Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH

Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua


Making Higher Education Open to All

Strategi Penyempurnaan
Administrasi Negara & E-
Government
Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional

Grand Design Reformasi


Ruang Lingkup Birokrasi

Penyempurnaan
Administrasi Dimensi Organisasi

Negara
Dimensi Manajemen
1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Pembahasan mengenai ruang lingkup penyempurnaan administrasi negara telah dilakukan
sejak pembangunan mengacu pada GBHN Tahun 1999-2004 dan Propenas Tahun 1999-
2004.

RPJPN Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dokumen perencanaan untuk periode 5


RPJMN tahun. Yang kemudian dijabarkan ke dalam RKP
Rencana Kerja Pemerintah adalah penjabaran rencana pembangunand ari RPJMN yang
dituangkan setiap tahun sekali. Di dalamnya memuat prioritas pembangunan nasional,
RKP rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiscal.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, disusun berdasarkan RKP
APBN

Salah satu agenda nasional yang mengemuka adalah penyempurnaan dalam rangka tata Kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya melalui
Grand Design Reformasi. Bagaimana pemerintah menerapkan prinsip-prinsip clean government dan good government dalam pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat
2 Grand Design Reformasi Birokrasi

Beberapa permasalahan utama yang


berkaitan dengan birokrasi:
Tujuan Reformasi Birokrasi:
1. Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap Peraturan
Reformasi berkaitan dengan ribuan proses penyalahgunaan kewenangan public oleh pejabat
tumpeng tindih antar fungsi-fungsi di instansi yang bersangkutan;
Organisasi Perundang-
pemerintahan, melibatkan jutaan pegawai, dan 2. Menjadikan negara yang memiliki most-improved Undangan
memerlukan anggaran yang tidak sedikit. bureaucracy;
Reformasi birokrasi juga perlu menata ulang 3. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat;
proses birokrasi dari tingkat tertinggi hingga 4. Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan
terendah dan melakukan terobosan baru SDM Aparatur Kewenangan
kebijakan/program instansi;
(innovation breakthrough) dengan Langkah- 5. Meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam
Langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh- pelaksanaan semua segi tugas organisasi;
sungguh, berpikir di luar kebiasaan/rutinitas 6. Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, Pola Pikir (Mind-
yang ada, perubahan paradigma, dan dengan proaktif, dan efektif dalam menghadapi globalisasi Pelayanan Publik Set) dan Budaya
upaya yang luar biasa dan dinamika perubahan lingkungan strategis. Kerja (Culture-Set)
3 Dimensi Organisasi

Ditinjau dari dimensi organisasi maka system Kegagalan penyelenggaraan pemerintahan negara
organisasi administrasi negara harus mampu selama ini antara lain karena adanya mismanagement
mewujudkan format dan desain kelembagaan dan KKN dalam tubuh penyelenggara negara. Oleh
pemerintahan negara yang sesuai dengan karena itu, cukup beralasan apabila arah pengembangan
kebutuhan, yaitu sebagai wadah dimensi kelembagaan di masa depan dititikberatkan
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang pada kesederhanaan besaran dan jumlah unit/instansi
merupakan Amanah bangsa melalui konstitusi, pemerintah, didukung dengan system dan upaya
baik di tingkat pemerintah pusat maupun pengembangan aparatur negara, baik pejabat negara
pemerintahan daerah. Khusus di tingkat daerah, maupun pegawai negeri. Konsekuensi dari itu, mutlak
kelembagaan tersebut harus mampu menjamin diperlukan system pembinaan dan pengembangan
efektivitas pelaksanaan kebijakan desentralisasi kapasitas SDM aparatur penyelenggara negara yang
penyelenggaraan pemerintahan yang dijiwai dibarengi dengan system penghargaan dan penegakan
oleh semangat persatuan bangsa dalam wadah aturan hukum yang efektif dan konsisten serta
NKRI konsekuen dalam pelaksanaannya.
4 Dimensi Manajemen

Sistem manajemen pemerintahan negara, pada 1. Pengembangan manajemen kebijakan public diarahkan pada pengelolaan proses perumusan kebijakan,
dasarnya merupakan upaya yang dinamis, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja yang mampu menangkap aspirasi rakyat serta dinamika
namun tertib dan teratur dalam mengelola perkembangan lingkungan strategis;
urusan pemerintahan beserta sumber daya dan 2. Pengembangan manajemen PNS sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
system pendukungnya. Pengembangan dimensi (ASN) dikembangkan dalam rangka membina, memelihara, dan mengembangkan kapasitas, serta
ini meliputi manajemen kebijakan public, kesejahteraan pegawai ASN sebagai pelayan masyarakat;
manajemen PNS, manajemen keuangan negara, 3. Pengembangan manajemen keuangan negara melalui penyempurnaan secara terus menerus peraturan
manajemen pelayanan, manajemen hukum, serta perundangan warisan colonial yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan penyelenggaraan
pengawasan akuntabilitas dengan didukung pemerintahan ;
teknologi informasi dan komunikasi yang 4. Pengembangan manajemen pelayanan diarahkan dalam rangka mengaktualisasi prinsip-prinsip
berlandaskan prinsip-prinsip good governance pelayanan dengan kejelasan standar dan yang dapat diukur kinerjanya secara objektif.
yang bermuara pada pelayanan public. 5. Pengembangan system informasi dalam rangka mempercepat menajemen pemerintahan secara umum,
khususnya manajemen pelayanan baik eksternal maupun internal dengan mendayagunakan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya mewujudkan good governance, mutlak
dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan.
6. Pengembangan manajemen dibidang hukum harus secara berkoordinasi. Segi-segi implementasi
penegakan hukum dan monitoring, serta evaluasi merupakan fungsi-fungsi yang esensial dari
manajemen hukum.
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
Pertanggungjawaban Lisan: biasanya
diselenggarakan secara langsung dan bersifat tidak
Tujuan Pertanggungjawaban: formal
1. Untuk memotivasi individu/ organisasi
untuk mencapai kinerja yang tinggi
dengan menyampaikan informasi tentang
tingkat efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan tugas-tugas yang menjadi Pertanggungjawaban Tertulis: berupa laporan-laporan yang
Private tanggung jawabnya mempunyai tujuan untuk feedback maupun feedforward.
State Untuk feedback pertanggungjawabn hendaknya:
Sector 2. Untuk menilai kekuatan dan kelemahan
1. Mencakup pencapaian kinerja pelaksanaan kegiatan;
Good organisasi
2. Dikeluarkan segera setelah periode pelaksanaan
Governance 3. Mengetahui posisi pencapaian kinerja kegiatan selesai;
organisasi 3. Menunjukkan tren pencapaian atau progress yang
4. Menyajikan informasi yang bermanfaat dicapai;
bagi pengambilan keputusan di masa 4. Menjelaskan bukan hanya keberhasilan, namun juga
Society depan kegagalan dan penyimpangan dari target dan stanar
5. Menjadikan organisasi lebih transparan yang telah ditetapkan;
6. Mendorong masyarakat untuk 5. Mengikuti format dan kandungan informasi yang terlah
berpartisipasi dalam mengatasi berbagai terstandar;
permasalahan yang dihadapi organisasi 6. Untuk kebutuhan feedforward, hendaknya juga
melibatkan arus informasi yang akan dating serta
7. Mendorong tercapainya good governance
berbagai upaya pemecahan masalah yang segera akan
dilakukan.
Pengembangan E-
Government di Indonesia

Tujuan pengembangan e-government: 1 Mengembangkan system 2


1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan pelayanan yang andal dan Menata Sistem dan Proses Kerja
public yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat terpercaya, serta terjangkau Pemerintah dan Pemerintah
memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di masyarakat luas Daerah Secara Holistik
seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat, tidak dibatasi
oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat;
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha 6 Kebijakan Dan 3
untuk meningkatkan perkembangan perekonomian Melaksanakan Pengembangan Strategi Nasional Meningkatkan Peran Serta Dunia
nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi dan Secara Sistematik Melalui Tahapan Usaha dan Mengembangkan
persaingan perdagangan internasional; Dalam Industri Telekomunikasi dan
yang Realistis dan Terukur
3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan Pengembangan Teknologi Informasi
Lembaga-Lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog E-government
public bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi kebijakan
public;
5 4
4. Pembentukan system manajemen dan proses kerja yang Mengembangkan Kapasitas Sumber Daya Manusia
transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan Melaksanakan Pengembangan
(SDM), baik pada Pemerintah Pusat maupun
layanan antarlembaga pemerintah dan pemerintah daerah Secara Sistematik Melalui Tahapan
Pemerintah Daerah Otonom, disertai dengan
otonom. yang Realistis dan Terukur
Meningkatkan E-Literacy Masyarakat
Tantangan Penerapan E-Government di Indonesia

1. Kultur berbagi yang masih rendah. Kultur berbagi (sharing) informasi dan mempermudah urusan belum
merasuk di Indonesia.
2. Kultur mendokumentasikan belum lazim. Salah satu kesulitas besar yang kita hadapi adalah kurangnya
kebiasaan mendokumentasikan (apa saja).
3. Langkanya SDM yang handal. Teknologi informasi merupakan sebuah bidang yang baru. Pemerintah
umumnya jarang yang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. Karena biasanya SDM
handal berada di bidang bisnis/industry.
4. Infrastruktur yang belum memadai dan mahal. Infrastruktur telekomunikasi daerah di Indonesia masih
belum tersebar secara merata.
5. Tempat akses yang terbatas. Sejalan dengan point di atas, tempat akses informasi jumlahnya juga masih
terbatas. Di beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong-royong untuk
menciptakan access point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum. Di Indonesia hal ini dapat
dilakukan di kantor pos, kantor pemerintahan, dan tempat umum lainnya.
TERIMA
KASIH THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai