Penerapan atap hijau pada bangunann dapat memperbaiki kualitas udara. Tanaman tersebut
menyaring partikel udara pada daun ketika tanaman menyerap karbon dioksida dan
memancarkan oksigen. Dengan adanya CO2 juga dapat merangsang pertumbuhan
tanaman.
2. dioksida dapat digunakan sebagai bahan pemadam
kebakaran (fire extinguisher)
Karbon dioksida yang disemburkan pada api melalui
selang pemadam kebakaran tersebut akan segera
menyelimuti api, sehingga api tidak akan terkena
kontak dengan oksigen dan pembakaran akan terhenti
serta api pun dapat segera padam
3. Sampah memiliki efek yang cukup berbahaya berupa gas methan dan karbon 3. dioksida.
Ada beberapa metode untuk mengurangi dan memanfaatkan gas karbon dioksida yang
terkandung di dalam sampah tersebut, antara lain:
• Metode Penimbunan Darat
Penimbunan sampah dengan sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas
yang terbentuk. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluatr dari tempat penimbunan dan dibakar
di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
• Metode Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali
disebut daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, yang pertama adalah mengambil bahan
sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
membangkitkan listrik.
• Metode Penghindaran dan Pengurangan Sampah
Mengurangi sampah juga berarti akan mengurangi jumlah karbon dioksida pada lingkungan.
Metode pencegahan meliputi penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang
yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas
belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan
barang sekali pakai dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk
fungsi yang sama.
Hubungan Antara Green Building
Concept dengan Carbon Footprint
1. Efisiensi energi dan konservasi
Sebagian besar energi yang tersedia saat ini merupakan energi yang tidak
dapat diperbaharui dan pada tahap produksi maupun pemanfaatannya
menghasilkan CO2 yang cukup besar. Dengan menerapkan efisiensi dan
konservasi energi otomatis bangunan tersebut dapat menghemat emisi karbon
yang dihasilkan. Selain itu, menghemat emisi karbon dapat juga dilaksanakan
dengan cara menciptakan penyerap karbon yang menghilangkan karbon
dioksida dari atmosfer, mereduksi emisi gas rumah kaca.
Pada kriteria tata guna lahan terdapat beberapa aspek yang terkait langsung
dengan jejak karbon seperti kemudahan akses, meminimalkan penggunaan
kendaraan pribadi, mendukung penggunaan sepeda melalui penyediaan area
parkir khusus sepeda, adanya area landscape yang salah satu fungsinya
menyerap karbon.
3. Sumber dan siklus material
Pemilihan material yang ramah lingkungan juga terkait erat dengan
jejak karbon baik dari segi pembuatan material tersebut maupun
asal material (terkait dengan trasportasi). Semakin banyak
energi yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk, semakin
besar pula emisi karbon yang dihasilkan. Kriteria sumber dan siklus
material juga menyinggung masalah pengelolaan sampah dan
limbah B3 yang juga harus ditangani dengan baik, agar tidak
mencemari lingkungan dan menghasilkan jejak karbon.
4. Manajemen lingkungan bangunan
Kriteria ini mensyaratkan pemeliharaan dan operasional seluruh
sarana prasarana bangunan termasuk pengelolaan limbah
mengacu pada prinsip-prinsip ramah lingkungan dan sustainability
(berkelanjutan), agar bangunan tersebut dapat tetap berpredikat
green mulai dari dibangun sampai operasional dan
pemeliharaannya.
5. Konservasi air
6. Kualitas udara dan kenyamanan ruangan
Green Building Design of School of Art by CPG
Consultants