Anda di halaman 1dari 27

NAMA-NAMA ALLAH

Oleh

Emiel Yulius Rembet, SE

MAKALAH

Diserahkan Kepada

Junita Grace L.P. Aruan, M.Th

Sebagai Bagian dari Tugas Mata Kuliah

TEOLOGI SISTEMATIK 1:
BIBLIOLOGI DAN PROPER

Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia

Palu

Desember 2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................. i

BAB

I PENDAHULUAN................................................................................... 1

II NAMA-NAMA ALLAH......................................................................... 2

Dalam Perjanjian Lama....................................................................


Dalam Perjanjian Baru.....................................................................

III KESIMPULAN........................................................................................ 5

BIBLIOGRAFI.......................................................................................................... 6

1
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pengertian yang paling umum Nama Allah adalah WahyuNya sendiri.

Nama itu adalah penunjukkan atas diri Allah, bukan sebagaimana Ia ada dalam

kedalaman Jatidiri Ilahinya, tetapi sebagaimana Ia menyatakan diriNya terutama dalam

hubunganNya dengan manusia.1

Satu nama umum dari Allah terpisah dan menjadi banyak nama, yang

mengekspresikan berbagai sisi dari Jatidiri Allah. Hanya oleh karena Allah telah

mengungkapkan diriNya sendiri dalam NamaNya (nomen editum) maka kita dapat

menyebut Dia dengan nama dari berbagai bentuk (nomina indita).Error: Reference

source not found

Metode Penulisan Makalah ini secara Deskriptif, Induktif dan Perpustakaan;

dengan tujuan agar orang-orang bisa mengetahui Nama-nama Allah berdasarkan

"nomina propria" (nama diri); yang dibagi dalam dua kategori umum yaitu Nama-nama

Allah dalam Perjanjian Lama dan Nama-nama Allah dalam Perjanjian Baru.Error:

Reference source not found

Sistematika Penulisan Makalah ini adalah Bab I berisi Pendahuluan, Bab II

membahas tentang Nama-nama Allah dalam Perjanjian Lama, Bab III membahas Nama-

nama Allah dalam Perjanjian Baru dan Bab IV berisi Kesimpulan.

1
Berkhof Louis, Teologi Sistematika, Volume 1: Doktrin Allah (Surabaya: Momentum (LRII), 2004)
1
BAB II

NAMA-NAMA ALLAH
DALAM PERJANJIAN LAMA

El, Elohim

Nama yang paling sederhana yang dengannya Allah disebut dalam Perjanjian

Lama adalah nama 'El', yang sangat mungkin berasal dari kata ul, yang berarti yang

pertama, menjadi tuan, dan juga berarti kuat dan berkuasa. Nama 'Elohim' (bentuk

tunggalnya adalah 'Eloah') mungkin berasal dari akar kata yang sama, atau berasal dari

kata allah yang berarti 'dilingkupi ketakutan'; dan dengan demikian menunjuk kepada

Allah sebagai Dia yang kuat dan berkuasa, atau merupakan obyek dari rasa takut. Error:

Reference source not found)

Nama Elohim ini jarang sekali muncul dalam bentuk tunggal, kecuali dalam puisi.

Bentuk jamak seperti ini dianggap sebagai bentuk intensif dan dengan demikian dapat

memberikan petunjuk akan adanya kuasa yang penuh.Sebab nama itu juga dipakai untuk

menunjuk kepada berhala2). Untuk menunjuk manusia3), dan tentang penguasa.4 )Error:

Reference source not found)

Istilah "elohim" dalam pengertian umum keallahan terdapat sekitar 2.570 kali

dalam Perjanjian Lama. Kira-kira 2.310 kali istilah ini digunakan bagi Allah yang benar.

Pertama kali disebut dalam ayat pertama Alkitab. Kata ini juga dipakai untuk

2
Ibid, Mazmur 95:3; 66:5.
3
Ibid, Kejadian 33:10; Keluaran 7:1.
4
Ibid, Hakim-hakim 5:8; Keluaran 21:6; 22:8-10; Mazmur 82:1
2
3
menunjukkan kepada keallahan palsu dalam Kejadian 35:2,4; Keluaran 12:12; 18:11;

23:24.

Arti kata elohim tergantung dari asal katanya. Beberapa orang mengerti

bahwa kata ini dari sebuah akar kata yang mempunyai arti takut, dan menunjukkan

bahwa keallahan harus ditakuti, dihormati atau disembah. Orang-orang lain

menelusurinya sampai pada akar kata yang berarti kuat, menunjukkan satu Keallahan

yang kekuatanya besar. Meskipun tidak menyakinkan, bukti agaknya menunjukkan

kepada arti kedua, dalam masus Allah yang benar itu, bahwa Dia adalah yang Kuat,

Pemimpin yang Perkasa, Keallahan yang Tertinggi.

Elohim, sebuah bentuk jamak, adalah khas Perjanjian Lama dan tidak muncul

dalam bahasa Semitik yang lain. Secara umum ada tiga pandangan mengenai arti bentuk

jamak ini.

Bentuk Jamak yang Bersifat Politeistik.

Yaitu, aslinya kata ini memiliki pengertian suatu Allah yang jamak dan hanya

belakangan memperoleh arti tunggal. Tetapi, monotesme Perjanjian Lama adalah

dinyatakan/diwahyukan, dan bukan dikembangkan dari politeisme.

Bentuk Jamak yang Trinitarian

Yaitu, Allah Esa yang berpribadi tiga tampak, atau paling sedikit

diisyaratkan, dalam penggunaan bentuk jamak ini. Bagaimanapun juga, seperti yang

akan kita lihat pada pasal berikut, untuk menyimpulkan ini mengharuskan pembacaan

wahyu Perjanjian Baru kembali ke dalam Perjanjian Baru. Kejamakan ini mungkin

memberi tempat bagi wahyu berikutnya tentang Trinitas. Tetapi berbeda sekali bila

dikatakan bahwa bentuk jamak tersebut menunjukkan Trinitas.

3
4
Bentuk Jamak yang Penuh Keagungan

Kenyataan bahwa kata benda “elohim” ini secara konsisten dipakai dengan

bentuk-bentuk kata kerja tunggal dan dengan kata sifat dan kata ganti dalam bentuk

tunggal meneguhkan hal ini. Bentuk jamak yang agung ini menunjukkan kebesaan dan

supremasi Allah yang tak terbatas.

Jika Nama Allah berarti yang Kuat dan muncul dalam sebuah bentuk jamak

yang agung, orang akan berharap bahwa nama ini dipakai dalam kaitan dengan

kebesaran dan tindakan-tindakan besar dari Allah.

Dalam hubungan dengan kedaulatanNya. "Elohim" dipakai untuk menggambarkan Dia sebagai

"Allah seluruh bumi" (Yesaya 54:5), "Allah segala makhluk" (Yeremia 32:27), "Allah semesta

langit" (Nehemia 2:4) dan "Allah segala Allah dan Tuhan segala tuan" (Ulangan 10:17).

Dalam hubungan dengan karya PenciptaanNya. Ia adalah Elohim yang menjadikan

segala sesuatu (Kejadian 1:1; Yesaya 45:18; Yunus 1:9)

Dalam hubungan dengan PenghakimanNya. (Mazmur 50:6; 58:12)

Dalam hubungan dengan KaryaNya yang besar bagi umat Israel. (Ulangan 5:23; 8 :15;

Mazmur 68:8).

Adonai

Nama Adonai ini sangat erat hubungan dengan nama El, Elohim, atau Elyon. Kata

Adonai mungkin diturunkan dari dun (din), atau adan yang keduanya berati menghakimi,

memerintah, dan dengan demikian menunjuk kepada Allah sebagai Penguasa yang kuat,

kepada siapa semuanya harus berhadapan, dan kepadanya manusia adalah hamba. Berikut ini

adalah nama-nama Allah yang menunjuk kepada kenyataan bahwa Yang Dimuliakan ini

4
5
merendahkan diri untuk memasuki hubungan dengan makhlukNya.Error: Reference source

not found)

El-Shaddai

Meski asal kata ini tidak pasti, yang paling diterima ialah bahwa shaddai

berhubungan dengan bahasa Akkadian (shadu –red) yang berati "gunung". Jadi nama ini

menggambarkan Allah sebagai Yang Mahakuasa sedang berdiri diatas gunung. Ini

adalah nama oleh mana Allah tampak kepada kepala-kepala keluarga untuk memberikan

penghiburan dan penguatan tentang perjanjian dengan Abraham (Kejadian 17:1; 28:3;

35:11; 6:3; Mazmur 91:1-2).5)Error: Reference source not found Nama ini sering dipakai dalam kaitan

dengan menghajar umat Allah (Rut 1:20-21).

El-Elyon

Nama ini, “Allah yang Mahatinggi” menekankan kekuatan, kedaulatan, dan

supremasi Allah. nama ini pertama kali dipakai oleh Melkisedek ketika ia memberkati

Abraham (Kejadian 14:19). Walaupun Yesaya 14:14 mencatat usaha Setan untuk

merampas supremasi Allah.namun dalam ayat ini dipakai lagi pada kira-kira tahun 1000

sebelum Kristus dimana-mana ini muncul dala tulisan puisi dan tulisan semasa

pembuangan (Mazmur 9:3; Daniel 7:18, 22, 25, 27).

El-Olam

Nama ini berarti “Allah yang Kekal”, berasal dari bentuk aslinya berarti "Allah

Kekekalan" (Kejadian 21:33). Nama ini menekankan Allah yang tak berubah (Mazmur100:5;

103:17) dan dihubungkan dengan kekuatanNya yang tak pernah habis (Yesaya 40:28).

El-Roi

5
Lembaga Alkitab Indonesia, ALKITAB. Keluaran 6:2
5
6
"Allah yang melihat" (Kejadian 16:13). Hagar memberi nama ini kepada

Allah ketika Ia berbicara sebelum kelahiran Ismael.

El-Gibbor

"Allah yang Mahabesar" (Yesaya 9:6). Nama ini berarti ada Kuasa

Pemerintahan, Nasihat Ajaib, Keperkasaaan, Bapa yang kekal, Raja Damai yang

mendasarkan Tahta pada Keadilan dan Kebenaran.

Yahweh

Nama utama yang kedua bagi Allah adalah nama pribadi, YHWH, Tuhan,

atau Yahweh. Ini adalah nama yang paling sering dipakai tercatat kira-kira 5.321 kali

dalam Perjanjian Lama.

Jelas nama ini berasal dari akar kata hawa yang berarti keberadaan (seperti

sebuah pohon di mana ia tumbang, Pengkhotbah 11:3) atau perkembangan (seperti dalam

Nehemia 6:6). Barangkali keduanya dapat digabungkan dalam arti nama Allah dengan

mengatakan bahwa dia sebagai yang aktif dan ada sendiri.

Nama ini digunakan oleh Hawa (Kejadian 4:1) orang-orang di zaman Set (ayat

26), oleh Nuh (9:26, dan Abraham (12:8; 15:2,8). Tetapi kepada Musa arti yang dalam

dari nama ini dibukakan. Allah berkata bahwa walaupun Ia menyatakan diri kepada

Abraham, Ishak dan Yakub. Ia belum dikenal oleh mereka dengan nama Yahweh

(Keluaran 6:3) arti yang paling lengkap dan dalam, belum dikenal. Pernyataan ini datang

kepada Musa di di belukar menyala ketika Allah menyebut diriNya sebagai "Aku adalah

Aku” (3:14), gagasan utamanya adalah bahwa Allah menyertai umat Israel.

6
7
Yahweh-Jireh

"Tuhan yang menyediakan dan mencukupkan" (Kejadian 22:14). Nama ini

disebutkan Abraham ketika Allah menyediakan korban pengganti anak tunggalnya yang

akan ia jadikan korban kepada Allah. Ini merupakan kemenangan Iman Abraham.

Yahweh-Rahpa

"Tuhan yang menyembuhkan" (Keluaran 15:26). Tuhan yang telah menuntun

orang Israel keluar dari Mesir tempat perbudakan adalah Tuhan yang telah menyatakan

perlindunganNya bagi umat Israel yang melakukan perintah-perintah dan ketetapanNya.

Yahwe-Nissi

"Allah adalah Gembalaku" (Kejadian 17:15). Allah yang berperang

menghadapi Amalek.

Yahwe-Rohi

"Allah adalah Gembalaku" (Mazmur 23:1). Tuhan yang menuntun umatNya,

domba-dombaNya, Tuhan yang memelihara umatNya.

Yahwe-Tsidkenu

"Allah adalah Kebenaran dan Keadilanku" (Yeremia 23:6). Adalah nama

Tuhan untuk Pembebasan Yehuda dan Kehidupan Tentram Israel.

Yahwe-Shammah

"Tuhan Senantiasa Beserta Hadir" (Yehezkiel 48:35).

7
8

BAB III

NAMA-NAMA ALLAH
DALAM PERJANJIAN BARU

Theos

Nama Allah dalam Perjanjian Baru mempunyai bentuk yang setara dengan

nama Allah dalam Perjanjian Lama Baru mempunyai bentuk yang setara dengan Nama

Allah dalam Perjanjian Lama. Bagi Nama El, Elohim dan Elyon, nama dalam bahasa

Yunani adalah Theos. Yang merupakan nama paling umum dari Allah; Seperti juga

nama 'Elohim', nama ini juga mungkin saja merupakan penyesuaian dari nama ilah

bangsa kafir, walaupun sesungguhnya secara tegas nama itu menyatakan keilahian yang

esensial. 'Elyon'sering disejajarkan dengan Hupistos Theos6) Nama Shaddai dan


7)Error: Reference source not
El-Shadda disejajarkan dengan Pantokrator dan Theos Pantokrator
found)

Pada umumnya Theos lebih sering muncul dalam genitif yang menyatakan

milik, seperti mou, sou,, hermon, humon sebab umatNya atau anak-anakNya.

Ide nasional dari Perjanjian Baru telah memberi tempat bagi orang-orang secara

individual dalam agama.

6
Lembaga Alkitab Indonesia, ALKITAB. Markus 5:7; Lukas 1:32, 35, 75, Kisah Para Rasul 7:48, 16:17.
7
Ibid, 2 Korintus 6:18; Wahyu1:8; 4:8; 11:17; 15:3; 16:7, 14.
8
9
Kurios

Nama Yahweh dieksplisitkan beberapa kali oleh variasi-variasi dari bentuk

desktriptif seperti "Alfa dan Omega", "yang dulu ada, yang sekarang ada dan yang akan

tetap ada."Yang awal dan yang akhir", "yang pertama dan yang terakhir. Akan tetapi

selebihnya Perjanjian Baru mengikuti Septuaginta yang menggantikan Adonay dengan

kata ini dan menyetarakan dengan Kurios, yang diturunkan dari kata Kuros yang berarti

kuasa. Nama ini tidak mempunyai konotasi yang tepat Error: Reference source not found)

Pater

Sering dikatakan bahwa Perjanjian Baru menyebut Allah dengan sebatan

baru, yaitu Pater (Bapa). Hal ini hampir tidak benar. Nama "Bapa" dipakai untuk

menunjuk keilahian, bahkan juga oleh bangsa kafir dalam agama mereka. Kata itu

dipakai berulang-ulang dalam Perjanjian Lama untuk menunjuk hubungan antara Allah

dan Israel.8) Dalam bagian-bagian lain kata itu menunjukkan hubungan yang khusus

dimana pribadi pertama dari Allah Tritunggal berelasi dengan Kristus, sebagai Anak

Allah, baik dalam pengertian metafisik atau dalam pengertian sebagai pengantara atau

hubungan etis di mana Allah berdiri bagi orang percaya sebagai anak-anak

Rohaninya.Error: Reference source not found)

8
ULembaga Alkitab Indonesia, ALKITAB. Ulangan 32:6, Mazmur 103:13, Yesaya 63:16; 64:8; Yeremia
3:4, 19; Maleakhi 1:6, 2:10.
9
10

BAB IV

KESIMPULAN

Nama-nama Allah bukanlah merupakan penemuan manusia, tetapi asli dari

Allah, walaupun nama-nama itu dipinjam dari bahasa manusia, dan diturunkan dari

hubungan-hubungan manusiawi. Nama-nama itu antropomorfis dan menandai tindakan

Allah yang merendahkan diri untuk menemui manusia.Error: Reference source not

found)

Nama-nama Allah (nomina propria/nama diri) dalam Perjanjian Lama yaitu:

El, Elohim, Elyon/Adonai/Shaddai dan El-Shaddai/Yahweh dan Yahweh Tsebhaoth;

Tiga pendapat utama tentang arti nama Tsebaoth yaitu Tentara Israel, Bintang-bintang,

Malaikat-malaikat.Error: Reference source not found) Nama-nama Allah (nomina

propria/nama diri) dalam Perjanjian Baru yaitu Theos, Kurios, Pater.Error: Reference

source not found)

El, Elohim

Nama yang paling sederhana yang dengannya Allah disebut dalam Perjanjian

Lama adalah nama 'El', yang sangat mungkin berasal dari kata ul, yang berarti yang

pertama, menjadi tuan, dan juga berarti kuat dan berkuasa. Nama 'Elohim' (bentuk

tunggalnya adalah 'Eloah') mungkin berasal dari akar kata yang sama, atau berasal dari

kata allah yang berarti 'dilingkupi ketakutan'; dan dengan demikian menunjuk kepada

10
11
Allah sebagai Dia yang kuat dan berkuasa, atau merupakan obyek dari rasa takut. Error:

Reference source not found)

Nama Elohim ini jarang sekali muncul dalam bentuk tunggal, kecuali dalam puisi.

Bentuk jamak seperti ini dianggap sebagai bentuk intensif dan dengan demikian dapat

memberikan petunjuk akan adanya kuasa yang penuh.Sebab nama itu juga dipakai untuk

menunjuk kepada berhala9). Untuk menunjuk manusia10), dan tentang penguasa.11 )Error:

Reference source not found)

Istilah "elohim" dalam pengertian umum keallahan terdapat sekitar 2.570 kali

dalam Perjanjian Lama. Kira-kira 2.310 kali istilah ini digunakan bagi Allah yang benar.

Pertama kali disebut dalam ayat pertama Alkitab. Kata ini juga dipakai untuk

menunjukkan kepada keallahan palsu dalam Kejadian 35:2,4; Keluaran 12:12; 18:11;

23:24.

Arti kata elohim tergantung dari asal katanya. Beberapa orang mengerti

bahwa kata ini dari sebuah akar kata yang mempunyai arti takut, dan menunjukkan

bahwa keallahan harus ditakuti, dihormati atau disembah. Orang-orang lain

menelusurinya sampai pada akar kata yang berarti kuat, menunjukkan satu Keallahan

yang kekuatanya besar. Meskipun tidak menyakinkan, bukti agaknya menunjukkan

kepada arti kedua, dalam masus Allah yang benar itu, bahwa Dia adalah yang Kuat,

Pemimpin yang Perkasa, Keallahan yang Tertinggi.

Elohim, sebuah bentuk jamak, adalah khas Perjanjian Lama dan tidak muncul

dalam bahasa Semitik yang lain. Secara umum ada tiga pandangan mengenai arti bentuk

jamak ini.

9
Ibid, Mazmur 95:3; 66:5.
10
Ibid, Kejadian 33:10; Keluaran 7:1.
11
Ibid, Hakim-hakim 5:8; Keluaran 21:6; 22:8-10; Mazmur 82:1
11
12
Bentuk Jamak yang Bersifat Politeistik.

Yaitu, aslinya kata ini memiliki pengertian suatu Allah yang jamak dan hanya

belakangan memperoleh arti tunggal. Tetapi, monotesme Perjanjian Lama adalah

dinyatakan/diwahyukan, dan bukan dikembangkan dari politeisme.

Bentuk Jamak yang Trinitarian

Yaitu, Allah Esa yang berpribadi tiga tampak, atau paling sedikit

diisyaratkan, dalam penggunaan bentuk jamak ini. Bagaimanapun juga, seperti yang

akan kita lihat pada pasal berikut, untuk menyimpulkan ini mengharuskan pembacaan

wahyu Perjanjian Baru kembali ke dalam Perjanjian Baru. Kejamakan ini mungkin

memberi tempat bagi wahyu berikutnya tentang Trinitas. Tetapi berbeda sekali bila

dikatakan bahwa bentuk jamak tersebut menunjukkan Trinitas.

12
13
Bentuk Jamak yang Penuh Keagungan

Kenyataan bahwa kata benda “elohim” ini secara konsisten dipakai dengan

bentuk-bentuk kata kerja tunggal dan dengan kata sifat dan kata ganti dalam bentuk

tunggal meneguhkan hal ini. Bentuk jamak yang agung ini menunjukkan kebesaan dan

supremasi Allah yang tak terbatas.

Jika Nama Allah berarti yang Kuat dan muncul dalam sebuah bentuk jamak

yang agung, orang akan berharap bahwa nama ini dipakai dalam kaitan dengan

kebesaran dan tindakan-tindakan besar dari Allah.

Dalam hubungan dengan kedaulatanNya. "Elohim" dipakai untuk menggambarkan Dia sebagai

"Allah seluruh bumi" (Yesaya 54:5), "Allah segala makhluk" (Yeremia 32:27), "Allah semesta

langit" (Nehemia 2:4) dan "Allah segala Allah dan Tuhan segala tuan" (Ulangan 10:17).

Dalam hubungan dengan karya PenciptaanNya. Ia adalah Elohim yang menjadikan

segala sesuatu (Kejadian 1:1; Yesaya 45:18; Yunus 1:9)

Dalam hubungan dengan PenghakimanNya. (Mazmur 50:6; 58:12)

Dalam hubungan dengan KaryaNya yang besar bagi umat Israel. (Ulangan 5:23; 8 :15;

Mazmur 68:8).

Adonai

Nama Adonai ini sangat erat hubungan dengan nama El, Elohim, atau Elyon. Kata

Adonai mungkin diturunkan dari dun (din), atau adan yang keduanya berati menghakimi,

memerintah, dan dengan demikian menunjuk kepada Allah sebagai Penguasa yang kuat,

kepada siapa semuanya harus berhadapan, dan kepadanya manusia adalah hamba. Berikut ini

adalah nama-nama Allah yang menunjuk kepada kenyataan bahwa Yang Dimuliakan ini

13
14
merendahkan diri untuk memasuki hubungan dengan makhlukNya.Error: Reference source

not found)

El-Shaddai

Meski asal kata ini tidak pasti, yang paling diterima ialah bahwa shaddai

berhubungan dengan bahasa Akkadian (shadu –red) yang berati "gunung". Jadi nama ini

menggambarkan Allah sebagai Yang Mahakuasa sedang berdiri diatas gunung. Ini

adalah nama oleh mana Allah tampak kepada kepala-kepala keluarga untuk memberikan

penghiburan dan penguatan tentang perjanjian dengan Abraham (Kejadian 17:1; 28:3;

35:11; 6:3; Mazmur 91:1-2).12)Error: Reference source not found Nama ini sering dipakai dalam kaitan

dengan menghajar umat Allah (Rut 1:20-21).

El-Elyon

Nama ini, “Allah yang Mahatinggi” menekankan kekuatan, kedaulatan, dan

supremasi Allah. nama ini pertama kali dipakai oleh Melkisedek ketika ia memberkati

Abraham (Kejadian 14:19). Walaupun Yesaya 14:14 mencatat usaha Setan untuk

merampas supremasi Allah.namun dalam ayat ini dipakai lagi pada kira-kira tahun 1000

sebelum Kristus dimana-mana ini muncul dala tulisan puisi dan tulisan semasa

pembuangan (Mazmur 9:3; Daniel 7:18, 22, 25, 27).

El-Olam

Nama ini berarti “Allah yang Kekal”, berasal dari bentuk aslinya berarti "Allah

Kekekalan" (Kejadian 21:33). Nama ini menekankan Allah yang tak berubah (Mazmur100:5;

103:17) dan dihubungkan dengan kekuatanNya yang tak pernah habis (Yesaya 40:28).

El-Roi

12
Lembaga Alkitab Indonesia, ALKITAB. Keluaran 6:2
14
15
"Allah yang melihat" (Kejadian 16:13). Hagar memberi nama ini kepada

Allah ketika Ia berbicara sebelum kelahiran Ismael.

El-Gibbor

"Allah yang Mahabesar" (Yesaya 9:6). Nama ini berarti ada Kuasa

Pemerintahan, Nasihat Ajaib, Keperkasaaan, Bapa yang kekal, Raja Damai yang

mendasarkan Tahta pada Keadilan dan Kebenaran.

Yahweh

Nama utama yang kedua bagi Allah adalah nama pribadi, YHWH, Tuhan,

atau Yahweh. Ini adalah nama yang paling sering dipakai tercatat kira-kira 5.321 kali

dalam Perjanjian Lama.

Jelas nama ini berasal dari akar kata hawa yang berarti keberadaan (seperti

sebuah pohon di mana ia tumbang, Pengkhotbah 11:3) atau perkembangan (seperti dalam

Nehemia 6:6). Barangkali keduanya dapat digabungkan dalam arti nama Allah dengan

mengatakan bahwa dia sebagai yang aktif dan ada sendiri.

Nama ini digunakan oleh Hawa (Kejadian 4:1) orang-orang di zaman Set (ayat

26), oleh Nuh (9:26, dan Abraham (12:8; 15:2,8). Tetapi kepada Musa arti yang dalam

dari nama ini dibukakan. Allah berkata bahwa walaupun Ia menyatakan diri kepada

Abraham, Ishak dan Yakub. Ia belum dikenal oleh mereka dengan nama Yahweh

(Keluaran 6:3) arti yang paling lengkap dan dalam, belum dikenal. Pernyataan ini datang

kepada Musa di di belukar menyala ketika Allah menyebut diriNya sebagai "Aku adalah

Aku” (3:14), gagasan utamanya adalah bahwa Allah menyertai umat Israel.

15
16
Yahweh-Jireh, Yahweh-Rahpa, Yahwe-Nissi ,Yahwe-Rohi

"Allah adalah Gembalaku" (Mazmur 23:1). Tuhan yang menuntun umatNya,

domba-dombaNya, Tuhan yang memelihara umatNya.

Yahwe-Tsidkenu

"Allah adalah Kebenaran dan Keadilanku" (Yeremia 23:6). Adalah nama

Tuhan untuk Pembebasan Yehuda dan Kehidupan Tentram Israel.

Yahwe-Shammah

"Tuhan Senantiasa Beserta Hadir" (Yehezkiel 48:35).

16
17
TEOLOGI DASAR: CHARLES C. RIRYE

NAMA-NAMA ALLAH

ELOHIM

Penggunaan

Istilah "elohim" dalam pengertian umum keallahan terdapat sekitar 2.570 kali

dalam Perjanjian Lama. Kira-kira 2.310 kali istilah ini digunakan bagi Allah yang benar.

Pertama kali disebut dalam ayat pertama Alkitab. Kata ini juga dipakai untuk

menunjukkan kepada keallahan palsu dalam Kejadian 35:2,4; Keluaran 12:12; 18:11;

23:24.

Arti

Arti kata elohim tergantung dari asal katanya. Beberapa orang mengerti

bahwa kata ini dari sebuah akar kata yang mempunyai arti takut, dan menunjukkan

bahwa keallahan harus ditakuti, dihormati atau disembah. Orang-orang lain

menelusurinya sampai pada akar kata yang berarti kuat, menunjukkan satu Keallahan

yang kekuatanya besar. Meskipun tidak menyakinkan, bukti agaknya menunjukkan

kepada arti kedua, dalam masus Allah yang benar itu, bahwa Dia adalah Yang Kuat,

Pemimpin yang Perkasa, Keallahan yang Tertinggi.

Bentuk Jamak

Elohim, sebuah bentuk jamak, adalah khas Perjanjian Lama dan tidak muncul

dalam bahasa Semitik yang lain. Secara umum ada tiga pandangan mengenai arti bentuk

jamak ini.

17
18
Kata ini adalah bentuk jamak yang bersifat politeistik. Yaitu, aslinya kata ini memiliki

pengertian suatu Allah yang jamak dan hanya belakangan memperoleh arti tunggal.

Tetapi, monotesme Perjanjian Lama adalah dinyatakan/diwahyukan, dan bukan

dikembangkan dari politeisme.

Kata ini berbentuk jamak yang trinitarian; yaitu, Allah Esa yang berpribadi tiga tampak,

atau paling sedikit diisyaratkan, dalam penggunaan bentuk jamak ini. Bagaimanapun

juga, seperti yang akan kita lihat pada pasal berikut, untuk menyimpulkan ini

mengharuskan pembacaan wahyu Perjanjian Baru kembali ke dalam Perjanjian Baru.

Kejamakan ini mungkin memberi tempat bagi wahyu berikutnya tentang Trinitas. Tetapi

berbeda sekali bila dikatakan bahwa bentuk jamak tersebut menunjukkan Trinitas.

Kata ini adalah bentuk jamak yang penuh keagungan. Kenyataan bahwa kata benda

“elohim” ini secara konsisten dipakai dengan bentuk-bentuk kata kerja tunggal dan

dengan kata sifat dan kata ganti dalam bentuk tunggal meneguhkan hal ini. Bentuk jamak

yang agung ini menunjukkan kebesaan dan supremasi Allah yang tak terbatas.

Hubungan Nama Ini

Jika Nama Allah berarti Yang Kuat dan muncul dalam sebuah bentuk jamak

yang agung, orang akan berharap bahwa nama ini dipakai dalam kaitan dengan

kebesaran dan tindakan-tindakan besar dari Allah.

Dalam hubungan dengan kedaulatanNya. "Elohim" dipakai untuk menggambarkan Dia

sebagai "Allah seluruh bumi" (Yesaya 54:5), "Allah segala makhluk" (Yeremia 32:27),

"Allah semesta langit" (Nehemia 2:4) dan "Allah segala Allah dan Tuhan segala tuan"

(Ulangan 10:17).

18
19
Dalam hubungan dengan karya PenciptaanNya. Ia adalah Elohim yang menjadikan

segala sesuatu (Kejadian 1:1; Yesaya 45:18; Yunus 1:9)

Dalam hubungan dengan PenghakimanNya. (Mazmur 50:6; 58:12)

Dalam hubungan dengan KaryaNya yang besar bagi umat Israel. (Ulangan 5:23; 8 :15;

Mazmur 68:8).

Nama-nama Gabungan

El-Shaddai. Meski asal kata ini tidak pasti, yang paling diterima ialah bahwa shaddai

berhubungan dengan bahasa Akkadian (shadu –red) yang berati "gunung". Jadi nama ini

menggambarkan Allah sebagai Yang Mahakuasa sedang berdiri diatas gunung. Ini

adalah nama oleh mana Allah tampak kepada kepala-kepala keluarga untuk memberikan

penghiburan dan penguatan tentang perjanjian dengan Abraham (Kejadian 17:1; 28:3;

35:11; 6:3; Mazmur 91:1-2). Nama ini sering dipakai dalam kaitan dengan menghajar

umat Allah (Rut 1:20-21).

El-Elyon. Nama ini, “Allah yang Mahatinggi” menekankan kekuatan, kedaulatan, dan

supremasi Allah. nama ini pertama kali dipakai oleh Melkisedek ketika ia memberkati

Abraham (Kejadian 14:19). Walaupun Yesaya 14:14 mencatat usaha Setan untuk

merampas supremasi Allah.namun dalam ayat ini dipakai lagi pada kira-kira tahun 1000

sebelum Kristus dimana-mana ini muncul dala tulisan puisi dan tulisan semasa

pembuangan (Mazmur 9:3; Daniel 7:18, 22, 25, 27).

El-Olam. Nama ini berarti “Allah yang Kekal”, berasal dari bentuk aslinya berarti "Allah

Kekekalan" (Kejadian 21:33). Nama ini menekankan Allah yang tak berubah

(Mazmur100:5; 103:17) dan dihubungkan dengan kekuatanNya yang tak pernah habis

(Yesaya 40:28).

19
20
El-Roi. "Allah yang melihat" (Kejadian 16:13). Hagar memberi nama ini kepada Allah

ketika Ia berbicara sebelum kelahiran Ismael.

Yahweh

Nama utama yang kedua bagi Allah adalah nama pribadi, YHWH, Tuhan, atau Yahweh.

Ini adalah nama yang paling sering dipakai tercatat kira-kira 5.321 kali dalam Perjanjian

Lama.

Asal Mula Kata ini

Jelas nama ini berasal dari akar kata hawa yang berarti keberadaan (seperti

sebuah pohon di mana ia tumbang, Pengkhotbah 11:3) atau perkembangan (seperti dalam

Nehemia 6:6). Barangkali keduanya dapat digabungkan dala marti nama Allah dengan

mengatakan bahwa dia sebagai yang aktif dan ada sendiri.

Pernyataan Nama Ini

Nama ini digunakan oleh Hawa (Kejadian 4:1) orang-orang di zaman Set (ayat 26), oleh

Nuh (9:26, dan Abraham (12:8; 15:2,8). Tetapi kepada Musa arti yang dala dari nama ini

dibukakan. Allah berkata bahwa walaupun Ia menyatakan diri kepada Abraham, Ishak

dan Yakub. Ia belum dikenal oleh mereka dengan nama Yahweh (Keluaran 6:3) arti yang

paling lengkap dan dalam,belum dikenal. Pernyataan ini datang kepada Musa di di

belukar menyala ketika Allah menyebut diriNya sebagai "Aku adalah Aku” (3:14),

gagasan utamanya adalah bahwa Allah menyertai umat Israel.

20
21
Kekudusan Nama Ini

Arti Nama Ini

Nama-nama Gabungan

Yahweh-Yireh

Yahweh-Nissi

Yahweh-Shalom

Yahweh-Sabbaoth

Yahweh-Makkaddeshkem

Yahweh-Roi

Yahweh Tsidkenu

Yahweh-Shamanah

Yahweh-Elohim-Israel

Adonai

21
22

Allah (Theos)

Penggunaan

Pengajaran

Tuhan (Kurius)

Penggunaan

Arti

Penguasa (Despotes)

Penggunaan

Pengunaan

22
23

Bapa

sasdd

23
BIBLIOGRAFI

Hadisiswantoro, Yusak. Teologi Sistematika.

Lembaga Alkitab Indonesia, Edisi NS, 2019. ALKITAB. Jakarta : Percetakan Lembaga
Alkitab Indonesia, 2019.

Louis, Berkhof, 2004. Teologi Sistematika, Volume 1: Doktrin Allah. Surabaya :


Momentum (LRII), 2004.

Ryrie, Charles C., ????. Teologi Dasar. ????.

Zuck, Roy, B., 1991. Hermeneutik: Basic Bible Interpretation. Malang: Gandung Mas,
(Cetakan Pertama), 2014.

24
25

25

Anda mungkin juga menyukai