Anda di halaman 1dari 82

TEKNOLOGI

BUDIDAYA RAMAH
LINGKUNGAN
TEKNOLOGI RAMAH
LINGKUNGAN

Teknologi yang diciptakan /


dilakukan oleh manusia
untuk memudahkan
kehidupan manusia tanpa
merusak atau merugikan
lingkungan
PRINSIP TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

-Reduce : Mengurangi jumlah limbah dengan


mengoptimalkan bahan
-Reuse : Menggunakan kembali bahan yang tidak
terpakai/limbah yang diproses dengan cara
berbeda
-Recycle : Menggunakan kembali bahan yang tidak
terpakai/limbah yang diproses dengan cara
yang sama
Keuntungan teknologi ramah lingkungan :
1. Menghemat sumber energi dan mengefesiensikan
tenaga, baik tenaga manusia, alam, maupun
mesin.
2. Menghindarkan manusia dari bahaya polusi,
penyebaran penyakit, keracunan dan berbagai
macam resiko penyakit yang ditimbulkan.
3. Menekan biaya pembuatan dan menggunakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
4. Mengurangi jumlah sampah anorganik yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Kekurangan teknologi ramah lingkungan :


keberadaannya dan nilai komsumtif pada masyarakat
yang masih rendah.
TEKNOLOGI BUDIDAYA RAMAH
LINGKUNGAN

Melakukan suatu budidaya dengan


memanfaatkan teknologi-teknologi
yang dapat mendukung pertanian
yang berkelanjutan
Yang perlu diperhatikan dalam budidaya ramah
lingkungan :

1. Menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia


2. Melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air
3. Memperhatikan keseimbangan ekosistem
4. Mampu menjaga stabillitas produksi secara
berkelanjutan
Pertanian Organik

Penggunaan Varietas
TEKNOLOGI BUDIDAYA Unggul
RAMAH LINGKUNGAN
Pengenalan OPT

Pengendalian Hama Terpadu


dan Pengelolaan Resistensi
Hama
- Sistem manajemen produksi
yang bertujuan untuk produksi
yang sehat dengan
menghindari penggunaan
kimia berbahan aktif dalam hal
ini pupuk kimia maupun
PERTANIAN pestisida kimia untuk
menghindari pencemaran
ORGANIK udara tanah dan air juga hasil
produksi pertanian pada
khususnya.
- Selain itu, pertanian organik
juga menjaga keseimbangan
ekosistem dan sumberdaya
alam yang terlibat langsung
dalam proses produksi.
Degradasi lahan karena pemakaian
bahan kimia yang berlebih dan terus
menerus
Pencemaran air tanah karena
pemberian pupuk nitrat yang terus
menerus dan berlebih

PERTANIAN Erosi tanah yang cukup tinggi


Bahan organik sebagai pembenah
ORGANIK tanah dan pengikat air serta
pengkaya mikroorganisme tanah
Perlunya pertanian yang
berkelanjutan
Pertanian organik bukan untuk
kecukupan kebutuhan pangan
POTENSI KENDALA

Motto: Hidup sehat Kebiasaan Petani:


Makanan Sehat Produk pupuk/pestisida minded
Pertanian Sehat Jaminan
Biofisik: Cahaya & Air Pasar/Harga:masih
(berlimpah), Lahan & rendah (produk organik)
Komoditi (beragam), Sistem Kebiasaan
pertanian (perkebunan, Masyarakat:belum
hortikultura, cash crop, tan. mengkonsumsi produk
pangan); Harga tinggi organik
SDM: petani, pedagang, Lahan Intensifikasi:
industri, perbankan, umumnya tercemar
pemerintah, PT, LSM pupuk/pestisida/limbah
Sarana/prasarana Arah Paradigma
Pendukung Pertanian Akan Datang:
Polesi Pemerintah. belum jelas
Skema/alur PEMBANGUNAN PERTANIAN ORGANIK

INFRASTRUKTUR
MODAL PERATURAN SDA

PASAR/
INDUSTRI
TEKNOLOGI HILIR
PRODUKSI
PERTANIAN
SDM
INDUSTRI
HULU
PRODUKTIVITAS
KEMAUAN/ PENDIDIKAN
KUALITAS
MOTIVASI DAN PELATIHAN
KONTINUITAS
AREAL TANAM/POPULASI
ROAD MAP PERBAIKAN PRODUKTIVITAS

PEMUPUKAN
PENGENDALIAN
PASCA HPT
PANEN PRODUKTIVITAS

BIBIT TEKNOLOGI
BUDIDAYA
Manfaat Sistem
Pertanian Organik
Sistem pertanian organik memberikan beberapa
manfaaat diantaranya adalah:
1. Tanaman menjadi sehat, bebas dari bahan kimia aktif,
residu, baik dari akibat oleh pestisida ataupun
pemupukan.
2. Hasil produksi akan lebih sehat.
3. Menjadi pertanian yang mampu menjaga kelestarian
alam dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Budidaya Tanaman Sehat
- Memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologi tanah
- Bahan organik sebagai pembenah tanah dan pengikat air
serta pengkaya mikroorganisme tanah
- Penggunaan kapur pertanian
- Penggunaan pupuk sebagai sumber hara

- Mengurangi penggunaan bahan-bahan sintetis kimia


- Pertanian Organik
- Sistem tanam tumpang sari
- Penggunaan varietas unggul
- PHT
Pertanian organik harus
melestarikan dan meningkatkan
kesehatan tanah, tanaman,
hewan, manusia dan bumi
sebagai satu kesatuan dan tak
terpisahkan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa
kesehatan tiap individu dan
komunitas tak dapat dipisahkan
dari kesehatan ekosistem;
tanah yang sehat akan
menghasilkan tanaman sehat
yang dapat mendukung
kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari
sistem kehidupan. Hal ini tidak
saja sekedar bebas dari
penyakit, tetapi juga dengan
memelihara kesejahteraan
fisik, mental, sosial dan
ekologi.
Ketahanan tubuh, keceriaan
dan pembaharuan diri
merupakan hal mendasar
untuk menuju sehat.
Peran pertanian organik baik dalam
produksi, pengolahan, distribusi dan
konsumsi bertujuan untuk
melestarikan dan meningkatkan
kesehatan ekosistem dan
organisme, dari yang terkecil yang
berada di dalam tanah hingga
manusia.
Secara khusus, pertanian organik
dimaksudkan untuk menghasilkan
makanan bermutu tinggi dan bergizi
yang mendukung pemeliharaan
kesehatan dan kesejahteraan.
Mengingat hal tersebut, maka harus
dihindari penggunaan pupuk,
pestisida, obat-obatan bagi hewan
dan bahan aditif makanan yang
dapat berefek merugikan kesehatan.
Saat ini, bahan-bahan makanan
yang berasal dari pertanian
organik sedang populer di
masyarakat Indonesia.
Sejak dua tahun terakhir banyak
sayuran-sayuran, buah-buahan
organik yang dijual di pasar
tradisional dan pasar modern.
Sayuran dan buah organik
merupakan hasil dari pertanian
organik dengan cara bercocok
tanam tanpa menggunakan
bahan kimia.
Sehingga mampu menghasilkan
bahan pangan yang bergizi
tinggi, sehat, tanpa bahan kimia,
dan tidak merusak lingkungan
disekitar pertanian.
Masyarakat yang mulai mengutamakan kesehatan,
mulai memilih bahan pangan organik.

Saat ini pemerintah Indonesia sedang berusaha


menerapkan program pangan sehat, untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat menggunakan
bahan pangan organik dan menyarankan para petani
agar menggunakan teknik pertanian organik dari pada
sistem pertanian anorganik (konvensional).
PROSPEK PEMASARAN

Menjadi faktor penting, semakin bertambah


petani yang menerapkan sistim pertanian
organik, karena dengan banyaknya masyarakat
yang lebih memilih bahan pangan organik
membuat permintaan bahan pangan organik
semakin meningkat dan menjadi ladang bisnis
yang menguntungkan bagi petani.
Terbatasnya informasi
/pengetahuan tentang produk
organik
Hasil pertanian organik lebih
sedikit jika dibandingkan
dengan pertanian non organik
yang menggunakan bahan
kimia terutama pada awal
menerapkan pertanian organik.
Penampilan produk dan
packaging kurang
Harga lebih mahal dari produk
non-organic
Kurang gencarnya promosi
Supermarket
Outlet organik : Sun Rose
Organik Shop
Door to door marketing
PENINGKATAN PASAR ORGANIK
1. Pengetahuan Konsumen akan Organik:
- Mengenalkan produk organik kepada generasi
muda (anak-anak)
- Mempromosikan manfaat produk organik terutama
dari seg kesehatan
2. Membenahi Produsen Produk Organik:
- Pembinaan petani tentang pertanian organik
- Membangun kepercayaan konsumen dalam hal
kualitas produk
3. Pemasaran dari rumah ke rumah
4. Adanya program dan dukungan dari Pemerintah
5. Kepercayaan atau Sertifikasi organik
LOGO PRODUK PERTANIAN
HASIL PENERAPAN GAP
Lambang Sertifikasi GAP

PRIMA 3 PRIMA 2 PRIMA 1


Tahapan dalam
budidaya PERTANIAN
ORGANIK
PERTANIAN ORGANIK
TANAH HARUS BEBAS DARI SENYAWA KIMIA
Apa Itu ?? BUATAN

AREAL PERTANAMAN BEBAS DARI POLUSI


UDARA

TIDAK MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA BUATAN

LOKASI JAUH DARI PERTANIAN ANORGANIK

LAHAN HARUS BEBAS DARI SAMPAH BAHAN


PLASTIK ATAU LOGAM BERAT

MEMANFAATKAN KEMBALI SISA-SISA MAHKLUK


HIDUP (TANAMAN/HEWAN)
Pertanian Organik
Memanfaatkan bahan-bahan organik
tanpa bahan sintetis kimia
Pupuk alami / PCO dari bahan
daun krinyu, orok-orok, kotoran klinci
Pestisida alami
Mikroorganisme
Daun Saliara
Rimpang lengkuas
Daun Tembakau
Nimba
Daun atau Biji Kecubung
PENYIAPAN LAHAN ORGANIK
Penanaman tanaman seralia (jagung/padi)
secara terus menerus dan pembenaman sisa-
sisa tanaman serta penambahan kompos,
selama lebih kurang 2 tahun yang bertujuan
untuk menghilangkan senyawa kimia buatan
dari dalam tanah
Untuk menambah kesuburan tanah ditanam
tanaman kacang-kacangan
Untuk mengurangi polusi udara, ditanam
disekeliling lahan, tanaman jagung atau orok-
orok
Membuang sampah plastik dan logam dari
lokasi
Pengolahan tanah tidak menggunakan alat-
alat berat (traktor)
Lahan Bukaan Baru di
Siosar
Bekas pertanaman pohon
pinus
Kandungan lignin tinggi
Kelembaban tinggi pada
musism hujan
Erosi, Penyakit
berkembang
Musim Kemarau
Kering
LIGNIN
Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen
penyusun tumbuhan.
Lignin terutama terakumulasi pada batang tumbuhan
berbentuk pohon dan semak. Pada batang, lignin berfungsi
sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya,
sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti semen
pada sebuah batang beton).
Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus
karbohidrat, struktur kimia lignin sangat kompleks dan
tidak berpola sama.
Lahan Bukaan Baru di
Siosar
Bekas pertanaman
pohon pinus Penggunaan bahan
organik yang tinggi
Kandungan lignin
tinggi Penggunaan Kapur
Pertanian
Kelembaban tinggi
pada musism hujan Pengaturan jarak
Erosi, Penyakit tanam
berkembang Penanaman
Musim Kemarau tanaman kacangan
Kering
TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN
ORGANIK

PEMBUATAN BOKASI
PENYIAPAN BIBIT
PENYIAPAN LAHAN
PENANAMAN
PEMELIHARAAN TANAMAN
PANEN
PENYIAPAN BIBIT

Benih sayuran disemai di dalam seed bag atau


cash
Penyiraman bibit dilakukan 1 x 2 hari
Setelah bibit berumur 3 - 4 minggu (tergantung
jenis tanaman) sudah dapat dipindah ke
lapangan
PENYIAPAN LAHAN
Lahan dibersihkan, lalu
dicangkul dan dibentuk
bedengan-bedengan selebar
100 cm, panjang tergantung
lahan. Jarak antara bedengan
45 cm, tinggi bedengan 20 - 30
cm tergantung jenis tanaman
yang akan ditanam

Dibuat bedengan setinggi 15


cm, kemudian rumput-rumput
yang lunak yang ada di lahan
diletakkan di atas bedengan,
kemudian ditabur kompos 3-4
kg/m2
- Kemudian bedengan ditutup mulsa dan dibiarkan selama 3
minggu
- Setelah 3 minggu mulsa dibuka dan bedengan dinaikkan hingga
tinggi 30 cm
- Bedengan telah siap tanam
- Bedengan dapat menggunakan mulsa organik (jerami padi,
sekam padi)

PENANAMAN
Bibit telah dapat ditana setelah berumur 3 4 minggu setelah semai
Brokoli ditanam dengan jarak 30 cm x 60 cm
Kailan ditanam dengan jarak 20 x 20 cm
Daun bawang ditanam dengan jarak 10 x 15 cm
Seledri ditanam dengan jarak 15 x 15 cm
Wortel ditanam dengan cara ditabur
PEMELIHARAAN TANAMAN

o Pemberian pupuk kompos susulan atau


POC dilakukan setiap 2 minggu atau
tergantung jenis tanaman dan
kesuburan lahan

o Dosis setiap pemberian kompos 2


kg/m2

o Penyiangan dan pembumbunan


dilakukan tergantung dari gulma di
lapangan dan jenis tanaman
o Pengendalian hama :
- Secara manual
(manangkap
langsung)
- Menggunakan pestisida
alami (Kencing kelinci,
ekstrak sere wangi, daun
tembakau, rimpang
lengkuas, daun kecubung,
cengkeh)
- Tumpangsari
- Rotasi tanaman
- Penanaman
tanaman penolak
hama/reppelan
(bunga tahi ayam, sere
wangi)
- Penanaman tanaman
perangkap ( berbunga
TUMPANG SARI PAK CHOI
kuning) SELADA MERAH
Menurut bentuknya, pertanaman ganda ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: pertanaman
tumpangsari (Intercropping) dan pertanaman
berurutan (Sequential Cropping).

Sistem Tanam Tumpangsari


- Sistem tanam tumpangsari adalah salah satu
usaha sistem tanam dimana terdapat dua atau
lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam
secara bersamaan dalam waktu relatif sama
atau berbeda dengan penanaman
berselangseling dan jarak tanam teratur pada
sebidang tanah yang sama.
- Mengurangi populasi hama dan penyakit
tanaman
Penggunaan Varietas Unggul

Produktivitas tinggi
Tahan terhadap serangan organisme
pengganggu tumbuhan(OPT)
Cocok ditanam pada kondisi ekosistem
setempat
Pengenalan OPT

Keberhasilan pengendalian OPT


sangat tergantung pada identifikasi
terhadap jenis OPT yang menyerang.
Hal ini disebabkan dengan diketahuinya
jenis OPT yang menyerang akan dapat
ditentukan cara pengendalian yang
tepat.
Pengendalian Hama Terpadu dan
Pengelolaan Resistensi Hama

Prinsip PHT
Budidaya Tanaman Sehat
Pemanfaatan Musuh
Alami
Pengendalian Hama Terpadu

Kultur teknis :
Pengurangan kesesuaian ekosistem (sanitasi, penghancuran
inang, pengolahan tanah dan pengelolaan air)
Gangguan kontinyuitas penyediaan keperluan hidup hama
(pergiliran tanaman, pemberoan lahan, penanaman serentak,
penetapan jarak tanam, lokasi tanaman, memutus sinkronisasi
hama dan tanaman, menghalangi peletakan telur)
Pengalihan populasi hama menjauhi pertanaman (tanaman
perangkap)

Pengendalian hayati :
Menggunakan parasitoid, predator dan patogen
Terima Kasih

Terima Kasih

Terima Kasih
PEMBUATAN
EM0, KOMPOS
PADAT & POC
AGUSTINA E MARPAUNG
KEBUN PERCOBAAN BERASTAGI

46
Pertumbuhan dan produksi tanaman sangat
dipengaruhi oleh lingkungan (tanah dan iklim)
dimana tanaman tersebut tumbuh.

Ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk


kebutuhan tanaman tergantung pada tingkat
kesuburan tanah yang bersangkutan atau dengan
perkataan lain kesuburan tanah adalah
kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara
esensial bagi tanaman dalam jumlah yang
berimbang untuk pertumbuhan dan produksi.
KESUBURAN TANAH

KIMIA FISIK BIOLOGI


Kesuburan tanah dapat dikelompokkan dalam :

Kesuburan fisik tanah dinilai berdasarkan pada


struktur dan tekstur tanah yang berkaitan dengan
ketersediaan air dan udara tanah.
Kesuburan kimia tanah berdasarkan pada
kandungan unsur hara yang dapat disediakan
tanah.
Kesuburan biologi tanah dinilai berdasarkan jasad
renik non phatogen yang tumbuh dan
berkembang pada tanah bersangkutan.
Kebutuhan Hara Tanaman
Hara Makro : N, P, K, Ca, Mg, S, C, H, O
Hara Mikro : Cu, Mn, Zn, Fe, B, Mo, Cl

SUMBER HARA :
- Dari dalam tanah
- Bahan organik/pupuk organik
- Pupuk kimia
- Air irigasi dan Air Hujan
PUPUK ORGANIK
Berasal dari bahan organik sisa-sisa makhluk
hidup yang telah mengalami proses dekomposisi
(peruraian) lebih lanjut.
Pemeilihan Bahan
Sumber-sumber bahan organik dapat diperoleh
dari :
Sisa tanaman/tumbuhan
Kotoran ternak
Makhluk hidup yang telah mati
Bahan organik umumnya mengandung 90% unsur
hara C, H dan O, sedangkan 10% terdiri dari S, P, N,
Ca, K dan Mg serta beberapa unsur hara mikro
dalam jumlah yang relatif sedikit.

Bahan organik berperan sebagai penyuplai sumber


hara, memperbaiki struktur dan tekstur tanah,
mengikat air dan mengembangkan biologi tanah.

Pemberian pupuk organik (seperti pupuk kandang),


berpengaruh baik terhadap struktur tanah, tanah
menjadi lebih gembur, sehingga volume perakaran
menjadi lebih luas dan serapan hara oleh tanaman
menjadi lebih baik.
PROSEDUR PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
(KOMPOS)

Penyiapan Larutan EM

Dilarutkan EM sebanyak 0,5 l kedalam 20 liter larutan gula


merah (1 kg gula merah + 20 liter air)

Memilih dan Mengumpulkan Bahan Organik

Terlebih dahulu bahan baku dipilih yang mudah dirombak,


seperti rerumputan /daunan yang tidak berkayu dan
berserat, pupuk kandang asli, bahan harus segar
Teknologi effective microorganisme adalah suatu kultur campuran
Mengandung bakteri perombak ( mikroorganisme ) yang bermanfaat
bagi pertumbuhan tanaman

Beberapa Keuntungan dalam mengaplikasikan Effective


microorganisme (EM) adalah :

1. Menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen yang


merugikan tanah dan tanaman
2. Mempercepat penguraian bahan organik
3. Meningkatkan Ketersediaan nutrisi dan senyawa organik
tanaman
4. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme seperti Mychoriza
5. Meningkatkan Nitrogen
PEMBUATAN EFFECTIVE MICROORGANISME (EM)
Bahan-bahan:
- Susu lembu 0,5 l
- Isi usus (ayam/kambing) 0,5 1 Kg
- Seperempat kilogram terasi
- Dedak merah 0,5 kg
- 0.5 kg Gula merah
- 1 buah nanas
- 20 liter air bersih.

Alat-alat yang diperlukan :


- Panci
- Kompor
- Blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :

- Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan


dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang
tidak diperlukan mati.
- Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan
sampai suhu 27 0C.
- Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
- Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-
gelembung, hari ke 5 wadah mengalami
pembengkakan volume cairan meningkat.
- Umumnya pada hari ke 14, volume air EM normal,
aroma busuk hilang dan ditandai EM kental
Berikut adalah Bagan Pembuatan EM :
Bahan-Bahan Dasar EM :
Terasi, dedak, Gula merah, Nenas
dipanaskan dengan 20 L air
sampai mendidih

Ditambahkan Usus ayam/kambing,


bersamaan dengan Susu sapi
murni setelah hasil adonan dingin

Dituang kedalam deregen berisi


25 L ditaruh didalam ruang gelap

Hasil effectiv mikroorganisme (EM) dapat membantu mempercepat proses


pembuatan pupuk organik dalam bentuk cair maupun padat
5 Hari
Setelah di
siram EM

Tanaman
sebelum
diaplikasikan

14 Hari
setelah
disiram EM
Pemotongan/Pencacahan Bahan Organik

Untuk mempercepat proses pengomposan,


sebaiknya bahan kompos terlebihdahulu dipotong
atau dicacah, Pemotongan secara manual ataupun
dengan menggunakan alat pemotong

Penumpukan Pupuk Organik

Proses pengomposan dapat berjalan dengan cepat dan


baik apabila campuran bahan organik ditumpuk dengan
ketinggian 50-80 cm.
Inokulasi EM Melalui Penyiraman Larutan Fermentasi

Larutan fermentasi EM yang telah disiapkan disiram secara


peralahn-lahan dengan menggunakan gembor kedalam
adonan secara merata sampai kandungan air 30 %.
Kemudian tumpukan tersebut ditutup dengan goni atau terpal.

Pematauan Suhu

Pada tahap ini suhu tumpukan perlahan-lahan meningkat


mencapai 65oC. Suhu setinggi ini selama 1-2 hari diperlukan
untuk mematikan gulma dan mikroba phatogen, serta
membantu memperlunak bahan yang dikompos. Pematauan
suhu dilakukan selang 2 hari dipertahankan suhu 40-50oC.
Selang 3 hari adonan dibuka dan diaduk gendukan makin
ditinggikan. Perlakuan ini berlangsung selama 2 minggu
sampai suhu mendekati suhu kamar dan stabil
Pematangan Pupuk Organik

Pematangan kompos ditandai dengansuhu rata-rata


menurun dan stabil mendekati suhu kamar 27-30 oC.
Bahan lapuk dan meyerupai tanah dengan warna
coklat dan kehitaman

Pemanenan dan Pengemasan

Setelah seluruh tahapan proses dilalui dan sudah


menjadi kompos matang, maka kompos dikemas
dengan ukuran yang dikendaki pemilik dengan
terlebih dahulu diayak/disaring memakai kawat
dengan ukuran standard lubang saringan. Kompos
dikemas dalam kantung kedap air
PUPUK KOMPOS
Bahan/1 ton :
500 Kg Pupuk Kandang
50 Kg Serbuk kayu
100 Kg daun krinyu yang tidak berbatang keras
100 Kg daun pait-paitan yang tidak berbatang keras
100 Kg Sekam padi
150 Kg Pupuk ikan
500 cc EM0 / 1 ltr EM4
40 L Larutan gula merah (0.5 Kg Gula Merah)
SKEMA PEMBUATAN KOMPOS
Pupuk Kandang

Ditumpuk berlapis
Ikan Busuk Kering dan Trichoderma
Disiram lar. EM
Sekam Padi,
Serbuk kayu

Daun 4- 6 minggu
Krinyu & Paitan

Kompos siap Tanaman


pakai dilapangan
SISA TANAMAN SEBAGAI BAHAN
KOMPOS
PROSEDUR KERJA
Terlebih dahulu sediakan 500 cc EM dituang kedalam
40 L larutan gula merah yang telah diaduk, kemudian
dituang kedalam gembor

Pada tahap kedua disediakan bahan baku untuk


pembuatan kompos

Pada Lapisan pertama dituang Kandang ayam


sebanyak 100 kg, batang jagung sebanyak 50 Kg
yang telah dicincang halus, lalu disiram dengan
gembor secara merata dan secukupnya

Pada lapisan kedua dituang 50 kg sekam padi dan 40


kg ikan busuk lalu disiram dengan gembor secara
merata dan secukupnya
Pada Lapisan ketiga dituang Kandang ayam
sebanyak 100 kg, daun (krinyu, orok-orok) sebanyak
50 Kg yang telah dicincang halus, lalu disiram
dengan gembor secara merata dan secukupnya

Pada lapisan keempat dituang 25 kg serbuk


gergaji/sekam dan 40 kg ikan busuk lalu disiram
dengan gembor secara merata dan secukupnya

Pada Lapisan kelima dituang Kandang ayam


sebanyak 100 kg, batang jagung sebanyak 50 Kg
yang telah dicincang halus, lalu disiram dengan
gembor secara merata dan secukupnya
Kemudian ditutup dengan goni plastik atau terpal
Pada hari 1-2 tahap ini suhu meningkat mencapai 65oC.
Pada hari ke 3 adonan dibuka lalu diaduk. Pada saat
pengadukan diberikan 10 L larutan gula merah secara
merata
Lalu gundukan ditinggikan dan ditutup dengan goni atau
terpal kembali
Pada hari ke 7, 12, adonan dibuka lalu diaduk. Pada saat
pengadukan diberikan 10 L larutan gula merah secara
merata dan secukupnya.
Lalu gundukan ditutup goni atau terpal kembali
Umumnya pada hari ke 21 atau 28, proses dekomposisi
mulai tampak dimana kompos (bokasi) tidak berbau
maupun panas, warna lebih gelap coklat kehitaman,
dipegang tidak lengket
Bahan campuran diaduk dan
ditutup dengan plastik

Bahan sudah dapat digunakan 3


4 minggu setelah pencampuran,
yang ditandai dengan tidak
mengeluarkan panas dan bau
PEMBUATAN POC
I. KOTORAN KELINCI PLUS
(KOTCIPLUS)
Kotoran kelinci terbuat dari kotoran +
urine + tepung limbah ikan + EM0 +
air kelapa dengan perbandingan 4 : 8
:1:1:1
Semua bahan dicampur dan
difermentasi selama 1 bulan di dalam
drum tertutup.
Setelah 1 bulan fermentasi, bahan
disaring dengan kain saring dan
diambil cairannya, kemudian
disimpan dalam wadah tertutup.
II. POC KRINYU
POC KRINYU terbuat dari daun
krinyu + tepung limbah ikan +
EM0 + air kelapa + air dengan
perbandingan 10 : 1 : 2 : 2 : 6
Semua bahan dicampur dan
difermentasi selama 1 bulan di
dalam drum tertutup.
Setelah 1 bulan fermentasi,
bahan disaring dengan kain
saring dan diambil cairannya,
kemudian disimpan dalam wadah
tertutup.
Pencampuran Bahan Hasil setelah Fermentasi
dan Fermentasi Disaring

Dosis yang diberikan per


tanaman adalah sebanyak
200 ml, dengan melarutkan
20 ml pupuk POC dalam l
liter air, 1 x 2 minggu,
dimulai saat tanam
SELAMAT
MENCOBA

77
Pengelolaan Resistensi Hama

Suatu organisme pengganggu


tumbuhan(OPT) disebut resisten jika OPT
disuatu daerah yang biasanya dapat
dikendalikan oleh suatu jenis pestisida,
tetapi kemudian menjadi tidak dapat
dikendalikan oleh pestisida tersebut
DAMPAK RESISTENSI OPT

Petani : biaya pengendalian menjadi


mahal
Pemerintah : target produksi tidak
tercapai
Perusahaan pestisida : waktu edar
pestisida pendek
Masyarakat : menanggung resiko
bahaya bagi kesehatan dan
lingkungan
TERJADINYA RESISTENSI OPT
Tindakan manusia:
Kurang pengetahuan tentang OPT dan pestisida
Penggunaan pestisida yang berlebih

Risiko resistensi menjadi tinggi dengan


penggunaan insektisida berspektrum luas
(organofosfat dan piretroid) karena:
Disamping mengendalikan hama sasaran,
insektisida ini juga akan membunuh hama lain
sebenarnya tingkat populasinya masih rendah
Jika kemudian insektisida berspektrum luas
digunakan lagi, maka kemungkinan hama tersebut
sudah resistenRisiko
PENGELOLAAN RESISTENSI OPT

Menerapkan cara pengendalian non kimiawi. Contoh : pergiliran


tanaman, pemasangan perangkap OPT, pengaturan jarak tanam,
dll.

Menggunakan pestisida jika diperlukan. Contoh : menerapkan


ambang pengendalian.

Melakukan pergiliran pestisida berdasarkan cara kerja

Dianjurkan menggunakan pestisida selektif dari pada pestisida


bersepktrum luas. Contoh : Bacillus thuringiensis, benzoil urea, dll.

Menggunakan dosis atau konsentrasi formulasi yang tepat.


STRATEGI PENGGUNAAN
PESTISIDA YANG BAIK

Anda mungkin juga menyukai