Anda di halaman 1dari 9

Berani Bilang Tidak

Dialog Interaktif Remaja


Permainan “Berani Bilang Tidak”
• Fasilitator membuka sesi lanjutan, “Di awal pertemuan, kita sudah belajar tentang
dampak narkoba dan keuntungan menjauhi narkoba kan. Nah, sekarang kita akan diskusi
tentang keterampilan berkata TIDAK. Siapa yang punya pengalaman berani bilang TIDAK
pada seseorang? Bagaimana rasanya?”
• Fasilitator jelaskan:“Keberanian mumengungkapka nperasaanmu dan pikiranmu dengan
tegas dan jelas itu dinamakan asertif. Penting gak sih sikap asertif buat kita sebagai
remaja? Pada siapa saja kita harus bersikap asertif?” Arahkan jawaban pada semua
orang, baik pada teman dan orang dewasa/ orang tua.
• Fasilitator mengajak peserta bermain drama. Lanjut dengan membagi peserta menjadi 2
kelompok: kelompok 1 dan 2. Berikan kertas plano, spidol, post it, dan lembar cerita
Danang berikut untuk semua kelompok. (lembar cerita)
Next :
• Kemudian, minta 3 orang relawan dari kedua kelompok untuk memerankan drama cerita
Danang dan bagi peran, lalu mainkan. Setelah adegan Ferdi menawarkan rokok dan
mengajak bolos, fasilitator bilang “STOP” sebagai tanda drama dihentikan dan minta
relawan kembali ke kelompok masing-masing. Lanjutkan dengan pertanyaan:
“Nahhh...kira-kira gimana ya kelanjutan cerita si Danang barusan? Kalian lah yang
menentukan lanjutannya dan ini yang akan jadi bahan diskusi kelompok ya.”
next
• Lalu fasilitator lanjut dengan bacakan pertanyaan kunci pada masing-masing kelompok.
Minta merekadiskusidi kelompoknyamasing-masingselama15menit:
1. Apa yang terjadi pada Danang? Jika kamu sebagai Danang, apa perasaan Danang saat
dibilang tidak macho? Fasilitator bisa memberikan pemantik misalnya tidak hanya fokus
pada masalah dalam diri Danang yaitu sedih karena putus cinta, tapi juga dari luar diri
(faktor eksternal) yang datang dari teman-teman Danang yaitu pengaruh negatif
merokok/bolos dan tekanan dari temannya agar disebut macho.
2. Mengapa Ferdi memaksa/mempengaruhi Danang untuk merokok dan bolos? Menurut
kamu, bagaimana Danang harus merespon bujukan Ferdi? Mengapa harus melakukan hal
itu? Biasanya jawaban peserta akan “menolak bujukan Ferdi”. Di sini fasilitator bisa
menggali lebih jauh “mengapa harus menolak dan bagaimana cara Danang menolak
tanpa menyinggung hati temannya”.
3. Coba tuliskan contoh 2-3 kalimat yang bisa Danang sampaikan pada Ferdi agar Ferdi tahu
maksud Danang dengan jelas, sebagai lanjutan dari cerita yang terpotong itu.
4. Coba tuliskan beberapa alternatif kegiatan sebagai solusi yang bisa dilakukan Danang
untuk mengatasi kesedihannya. Fasilitator juga perlu ingatkan untuk berkomunikasi orang
tua atau orang yang kamu percaya.
next..
• Setelah selesai, minta kedua kelompok presentasi hasil diskusinya. Setelah selesai
presentasi, tanyakan pada relawan 3-4 peserta:
1. Bagaimana perasaan kalian saat memutuskan kelanjutan cerita Danang?
2. Apakah mudah atau sulit? Jelaskan alasannya. (Mungkin peserta akan bilang beberapa
kata kunci yang berhubungan dengan label macho, tekanan dari sebaya. Ini tidak apa-
apa. Fasilitator dengarkan dulu, nanti di pesan kunci bisa diklarifikasi atau ditegaskan
bagaimana harus merespon).
3. Kalau dari latihan membuat kalimat danang, apa sih yang membuat kita bisa bersikap
asertif? Atau bagaimana caranya agar kita bisa bersikap asertif dan tidak terpengaruh
tekanan dari teman/ orang lain? Ingatkan juga tentang relasi kuasa antara Ferdi serta
gengnya dengan Danang.
anchor
• Jika kamu menjadi Danang, mungkin kamu akan merasa tertekan tapi sekaligus tergoda untuk mencoba
rokok/bolos untuk menghilangkan sedih. Tekanan yang kamu rasakan, itu pertanda ada relasi yang tidak
seimbang antara Danang dan Ferdi. Itulah yang disebut relasi kuasa, di mana salah satu pihak merasa
mempunyai kuasa yang lebih dari pihak lain sehingga dia merasa berhak mengatur/mengontrolnya. Saat
menghadapi itu, cobalah tetap tenang di tengah kesedihanmu. Caranya macammacam, misalnya ambil jeda
waktu untuk sendiri menenangkan diri. Dalam kondisi seperti itu, usahakan untuk tidak memutuskan sesuatu
yang besar. Kamu bisa tunggu sampai hatimu tenang dan bisa berpikir jernih dulu.
2nd Anchor
• Kamu juga tidak perlu terpancing dengan ejekan Ferdi. Ingat tentang toxic masculinity, nah merokok dan bolos
itu maskulinitas negatif, dan bukan simbol macho. Memang tidak semudah itu menolak, mungkin ada rasa gengsi
atau takut dibilang gak macho, takut dikucilkan, tapi kamu harus ingat lagi, pakai merokok dan bolos itu bisa
jadi celah pintu masuk pengaruh negatif lainnya yang lebih berbahaya. Sebaiknya tolak dengan Bahasa yang
lugas dan tegas. Misalnya: saat ini aku lagi sedih, dan ingin sendiri dulu. Aku juga tidak mau merokok atau
bolos karena aku punya caraku sendiri buat selesaikan masalahku.
3nd Anchor
• Di saat seperti ini, kamu perlu ingat, KAMU yang mempunyai HAK atas dirimu. Temanmu tidak berhak
memaksamu untuk melakukan perbuatan negatif yang nantinya akan merugikanmu. Terkadang sekali menolak,
suaramu tidak didengar dan temanmu terus-terusan membujukmu. Nah, saat ini terjadi, bisa juga kamu
menghindar pergi menjauh dan cari tempat yang aman. Kamu juga bisa bercerita pada orang tuamu atau orang
lain yang kamu percaya untuk menjaga keamananmu.
Relasi Kuasa
Relasi kuasa atau disebut sebagai ketimpangan hubungan kekuasaan yang terjadi antar
manusia. Ketimpangan hubungan kekuasaan menyebabkan kekerasan. Misalnya pihak yang
punya kekuasaan menindas pihak yang lebih lemah/tidak punya kuasa.

Relasi kuasa disebabkan oleh gender dan status sosial, usia, jabatan, pendidikan, dan
lainnya.
Bentuk-bentuk kekuasaan:
1. Kuasa atas (power over): kekuasaan digunakan untuk mengontrol orang/kelompok lain
2. Kuasa di dalam (power within): kekuatan yang muncul dalam diri kita setelah menyadari
setiap orang setara
3. Powerless: tidak berdaya, tidak punya kuasa/lemah

Anda mungkin juga menyukai