Anda di halaman 1dari 15

KORIOAMNIONITIS

PENDAHULUAN

Korioamnionitis merupakan infeksi akut pada


cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion
disebabkan terutama oleh bakteri

Korioamnionitis dihubungkan dengan


ketuban pecah dini dan persalinan lama

Bakteri penyebabnya biasanya polimikrobial


dan biasanya mencakup bakteri fakultatif dan
anaerob
• Batasan penulisan ini membahas mengenai definisi,
Bata epidemiologi,etiologi, faktor risiko, patofisiologi,
san diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis
Mas korioamnionitis.
alah

• Tujuan penulisan ini adalah untuk menambah


Tuju pengetahuan pembaca dan penulis mengenai
an
Penu korioamnionitis
lisan

• Referat ini ditulis dengan menggunakan


Met metode tinjauan pustaka yang merujuk dari
ode
Penu berbagai literatur.
lisan
DEFENISI EPIDEMIOLOGI

Korioamnionitis atau  insiden korioamnionitis adalah


infeksi intra uterin 0,5-2% dari semua persalinan
merupakan infeksi kronis  ketuban pecah dini, sekitar 25%
pada cairan ketuban,
 Insiden chorioamnionitis adalah
janin dan selaput 5-7% kehamilam aterm
korioamnion yang
disebabkan oleh bakteri.  25% dari partus preterm
Bakterial vaginosis yang
mencakup spesies Bacteroides, Korioamnionitis adalah
Fusobacterium, Gardnerella Streptokokus hemolitikus, yang
vaginalis dan M. Hominis. sejak tahun 1930-1949 disebut
Bakteria fakultatif yang sering Streptokokus serta hemolitikus
ditemukan adalah Streptococcus (Grup B).
grup B dan E. Coli.

Etiologi

Gibbs tahun 1982 dalam air ketuban


Bakteri lain seperti dengan korioamnionitis hasil
Streptokokus anaerobik, Bacteriodes Sp (25%), Gardnerella
Chlamydia trachomatis, vaginalis (24%), grup β streptokokkus
Mycoplasma dan Cytoplasma (GBS) (12%), streptokokus aerobik
jenis lain (13%), E coli (10%), dan
dan Cytomegalovirus Gram negatif lain (10%).
Faktor resiko
 Ibu yang hamil di usia  Nuliparitas (karena
muda memiliki perilaku nuliparitas akan
yang relatif kurang baik meningkatkan lama
dalam menjaga higiene waktu persalinan),
urogenitalnya, sehingga persalinan prematur,
meningkatkan risiko ketuban pecah dini,
bakterial vaginosis, infeksi pemeriksaan vagina
saluran kemih, dan infeksi dengan jari, kateter
asendens. intrauterin, dan infeksi
urogenita
Patofisiologi
 Korioamnionitis terjadi Neonatus yang lahir dari ibu
akibat infeksi asenden dengan korioamnionitis
mikroorganisme dari
 <24 jam= bakteremia
serviks dan vagina setelah
terjadinya ketuban pecah  >24 jam= 17% neonatus
dan persalinan. menderita bakteremia
 Infeksi transplasental yang
merupakan penyebaran
hematogen
Patofisiologi
Organisme penyebab infeksi menyebar pertama kali ke
dalam ruang korio desidua, beberapa kasus dapat
melintas melalui membran korioamnion yang masih utuh
dan masuk ke dalam cairan amnion,menyebabkan infeksi
pada janin
Diagnosis
Dua dari enam =
Sepsis meningkat
pada neonatal

takikardia ibu takikardia janin


Demam (>120x/menit) (>160x/menit)

leukositosis ibu
cairan ketuban uterus teraba
(leukosit
berbau atau tegang 15.000-18.000
tampak purulen sel/mm3
Pemeriksaan Serum CRP (C-reative
mikroskopis atau kultur protein) maternal

Diagnosis

Deteksi asam organik


Pemeriksaan esterase bakterial dengan
leukosit cairan amnion kromatografi gas-cairan
Tatalaksana
 Antibiotik cefoxitin (4x2gr), cefotetan (2x2gr), piperasilin
atau mezlocilin (4x3-4gr), ampisilin sulbaktam (4x3gr),
tikarsilin/klavulanat (4x3gr)
 Cairan amnion berbau busuk, terapi kombinasi yang
terdiri dari penisilin atau ampisilin, aminoglikosida dan
agen anaerob seperti klindamisin (3x900gr) sebaiknya
digunakan. Dosis ampisilin yang digunakan adalah 2 gr tiap
4 atau 6 jam, gentamisin 1,5mg/kg tiap 8 jam
 Persalinan sebaiknya pervaginam
 jika ada indikasi dapat dipertimbangkan perabdominal
Komplikasi
KOMPLIKASI MATERNAL KOMPLIKASI FETUS

Chorioamnionitis dapat  Kematian fetus


meningkatkan 2-3 kali lipat
persalinan secara  Sepsis neonates
perabdominan dan 2-4 kali  Respon fetus terhadap
lipat terjadinya infeksi yang disebut Fetal
endomyometritis, infeksi Inflammatory Response
perlukaan, abses pelvik, Syndrome (FIRS)
bakteremia, dan post
partum hemorragic.
Prognosis
 Mortalitas perinatal yang signifikan, terutama pada
neonatus dengan berat lahir rendah.
 Peningkatan 3-4 kali lipat kematian perinatal diantara
neonatus dengan berat lahir rendah yang dilahirkan oleh
ibu dengan korioamnionitis
 Peningkatan kejadian respiratory distress syndrome
(RDS), hemoragia intraventrikular, dan sepsis neonatal.
 Mortalitas maternal
Kesimpulan
 Korioamnionitis atau infeksi intra uterin merupakan infeksi akut
pada cairan ketuban, janin dan selaput korioamnion yang
disebabkan oleh bakteri.
 Periode ketuban pecah yang lama merupakan faktor risiko yang
paling tinggi peranannya dalam patogenesis korioamnionitis.
 Makin lama jarak antara ketuban pecah dengan persalinan,
makin tinggi pula risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.
 Tatalaksana pada wanita dengan korioamnionitis biasanya
dengan terapi antimikroba dan janin dilahirkan tanpa
memandang usia gestasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai