Anda di halaman 1dari 25

KASUS :SEVERE ACUTE

RESPIRATORY SYNDROME
 Sindroma Pernafasan Akut Parah adalah penyakit dengan
gejala :
 Demam tinggi di atas 38 derajat Celsius
 Batuk, sesak nafas, sukar bernafas
 Pernah kontak erat dengan pasien SARS dalam 10 hari sebelum
sakit
 Pasien SARS kadang-kadang juga menunjukkan gejala : Sakit
kepala, kaku otot, nafsu makan hilang, lemah, merah di kulit
dan diare.

Penyebab :
 SARS disebabkan oleh Virus yang masih diteliti jenisnya
(diduga Corona Virus) dan dapat menyerang semua umur,
terutama mereka yang kontak erat dengan pasien SARS. Oleh
karena itu SARS banyak menyerang petugas kesehatan yang
bekerja di rumah sakit yang merawat pasien SARS.
Penularan dan Masa Tunas
 SARS ditularkan melalui kontak erat dan
percikan yaitu dari percikan ludah, batuk atau
bersin pasien SARS yang bercampur dengan
udara dan terhisap oleh orang lain. Kontak erat
adalah orang yang merawat pasien SARS atau
orang yang tinggal serumah atau sering
berdekatan dengan pasien SARS. Masa tunas
rata-rata berkisar antara 2 – 7 hari, tetapi dapat
sampai 10 hari.
 Sekitar 80 % - 90 % pasien SARS akan sembuh
kembali, sekitar 10% menjadi parah sakitnya
dan sekitar 4 % meninggal dunia. Pasien SARS
yang menjadi parah adalah mereka yang berusia
lanjut dan menderita penyakit lain.
Insiden :
 Pertama kali dilaporkan adanya SARS pada 16
Nopember 2002 – 11 Februari 2003 di RRC
Guangdong. Yang kemudian menyebar ke
Hongkong, Vietnam dan Singapura pada tanggal 11
Februari 2003. Tanggal 15 Maret 2003 dinatakan
sebagai ancaman global.
 Sampai tanggal 3 April 2003 dilaporkan ada 17
negara/wilayah yang melaporkan adanya pasien
SARS (WHO, 2003), yaitu :
 Canada, Amerika Serikat dan Australia
 Inggris, Irlandia, Belgia, Jerman, Perancis, Swiss,
Italia, Spanyol
 RRC, Taiwan, Hong Kong
 Singapura, Vietnam dan Thailand
 Sampai dengan tanggal 3 April 2003, jumlah
SARS di Dunia yang dilaporkan 2223 orang dan
78 orang meninggal (WHO, 2003). Hingga
tanggal 3 April 2003 belum ditemukan adanya
pasien SARS di Indonesia meskipun ada
beberapa orang yang dilaporkan semula diduga
tertular SARS.

Gejala- Gejala :
 Panas mendadak (> 38ºC )
 Batuk-batuk
 Sukar bernafas/nafas pendek
 Sakit kepala, kaku otot, kehilangan nafsu
makan, lemah, bercak merah pada kulit,
konfusio, dan diare
 Riwayat kontak erat dengan pasien SARS
 Riwayat melakukan perjalanan ke tempat yang
dilaporkan adanya SARS

Pencegahan :
 Menghindari kontak erat dengan pasien SARS
 Jika harus berhubungan dengan pasien SARS
agar menggunakan masker.
 Berhati-hati dan waspada jika mengunjungi
negara/wilayah terjangkit, yaitu dengan
menghindari tempat yang berisiko penularan,
menghindari kontak erat dengan pasien dan
mengenakan masker jika berada ditempat
dimana berkumpul banyak orang.
 Meningkatkan daya than tubuh, menjaga
kesehatan, dan menjaga kebersihan.
 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO)
merekomendasikan agar untuk sementara tidak
berkunjung ke Hong Kong dan Guangdong.
 Vaksin untuk pencegahan SARS belum ada.
 Sedapat mungkin menggunakan peralatan sekali
pakai dalam pengobatan. Jika peralatan akan
digunakan lagi harus disterilkan sesuai dengan
ketentuan. Alat yang telah dipakai harus
dibersihkan dengan antiseptik

Tindakan Pengobatan :
 Pasien SARS harus segera dibawa ke rumah sakit
untuk dirawat. Di rumah sakit, pasien SARS dipisah
dari pasien lainnya dan dojkter serta perawat yang
merawat perlu memakai masker dan pelindung
lainnya untuk mencegah penularan.
 Pengobatan yang diberikan adalah engobatan
penunjang, yaitu :
 Pengobatan untuk mengatasi demam dan sesak
nafas
 Pemberian oksigen, makanan seimbang dan cairan
 Meskipun obat yang spesifik untuk SARS belum
tersedia tetapi dengan pengobatan penunjang yang
tepat, lebih dari 90 % pasien SARS akan sembuh
dan pulih kermbali.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Definisi : Suatu keadaan dimana individu tidak
mampu mengeluarkan sekresi secara adekuat dari
jalan pernafasan untuk mempertahan jalan udara
tetap bebas
Faktor pendukung/penyebab :
 Menurunnya energi/kelemahan tubuh
 Infeksi trakheobronkhial
 Meningkatnya sekresi jalan nafas
 Kekentalan sekresi jalan nafas

Data Pendukung
a. Ronchi
b. Sesak nafas
c. Pernafasan >24 kali/menit
d. Batuk dengan atau tanpa sputum
e. Sianosis
f. Dispnea
g. Denyut nadi > dari 80 kali/menit
Tujuan :
Klien akan mempertahankan saluran pernafasan tetap bebas
tanpa adanya bunyi nafas tambahan,
Dengan kriteria ( hasil yang diharapkan) :
a. Batuk efektif
b. Ronchi neg.
c. Bunyi nafas vesicular pada semua lapangan paru
d. Analisa gas darah dalam batas normal.
e. Frekuensi nafas dalam batas normal

Intervensi :
A. Mandiri :
 Kaji tanda-tanda vital terutama pernafasan dan denyut radial.
 Auskultasi bunyi nafas, kemungkinan adanya bunyi nafas
tambahan.
 Latihkan untuk batuk efektif
 Berikan posisi baring yang nyaman misalnya tirah bareing
dengan posisi fowler
 lakukan fisioterapi dada (jika tidak ada
kontraindikasi)
 lakukan suction(penghisapan)
 Berikan minum 1500 ml – 2000ml
 B. Kolaborasi :
 Pemberian oksigen
 Pemberian obat-obat (mukolitik,ekspektoran,
bronchodilator)
 Pemeriksaan X-Ray, Laboratorium : AGD.
 Tindakan bronchoscopy.

2. Pola Nafas tidak efektif


Definisi : Keadaan dimana pola inhalasi dan atau
ekshalasi individu tidak memberikan ventilasi
yang adekuat.
Faktor-faktor pendukung/Penyebab :
a. Penurunan ekspansi paru ( akumulasi udara atau cairan)
b. Proses inflamasi pada paru-paru.
c. Obstruksi trakheobronkhial
d. Hipoksia

Data Pendukung :
 Sesak nafas.
 Batuk.
 Pernafasan > 24 kali/menit.
 Retraksi otot interkostal
c. Vocal fremitus.
d. Penggunaan otot-otot asesoris.
e. Nilai AGD abnormal ( N : P02 : 75-100mmHg, PCO2 : 35-
45 mm Hg, pH 7.35-7.45 )
f. Sianosis.
g. Batuk
Tujuan :
Klien akan mempertahankan pola respirasi secara efektif
dengan AGD dalam batas normal, dengan kriteria/hasil
yang diharapkan :
a. Klien bebas dari sianosis.
b. Bebas dari adanya hipoksia
c. Frekuensi pernafasan dalam batas normal.
d. Nilai AGD dalam batas normal.

Intervensi :
A. Mandiri :
 Identifikasi penyebab/factor pencetus.
 Monitor fungsi respirasi.
 kaji tanda-tanda vital.
 Auskultasi bunyi nafas, misalnya berkurang/hilangnya
bunyi nafas dilobus/segmen tertentu.
 Auskultasi fremitus vocal.
 Berikan posisi semi fowler/tinggikan tempat
tidur bagian kepala.
 Ajarkan batuk efektif.
 B. Kolaborasi :
 Foto thoraks.
 Monitor AGD.
 Pemberian oksigen terapi.
 Pemberian humidifier

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan


Definisi : Suatu keadaan dimana individu
mengalami intake nutrisi kurang dibandingkan
kebutuhametabolisme tubuh
Faktor-faktor pendukung/penyebab :
a. Ketidakmampuan menguyah dan menelan
b.Peningkatan metabolisme akibat factor aktifitas
dan kondisi fatologis.

Data pendukung :
a. Kehilangan berat badan 20% atau lebih
dibawah berat badan ideal.
b. Dilaporkan intake makanan tidak adekuat
kurang dari porsi yang direkomendasikan
c. Kelemahan otot yang berhubungan dengan
aktifitas mengunyah dan menelan.
d. Berkurangnya nafsu makan.
e. Menurunnya tonus otot
f. Konjunctiva nampak pucat.
g. Rambut nampak jarang dan kering.

Tujuan :
 Klien akan mendemonstrasikan berat badan
tetap stabil (Berat badan ideal), dengan
kriteria/Hasil yang diharapkan :
a. Klien akan menghabiskan setiap porsi makanan
yang disediakan.
b. Peningkatan berat badan minimal 0.5
kg/minggu.
c. Tonus otot rangka baik.
 d. Konjunctiva nampak agak kemerahan (normal).

Intervensi ;
A. Mandiri :
 Tentukan kalori harian yang realistic dan adekuat.
 Timbang berat badan setiap hari.
 Porsi makan kecil tapi sering.
 Makan bervariasi, disajikan hangat dan sesuai
selera (bila tidak ada pembatasan diet).
 Ciptakan suasana yang menyenangkan, rileks
saat makan.
 Rencanakan makan bersama keluarga (jika
dimungkinkan)
 Pertahankan kebersihan mulut.
4. Penurunan kemampuan rawat diri :
Mandi/ kebersihan, berpakaian, Makan,
Eliminasi.
 Definisi : Keadaan dimana individu mengalami
ketidakmampuan melakukan aktifitas kebersihan
diri/mandi, dan atau berpkaian, dan atau makan,
dan atau eliminasi secara sempurna.

Data pendukung :
a. Tidak mampu membersihankan diri
sendiri/mandi.
b. ketidak mampuan menyediakan peralatan
kebutuhn mandi/kebersihan.
c. Ketidakmampuan menggunakan pakaian dengan
rapih.
d. Tidak mampu makan sendiri/ memasuk-
kan makanan kedalam mulutnya.
e. Tidak mampu ke toilet.
f. Tidak mampu duduk dan berdiri di toilet

Faktor-faktor Pendukung/Penyebab :
a. Intoleransi aktifitas.
b. Penurunan kekuatan tubuh.
d. Ketidaknyamanan.
e. Gangguan persepsi/ kognitif
i. Hambatan mobilitas.
Tujuan :
Klien akan melakukan aktifitas rawat diri dalam tingkat
kemampuan optimal/adekuat, dengan kriteria/hasil yang
diharapkan :
a. Klien melakukan aktifitas sehari-hari tanpa bantuan.
- Mandi/kebersihan tanpa bantuan
- Perpakaian dengan rapih tanpa bantuan.
- Makan dan minum tanpa bantuan
- Melakukan aktifitas eliminasi tanpa bantuan.
b. Menggunakan tehnik-tehnik aktifitas yang tepat dalam aktifitas
rawat diri.

Intervensi :
A. mandiri :
 Kaji tingkat kemampuan klien hubungan aktifitas rawat diri.
 Hindari melakukan sesuatu pada klien bila ia mampu
melakukan sendiri.
 Berikan dukungan bila klien berusaha
melakukan aktifitas secara mandiri.
 Bantu klien memenuhi kebutuhan aktifitas
rawat diri.
 Ajarkan klien menggunakan alat Bantu
aktifitas.
 Libatkan keluarga dalam aktifitas rawat diri
klien.

5. Intoleransi aktifitas
Definisi ; Penurunan dalam kapasitas fisiologis
seseorang untuk melakukan aktifitas sampai
tingkat yang diinginkan atau yang diperlukan.
Faktor pendukung/Penyebab :
 berhubungan dengan transfortasi oksigen
 Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
 Berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi
 berhubungan dengan penurunan transfortasi oksigen

Data Pendukung :
Selama aktifitas klien ;
 kelemahan
 pusing
 sesak nafas
 keletihan akibat aktifitas
 frekuensi nafas > 24 kali/menit
 frekuensi nadi > 80 kali/menit
 pucat/sianosis
 kebingungan
 vertigo.
Tujuan :
 Klien akan mampu melakukan aktifitas tanpa keluhan
kelelahan/sesak nafas.
 Hasil yang diharapkan :
 Tanda vital dalam batas normal bila beraktiftas

 Tidak ada keluhan sesak nafas bila beraktifitas

 Tidak ada keluhan kelelahan bila beraktifitas

Intervensi
Mandiri ;
 kaji respon individu terhadap aktifitas
 Monitor tanda-tanda vital
 hentikan aktifitas bila ada keluhan
 Batasi aktifitas (intensitas, frekuensi, dan lamanya
aktifitas)
 Lakukan latihan aktifitas secara bertahap
 Ajarkan klien metoda penghematan energi
untuk aktifitas : sambil duduk saat
melakukan aktifitas, istirahat yang cukup
 Hentikan aktifitas bila keletihan, sesak
nafas.
 Kolaborasi ;Rujuk
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai