KEMATIAN By Rahma Kehilangan Kehilangan adalah suatu situasi actual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali. Jenis kehilangan Kehilangan objek eksternal, misalnya kecurian atau kehancuran akibat bencana alam. Kehilangan lingkungan yang dikenal, misalnya berpindah rumah, dirawat di ruamah sakit, berpindah pekerjaan. Kehilangan sesuatu atau orang yang berarti, misalnya pekerjaan, kepergian orang terdekat,dll. Kehilangan suatu aspek diri, misalnya anggota tubuh, fungsi fisiologi, atau fungsi psikologi. Kehilangan hidup, misalnya kematian saudara atau orang terdekat. Dampak Kehilangan Pada masa anak-anak dapat menyebabkan anak ketidakmampuan berkembang, kadang-kadang dapat menimbulkan regresi dan rasa takut ditinggalkan atau dibiarkan kesepian. Pada masa remaja atau dewasa muda dapat menyebabkan terjadi disintegrasi dalam keluarga. Pada masa dewasa tua dapat menyebabkan pukulan berat hingga kehilangan semangat hidup. Berduka Berduka merupakan kreasi emosional terhadap kehilangan yang diwujudkan dalam berbagai cara yang unik dari masing-masing individu berdasarkan pengalaman pribadi, budaya dan keyakinan yang dianut. Jenis berduka Berduka normal : kesedihan, kemarahan, menangis, kesepian dan menarik diri dari aktivitas untuk sementara. Berduka antipatif : kondisi akibat kehilangan yang tidak diakui secara terbuka Berduka yang rumit Berduka tertutup Respon berduka Tahap pengingkaran Merupakan reaksi pertama individu yang kehilangan adalah syok, tidak percaya/mengerti, atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar-benar terjadi Tahap marah tahap menolak kehilangan dengan kemarahan yang diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Misalnya dengan berperilaku agresif, berbicara kasar, menolak pengobatan. Tahap Tawar menawar yaitu terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan dan mencoba mencari kesepakatan secara halus atau terang-terangan seolah- olah kehilanngan itu dapat dicegah. Individu juga berusaha untuk melakukan tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan YME. Tahap Depresi pada tahap ini menunjukan sikap menarik diri, kadang- kadang bersikap sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, rasa tidak berharga, bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri. Tahap Penerimaan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat kepada objek yang hilang akan berkurang atau hilang dan mulai memandang ke depan. Sekarat dan Kematian Sekarat Sekarat merupakan suatu kondisi pasien saat sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian Kematian secara klinis merupakan kondisi berhentinya pernafasan, nadi dan tekanan darah hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan aktivitas otak terhenti, atau juga dapat dikatakan terhentinya kerja otak secara menetap atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Perubahan tubuh setelah kematian rigor mortis (kaku) setelah 2-4 jam setelah kematian karena adanya kekurangan ATP (adenosin Trypospat) yang tidak dapat disintesa akibat kurangnya glikogen dalam tubuh. Proses rigor mortis dimulai dari organ – organ involuntary, kemudian menjalar pada leher, kepala, tubuh dan bagian ekstremitas akan berakhir kurang lebih 96 jam setelah kematian algor mortis (dingin), suhu tubuh perlahan – lahan turun 1 deracat celcius setiap jam sampai mencapai suhu ruangan post mortem decomposition yaitu terjadi livor mortis (biru kehitaman) pada daerah yang tertekan serta melunaknya jaringan yang dapat menimbulkan banyak bakteri. Ini disebabkan karena system sirkulasi hilang, darah / sel – sel darah merah telah rusak dan terjadi pelepasan HB Perawatan pada jenazah Tempatkan dan atur jenasah pada posisi anatomis. Singkirkan pakaian atau alat tenun. Lepaskan semua alat kesehatan. Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda. Tempatkan kedua tangan jenasah diatas abdomen dan ikat pergelangannya (tergantung dari agama dan atau kepercayaan). Tempatkan satu bantal di bawah kepala. Tutup kelopak mata, jika tidak ada tutup mata bisa dengan menggunakan kapas basah. Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat kemudian letakan gulungan handuk di bawah dagu. Latakan alas di bawah glutea. Tutup sampai sebatas bahu, kepala ditutup dengan menggunakan kain tipis. Catat semua milik pasien dan berikan pada keluarga. Beri kartu atau tanda pengenal. Bungkus jenasah dengan kain panjang. Perawatan jenazah yang akan diotopsi Ikuti prosedur di rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan. Beri label pada pembungkus jenasah. Beri label pada alat protesis yang digunakan. Tempatkan jenasah pada almari pendingin Perawatan terhadap keluarga Dengarkan ekspresi keluarga. Beri kesempatan bagi keluarga untuk bersama dengan jenasah beberapa saat. Siapkan ruangan khusus untuk memulai rasa berduka. Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencaan pada jenasah. Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka Terima Kasih