Anda di halaman 1dari 74

MATERI INTI 4

PELAYANAN PTM DI KELUARGA

HIPERTENSI

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

1
Think out of the box

 1  

  

  4 

2
Indikator Keluarga Sehat
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar

7 Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara teratur


Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
8
ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
3
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
pelayanan penyakit tidak menular dengan pendekatan keluarga

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan :
1.Hipertensi
2.Bahaya merokok bagi kesehatan
3.Instrumen pendataan Pelayanan Penyakit Tidak Menular
4
SISTIMATIKA

PENDAHULUAN

HIPERTENSI , MEROKOK

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PRAKTEK

5
INSTRUMEN PENDATAAN
PELAYANAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

6
DEFINISI OPERASIONAL
NO. INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
Jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang berdasar
Penderita hipertensi pengukuran adalah penderita tekanan darah tinggi
7
berobat teratur (hipertensi), ia berobat sesuai dengan petunjuk
dokter/petugas kesehatan.
Jika tidak ada seorang pun anggota keluarga yang sering
Tidak ada anggota atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain
9 keluarga yang dari tembakau. Termasuk di sini adalah jika anggota
merokok keluarga tidak pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan
menghisap rokok atau produk lain dari tembakau.

7
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR
7. Penderita hipertensi yang berobat sesuai aturan: (ART > 15 tahun )
a. Pernah didiagnosis menderita hipertensi : 1. Ya 2. Tidak
b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak

Hasil pengukuran tekanan darah :


Jika (a) jawabannya “ya” dan (b) jawabannya “ya” 
Jika (a) jawabannya “ya” dan (b) jawabannya “tidak” 

Jika (a) jawabannya “ya” maka tidak perlu dilakukan pengukuran TD


Jika (a) jawabannya “tidak” maka dilakukan pengukuran tekanan darah

Jika (a) jawabannya “tidak” dan hasil pengukuran normal 


Jika (a) jawabannya “tidak” dan hasil pengukuran darah tinggi 

8
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR
7. Penderita hipertensi yang berobat sesuai aturan: (ART > 15 tahun )
a. Pernah didiagnosis menderita hipertensi : 1. Ya 2. Tidak
b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak

Hasil pengukuran tekanan darah :


Jika (a) jawabannya “ya” dan (b) jawabannya “ya”  Y
Jika (a) jawabannya “ya” dan (b) jawabannya “tidak”  T

Jika (a) jawabannya “ya” maka tidak perlu dilakukan pengukuran TD


Jika (a) jawabannya “tidak” maka dilakukan pengukuran tekanan darah

Jika (a) jawabannya “tidak” dan hasil pengukuran normal  N


Jika (a) jawabannya “tidak” dan hasil pengukuran darah tinggi  T

9
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR
9. Ada anggota keluarga yang merokok:

Apakah Saudara merokok?


1. Ya 2. Tidak

Jawaban “ya” 
Jawaban “tidak” 

10
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR
9. Ada anggota keluarga yang merokok:

Apakah Saudara merokok?


1. Ya 2. Tidak

Jawaban “ya”  T
Jawaban “tidak”  Y

11
Penderita hipertensi
melakukan pengobatan secara teratur
n Jika di keluarga terdapat AK usia ≥15 tahun yang berdasar pengukuran
ata adalah penderita tekanan darah tinggi (hipertensi), ia berobat sesuai
ak
e p IY 1 8 dengan petunjuk dokter.
s D 2 0
Ke g t
A
2 4 Pertanyaan :
a. Pernah didiagnosis menderita hipertensi : 1. Ya 2. Tidak
Ditanyakan tentang AK yg pernah didiagnosis menderita hipertensi oleh
tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan).

b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak


Obat yang dimaksud adalah obat medis modern dan obat fitofarmaka (telah
melewati uji klinis) dan digunakan di pelayanan kesehatan formal

12
Penderita hipertensi
melakukan pengobatan secara teratur………
a n Apakah saat ini dilakukan pengukuran tekanan darah?
k at Hasil pengukuran tekanan darah responden dinyatakan normal, jika hasil
pa 8
e
s DI 20 Y 1 pengukuran tekanan darah sistole < 140 mmHg dan atau tekanan darah
Ke t
A g diastole < 90 mmHg.
2 4
Responden dinyatakan menderita tekanan darah tinggi/hipertensi, jika
hasil pengukuran tekanan darah sistole ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastole ≥ 90 mmHg.
Pengukuran tekanan darah dilakukan sesuai dengan prosedur pemeriksaan
tekanan darah yang benar.

13
Penderita hipertensi
melakukan pengobatan secara teratur………
a n a. Pernah didiagnosis menderita hipertensi : 1. Ya 2. Tidak
k at
pa 8 b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak
e
s DI 20 Y 1
Ke t
A g
2 4 Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Ya” Y
Jika (a) jawabannya “Ya” dan (b) jawabannya “Tidak”  T
Jika (a) jawabannya “Ya”  tidak perlu dilakukan pengukuran TD

Jika (a) jawabannya “Tidak”  dilakukan pengukuran tekanan darah


Jika (a) jawabannya “Tidak” dan hasil pengukuran adalah normal  N
Jika (a) jawabannya “Tidak” dan hasil pengukuran adalah tinggi  T
Jika (a) jawabannya “Tidak” dan TIDAK dilakukan pengukuran tekanan
darah  N

14
Tidak ada anggota keluarga yang merokok Kes
epa
kata
24 A DIY n
Pertanyaan : Apakah Saudara merokok? gt 2
01 8
Definisi Operasional :
Jika tidak ada seorang pun dari anggota keluarga tersebut yang sering
atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain dari tembakau.
Keterangan :
Dikatakan tidak ada seorang pun AK tersebut yang sering atau kadang-kadang
menghisap rokok atau produk lain dari tembakau jika AK tidak pernah atau sudah
berhenti dari kebiasaan menghisap rokok atau produk lain dari tembakau yang
dibakar dalam 1 bulan terakhir.
Yang dimaksud dalam menghisap rokok adalah menghisap rokok tembakau, rokok
herbal dan rokok vapour/elektrik.
Menginang/menyirih/menyusur tembakau tidak termasuk dalam menghisap rokok.
Bukti :Wawancara dan pengamatan 15
PROKESGA
A. HIPERTENSI
B. GANGGUAN KESEHATAN
Berlaku untuk Anggota Keluarga berumur ≥ 15 tahun
8. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita
tekanan darah tinggi/hipertensi?
1. Ya 2. Tidak P.10a
9. Bila ya, apakah selama ini Saudara meminum
obat tekanan darah tinggi/hipertensi secara
teratur?
1. Ya 2. Tidak
10. a. Apakah dilakukan pengukuran tekanan darah?
1. Ya 2. Tidak

b. Hasil pengukuran tekanan darah

b.1. Sistolik (mmHg)

b.2. Diastolik (mmHg)

16
C. BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

B. GANGGUAN KESEHATAN
Berlaku untuk semua umur
2. Apakah Saudara merokok?
1. Ya (setiap hari, sering/kadang-kadang) 2. Tidak (tidak/sudah berhenti)

17
Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015

1990 2000 2010 2015

Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi
tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, dll).
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles
Upaya Promotif-Preventif yang efektif harus diutamakan agar dapat menurunkan beban penyakit.

18
Faktor Risiko
Perilaku
Penyebab
Terjadinya PTM
Yang Harus
Diperbaiki
SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR)
SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS)
INDONESIA, 2014
Mengapa PTM Menjadi Masalah?

Sebagian besar
masyarakat
belum mengerti
APAKAH HIPERTENSI ?
Pengertian
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap ≥
140/90 mmHg.

 Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan


tekanan darah arterial yang menetap

23
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH
JNC 7 - 2003
Tekanan darah (mm Hg) Kategori
SISTOLIK DIASTOLIK
<120 dan <80 Normal
120-139 atau 80-89 Prehipertensi
140-159 atau 90-99 Hipertensi derajat 1

≥160 atau ≥100 Hipertensi derajat 2

24
GEJALA DAN TANDA
Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa
sakit. Gejala dan tanda muncul biasanya karena sudah terjadi kelainan organ

1. Sakit kepala 7. Pandangan menjadi kabur

2. Kelelahan 8. Mata berkunang-kunang

3. Mual dan muntah 9. Mudah marah

4. Sesak napas 10.Telinga berdengung

5. Napas pendek (terengah-engah) 11. Sulit tidur


12. Rasa berat di tengkuk

6. Gelisah
25
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

2. Faktor risiko yang dapat diubah


Faktor risiko yang diakibatkan
perilaku tidak sehat dari penderita
hipertensi antara lain merokok, diet
rendah serat, konsumsi garam
berlebih, kurang aktifitas, berat
badan berlebih/kegemukan,
konsumsi alkohol, dislipidemia, dan
stres.
26
Pencegahan dan Pengendalian

Orang atau kelompok masyarakat yang masih sehat


atau memiliki faktor risiko PTM 27
TATALAKSANA HIPERTENSI

NON FARMAKOLOGI
(MODIFIKASI GAYA HIDUP)

FARMAKOLOGI
(OBAT ANTI HIPERTENSI)

28
MODIFIKASI GAYA HIDUP UNTUK
TATALAKSANA HIPERTENSI
Modifikasi Rekomendasi Penurunan tek darah
sistolik (kurang lebih)

Penurunan berat badan Pertahankan berat badan normal 5-20 mm Hg untuk setiap
(Indeks massa tubuh 18.5-24.9 penurunan berat badan 10
kg/m2) kg
Adaptasi diet DASH Konsumsi buah, sayur sebanyak 5 8-14 mm Hg
(Dietary Approach to porsi/hari, produk rendah lemak
Stop Hypertension) dan rendah lemak jenuh
Diet rendah garam Konsumsi garam tidak lebih dari 2-8 mm Hg
2.0 g/hari atau 1 sendok teh peres
Peningkatan aktifitas fisik Lakukan aktifitas aerobik secara 4-9 mm Hg
teratur seperti jalan
(30 menit/hari setiap hari)
Tidak mengkonsumsi Tidak mengkonsumsi alkhohol 2-4 mm Hg
alkhohol
29
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

a. Masalah Kesehatan Akibat Konsumsi Rokok


1) Karakteristik Asap Rokok
2) Penyakit Terkait Konsumsi Rokok

b. Pencegahan dan Upaya Berhenti Merokok


1) Perlindungan Terhadap Paparan asap Rokok
2) Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat Akan
Bahaya Produk Rokok
3) Upaya Layanan Berhenti Merokok

31
Karakteristik Asap Rokok

Asap rokok mengandung


4000 zat kimia dan 43
diantaranya BERACUN
32
Akibat merokok pada
kesehatan manusia

PENYAKIT
TERKAIT
KONSUMSI
ROKOK

United States Department of Health and Human


Services. How tobacco smoke cause disease :
The biology and behavioral basis for smoking-
attributable disease rockville: Department of
Health and Human Services, Centers for
Disease Control and Prevention, National
Center for Chronic Disease Prevention and
Health Promotion Office on Smoking and Health; 33
2010.
Sumber: Susenas 2015

34
Perlindungan Terhadap
Paparan Asap Rokok
Kawasan Tanpa Rokok
adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/
mempromosikan produk tembakau.

Tujuan untuk melindungi perokok pasif dari bahaya


asap rokok, memberikan lingkungan yang bersih dan
sehat dan meningkatkan kesadaran bahaya asap
rokok.
Selain itu rumah tangga juga harus menerapkan
kawasan rumah tanpa rokok, untukmelindungi
seluruh anggota keluarga terhadap paparan asap
rokok, dengan melarang semua orang merokok di
rumah termasuk orang yang berkunjung kerumah
tersebut. 35
Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat akan
Bahaya Rokok
• Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 28 tentang
Pencantuman Informasi dan
Peringatan Kesehatan
Bergambar pada Kemasan
Rokok.
• Meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang bahaya
merokok terhadap kesehatan
diri sendiri maupun orang lain
atau lingkungan sekitarnya.

36
Upaya Layanan Berhenti Merokok

• Upaya Layanan Berhenti Merokok (UBM) di fasilitas


kesehatan tingkat pertama (FKTP)melalui :
– Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam dan
menyediakan sarana dan prasarana layanan Berhenti
Merokok di FKTP
– Peningkatan kapasitas guru dalam melakukan skrining dan
konseling Berhenti Merokok bagi siswa.

• Selain itu Kementerian kesehatan telah menyediakan


layanan berhenti merokok (Quitline) melalui telepon
tanpa bayar (hotline) di 0800-177-6565

37
Upaya Layanan Berhenti Merokok

• Sebagai pembina keluarga sehat, wajib


menjelaskan bahaya merokok dan paparan
asap rokok bagi kesehatan kepada seluruh
anggota keluarga yang menjadi binaannya dan
menganjurkan anggota keluarga yang merokok
untuk berhenti merokok dan menginformasikan
layanan berhenti merokok di FKTP dan
FKRTL serta layanan QUITLINE yang tersedia.

38
KESIMPULAN

1. Hipertensi dapat dicegah dan dikendalikan


2. Tatalaksana / Pengobatan Hipertensi :
– Modifikasi pola hidup sehat
– Obat
3. Dengan “PATUH” , tekanan darah dikendalikan dan
kerusakan/ komplikasi organ akibat Hipertensi dapat
dicegah

39
KESIMPULAN (2)

4. KTR bertujuan untuk melindungi perokok pasif dari bahaya asap


rokok, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta
meningkatkan kesadaran bahaya asap rokok.

5. Keluarga/rumah tangga harus menerapkan kawasan rumah tanpa


rokok untuk melindungi seluruh anggota keluarga terhadap
paparan asap rokok dengan melarang semua orang merokok di
rumah termasuk orang yang berkunjung ke rumah tersebut.

40
KESIMPULAN (3)

6. Pembina keluarga sehat, wajib menjelaskan bahaya merokok


dan paparan asap rokok bagi kesehatan kepada seluruh
anggota keluarga yang menjadi binaannya dan menganjurkan
anggota keluarga yang merokok untuk berhenti merokok.

7. Pembina keluarga dan anggota masyarakat berperan penting


dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular.

41
INSTRUMEN PENDATAAN PELAYANAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN
KESEHATAN JIWA

42
43

PANDUAN PRAKTEK
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
PANDUAN PENUGASAN
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

I. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok


II.Masing masing kelompok, dibagi lagi menjadi 2.
a) Duduk berhadapan mempraktekkan cara mengukur
tekanan darah yang baik dan benar sampai
mencatatkannya di formulir.
b) Dilakukan bergiliran, sehingga semua peserta
mempraktekkan sebagai pasien dan petugas.

44
Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter Digital.


Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah
pada penduduk.
1) Alat dan bahan
a.Tensimeter digital
b. Manset besar
c.Batu baterai AA

45
2) Cara pengukuran
a. Prosedur sebelum pengukuran
1) Pemasangan baterai
• Balikkan alat, hingga bagian bawah
menghadap keatas
• Buka tutup baterai sesuai tanda panah
• Masukkan 4 buah baterai “AA” sesuai
dengan arah yang benar.

46
Pemasangan Batu Baterai

47
2) Penggantian baterai
– Matikan alat sebelum mengganti baterai
– Keluarkan baterai jika alat tidak akan digunakan selama lebih
dari 3 bulan.
– Jika baterai dikeluarkan >30 detik, maka tanggal/waktu perlu
disetting kembali.
– Buang baterai yang sudah tidak terpakai pada tempat yang
sesuai
– Jika tanda baterai bersilang muncul, segera ganti baterai
dengan yang baru
– Walaupun tanda baterai bergaris muncul, saat masih dapat
digunakan untuk mengukur sebentar, akan tetapi baterai harus
segera diganti
48
3) Prosedur pengukuran
a) Tekan tombol “start/stop” untuk mengaktifkan alat

49
b) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah,
responden sebaiknya menghindar kegiatan aktifitas fisik
seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30
menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk
beristirahat setidaknya 5-15 menit sebelum
pengukuran.

c) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres.


Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang
tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.

50
Petugas Yang Ramah dan Ruangan Yang Nyaman

51
d) Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang
tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan
kanan responden diatas meja sehingga manset yang sudah
terpasang sejajar dengan jantung responden

e) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan


memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran. Apabila responden menggunakan
baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju ke atas tetapi
pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat
aliran darah dilengan

f) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan


terbuka keatas
52
Posisi pengukuran tekanan darah

Sambil
berbicara

Posisi jongkok Posisi berdiri 53


g) Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis
kembali dan hasil pengukuran akan muncul. Alat akan
kembali menyimpan hasil pengukuran secara otomatis

h) Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika anda


lupa untuk mematikan alat, maka alat akan mati dengan
sendirinya dalam 5 menit

54
4) Prosedur penggunaan manset

a. Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat


b. Perhatikan arah masuknya perekat manset
c. Pakai manset, perhatikan arah selang
d. Perhatikan jarak manset dengan garis siku lengan ±1─2 cm.
e. Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan
terbuka keatas
f. Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset
g. Pastikan cara menggunakan manset dengan baik dan benar,
sehingga menghasilkan pengukuran yang akurat
h. Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil pengukuran
tersebut pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.

55
Cara pemasangan manset pada tensimeter digital

jarak antara manset dan


lekukan siku  2jari

56
• Catatan :
a) Jika hasil pengukuran hasilnya ekstrim,
pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua
pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan
melepaskan manset pada lengan.
b) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua
terdapat selisih > 10mmHg, ulangi pengukuran
ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan
melepaskan manset pada lengan
c) Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran
dapat dilakukan dengan posisi berbaring, dan
catat kondisi tersebut dilembar catatan.
57
58
DISKUSI

59
• Kelas dibagi menjadi 3
• Masing-masing kelompok membuat daftar pertanyaan yang
logis untuk masing-masing indikator PTM
• Presentasikan

60
SIMULASI

61
• Kelas dibagi 3 kelompok
• Masing-masing kelompok dibagi 2
• Ada yang menjadi petugas dan ada yang menjadi keluarga

62
Langkah-langkah simulasi PIS PK PTM

• Kunjungan Rumah
SAJI
List yang akan ditanyakan
Melengkapi kuesioner dan mengisi aplikasi
wawancara dan observasi untuk menemukan
permasalahan kesehatan PTM
63
Skenario untuk keluarga 2
• Jangan diceritakan bila tidak ditanya oleh petugas
• Kepala keluarga seorang bapak usia 68 th, hipertensi 170/110,
kerja sebagai akuntan di perusahaan terkenal, kaya, tapi suka
marah-marah, suka makan enak, tidak pernah olahraga
• Anak ada 2
• Anak yang pertama : laki-laki, 17 th gemuk sekali, suka main
game

64
Skenario untuk keluarga 3
• Jangan diceritakan bila tidak ditanya oleh petugas
• Kepala keluarga seorang bapak lansia 78 th, merokok 3
bungkus sehari, batuk-batuk, petani
• Istri lansia umur 68 th, juga merokok, pedagang sayur, pernah
batuk darah, katarak
• Anak laki-laki merokok sudah menikah tinggal bersama dengan
orangtua, istri sedang hamil

65
Analisa

66
HASIL PENDEKATAN PIS PK
• Cakupan  bila belum memenuhi target  masukkan dalam
perencanaan Puskesmas  RPK dan RUK
• Indeks keluarga sehat  belum memenuhi target  lihat
masing-masing indikator  lakukan intervensi

67
Intervensi IKS
• Langsung  setiap keluarga pada saat kunjungan rumah
(pinkesga)
• Manajemen Puskesmas  Perencanaan Puskesmas
a. Intervensi wilayah  program dan kegiatan
b. Intervensi Keluarga

68
Penderita hipertensi berobat teratur
• Indikator didapat dari pemeriksaan tensi anggota keluarga?
• Bila ditemukan, langsung diobati, dicek dulu oleh Puskesmas
• Bila benar hipertensi  pembinaan selanjutnya lewat Posbindu PTM.
Cukupkah jumlahnya? Harus ditambah dengan segala konsekuensinya
• Keterpaduan dengan prolanis JKN? Dapatkah semua posbindu didukung
prolanis? Bisa asal semua penderita PTM menjadi anggota JKN
• Untuk pengendalian faktor risiko PTM  diterapkan P2TMBM
(Pengendalian Penyakit Tidak Menular Berbasis Masyarakat)
• Apa peran program lain?
• Apa peran sektor lain? (kerjasama dengan Kemendes (Permendes), TNI)
ODGJ berobat teratur
• Indikator ODGJ berat didapat dari anggota yang sakit psikosis
• Bila ditemukan, dirujuk ke Puskesmas  obati sesuai standar
• Fenomena gunung es: banyak ODGJ berat berarti disitu banyak yang menderita ODGJ ringan
yang perlu diintervensi  deteksi oleh bina keluarga? Paket intervensinya?
• Beberapa masalah:
– Ketersediaan SDM kesehatan jiwa, bila masih kurang dapat dilakukan pendelegasian
wewenang?
– Ketersediaan obat
– Adakah UKBM – nya?
• Apa peran program lain?
• Apa peran sektor lain?
Tidak merokok
• Indikator didapat dari adanya anggota yang merokok
• Bila ada yang merokok, apa intervensinya di keluarga?
• Intervensi menggunakan tatanan atau kawasan bebas asap rokok (7
tatanan: sekolah, tempat bermain, tempat ibadah, fasyankes, angkutan
umum, tempat kerja dan tempat2 umum)
• Tatanan rumah tangga  apa intervensinya: pakai Perdes?
• Pengembangan klinik berhenti merokok di semua Puskesmas?
• Pengembangan P2TMBM?
• Apa peran program lain?
• Apa peran sektor lain?
Anggota JKN
• Indikator semua anggota keluarga menjadi anggota JKN
• Bila belum menjadi anggota JKN, diajak ikut.
• Regulasi melalui JKN akan ampuh:
– KBKP (Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan) diarahkan untuk kunjungan
keluarga, berlaku untuk seluruh FKTP
– Puskesmas seharusnya bertindak sebagai koordinator FKTP lain, supaya terjadi
sinergi dalam kunjungan keluarga PISPK
– Prolanis menunjang semua Posbindu PTM, semua peserta dianjurkan jadi
anggota JKN.
– Pengembangan Posbindu PTM di tempat kerja, karena pekerja tidak banyak yang
memanfaatkan Posbindu PTM?
Sumber : Riskesdas 2013
73
TERIMA KASIH

74

Anda mungkin juga menyukai