Anda di halaman 1dari 21

GEL

FTS CSP STERIL NON


STERIL
PENGERTIAN GEL

Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari


suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli.
PENGGOLONGAN GEL

Berdasarkan sifat pelarut :


1. Hidrogel (pelarut air).
Hidrogel pada umumnya terbentuk oleh molekul polimer
hidrofilik yang saling sambung silang melalui ikatan
kimia.
2. Organogel (pelarut bukan air/pelarut organik). Contoh:
plastibase (suatu polietilen dengan BM rendah yang
terlarut dalam minyak mineral dan didinginkan secara
shock cooled), dan dispersi logam stearat dalam minyak.
3. Xerogel.
Gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut yang
rendah diketahui sebagai xerogel.
PENGGOLONGAN GEL

4. Emulgel
Emulgel adalah emulsi baik O/W maupun W/O
yang dibuat gel dengan mencampurkannya dengan
gelling agent.
KEUNTUNGAN SEDIAAN GEL

Untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat


digunakan; penampilan sediaan yang jernih dan
elegan; pada pemakaian di kulit setelah kering
meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya
lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga
pernapasan pori tidak terganggu; mudah dicuci
dengan air; pelepasan obatnya baik; kemampuan
penyebarannya pada kulit baik.
KEKURANGAN SEDIAAN GEL

 Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di


dalam air sehingga diperlukan penggunaan peningkat
kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai
perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci
atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang
tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.
 Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau
dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang tinggi.
 Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alkohol yang
tinggi dapat menyebabkan pedih pada wajah dan mata,
penampilan yang buruk pada kulit bila terkena pemaparan
cahaya matahari, alkohol akan menguap dengan cepat dan
meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah sehingga
tidak semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif.
Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai
berikut (Disperse system):
 Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat
mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan volume. Pelarut akan
berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan
gel. Pengembangan gel kurang sempurna bila terjadi ikatan silang antar
polimer di dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan komponen
gel berkurang.

 Sineresis.
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan
yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu
pembentukan gel terjadi tekananyang elastis, sehingga terbentuk massa gel
yang tegar. Mekanisme terjadinya kontraksi berhubungan dengan fase
relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya
perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar matriks
berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan.
Sineresis dapat terjadi pada hidrogel maupun organogel.
Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai
berikut (Disperse system):
 Efek suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui
penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah
pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer separti MC, HPMC, terlarut
hanya pada air yang dingin membentuk larutan yang kental. Pada
peningkatan suhu larutan tersebut membentuk gel. Fenomena
pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan
disebut thermogelation.

 Efek elektrolit.
Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel
hidrofilik dimana koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu
hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas
gel dan mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian
tekanan geser. Gel Na-alginat akan segera mengeras dengan adanya
sejumlah konsentrasi ion kalsium yang disebabkan karena terjadinya
pengendapan parsial dari alginat sebagai kalsium alginat yang tidak larut.
Sifat dan karakteristik gel adalah sebagai
berikut (Disperse system):
 Elastisitas dan rigiditas
Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa,
selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan
elastisitas dengan peningkatan konsentrasi pembentuk gel. Bentuk
struktur gel resisten terhadap perubahan atau deformasi dan mempunyai
aliran viskoelastik. Struktur gel dapat bermacam-macam tergantung dari
komponen pembentuk gel. (Gel lebih kental daripada sol, karena gel
tersusun oleh kerangka tiga dimensi gel yang memiliki titik hubung yang
banyak antar partikelnya, sedangkan sol memiliki titik hubung /ikatan
yang sedikit sehingga sol akan membentuk sistem yang lebih encer.

 Rheologi
Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang
terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan
menunjukkan jalan aliran non – Newton (menggunakan alat brookfield)
yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju
aliran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
formulasi

Penampilan gel : transparan atau berbentuk suspensi


partikel koloid yang terdispersi, dimana dengan jumlah
pelarut yang cukup banyak membentuk gel koloid yang
mempunyai struktur tiga dimensi.
Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat
yang bersifat kationik pada kombinasi zat aktif, pengawet
atau surfaktan dengan pembentuk gel yang bersifat anionik
(terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik tersebut).
Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan
tidak bereaksi dengan komponen lain dalam formulasi.
Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan
pengawet sebab polisakarida bersifat rentan terhadap
mikroba
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
formulasi
Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan
bersifat solid tapi sifat soliditas tersebut mudah diubah dengan
pengocokan sehingga mudah dioleskan saat penggunaan
topikal.
Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak
menimbulkan perubahan viskositas saat disimpan di bawah
temperatur yang tidak terkontrol.
Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab
saat penyimpanan dapat terjadi penurunan konsentrasi polimer
yang dapat menimbulkan syneresis (air mengambang diatas
permukaan gel)
Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila
daya adhesi antar pelarut dan gel lebih besar dari daya kohesi
antar gel maka sistem gel akan rusak.
Komponen Gel

1. Gelling Agents


Termasuk dalam kelompok ini adalah gum alam,
turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari
sistem tersebut berfungsi dalam media air, selain itu
ada yang membentuk gel dalam cairan nonpolar

Catatan: Pada pemilihan gelling agent perhatikan


dengan pH stabilita dan inkompatibilitasnya
Gelling Agents

Polimer (gel organik) :


1. Gum alam (natural gums) yaitu Natrium alginat,
Karagenan, tragakan dan pektin
2. Derivat selulosa : HPMC, MC, Na CMC, HEC,
HPC
3. Polimer sintetis (Karbomer = karbopol)

Polietilen (gelling oil)


Bahan tambahan gel

Pengawet
Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan
mikroba, tetapi semua gel mengandung banyak air
sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba.
Dalam pemilihan pengawet harus memperhatikan
inkompatibilitasnya dengan gelling agent. Beberapa
contoh pengawet yang biasa digunakan dengan gelling
agent :
Tragakan : metil hidroksi benzoat 0,2 % w/v dgn propil
hidroksi benzoat 0,05 % w/v
Na alginate : metil hidroksi benzoat 0,1- 0,2 % w/v, atau
klorokresol 0,1 % w/v atau asam benzoat 0,2 % w/v
Bahan tambahan gel

Penambahan Bahan higroskopis Bertujuan


untuk mencegah kehilangan air. Contohnya gliserol,
propilenglikol dan sorbitol dengan konsentrasi 10-20
%
Chelating agent Bertujuan untuk mencegah basis
dan zat yang sensitive terhadap logam berat.
Contohnya EDTA.
FORMULA GEL

Formula Umum/standar
R/ Zat aktif
Basis gel
Zat tambahan
Formula gel natrium diklofenak

Zat Jumlah Kegunaan

Natrium 1,075% Zat aktif


diklofenak
HPMC 10% Gelling agent

Metilparaben 0,075% Pengawet antimikroba


Mencegah kehilangan air dan kosolven
Propilen glikol 10%

Etanol 45% Pelarut untuk zat aktif dan pengembang


basis

Aquadest ad 100% Pengembang basis, pelarut


PROSEDUR

Kembangkan HPMC Campurkan


Larutkan Natrium
dalam campuran larutan Natrium
diklofenak dalam
etanol dan aquades. diklofenak,
etanol. Larutkan
Setelah mengmbang, Larutan Metil
Metil paraben
aduk hingga paraben dan
dalam pg.
homogen. Propilen glikol.

Campurkan campuran
zat aktif dan bahan
Timbang Tambahkan sisa lainnya ke dalam basis
sediaan, air hingga yang sudah
kemudian volume tertentu, mengembang , aduk
masukkan ke aduk hingga dengan kecepatan
dalam pot. homogen. sedang hingga
homogen.
Formula gel metil salisilat

Zat Jumlah Kegunaan


Metil salisilat 4% Zat aktif
Hypromellose 5% Gelling agent
Metilparaben 0,18% Pengawet antimikroba

Propilparaben 5% Pelarut Pengawet

Etanol 40% Pelarut untuk zat aktif pengembang


basis

Aquadest ad Pengembang basis, pelarut


100%
EVALUASI GEL

Evaluasi fisik : Penampilan (Yang dilihat


penampilan, warna dan bau), Homogenitas,
Viskositas/rheologi, Distribusi ukuran partikel, Uji
Kebocoran, Isi minimum, Penetapan pH, Uji
pelepasan Bahan aktif dari sediaan gel.

Evaluasi kimia : Identifikasi zat aktif dan


Penetapan kadar zat aktif.

Evaluasi biologi : Uji penetapan potensi antibiuotik


dan Uji sterilitas
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai