Anda di halaman 1dari 65

PRA-ANALITIK – POST

ANALITIK PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI

OLEH: I WAYAN BAGUS ADIGUNAWAN, S.Tr.Kes


CURICULUM VITAE
⬢ I WAYAN BAGUS ADIGUNAWAN,
RIWAYAT PENDIDIKAN
S.Tr.Kes
⬢ DIII Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar (2015-2018)
⬢ DIV Alih Jenjang Analis Kesehatan Poltekkes Surabaya (2018-2019)

RIWAYAT PEKERJAAN
⬢ Tenaga pendidik SMK Kesehatan Bali Medika (2019-2020)
⬢ ATLM Laboratorium Niki Diagnostic Center (2020-Sekarang)
⬢ Research Assistant Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa
(2020-2021)
⬢ ATLM RSUD Bali MANDARA (2021-Sekarang)

PENGALAMAN ORGANISASI
TEMPAT, TANGGAL LAHIR
⬢ Ikatan Keluarga Mahasiswa Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar (Ketua 2017/2018)
Denpasar, 18 September 1997
gunawanbagus92@gmail.com ⬢ DPW PATELKI Bali (Bidang Ilmiah, Penelitian dan Pengembangan IPTEK) (2021-sekarang)
PENGALAMAN PEMATERI
⬢ Usaha dan Peran Serta Mahasiswa Sebagai Calon ATLM dalam Penegakkan Diagnosis
Berbasis ELISA dan Rapid Test Dalam Persiapan New Normal Laboratorium 2
PRA-ANALITIK – POST ANALITIK
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

1 OVERVIEW

2 PRA ANALITIK

3 ANALITIK

4 POST ANALITIK

3
OVERVIEW
HEMATOLOGY LABORATORY

Routine Hematology Coagulation Body Fluids

PT, aPTT, Bleeding Time, Clotting Time, Synovial fluid analysis, cerebrospinal
Complete Blood Count, ESR, Diffcount,
D-Dimer, Fibrinogen, fluid analysis
Blood smear, Morphology
Hematology Analyzer, Clinical Chemistry Hematology Analyzer, Clinical Chemistry
Hematology Analyzer, ESR Analyzer
Analyzer Analyzer

Detect:
Haematology Disorders, Infections, Monitor clotting factors,
Coagulation disorders
OVERVIEW

Screening

Diagnosis

Monitoring

Prognosis
Representative Lab Results
OVERVIEW
OVERVIEW

a. Kesalahan Diagnosis
b. Tambahan
Pemeriksaan yang
tidak seharusnya
c. Kesalahan
pengambilan
keputusan
d. Kesalahan/
Keterlambatan terapi
e. Peningkatan cost
f. >TAT
g. Length of stay

Preventable

Source: Sohaib, et al, 2020


PRA ANALITIK
Source: Sohaib, et al, 2020

Source: Kricha, et al, 2021


PRA ANALITIK

Source: Arul, Pitchaikaran, 2020


PRA ANALITIK
PRA ANALITIK
Incomplete Laboratory Request Forms Wrong Patient Identification
• Permintaan uji laboratorium
yang paperbase berisiko diisi
secara tidak lengkap, ditaruh
pada box sampling yang
salah atau hilang.

• Formulir permintaan Source: Valenstein et al, 2006


pemeriksaan harus lengkap
berisi Identitas
pasien,diagnosis/keteranga
n klinis, pemeriksaan yang
diminta, nama dan tanda
tangan dokter penanggung
jawab.

• Catatan tingkat urgensi Encourage the use of at least two identifiers (name and
date of birth) to verify a patient's identity
• Missidentification
• Wrong sample
PRA ANALITIK
Wrong Labeling of the Containers Patient Preparation
*Usually there is no special preparation necessary for a complete blood
count.
Diet
• CBC: Glucose and lipid content of the blood increase in individuals who eat within 2 hours or less
before drawing the blood sample. Elevated triglyceride levels show the existence of chylomicron and
VLDL these lipoprotein particles can be counted as platelet, even as red blood cell or white blood cell
leading to obtaining falsely elevated results. It can affect MCV, MCHC, HCT results in high
concentration. (Turkish Biochemical Society. 2020)
• PT APTT: Blood collection should not be performed after the patient has eaten fatty foods to avoid the
formation of cylomicrons in the plasma which can affect the absorbance when reading on the device.
Smoking
• CBC: smoking can cause an increase in leukocyte count. The long duration of smoking causes
increases in hemoglobin level
• PT APTT: Smoking can affect the ability of platelet aggregation and plasma proanticoagulants..
Cigarette smokers tend to have shorter PT, and INR values
Stress
• CBC: Anxiety and particularly crying of children during blood collection can cause increase in
leukocyte count
• PT APTT: Stress conditions can increase acute phase proteins such as vWF, factor VIII and
fibrinogen.
Alcohol
• CBC: consumption of alcohol causes reductions of haemoglobin, RBC, WBC, haematocrit and
significant elevations in MCV and MCH among alcoholics.
• PT APTT: Prothrombin time and activated partial thromboplastin time values were significantly higher
among heavy alcoholics compared to non-alcoholics. Alcohol consumtion have a negative effect on
the liver with attendan negative impact on the synthesis of coagulation factors (Emmanuel, et al.
2020).
Source: Valenstein et al, 2006
Drugs
• PT APTT: Warfarin typically prolongs the PT alone, but at high levels warfarin can prolong both tests. Heparin typically
prolongs the aPTT alone (because PT reagents contain heparin-binding agents that block heparin effect), but at high levels
heparin can prolong both tests.
Exercise
• CBC: It is reported that WBC, monocyte and lymphocyte values increase and decrease neutrophil, eosinofil.
• PT APTT: PT and APTT showed significant decline after the exercise indicating activation of the coagulation cascade which may
lead to hypercoagulability
PRA ANALITIK
• Pemilihan Lokasi Sampling

1. Pemilihan lokasi sampling


berkontribusi terhadap kualitas
sampel dan keberhasilan
pengambilan sampel

2. Vena yang umum dipilih mediana


cubiti (mudah diakses, superfisial,
trauma kecil, paling nyaman untuk
pasien)

3. Pilihan kedua yaitu vena


cephalica, selanjutnya vena
basilica

Clean Venipuncture Source: Maria, et al. 2018


Laboratory of Clinical
Chemistry and Hematology

Giuseppe Lippi, MD,1* Paola Avanzini, PhD,1 Rosalia Aloe, PhD,1 Gianfranco Cervellin, MD
DOI: 10.1309/LM2XCV5SQML1ONTM
Speciment Collection
• Persiapan Lokasi Penusukan • Waktu dan lokasi pemasangan tourniquet

1. Tourniquet dipasang 3-4 inchi di proximal vena.


2. Lama pemasangan < 1 menit.
3. Pemasangan terlalu lama – hemokonsentrasi –
meningkatkan kadar fibrinogen, faktor VII, VIII, XII,
Alkohol sirkular mengaktivasi sel endothelial dan fibrinolisis.
Tunggu kering

Clean veni puncture - Pengambilan darah


harus dilakukan tanpa reposisi/tanpa trauma dan
selama penampungan, darah harus mengalir
dengan lancar.
Torniquet
Melike Cengiz1,2,*, Pinar Ulker2, Herbert
J. Meiselman3 and Oguz K. Baskurt2
Faktor Penyulit Flebotomi
• Perhatikan Penyulit dalam Flebotomi
1. Pasien Luka Bakar rentan infeksi  Hindari area
yang terbakar
2. Pasien Edema  Terdapat akumulasi cairan
abnormal intraseluler  vena sulit diraba, risiko
kontaminasi
3. Pasien Hematoma  Jika terpaksa, pengambilan
darah dilakukan pada area distal dari lokasi
hematoma
4. Pasien post mastektomi  lymphostatisrisiko
infeksi, perubahan komposisi cairan tubuh dan
analit dalam darah
5. Pasien dengan Hemodialisa  punggung tangan
atau kaki
6. Pasien yang terpasang infus  darah diambil pada
tangan yang tidak terpasang infus, jika terpaksa
infus di stop minimal 2 menit. Kemudian
pengambilan darah dilakukan pada 2 tabung, tabung
pertama dibuang – tabung kedua digunakan untuk
pemeriksaan
Vascullar Access Device
• Close System dan Syringe Disposable

• Needle Size untuk Flebotomi direkomendasikan dengan ukuran 19


sampai 21 G

• Jarum 19 – 21 G biasanya digunakan untuk vena antecubital besar


dan 23 G atau lebih kecil untuk vena sekunder

• Terdapat konsensus umum bahwa darah harus diambil dengan hati-


hati untuk menghindari tekanan berlebih atau shear stress, yang
berhubungan dengan kerusakan atau pecahnya sel darah terutama
eritrosit

• Masalah utama yang dihadapi adalah saat menggunakan jarum


berukuran kecil dengan gaya vakum yang besar dari tabung dapat
mengakibatkan tegangan geser eritrosit yang meningkatkan risiko
hemolisis secara in vitro

• Jarum kecil dengan perangkat kupu-kupu dapat digunakan – tidak


memasukkan udara kedalam tabung  rasio antikoagulan dengan
darah tidak sesuai
PT dan APTT menunjukkan tren ke arah nilai yang
lebih rendah apabila speciment collection dilakukan
dengan jarum yang lebih kecil (23 G dan 25G),
demikian pula pemeriksaan D-Dimer dan Trombosit
Penggunaan Tabung
Tabung yang tersedia : Plastic, Siliconized Glass

Tabung plastic lebih direkomendasikan oleh CLSI untuk pemeriksaan


dikarenakan Flexible, Resistant terhadap High Centrifugation Speed
dan aman bagi petugas laboratorium

Tabung gelas tidak direkomendasikan untuk pemeriksaan


Hemostasis
Memperpendek waktu pembekuan: Bersifat hidrofilik 
Mengaktivasi faktor pembekuan

The contact of blood coagulating factors, such as Factor


XII (Hagemann Factor), with hydrophhilic glass surface
activates the clotting cascade leading to the conversion of
fibrinogen to fibrin
Penggunaan Tabung
Penggunaan Antikoagulan
International Council for Standardization in Haematology
and Clinical & Laboratory Standards Institute recommend
K2EDTA for Completed Blood Count. K2EDTA concentrations
are recommended to be 1.5 – 2.2 mg/mL as an anticoagulant

K2EDTA applied on the inner surface of the tubes sprayed and


dried. The advantage is that it is more soluble

K3EDTA is found in liquid form in the tubes.


Although liquid EDTA has the advantage of mixing with blood
and lack of clots, it can cause sample dilution due to its liquid
form.
Therefore, it is pointed out that directly measured values are
resulted in lower levels by 1-2% compared to K2EDTA blood
samples.
EDTA↑ RBC mengkerut EDTA↓ risiko clott, PLT
 HCT rendah clump  jumlah PLT
rendah palsu
Penggunaan Antikoagulan

This study showed significant difference in Hb, HCT, MCV,


MCH, MCHC, MPV, PDW and ESR. This might caused by
the shrinked effect of Erythrocyte due stronger
hyperosmolar effect of K3EDTA.

Several studies have shown the anticoagulant effect of


K3EDTA on hematological test, especially the erythrocyte
“shrinkage” in K3EDTA due its higher Hyperosmolar
properties and the dilution effect of K3EDTA in liquid
form
⬢ Pasien Pediatrik

500 μL (volume), 10×35 mm (size), 0.8


mg EDTA (additive)

Vacuum blood tubes are frequently used in


routine practice, and now small-volume
tubes (SVTs) containing K2EDTA have been
also manufactured. SVTs are suitable for
taking samples and the transport and
processing of samples in cases where only a
small amount of blood is required (Unal,
Kubranur. 2019)
Penggunaan Antikoagulan
Doroty et al. 2007. American Journal of Clinical Pathology

Jenis Antikoagulan : CLSI merekomendasikan Either 3.2% citrate or 3.8% citrate binds all of the patient
antikoagulan Na-sitrat 105-109 mmol/L (3,2%). calcium present in the test tube. However, the different citrate
concentrations alter the amount of added calcium available for
Penampungan sampel menggunakan Na-sitrat clotting in the assay mixture. A higher citrate concentration binds
3,8% dapat menyebabkan nilai PT dan aPTT more assay-added calcium, making less calcium available to
memanjang. promote clot formation. Therefore, PT and aPTT typically are longer
in 3.8% citrate tubes than in 3.2% tubes.

Mekanisme kerja antikoagulan:

• Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid adalah Chelating Agent mengikat kation divalen,
seperti kalsium yang sangat penting untuk mekanisme pembekuan darah, sehingga EDTA
dapat digunakan sebagai antikoagulan. Namun, karena sifat pengkelatnya EDTA tidak
dapat digunakan sebagai antikoagulan dalam sampel pemeriksaan koagulasi.
• Natrium sitrat juga mengkelat kalsium namun efeknya reversible dengan penambahan ion
kalsium

Pengisian diharapkan ± 90%, <80% ditolak


Underfill: Pengenceran, waktu pembekuan memanjang
Overfill: Efek antikoagulasi tidak sempurna, Waktu pembekuan memendek
ORDER OF DRAW and MIXING

National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS)


Transportasi Sampel
• Transportasi spesimen darah dengan cara yang
tepat setelah pengumpulan menjamin kualitas
sampel.
• CLSI merekomendasikan sampel segera (dalam
rentang waktu 1 jam dari pengumpulan sampel)
• Beberapa spesimen harus diangkut segera setelah
pengumpulan , misalnya sampel darah rutin pada
pasien trombositopenia
• Suhu Transportasi: hindari suhu ekstrim (terlalu
rendah atau terlalu tinggi). International Council for
Standardization in Haematology merekomendasikan
sampel pemeriksaan hematologi dikirim dalam suhu
(18-24°C)
• Pengiriman sampel ke laboratorium :
 Pneumatic tube
 Hand carry
 Courier (ke lab rujukan)
2017
• Some measures of sample movement during PTS transport
correlate with the rates of sample haemolysis, where it is likely that Recommendation
numerous changes in acceleration across multiple axes create suffi-
cient shear stresses to induce haemolysis.
Each laboratory should assess the impact of transport
• The relevant International Standards Organization document, ISO of citrated blood samples through their pneumatic tube
15189 requires preanalytical specimen transport to be monitored, and system for clotting screening tests prior to any routine
miniaturized data loggers have been used to measure acceleration use of such systems.
during sample transport through PTS.

• Each laboratory should evaluate their own PTS for induction of


haemolysis in coagulation samples.
Penyimpanan Sampel
(Steve, Kitchen et al. 2021) Citrated samples should not be
stored at 2-8°C prior to analysis as this can lead to time-
dependent loss of FVIII and VWF in whole blood to such an
extent that normal subjects could be misclassified as having
von Willebrand disease (VWD).

In one study, 50% of samples stored for 3.5 hours at 2-8°C


before centrifugation and analysis were misdiagnosed as
VWD.
The Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) H21-A5
has recommended that specimens should be analyzed within 24 This marked reduction could be reversed if the whole blood
h for PT and 4 h for APTT if stored at room temperature (25°C). sample is prewarmed prior to centrifugation, these
However, they have not recommended a storage time for problems are best avoided by transport and storage of samples
refrigerated storage (2–8°C) at 18-24° C

Citrated platelet-poor plasma samples can be stored at


−24°C for up to 3 months or −70°C for at least six months
prior to performing coagulation tests
Penyimpanan Sampel
Complete Blood Count
Recommendations:
• If samples of complete blood count tests are kept waiting at
room temperature, it is recommended to perform the tests
within 6 (six) hours just after blood drawing (Turkish
Biochemical Society. 2021).

MCV, MCH and MCHC all increased after 24-h storage at


room temperature. The increase in MCV is known to reflect
red cell swelling at room temperature (Obeidi, et al. 2012)

• If the analysis is delayed, it is best to store the samples at 2-


8 °C for 24 hours, but not recommended if the patient is
known to have cold agglutinates.
Kondisi Khusus
Cold Agglutinins

• Cold agglutinin disorder is an autoimmune disorder which is caused by antibodies


generally in the type of IgM and sometimes IgA or IgG formed against polysaccharide
antigens on the surface of red blood cells.
• In cold agglutinin disorder, antibodies that are activated by cold cause impairment in the
red blood cell membrane and red blood cells are auto-agglutinated.
• These antibodies react better at 4°C, pathological cold agglutinin autoantibodies are more
reactive at 28°C-31°C
• Its effect on complete blood cell count is similar to hemolysis; while RBC and HCT
decrease MCHC increases.

 RBC agglutination is reversible with increasing temperature occurring in vitro


 Turkish Biochemical Society Guideline for Complete Blood Count in Medical
Laboratories: If a whole blood sample is kept waiting in 37°C water bath, agglutination
clears up and real values can be reached in measurements performed once more again

Source: Javed, R. 2016, Turkish Biochemical Society. 2021


33
Sentrifugasi
Sampel yang diharapkan untuk pemeriksaan adalah Platelet
Poor Plasma (PPP)
Karena trombosit dapat menginterferensi pemeriksaan koagulasi
 mempersingkat waktu pembekuan

Pembentukan PPP
CLSI menjelaskan Plasma pasca sentrifugasi mengandung <
10.000/µL
1500 gaya gravitasi (g) selama 15 menit
PRE ANALYTYC: REJECTION CRITERIA FOR BLOOD
SAMPLES







Unlabeled Samples
Incorrectly labelled samples or mislabeled samples
Clotted Samples (reported that 43%-51% of the collected samples are rejected)
Insufficient blood volume
Hemolysed samples
Collection of lipemic samples
×
• Inappropriate patient preparation
• Contamination of sample with other fluids
• Inappropriate selection of anti-coagulant or blood-anti-coagulant ratio
• Improper storage conditions
TAHAP ANALITIK
TAHAP ANALITIK
Internal Quality Control Program

• Diberlakukan di lingkungan internal laboratorium untuk menilai kinerja harian


laboratorium.
• Internal QC memastikan bahwa hasil pemeriksaan dari alat laboratorium
tidak berfluktuasi, dan bahwa hasil laboratorium telah divalidasi sebelum
dirilis.
• Internal QC menunjukkan tidak hanya ketepatan hasil tetapi juga penilaian
terhadap reagen, instrumen, dan kemampuan personel laboratorium

External Quality Assurance Program

• Prinsip dasar EQAS adalah bahwa bahan yang sama dikirim dari pusat
nasional atau regional ke sejumlah besar laboratorium.
• Dalam EQAS, kinerja laboratorium dibandingkan dengan laboratorium lain
dan dengan hasil EQAS sebelumnya dengan menghitung indeks standar
deviasi dan skor akurasi

36
TAHAP ANALITIK
TAHAP ANALITIK
Reagen kontrol didapat dari pabrikan,
biasanya terdiri dari 2 atau 3 level (low,
medium, high)

Dilakukan setiap hari sebelum running


sampel, setelah daily cleaning (tergantung
alat)

Hasil kontrol digambarkan dalam grafik


Levey Jennings dan dievaluasi dengan
Westgard Multi Rules

37
REAGEN
TAHAP ANALITIK
Penyimpanan Reagen

• Tadesse, et al (2018) melaporkan bahwa pada fase analitik, masalah yang


paling sering terdeteksi adalah dikarenakan suhu penyimpanan reagen yang
salah (42,8%) diikuti oleh error pada peralatan dan gangguan listrik
• Rata-rata suhu penyimpanan 2-25ºC (max suhu 35ºC tergantung reagen)
• Reagen control disimpan pada suhu 2-8ºC

Stabilitas Reagen

• Untuk reagen yang masih tersegel, stabil hingga tanggal kadaluarsa


• Untuk reagen yang sudah terbuka stabil hingga 30 hari untuk reagen PT
APTT, 60-90 hari untuk hematology analyzer (sesuai reagen)

Manajemen Reagen

• FIFO FEFO
• Waktu order disesuaikan kebutuhan melalui analisa jumlah penggunaan
reagen di laboratorium.
• Order menyesuaikan spesifikasi alat: LOT, ED, dll
38
INSTRUMEN
TAHAP ANALITIK
KALIBRASI

• Kalibrasi awal dilakukan selama instalasi program


• Kalibrasi sesuai kebutuhan, misal saat data QC menunjukkan trend yang
buruk atau keluar dari range kontrol
• Kalibrasi rutin setiap 6 bulan sekali

MAINTENANCE

• Daily : Shutdowm
• Weekly : Routine Cleaning
• Monthly : untuk alat pemeriksaan koagulasi dilakukan kalibrasi pada LED
• As Needed Maintenance

39
PEMERIKSAAN COMPLETE BLOOD
COUNT
TAHAP ANALITIK

40
TAHAP ANALITIK

41
IMPEDANCE
TAHAP ANALITIK

Ukuran sel

Kompleksitas internal sel

42
IMPEDANCE
TAHAP ANALITIK
Membedakan trombosit, eritrosit dan leukosit berdasarkan
ukuran sel

Trombosit 2 – 30 fL

Eritrosit 25 - 250 fL

Leukosit 30 – 300 fL

43
IMPEDANCE
TAHAP ANALITIK

Normositik

Normal

Mikrositik

Abnormal
(Giant platelet?)
(Platelet clump?)
(Fragmen eritrosit?)
Makrositik

44
IMPEDANCE
TAHAP ANALITIK

Lymphocytes

Granulocytes
Monocytes

45
FLOWCYTOMETRI
TAHAP ANALITIK

FSC  volume atau ukuran sel

Hydrodynamic focusing mechanism,


Setiap sel yang melewati berkas sinar laser akan
sistem fluida menjamin sel melewati
menyebabkan sinar laser terpencar (scattered)
celah satu per satu. SSC  kompleksitas internal sel

46
FLOWCYTOMETRI
TAHAP ANALITIK SCATTER GRAM

47
COMPLETE BLOOD COUNT
TAHAP ANALITIK
Hematology analyzer akurat pada keadaan normal
Jika ada kelainan hematologi  muncul Flagging
Flagging tidak selalu muncul pada semua kelainan hematologi

Konfirmasi Hapusan Darah Tepi

America – pemeriksaan hematologi lengkap dengan Validasi hasil Hematology analyzer (ISLH)
automated Hematology analyzer memerlukan • Setiap laboratorium sebaiknya menentukan sendiri kriteria
konfirmasi hapusan darah tepi dengan presentase hasil yang memerlukan konfirmasi sediaan hapusan darah tepi
• Kriteria disesuaikan dengan metode/prinsip alat Hematology
yang bervariasi 10-50% dengan rerata 27%
Analyzer yang digunakan

Panduan International Society for Laboratory


Hematology – Pasien neonatus (usia ≤ 1 bulan ) 
Pemeriksan pertama kali dikonfirmasi sediaan hapus
HASIL MERAGUKAN
TAHAP ANALITIK

Sampling ulang

Bekuan (+)
HASIL MERAGUKAN
TAHAP ANALITIK Eritrosit dismorfik
HASIL MERAGUKAN

Aglutinasi Eritrosit

Inkubasi 37◦C

RBC, HCT rendah Palsu


MCHC meningkat palsu
PEMERIKSAAN KOAGULASI

Indikasi pemeriksaan Koagulasi

Skrining pre operatif: 40.8%


Pengawasan penggunaan antikoagulan oral: 16.5%
Pasien perdarahan saluran cerna: 10.9%
Multiple organ failure: 5.1%
Perdarahan eksternal: 4.1%
Lain-lain (perdarahan pada pasien dengan terapi
antikoagulan oral, perdarahan sistem lain): 23.6%

Chee et al. 2008

Konsep pemisahan antara jalur koagulasi


intrinsik dan ekstrinsik berguna untuk
memahami dan mendiagnosis kelainan
koagulasi darah secara in vitro

Lintasan intrinsik dan ekstrinsik menyatu


dalam sebuah lintasan terkahir yang sama.
52
PEMERIKSAAN KOAGULASI

Protrombine Time - untuk menilai kemampuan faktor pembekuan darah


ekstrinsik dan jalur bersama F.I (fibrinogen), F.II (prothrombin), F.V
(proakselerin), F.VII (prokonvertin), dan F. X (faktor Stuart)

Prinsip - Thromboplastin dan ion kalsium ditambahkan kedalam plasma


sitrat, kemudian diukur lamanya waktu yang diperlukan untuk terjadinya
pembekuan fibrin.

Activated Partial Thromboplastin Time - Menilai aktifitas F. intrinsik


dan jalur bersama, F.XII (faktor Hagemen), pre-kalikrein, kininogen, F.XI
(plasma tromboplastin antecendent, PTA), F. IX (factor Christmas), F.VIII
(antihemophilic factor, AHF), F.X (faktor Stuart), F.V (proakselerin), F.II
(protrombin) dan F. I (fibrinogen).

Gunakan tabung kedua Prinsip - Menginkubasikan plasma sitrat yang mengandung semua
Tabung pertama mengandung faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit dengan
tromboplastin. Reagen aPTT juga tromboplastin parsial dengan bahan pengaktif (kaolin, ellagic acid,
mengandung tromboplastin  micronized silica atau celite koloidal). Setelah ditambah kalsium maka
multiple tromboplastin  hasil bias akan terjadi bekuan fibrin. Waktu koagulasi dicatat sebagai APTT.

53
PEMERIKSAAN KOAGULASI
TAHAP ANALITIK

Optical detection method Cahaya yang dipantulkan dan disebarkan oleh


waktu pembekuan  diukur berdasarkan perubahan sampel diterima oleh fotodioda dan mengubah Sinyal listrik dikonversi oleh sebuah monitor
intensitas cahaya yang dihamburkan (Scattered) oleh intensitas cahaya menjadi sinyal listrik mikroprosesor menjadi waktu koagulasi
sampel  peningkatan kekeruhan akibat fibrinogen
menjadi benang-benang fibrin

54
PEMERIKSAAN KOAGULASI
TAHAP ANALITIK
Memanjangnya PT dan aPTT

1. Kelainan dari faktor pembekuan darah I, II, V, VII, dan X,


baik kelainan didapat atupun kongenital.
2. Penyakit hati (sirosis hati, hepatitis, abses hati, kanker hati,
ikterus)
3. Afibrinogenemia,
4. Defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X),
5. Disseminated intravascular coagulation (DIC),
6. Fibrinolisis,
7. Hemorrhagic disease of the newborn (HDN),
8. Gangguan reabsorbsi usus.
9. Pengaruh obat-obatan : vitamin K antagonis, antikoagulan
oral (warfarin, heparin)
10. Tranfusi masif

55
ERROR ANALITIK PT APTT

Error Message Kemungkinan Penyebab Hal yang harus dilakukan


Temp Error Kesalahan suhu pada proses analisis Perhatikan potensi kesalahan suhu

Slight Coagulation Reaksi koagulasi yang terdeteksi Analisis ulang dan lakukan peniaian komprehensif
sangat kecil sampling ulang atau mengganti reagen.
Analysis Time Proses koagulasi tidak selesai dalam Analisis ulang dan lakukan peniaian komprehensif
Over waktu deteksi yang ditentukan. sampling ulang atau mengganti reagen.
Turbidity Level Kekeruhan terlalu tinggi Sentrifugasi ulang sampel, kemudian dianalisis
Over kembali
No Coagulation Reaksi koagulasi tidak terdeteksi Perhatikan sampel (proses sampling, volume darah,
suhu penyimpanan reagen). Lakukan sampling ulang
dan ganti reagen. Apabila tetap tidak terdapat
koagulasi, hasil direlease >190s (tergantung batas
deteksi alat).
Measurement Analisis gagal karena volume yang Sampling ulang
Error tidak cukup

56
POST ANALITIK
ERRORS:
a. Data entry error
b. Request released without verification
c. Critical values not comunication immediately
d. Unrecorded test results
e. Released out of TAT
f. All test not performed as request
g. Result printouts attached to the wrong request
h. Left over samples not retained as the policy
i. Laboratory request with result lost
j. Request with incorrect unit of reporting/incorrect interpretation
k. Giving laboratory test results to the wrong patient
l. Lack of follow-up or referral

57
ERROR
S

Increase TAT Patient Inconvenience Extra work load Extra cost to


Complaint
on staff repeat testing

58
POST ANALITIK

59
POST ANALITIK
ISO 15189:2012

Evaluasi hasil pemeriksaan

Keputusan untuk me-release hasil

Persiapan untuk mengeluarkan hasil

Mengeluarkan hasil

Pelaporan hasil pemeriksaan

Penyimpanan dan pembuangan sampel

Penyimpanan dokumen laboratorium


60
POST ANALITIK

• Mengevaluasi hasil pemeriksaan dengan kondisi klinik


Evaluasi hasil pemeriksaan yang tersedia

• Membandingkan hasil dengan nilai rujukan dan/atau


nilai kritis, diagnosa dan juga hasil pemeriksaan
sebelumnya jika ada  Hasil dapat diterima

• Jika tidak : mengulang tes, periksa kemungkinan


interferensi obat dan kualitas sampel yang tidak baik
(hemolisis, lipemik, ikterus), atau mengkonfirmasi hasil
dengan menggunakan sampel yang sama atau sampel
baru.

61
POST ANALITIK
Keputusan untuk me-release hasil

• Setelah meninjau hasil pengujian dan prosedur tambahan,


keputusan dibuat apakah akan merilis hasil tes.

• Keputusan ini dibuat berdasarkan semua faktor yang mungkin


mempengaruhi hasil, termasuk kondisi klinis, diagnosis, dan
terapi pasien yang didiskusikan dengan klinisi, serta faktor
pra-analitik dan analitik.

Persiapan untuk mengeluarkan hasil

• Hal terpenting dari laporan hasil laboratorium adalah data


administrasi dan identitas pasien yang lengkap, hasil
pengukuran sampel, nilai referensi dan data konfirmasi.

• Laporan juga harus mencakup komentar yang diperlukan


untuk interpretasi hasil tes.
POST ANALITIK
Mengeluarkan hasil

• Laporan hasil laboratorium dapat diterbitkan dalam bentuk


elektronik dan/atau bentuk cetak kepada pasien atau dokter
pengirim.

• Laboratorium harus merekam detail tentang siapa yang


merilis laporan dan kepada siapa.

Pelaporan hasil pemeriksaan

• Melaporkan secara verbal : critical value

63
POST ANALITIK
Penyimpanan dan pembuangan sampel

• Sampel harus disimpan untuk memastikan sampel tersedia


untuk pengujian ulang atau pengujian tambahan (perlu
diperhatikan kestabilan sampel dan sesuaikan dengan jenis
pemeriksaan)

• Pembuangan sampel : dibuang dalam limbah medis yang


nantinya dimusnahkan dengan incenerator

Penyimpanan dokumen laboratorium

Pengarsipan dokumen laboratorium menyimpan semua data


dan pemberitahuan penting dan bermakna dalam format yang
diberi tanggal. Periode penyimpanan bervariasi bergantung
pada jenis dokumen.

64
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai