Anda di halaman 1dari 26

LOGO

Good Agricultural Practices (GAP)


& Good Handling Practices
(GHP)
PENDAHULUAN

 Negara Indonesia, penduduk lebih dari 258,8 juta jiwa memiliki kurang lebih
30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies di antaranya termasuk tumbuhan
berkhasiat (180 spesies telah dimanfaatkan oleh industri jamu tradisional).
 Dalam Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA) yang dilakukan pada tahun
2015, jumlah tanaman obat yang berhasil diidentifikasi sebanyak
1.159 tanaman obat yang terdiri dari 156 familia.
 Adanya kecenderungan pola hidup sehat untuk kembali ke alam (back to nature)
menyebabkan masyarakat mulai beralih menggunakan bahan alami untuk
meminimalisir efek samping seperti obat-obatan kimia.
Jalur Pemasaran Produk Jamu
KENDALA/HAMBATAN

 Sumber bahan obat alam (>90%) eksploitasi tumbuhan liar, hutan


dan pekarangan yang belum dibudidayakan secara terencana dan
terpadu.
 Mutu simplisia kurangnya pengetahuan petani & pengumpul --
mengolah & mengelola simplisia secara baik.
 sangat kurang dalam memanfaatkan hasil-hasil penelitian ilmiah
dalam pengembangan produk dan pasar. Dalam pengembangan
pasar, industri obat tradisional masih lebih menekankan pada
kegiatan promosi, dibandingkan dukungan ilmiah mengenai
kebenaran khasiat, keamanan dan kualitasnya.
GOOD AGRICULTURE PRACTICES
(GAP)
Indo-GAP

 GAP yang sesuai dengan kondisi Indonesia


 Merupakan panduan dalam kegiatan budidaya
tanaman yang baik
Tujuan

 meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman;


 meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi;
 meningkatkan efisiensi produksi;
 memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam;
 mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan
sistem produksi berkelanjutan;
 mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental
yang bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan, kesehatan
dan keamanan diri dan lingkungan;
 meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar
internasional dan domestik;
 memberi jaminan keamanan terhadap konsumen dan
 meningkatkan kesejahteraan petani.
Manfaat Penerapan Indo-GAP

 pelaku usaha/produsen mendapatkan akses pasar


yang lebih baik,
 masyarakat mendapatkan lingkungan yang lebih baik,
sehingga kualitas kehidupannya terjaga,
 konsumen mendapat jaminan produk yang sehat,
bermutu dan ramah lingkungan,
 industri mendapatkan bahan baku yang lebih baik.
Ruang Lingkup Indo-GAP

 Berhubungan langsung dengan produksi: lahan,


penggunaan benih dan varietas tanaman,
penanaman, pupuk, perlindungan tanaman,
pengairan, panen, penanganan panen dan
pascapanen serta alat dan mesin pertanian.
 Berhubungan dengan aspek manajerial usaha:
pelestarian lingkungan, tenaga kerja, fasilitas
kebersihan dan kesehatan pekerja, kesejahteraan
pekerja, tempat pembuangan, pengawasan, pencatatan
serta penelusuran balik, pengaduan dan evaluasi
internal.
Dasar Hukum Penerapan
Indo-GAP

 Peraturan Pemerintah No. 8 /2004 tentang Keamanan, Mutu


dan Gizi Pangan
 Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/OT.140/11/2006
tentang pedoman budidaya tanaman pangan yang baik.
 Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2009
tentang pedoman budidaya buah dan sayur yang baik.
 Peraturan Menteri Pertanian No.57/Permentan/OT.14/2012
tentang Pedoman Budidaya Tanaman Obat yang Baik
 Peraturan Menteri Pertanian No.48/Permentan/OT.140/5/2013
Tentang Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik.pedoman
budidaya florikultura.pdf
Kriteria Dalam Pedoman
Indo-GAP
 dianjurkan (A) yang dianjurkan untuk
dilaksanakan,
 sangat dianjurkan (SA) yang sangat dianjurkan
untuk dilaksanakan,
 wajib (W) yang harus dilaksanakan.
100 Komponen Titik Kendali

 14 komponen bersifat wajib


 54 komponen sangat dianjurkan
 32 komponen anjuran
Komponen Wajib

 Lahan bebas dari cemaran limbah berbahaya dan


beracun
 Kemiringan lahan ≤ 30%
 Media tanam tidak mengandung cemaran bahan
berbahaya dan beracun (B3)
 Tindakan konservasi dilakukan pada lahan miring
 Kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk
 Pupuk disimpan terpisah dari produk pertanian
 Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengaplikasikan pestisida
 Pestisida yang digunakan tidak kadaluarsa
 Pestisida disimpan terpisah dari produk pertanian
 Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
 Wadah hasil panen yang digunakan dalam keadaan baik
bersih dan tidak terkontaminasi
 Pencucian hasil panen menggunakan air bersih
 Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk
 Tempat/ areal pengemasan terpisah dari tempat
penyimpanan pupuk dan pestisida
Registrasi dan Sertifikasi
Manfaat sertifikasi bagi
petani
 Peningkatan keamanan pangan melalui peningkatan
koordinasi dengan pemasok
 Pengurangan risiko dan kewajiban dalam produksi, yang
menyebabkan penarikan lebih sedikit dan penarikan produk
selama distribusi
 Peningkatan produktivitas melalui pengenalan
manajemen operasi yang efisien
 Keunggulan kompetitif terkait biaya, pasar, kredibilitas,
dan harga
 Akses pasar dan pengakuan oleh pembeli
 Peningkatan ekologi pertanian melalui pengelolaan
sumber daya input yang baik
GOOD HANDLING PRACTICES
(GHP)
Good Handling Practices (GHP)

 adalah pedoman umum dalam melaksanakan pasca


panen hortikultura secara baik dan benar sehingga
kehilangan dan kerusakan hasil dapat ditekan
seminimal mungkin untuk menghasilkan produk
yang bermutu atau memenuhi standar mutu yang
berlaku seperti standar nasional Indonesia (SNI).
 Menitik beratkan penanganan produk pada saat
panen dan setelahnya agar produk yang dihasilkan
berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Tujuan

 Mempertahankan mutu produk segar agar tetap


prima sampai ke tangan konsumen.
 Menekan losses atau kehilangan karena
penyusutan dan kerusakan
 Memperpanjang daya simpan dan meningkatkan
nilai ekonomis hasil pertanian.
Persyaratan Manajemen GHP

 spesifikasi produk dan penanganannya,


 Identifikasi dan ketelusuran produk
 personil,
 peningkatan sumber daya manusia
 fasilitas yang tersedia
Ruang Lingkup Good
Handling Practices
 Pengumpulan.
 Sortasi
 Pembersihan/Pencucian
 Grading
 Pengemasan
 Pelabelan
 Pemeraman/Ripening
 Penyimpanan
 Transportasi
 Standarisasi Mutu
 Sarana dan Prasarana
 Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Pengelolaan
Lingkungan
 Pengawasan dan Pembinaan
LOGO

Anda mungkin juga menyukai