kemenkes
PRAKTEK
PENSTAFFAN
1. Detria Sholina Putri 4. Imas Herawati
2. Dioba Sadewo 5. Radah Fitriani
3. Fiona Amante 6. Riski Putriani
KASUS
Hasil pengumpulan data pada tanggal 01 April 2023 dari ruangan
bedah Rumah sakit XYZ yang memiliki kapasitas tempat tidur 24
buah, dengan Bed occupancy Rate (BOR) = 70%. Adapun
kondisi pasien pada ruangan tersebut, sebagai berikut:
• 35,3% dengan kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi dengan terapi Naso Gastric Tube (NGT),
terapi intravena, dan observasi tanda-tanda vital setiap kurang dari 1 jam; 47,1% dengan
observasi tanda-tanda vital setiap empat jam dan membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun
tempat tidur; dan 17,6 % mampu naik turun tempat tidur, ambulasi dan berjalan sendiri.
LANJUTAN
• Klasifikasi Ketenagaan perawat:
a.S1 Keperawatan/Ners = 1 orang
b.DIII Keperawatan = 14 orang
• Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu: 73 hari (hari minggu/libur = 52 hari) (untuk hari sabtu
tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga
sebaliknya), hari libur nasional =13 hari, dan cuti tahunan 8 hari).Tahun 2024 di Indonesia terdapat 17 hari libur
nasional (14 hari jika tidak termasuk hari minggu) dan 10 hari cuti bersama. Total ada 24 hari libur nasional dan cuti
bersama. Sedangkan cuti tahunan perawat mendapat hak 12 hari cuti.
Jawab
Menentukan jam keperawatan yang di butuhkan
lanjutan I. Keperawatan langsung
kerja efetif 5 hari maka 40/5 = 8 Terdapat 17 pasien, maka 17 x 1 jam = 17 jam
• Jumlah tenaga kerja yang Terdapat 17 pasien, maka 17 x 0,25 jam = 4,25 jam
dibutuhkan disatu unit harus Jadi total jam yang dibutuhkan pasien :
ditambah 20% (untuk antisipasi
3+24+36+17+4,25= 84,25 jam
kekurangan/cadangan)
Rata-rata jam perawatan pasien yaitu = 84,24 jam/ 17 pasien = 4,95 jam/pasien/hari
• Perbandingan profesional Jadi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan
berbanding dengan vokasional = 4,95 x 17 x 365 = 30.714,75 = 15,8 atau 16 perawat secara keseluruhan yaitu 16 + 3 = 19
(365- 88) x7 jam 1.939 perawat.
55% : 45 % Cadangan diperlukan 20% x 16 = 3 perawat cadangan Perbandingan perawat profesional dan
vocasional 55% : 45% = 10 : 9
Metode Swansburg
Menurut Wastler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan pembagian proporsi dinas dalam satu
hari yaitu:
pagi : siang: malam = 47% : 36% : 17%
Jawab:
Pada kasus diketahui
Pembagian Tanaga perawat pada setiap Shift Dinas:
Pagi : 6 orang (termasuk 1 orang kepala ruangan merangkap ketua tim dan 1 orang ketua tim)
Sore : 6 orang
Malam : 3 orang
Menurut metode douglas dibutuhkan 10 perawat/hari, metode gillies dibutuhkan 19 perawat/hari dan metode
swansburg dibutuhkan 14 perawat/hari.
Pada metode douglas kuantitas perawat dikatakan cukup karena hanya membutuhkan 10 perawat. Sedangkan pada
metode gillies perawat yang ada pada kasus kurang dari kebutuhan. Pada kasus diketahui perawat ada 15 orang
sedangkan menurut gillies dibutuhkan perawat tetap 16 orang dan perawat cadangan 3 orang. Dalam penerapan metode
swansburg jumlah perawat pada kasus cukup namun pembagian persentase dinas pagi sore dan malam sebaiknya 7
perawat pagi, 5 perawat sore dan 3 perawat malam.
LANJUTAN
Secara kualitas perawat dalam ruangan tersebut sangat kurang perawat profesional
(ners), berdasarkan kasus diketahui:
Klasifikasi Ketenagaan perawat:
a.S1 Keperawatan/Ners = 1 orang
b.DIII Keperawatan = 14 orang
Dari data diatas perbandingan ners dan perawat vokasi yaitu 1 : 14 orang, sedangkan
perbandingan perawat ners dan vokasi yang ideal yaitu 55% : 45 % atau pada kasus yaitu
sebaiknya terdapat 10 org perawat profesional dan 7 orang vokasi (menurut metode
gillies).
Karena kekurangan tenaga perawat yg profesional yaitu hanya ada 1 dalam ruangan
tersebut dan perawat ners tsb juga merangkap menjadi katim, maka dikatakan kualitas
perawat ruangan pada kasus tersebut kurang.
TERIMA KASIH