor
boxes yang biasanya terbuat dari aluminium atau tembaga
 Keuntungannya :
 Putaran tetap pada beban yang bervariasi.
 Pemeliharaannya sederhana.
 Secara mekanik sangat kokoh.
 Kerugiannya :
 Momen puntir pada waktu start jelek.
 Arus start tinggi.
 Variasi putarannya dapat dicapai dengan menggunakan mekanik
(gear box).

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

64
Rotor Lilit
 Terdiri dari banyak gulungan yg membuat selingan kecil dan
ujung - ujungnya dibawa keluar kerangkaian ring melalui
poros yang berhubungan. Slipring terbuat dari phospor
bronze, di slipring dipasang sikat arang yang
menghubungkan rangkaian luar keporos yang bergerak
 Keuntungannya :
 Putaran tetap pada beban yang bervariasi
 Dapat distart pada saat berbeban.
 Arus start rendah.
 Putaran dapat diatur melalui rangkaian luar.
 Kerugiannya :
 Sangat mahal
 Pemeliharaannya
Belajar & Menyebarkan bertambah
Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan karena ada sikat arang.
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

65
Rotor Sangkar dan Rotor Lilit

Rotor Sangkar Rotor Lilit/gulungan

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

66
Prinsip Kerja Motor Induksi
 Sumber tegangan 3 phase dihubungkan pada kumparan
stator, maka timbul medan putar dgn kecepatan Ns =
120 f / p, lalu medan putar tsb memotong batang
konduktor (rotor), akibatnya pada kumparan rotor
timbul GGL induksi sebesar 4,44 N2 f2 .
 Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup,
GGL (E) akan menghasilkan arus (I), adanya arus
didalam medan magnit menimbulkan gaya (F) pada
rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada
rotor cukup besar untuk memikul beban, maka rotor akan
berputar searah dengan medan putar pada stator.

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

67
Prinsip Kerja Motor Induksi
 Agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan berputarnya
rotor (Nr).
 Perbedaan kecepatan antara Nr dan Ns disebut Slip
(S) dinyatakan dengan :
Ns - Nr
S = ------------ x 100 %

Ns
f2 = frekuensi rotor  f2 = f1 x S  S = slip
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

68
Konstruksi Motor DC

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

69
Prinsip Kerja Motor DC

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

70
Prinsip Kerja Motor AC

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

71
TRANSFORMATOR
 Peralatan listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian
lain dengan menaikkan tegangan dari yang lebih rendah
ke yang lebih tinggi (Step-Up) atau sebaliknya dari yang
lebih tinggi ke yang lebih rendah (Step Down) dengan
tidak merubah frekuensi
 Perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder tergantung pada perbandingan lilitan antara
kumparan primer dengan kumparan sekunder
E1 V1 N1
-------- = -------- = -------- = a
E2 V2 N2

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

72
Trafo 3 Phasa
 Setiap sisi primer/sisi sekunder transformator tiga
phasa dapat dihubung menurut tiga cara yaitu:

Hubunga
Hubungan Hubungan
n
Delta Zig-zag
Bintang

 Didalam prakteknya hubungan bintang dan


hubungan delta paling banyak digunakan
Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan
PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

73
Trafo AC Beban Nol

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

74
Trafo AC berbeban

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

75
Trafo DC

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan


PT. PLN (Persero) UID Sumut
PT PLN (Persero)
Bidang Distribusi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

76
Trafo DC berasap

Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai – Nilai Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai