Anda di halaman 1dari 18

CONTOH

PENAFSIRAN DAN
GARIS BESAR
KHOTBAH MAZMUR
11
LANGKAH PENTING:
1. Bentuk, Struktur dan Konteks

Penafsiran Terinci

3. Catatan Untuk Khotbah

4. Garis Besar Khotbah


1.
BENTUK, STRUKTUR
DAN KONTEKS
 Mazmur 11 adalah ratapan atau nyanyian kepercayaan
atau ungkapan iman penyerahan kepada Tuhan.
 Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam
nyanyian kepercayaan yakni (1) Latarbelakang situasi
yang dialami pemazmur (2) Pengungkapan Alasan akan
kepercayaan (3) Hasil dari iman kepercayaan yang
dijelaskan.
 Alamat Mazmur ini bukan kepada Allah tetapi kepada
manusia sebagai ungkapan kepercayaan kepada Tuhan.
 Mazmur ini mengungkapkan percakapan antara
pemazmur dan teman-temannya. Pemazmur dalam
keadaan gawat dan terancam oleh musuh-musuhnya.
 Latarbelakang historis Mazmur ini tidak diketahui, tetapi
terungkap dengan jelas gawatnya situasi yang sedang
dihadapinya

 Terdapat tiga bagian dari mazmur ini yakni


Bagian 1 (ay.1a) : Pemazmur menyatakan iman dan
kepercayaan kepada Tuhan

Bagian kedua (ay.1b-3) Pemazmur menolak usul teman-


temannya untuk melarikan diri dari bahaya. Selain itu
alasan teman-teman untuk melarikan diri tidak dijelaskan

Bagian ketiga (ay. 4-7) Pemazmur menerangkan dan memberi


alasan ia beriman, bersandar dan percaya kepada Tuhan
 Pembagian ini bisa juga dilakukan dalam dua bagian
besar :

Pertama : Keputusasaan
diungkapkan (1-3)

Kedua : Harapan dipulihkan


(4-7)
2.
PENAFSIRAN
TERINCI
 Ayat 1a : Pemazmur mulai dengan pernyataan bahwa ia
telah mencari perlindungan pada Tuhan dan dengan itu
mengungkapkan kepercayaannya pada Tuhan.
 Ayat 1b : Krisis yang dihadapi pemazmur membawa
pencobaan baginya. Pencobaannya bukan untuk tidak
percaya kepada Tuhan, tetapi pencobaan untuk
melarikan diri dari persoalan dan bahaya yang sedang
dihadapinya. Melarikan diri ini digambarkan dengan
istilah “terbaglah ke gunung seperti burung.” Pelarian ini
dari sisi pandang manusia akan membawa keselamatan.
 Teman-temannya seolah ingin berkata “bergegaslah
untuk melarikan diri” dalam keadaan gawat dan genting
 Ayat 2 : Jenis ancaman dari musuh digambarkan dari
ayat ini. Kata “tali busur” dalam PL adalah lambang
kekuasaan dan kekuatan. Pemazmur di sini nampak
terancam secara badani atau fisik.
 Sedangkan kata “panah” yang dalam makna PL secara
historis berrati lambang pengkhianatan, penipuan,
kesaksian dan dusta. Pemazmur juga terancam secara
psikis / jiwani.
 Serangan orang fasik itu dilakukan di tempat yang gelap
dengan harapan bahwa mereka tidak akan terlihat.
 Tetapi perhatikan : ayat 4 – Sorot mata Tuhan melihat
segala sesuatu.
 Ayat 3 : Puncak serangan orang fasik yaitu dasar-dasar
kehidupan bersama dan bermasyarakat yakni hukum dan
peraturan Israel terancam diruntuhkan orang Israel.
 Ancaman musuh ternyata tidak saja menyerang tubuh,
jiwa tapi juga menyerang kehidupan dan etika
masyarakat (komunitas).
 Jika dibandingkan dengan konteks jauh Hosea 4:2 –
konsekuensi dari etika yang diruntuhkan yaitu
penyembahan berhala, pembunuhan, penipuan,
perzinahan, dan penindasan akan merajalela.
 Situasi ini menimbulkan keputusasaan sehingga
pemazmur berseru “apakah yang dapat dibuat orang
benar itu? (ay.3b)
 Tetapi...... Seruan keputusasaan ini berubah jadi
nyanyian kepercayaan ayat 4-7.
 Dari ayat 3 ke ayat 4 terjadi perubahan perspektif. Kalau
sebelumnya mata dan pikiran tertuju kepada besarnya
persoalan yang dihadapi, kini pandangan diarahkan
kepada Tuhan.
 Catatan : Hanya melalui perubahan pandangan inilah
iman dapat dipulihkan dan persoalan dapat teratasi
cepat atau lambat.
 Apa maksud ungkapan “Tuhan ada di dalam Baitnya
yang Kudus? (1) Penekanan bahwa Tuhan ada bersama
umat-Nya (2) Tuhan berkuasa atas dunia dan serangan
para musuh. Di sini ditekankan sifat Allah yang imanen
tetapi juga yang trasenden berdaulat atas umat-Nya dan
Dunia.
 Ayat 5-7, Merupakan hakikat pengujian Tuhan terhadap
orang Benar dan Orang Fasik.
 Ujian ini digambarkan dengan kata-kata “mengjuji
logam dalam kemurnian.” Secara Historis, Pengujan
logam di Timur Tengah menggunakan api dan berisikan
penderitaan tetapi akan mencapai puncaknya dengan
kemurnian dan kemudian hak memandang wajah Tuhan
(ay.7)
 Sama sekali berbeda dengan orang fasik. Jika api adalah
lambang pengujian bagi orang benar untuk mencapai
kemurnian, dalam perspektif orang kafir, api adalah
elemen penghukuman bagi orang fasik. “arang berapi
dan belerang adalah simbol penumpasan kejahatan.
 Gambaran tentang “angin yang menghanguskan”
adalah angin panas di padang pasir biasanya dari Timur
dan Barat yang menghancurkan tanaman dan membawa
panas yang luar biasa. Bandingkan konteks
penghancuran Sodom Gomora (Kej. 19:24)
 Ayat 7 adalah wujud nyata keadilan Allah. Di sini
ditekankan bahwa penghukuman adalah wujud keadilan
Tuhan.
 Krisis yang dihadapi pemazmur membawa
keputusasaan dn perasaan bahwa seolah Tuhan
menyembunyikan wajah-Nya.
 Namun pandangan pada Tuhan mengubah perspektif
kehidupan dari persoalan kepada harapan
3.
CATATAN UNTUK
KHOTBAH
BEBERAPA TEMA YANG TAMPAK:
 Terdapat keadaan seolah-olah Tuhan Tidak Campur
Tangan (Kebisuan Tuhan)

Banyak hal yang mengancam orang percaya dari berbagai


segi, fisik, psikis, dan tatanan etika dan peraturan.

Kini :
Orang Kristen menghadapi tantangan besar soal fisik,
psikis etika tatanan hidup dasar-dasar keyakinan.
 Orang Percaya tidak mencari Penderitaan

Kapan seorang dapat menghindari


penderiaan dan kapan ia tidak bisa
lari dari penderitaan dan persoalan
yang dihadapi. Pengamatan tepat
tentang situasi yang dihadapi erlu
diperhatikan
 Perlu penilaian yang tepat akan situasi yang dihadapi
untuk mewujudkan iman yang benar.

 Kita perlu menyadari bahwa Tuhan tetap memperhatikan


kita walau sepertinya kita merasa bahwa Tuhan tidak
menghiarukan kita. Perspektif terhadap masalalah dan
perspektif terhadap Tuhan adalah bukti seseorang
beriman.

 Pembalasan Orang Fasik adalah urusan Tuhan dan


Bukan Tugas Manusia. Api adalah wujud dari Tuhan
dalam masing-masing keadaan (fasik atau benar)
JUDUL : PERCAYALAH DAN BERHARAP
KEPADA TUHAN
1. Percayalah dan Berharap kepada Tuhan
Walaupun keadaan Sulit (ay.1-3)
2. Percayalah dan Berharaplah kepada
Tuhan karena Ia Mahaada dan
Mahakuasa (ay.4)
3. Percayalah dan berharaplah kepada
Tuhan karena ia Mahaadil (ay5-7)

Anda mungkin juga menyukai