Anda di halaman 1dari 70

KONSELING SAAT PENYERAHAN

OBAT ARV
PELATIHAN
AKSELERASI ARV DALAM PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN PIMS
BAGI TENAGA FARMASI DI FKTP DAN FKRTL

SubDirektorat HIV dan Penyakit Infeksi Menular Seksual


Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2022
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti materi ini peserta:
1. Mampu melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinik
2. Mampu melakukan verifikasi obat ARV sesuai 5 benar
3. Mampu melakukan konseling kepatuhan penggunaan obat
ARV saat pertama memulai ARV
4. Mampu melakukan konseling kepatuhan penggunaan obat
ARV selama terapi pada ODHA on ARV/kondisi khusus
5. Mampu melakukan pemantauan penggunaan obat ARV
secara online (Telemedicine)
POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan I : Pengkajian resep dan verifikasi obat
Pokok Bahasan II : Konseling Saat Penyerahan Obat
Sub Pokok Bahasan 1 : Konseling
pasien pertama memulai ARV
Sub Pokok Bahasan 2: Konseling pasien dengan kondisi
khusus
Pokok Bahasan III : Pemantauan penggunaan obat
ARV pada pasien on ARV dan
pasien MMD secara online
(Telemedicine)
PENGKAJIAN,
Definisi & Tujuan
Pengkajian Resep adalah suatu kegiatan dalam pelayanan
kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinik baik untuk pasien
rawat jalan maupun pasien rawat inap.

Tujuan Pengkajian :
1. Memastikan bahwa obat yang akan diberikan tepat pasien, tepat
obat, tepat dosis , tepat waktu dan aturan pakai
2. Menganalisa kemungkinan adanya masalah terkait Obat, baik
untuk terapi dan profilaksis HIV maupun terapi dan profilksis IO.
dan
3. Memberikan rekomendasi atas temuan yang diperoleh
PERSYARATAN ADMINISTRASI
Meliputi:
a. nama, umur, jenis kelamin, berat badan(wajib untuk anak dan bayi
baru lahir) dan tinggi badanpasien( untuk dosis yang
menggunakan luas permukaan tubuh);.
b. nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter;
c. .tanggal Resep; dan
d. ruangan/unit asal Resep
Persyaratan administrasi resep ODHA meliputi:
e. Pasien baru : Kartu pasien (Nomor Register Nasional, Nomor
Rekam medik, Nama pasien, jenis kelamin, tanggal lahir, alamat
pasien, pendidikan, Nama PMO, alamat PMO,tanggal mulai
berobat, jenis regimen, sisa obat, efek samping dan tanggal
kontrol.
f. PEP/PMTCT tidak perlu nomer register nasional
g. Jenis pasiennya: Umum/BPJS/baru/lama/ganti regimen.
PERSYARATAN FARMASETIK

Meliputi:
a. nama Obat, bentuk dan kekuatan
sediaan;
b. dosis dan Jumlah Obat;
c. stabilitas; dan
d. dturan dan cara penggunaan
PERSYARATAN FARMASETIK
Persyaratan Farmasetik resep ODHA meliputi:
a. Nama Obat(lihat nama generic dan nama obat yang ada)
Bentuk (perhatikan dokter menulis dalam bentuk FDC atau
lepasan
sesuaikan dengan kondisi pasien dan sediaan obat)
Kekuatan( Efavirenze 200 mg, 600 mg);Aluvia 100 /25 mg, 200/50
mg)
b. Dosis (anak berdasarkan BB; Bayi baru lahir berdasarkan BB dan
umur kehamilan, Nevirapin 14 hari pertama 1x1 tablet 200 mg);
anak 14 hari pertama dual dan triple); jumlah sesuaikan
ketersediaan obat untuk penggunaan obat berbasis Nevirapin
dewasa 14 hari pertama 14 tablet, anak berdasarkan BB)
c. Aturan dan cara penggunaan( lamivudine 150 mg : 1x2 tablet atau
2x1 tablet : cara penggunaan (FDC anak tidak perlu digerus
karena
bentuknya tablet dispersible
PERSYARATAN KLINIS
Persyaratan klinis meliputi:
a. ketepatan indikasi, dosis dan waktu
penggunaan Obat;
b.duplikasi pengobatan;
c.alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
(ROTD);
d.kontraindikasi; dan
e.interaksi Obat.
PERSYARATAN KLINIS

Persyaratan klinis resep ODHA meliputi:


a. ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat. (Pastikan
obat untuk terapi (ART) atau profilaksis (PEP/PMTCT) obat bisa
sama tapi dosis berbeda. Waktu penggunaan (Efavirenze
normalnya malam hari sebelum tidur, bagi pekerja malam pagi hari
sebelum tidur)
b. Duplikasi pengobatan ( perhatikan regimennya. Lini satu 2 NRTI + 1
NNRT atau 2 NRTI+ 1INSTI)
c. Alergi dab ROTD (isi rekonsiliasi)
d. Interaksi Obat ( terutama pada pasien yang menggunakan
Rifampisin , pada penggunaan LPV/r dosis dinaikkan dua kali
lipatdan DTG tambahkan DTG 50 mg setelah 12 jam).
CONTOH FORM
CONTOH FORM
KONSELING
1. What is Adherence? Apa yang dimaksud dengan adherence?
2. What are ways to measure adherence ? Sebutkan apa saja
cara untuk mengukur Kepatuhan ?

3. What are some Common barriers to adherence? Apa


saja hambatan kepatuhan yang sering ditemukan pada pasien?

4. What are some predictors of poor adherence? Hal-hal


apa saja yang bisa menjadi tolok ukur / petunjuk bahwa telah terjadi ketidak
patuhan/ kepatuhan rendah?

5. Names strategies to improve adherence? Sebutkan


beberapa strategi untuk meningkatkan kepatuhan.
Minum semua obat ini?........seumur
hidup?.....
Obat yang mana Apakah tablet
Bagaimana yang harus saya ini bisa saya
agar saya minum sekarang? minum dengan
tidak lupa makanan atau
minum obat tidak?
tepat waktu?

Obat-obat ini
membuat saya
tidak nyaman? Apakah obat-
obat ini bisa
menolong
saya?

Bagaimana jika
teman / keluarga Minum obat
saya tahu? setiap hari
seumur hidup..?
PERBEDAAN PIO & KONSELING
• Lokasi tempat tidak • Lokasi harus dapat
masalah dengan mudah dijumpai &
dekat dengan outlet
apotek
• Perlu tatap muka
• Tidak perlu tatap muka
• Orientasi kepada
• Orientasi kepada tenaga
pasien/keluarga
kesehatan
• Literatur yang dibutuhkan
• Literatur yang dibutuhkan
relatif standar
lebih kompleks
• Bertanya secara lisan
• Beberapa metode untuk
mengajukan pertanyaan • Perlu waktu khusus min
30 min
• Bisa dilakukan bisa waktu
singkat/terbatas
DEFINISI ADHERENCE
Adherence atau Kepatuhan pada terapi adalah
suatu keadaan dimana pasien mematuhi pengobatan
atas dasar kesadaran sendiri,( bukan hanya karena
mematuhi perintah dokter)dengan dibantu dokter
atau petugas kesehatan, pendamping dan
ketersediaan obat..
Adherence dapat juga diartikan untuk menjelaskan:
pemberian obat yang benar yaitu meminum semua obat yang
diresepkan, pada waktu yang benar, dosis yang benar dan cara yang
tepat.
Adherence adalah faktor kunci dalam keberhasilan terapi antiretroviral
Seberapa besar
adherence harus dicapai?

100% 20%
95%
50%
75%
60% 90%
MULTIDICIPLINARY ADHERENCE
TEAM

DOKTER PERAWAT
PESAN
ADHERENCE
KONSELOR &
FARMASIS PEKERJA SOSIAL

KELUARGA /
TEMAN
1. Self-confidence (percaya diri)

2. Empathy (Empati)
3. Acceptance
(Penerimaan Konselor terhadap pasien)
4. Genuineness
(Tulus tidak dibuat-buat)

5. Trustworthiness & Menjaga Confidentiality


(dapat dipercaya dan menjaga kerahasiaan)
6. Competence (berkompeten)

Qualities of a Good
Counselor
Do’s & Don’t dalam konseling ARV
Do (yang harus dilakukan)
• Temukan hambatannya: Jika kita tidak mengetahui
penyebabnya, kita tidak bisa membantu
• Edukasi : merupakan proses berkesinambungan,
keluarga mempunyai kebutuhan dan pertanyaan
yang berbeda
• Gunakan alat bantu : Kalender, stiker, gambar,
kotak tablet, jam alarm, jam digital, kacamata
• Dukungan : dukungan selalu meningkatkan
motivasi
Do’s & Don’t

Don’t (yang tidak boleh dilakukan)


• Menyalahkan : pasien akan berhenti
mengatakan yang sebenarnya
• Mengabaikan : jika diabaikan, maka tidak akan
ditemukan masalah dan solusinya
• Pelayanan tidak ramah : Tenaga kesehatan
yang melayani tidak pernah senyum, atau
bahkan bernada ketus. Terutama untuk pasien-
pasien populasi kunci contohnya: waria, gay dll
Penyebab Non-adherence
• Banyaknya obat
• Kompleksitas regimen
• Penyimpanan khusus
• Mempengaruhi gaya hidup pasien :
- Waktu makan
- Waktu untuk menyiapkan
- Harus disembunyikan dari orang lain
• Komunikasi yang buruk dengan pemberi
layanan kesehatan
Penyebab Non-adherence
• IDU
• Depresi
• Pesimisme
• Tingkat stres psikologis yang tinggi
• Ketaatan semakin memburuk seiring dengan
waktu
Alasan Non-Adherence
• Lupa
• Perubahan rutinitas harian
• Terlalu sibuk
• Bepergian/jauh dari rumah
• Ketiduran
• Baru saja makan
• Tidak ada makanan (untuk dikonsumsi
bersama obat)
Alasan Non-Adherence
• Tak ada obat (kehabisan) di Farmasi RS
• Biaya : biaya transport ke layanan dll
• Ukuran tablet (Fix Dose Combination)
• Pertimbangan privasi
• Rasa yang tidak enak dari obat ARV
(pahit)
• Menghindari efek samping
• Obat dirasa tidak membantu malah
memperparah (terkait ESO ARV)
KONSELING YANG DILAKUKAN FARMASIS
1. KONSELING PRA-ART
Konsep 5A
(Assess,Advice, Agree, Assist, Arrange)
2. KONSELING SAAT MULAI ARV
Konsep 5P (Perkenalan, Penilaian awal, Penjelasan,
Penilaian akhir dan Penutup-follow up)
3. KONSELING PASIEN DALAM TERAPI ARV
Konsep 3M2P (Menyapa akrab, Monitoring
Adherence, Monitoring ESO, Penjelasan, Penutup-
follow up)
PASIEN DALAM TERAPI ARV DIBAGI:
- Adherence >95% atau kurang
- Pasien dalam terapi dengan kondisi khusus :
Hamil, TB, Hepatitis / ada IO lain / persiapan bulan
puasa dll.
KONSELING PERTAMA
MULAI ARV
TAHAPAN KONSELING SAAT MULAI ARV

Tahapan Konseling prinsip“ 5 P ”


1. Perkenalan
2. Penilaian awal
3. Penjelasan
4. Penilaian akhir
5. Penutup/ follow up
1. PERKENALAN
Tujuan :
Memberikan keyakinan pada pasien bahwa dirinya telah berkomunikasi
dengan orang yang tepat.
Kegiatan yang dilakukan:
 Sapa pasien dengan ramah, perkenalan apabila belum pernah
bertemu di konseling pra ART.
 Perkenalkan diri anda : “Saya farmasis di RS/ Puskesmas …, yang
akan membantu menjelaskan pengobatan bapak/Ibu/saudara”
 Jelaskan tujuan konseling
 Lama waktu yang dibutuhkan
 Tanyakan identitas konseli (nama, umur, BB, alamat, nomor telpon,
status perkawinan, kesuburan, jenis obat yang akan diminum, nama
pendamping minum obat, hubungan dengan konseli, alamat &
no.telp) catat dalam Kartu follow up ART
2. PENILAIAN AWAL

Menilai : (penilaian seperti di konseling pra ART


bila sebelumnya pasien belum pernah di
konseling Pra ART)
Emosi/
Psikologis
a. Tujuan kunjungan pasien Kondisi
Tujuan/
Motivasi
b. Kondisi Klinis Pasien Klinis
Pasien
mendapat
perawatan

c. Tujuan / motivasi mendapat + HIV


perawatan dan menerima ARV Eligible
Disclosure ARVi Pengetahuan
d. Pemahaman pasien tentang / buka ttg
HIV/AIDS dan ART status
Sosio
HIV/AIDS

e. Sosio Ekonomi pasien, pekerjaan Ekonomi


Pekerjaan
(potensi hambatan kepatuhan )
f. Psikologi dan Emosi pasien
g. Disclosure (siapa saja yang
sudah tahu statusnya
Gunakan Form Follow up ART
Penilaian Awal Pasien
1. Pelajari Detail kesehatan pasien melalui
rekam medis pasien
2. Pelajari tentang rasa percaya diri dan
attitute pasien ttg HIV dan pengobatannya.
3. Pelajari sumber dukungan sosialnya
4. Pelajari tentang situasi sosio-ekonomi
pasien
5. Pelajari tentang hambatan adherence yang
mungkin muncul dari pasien terkait
(barriers adherence)
Penjelasan Penilaian Awal Pasien
1. Pelajari Detail kesehatan pasien melalui rekam medis pasien
- Kondisi pasien secara umum Baring/ambulatory/kerja
- kesehatan mental
- Hal-hal terkait alkohol dan narkotika
- Pemakaian obat lain
2. Pelajari tentang rasa percaya diri dan attitute pasien ttg HIV dan
pengobatannya.
Cari tau apa pendapat pasien tentang :
- efektifitas pengobatan dengan ARV
- Komitmen pengobatan
- Persepsi pasien tentang tingkat keseriusan penyakitnya
- Kebiasaan untuk pencegahan dan perlindungan.
Penjelasan Penilaian Awal Pasien
3. Pelajari sumber dukungan sosialnya
• Apakah pasien sudah membuka statusnya. Kepada siapa saja pasien sudah
membuka statusnya?
• Cari tahu apakah pasien tinggal dengan orang tua/keluarga atau tinggal sendiri
• Apakah ada dukungan dari keluarga atau teman. Dalam bentuk apa dukungan
terse- but?
• Apakah ada dukungan diluar dari keluarga, misalnya dari NGO/ LSM dll. Apa
bentuk dukungan tersebut?

4. Pelajari tentang situasi sosio-ekonomi pasien


• Apakah pasien tinggal di rumah sendiri/kontrak
• Apakah pasien bekerja /punya penghasilan atau tidak
• Apakah ada ketergantungan sosial ? Kepada siapa?
• Jarak lokasi rumah pasien dengan layanan CST
BARRIERS TO ADHERENCE
NO Potensi Hambatan Adherence YES NO
1 Tidak bisa berkomunikasi dengan baik
(kendala bahasa, konsentrasi dll)
2 Kurangnya Pemahaman tentang HIV/AIDS

3 Kurangnya dukungan sosial

4 Belum membuka status ke keluarga atau


orang terdekat.
5 Peminum alkohol atau Narkoba

6 Kondisi Mental
3. Penjelasan….
• Tunjukan obat ARV pada pasien dan jelaskan nama obat, manfaat minum
obat, aturan minum obat, cara penyimpanan obat sambil melakukan
konseling berubahan rutinitas/prilaku (bila diperlukan)
• Atur waktu minum obat bersama pasien, melakukan pemilihan waktu
minum obat bersama pasien dan yang paling memungkinkan untuk bisa
meminimalis kelupaan minum obat. Gunakan form petunjuk minum obat.
• Penjelasantentang cara mengenali ESO dari ARV yang diterima pasien dan
cara mengatasinya.
• Menjelaskan interaksi obat ARV, makanan yang perlu dikonsumsi dan yang
perlu dihindarkan sesuai dengan rejimen pasien terkait
• Jelaskan bagaimana kalau tertinggal dosis
• Jelaskan apa yang harus dilakukan apabila pasien bepergian, atau apabila
terpaksa harus mengambil obat ARV di layanan ARV lain (transit)
4. Penilaian Akhir
Lakukan penilaian akhir, dengan cara:

 Minta pasien mengulang kembali apa saja yang sudah


di jelaskan yang meliputi :
- Cara pemakaian obat (sesuai dengan petunjuk minum
obat) yang telah disepakati bersama
- Cara mengenali ESO dan apa yang harus dilakukan
- Apa saja yang perlu dilakukan untuk menghindari
penularan ke orang lain dan atau menjaga diri dari IO.
 Beri kesempatan pasien untuk bertanya
5. Penutup / Follow up ….
Sebagai penutup dari konseling adherence pada tahap ini:
• Akhiri pembicaraan dengan memberikan obat dan form
Petunjuk minum obat kepada pasien
• Meminta pasien untuk menandatangani Register pemberian
obat
• Ingatkan kapan harus kembali mengambil obat.
”Jadi kita ketemu lagi bulan depan tanggal
berapa pak/bu..”
• Simpan semua file pencatatan pasien Kartu Follow ART
dengan baik.
KONSELING
PASIEN ON ARV /
PASIEN KONDISI KHUSUS
(Monitoring Penggunaan ARV)
KONSELING PASIEN ON ARV MELIPUTI:
1. Pasien dalam terapi yang dievaluasi
berdasarkan tingkat adherencenya:
Adherence >95%, atau <95%
2. Pasien dalam terapi dengan kondisi
khusus : Hamil, TB, Hepatitis dan ada
IO, Pasien yang mengalami perubahan
rejimen / kombinasi obat ARV
3. Pasien yang dinyatakan eligible MMD
MULTI MONTH DISPENSING PROGRAM
Pasien ARV yang telah di memulai ARV di
atas 12 bulan bisa dievaluasi eligibilitinya
untuk mengikuti program MMD.
Dengan program MMD pasien HIV tidak
perlu hadir di layanan PDP setiap bulan,
namun bisa diberi ARV 3 bulan stok namun
dipantau rutin melalui telemedicine.
KONSELING PASIEN YANG AKAN MMD
- Prosedur pasien MMD
- Monitoring lewat telemedicine
Set up kesepakatan telemedicine
Konseling Pasien lama…
• Tahapan Konseling :
• Menyapa akrab pasien
• Monitor adherence
• Monitor efek samping obat
• Penjelasan
• Penutup/ follow up
1. Menyapa pasien ….

• Menyapa dengan ramah


• Membuka file/ kartu follow up ART pasien,
dengan mencocokkan nama dan nomer
register nasional.
• Membuka dengan pertanyaaan yang ramah
(ice breaking)
2. Penilaian(Lengkapi Kartu Follow up )
Jika rejimen obat tetap, tanyakan :

• Apa ada keluhan – keluhan yang dialami selama minum


obat? – monitoring ESO
• Berapa jumlah obat yang masih tersisa ? Apakah selama
ini obat diminum teratur dan tepat waktu, jika tidak berapa
kali lupa dan berapa kali tidak tepat waktu ? – monitoring
adherence
• Apakah masih minum obat lain/ food suplement atau
herbal alternatif lain, selain obat ARV ?
Jika rejimen obat berbeda dengan sebelumnya,
tanyakan :

• Apa yang telah terjadi selama minum obat rejimen


sebelumnya?
• Apa saudara tahu kenapa obat ini diganti ?.
• Tanyakan data – data yang menunjang pengganti rejimen
obat (misalnya alergi, nilai SGOT, SGPT; Hb; kondisi
kesuburan/program hamil atau sedang hamil).
• Apakah dokter sudah menjelaskan bagaimana cara minum
obatnya ?.
• Apakah dokter sudah menjelaskan kemungkinan efek
samping yang akan terjadi?
3. Penjelasan (Adherence)
• Bila rejimen obat tetap (mintalah pasien
yang menjelaskan cara pakai obat)
• Ingatkan kembali:
• minum obat secara teratur, tepat waktu,waktu dan cara minum
obat lain selain ARV
• makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari.
• kapan harus kembali kontrol dan bagaimana
cara kontrolnya.
Jika rejimen obat diganti :
• Jelaskan alasan penggantian obat:
- Efek samping
- Resistensi
- Ada IO TB dll
• Beri tahu kapan cara dan waktu minum obat yang
benar.
• Jelaskan tentang kemungkinan efek samping
yang akan terjadi dan bagaimana cara
menanggulanginya.
• Jelaskan tentang manfaat obat lain yang
diberikan dokter dan bagaimana cara
meminumnya.
• Ingatkan kembali tentang konsumsi makanan dan
minuman yang dianjurkan dan yang dihindari.
4. Verifikasi ….

Memberi kesempatan untuk bertanya,

• Apakah ada sesuatu yang ingin ditanyakan ?.


• Jika ada dengarkan dan beri jawaban, jika tidak,
lanjutkan.
• Menawarkan pasien untuk bergabung dengan
komunitas atau mendapatkan pendampingan sebaya
(bila memungkinkan).
5. Penutup….
• Akhiri pembicaraan
• memberikan obat dan meminta untuk menandatangani lembar
register pemberian obat ARV
• ingatkan kapan harus kembali mengambil obat.
“Jadi kita ketemu lagi disini bulan depan
tanggal…..”.
• Lakukan pencatatan di Kartu Follow up ART
• Simpan semua file pencatatan pasien Kartu Follow up ART
dengan baik.
Lampiran -Lampiran
Lampiran-Lampiran yang membantu dalam Pemberian
obat:
1. Buat daftar dosis obat
2. Alat bantu adherence
3. Gambar-gambar efek samping
4. Form-Form untuk mencatat identitas dan Follow-up
Pasien
5. Catatan-catatan khusus.
LAMPIRAN MATERI COUNSELING
LAMPIRAN DOSIS
Nucleoside reverse-transcriptase inhibitors (NRTI)
Nama Obat Dosis Anak Dosis Dosis dewasa gangguan
Dewasa ginjal
Zidovudin (AZT)a Pediatrik (rentang dosis 90 mg- 300 mg 2x sehari CCT hitung ≥15 Tidak ada
Kapsul 100 mg 180mg/m2 LPB) mL/mnt penyesuaian dosis
Oral: 160 mg/m2 LPB tiap 12 jam CCT hitung <15 100 mg tiap 6- 8
atau 6-7mg/kg/dosis mL/mnt jam
Tablet KDT remaja: seperti dewasa Terapi 100 mg tiap 6- 8
hemodialisis jam
Terapi dialisis 100 mg tiap 6- 8
peritoneum jam
Lamivudin(3TC)a Pediatrik 4 mg/kg, 2x sehari → 150 mg 2x CCT hitung ≥ 50 Tidak ada
Tablet 150 mg dosis terapi sehari/300 mg 1x mL/mnt penyesuaian dosis
Tablet KDT sehari CCT hitung 49 150 mg 1x sehari
Remaja: BB <50 kg: 2 mg/kg, 2x mL/mnt
sehari CCT hitung 29 150 mg dosis
mL/mnt pertama,
BB ≥50 kg: seperti dewasa selanjutnya 100
mg 1x sehari
CCT hitung 14 150 mg dosis
mL/mnt pertama,
selanjutnya 50 mg
1x sehari
Abacavir(ABC)d 300 mg tablet (≥14 kg) 300 mg 2x ODHA dengan CCT Tidak ada
Tablet 300 m BB(kg Dosis Dosis Dosis sehari/600 mg 1x hitung berapapun penyesuaian dosis
pagi malam Sehari
sehari
14– ½ ½ 300
21 tab(150 tab(150 mg
Terapi Tidak ada
mg) mg) hemodialisis penyesuaian dosis
c
>21– ½ 1 450
<30 tab(150 tab(300 mg
Terapi dialisis Masih belum
mg) mg) peritoneum diketahui,
≥30 1 1 600 gunakan dengan
kg tab(300 tab(300 mg hati-hati
mg) mg)
Dosis remaja (≥16 tahun) : seperti
dewasa
Alat Bantu Adherence

54
Kalender/Stiker
• Keuntungan
• Mudah
• Menyenangkan untuk
anak
• Membantu pada saat
awal
• Kerugian:
• Dapat
membingungkan jika
pasien tidak dapat
membaca atau tidak
tahu kalender
• Dimainkan oleh anak

55
Kotak Tablet
• Keuntungan:
• Mudah untuk mengenali obat
yang terlupa
• Mudah dibawa

• Kerugian:
• Biaya

56
FORM-FORM FARMASIS DALAM
KONSELING
FORM-FORM FARMASIS DALAM
KONSELING
o CATATAN YG HARUS DIPERHATIKAN
Rumus CCT (Clearance Creatinin Laki-Laki = {(140-umur(th)XBB(kg)}
Hanya untuk NRTI (72 x Serum Creatinin(mg/dL)

Wanita = 0.85 {(140-umur(th)XBB(kg)}


(72 x Serum Creatinin(mg/dL)

Luas Permukaan Tubuh (LPT) =√(TB cm x BB kg)


m² 3600
Batasan Pemberian obat TDF Dewasa: Tidak boleh dimulai pada
(CCT) hitung < 50 ml/menit, atau pada
kasus diabetes lama, hipertensi tak
terkontrol dan gagal ginjal
Batasan baru diberikan pada anak
usia di atas 2 tahun.

AZT Dewasa = Hb < 10 g/dL

FTC Anak BB < 33kg , 6 mg/kg.BB 1 x


sehari, > 33 kg dosis dewasa
CATATAN YG HARUS DIPERHATIKAN

EFV ≥ 3 tahun atau BB ≥ 10 kg,

RPV Belum dipakai untuk anak

TDF/FTC BB > 35 kg

KDT BB > 35 kg
(TDF/3TC/E
FV)

AZT/3TC ≥ 15 kg

ABC ≥ ≥ 14 kg

ETR 6-18 tahun dengan BB ≥16 kg


Praktek yuk.. ?!!
Soal kelompok 1:

1. Penderita merasa malu jika terlihat orang lain


mengkonsumsi obat ARV. Apa saran konselor
mengatasi masalah ini?
2. Pasien mendapat obat ARV, Duviral 1 tablet
setiap 12 jam dan Neviral 1 tablet setiap 12 jam.
Pasien ini juga menerima obat IO Fluconazole
150 mg setiap 24 jam dan profilaksis
Kotrimoksasol Forte 1 tablet setiap 24 jam.
Bagaimana cara mengatur jadwal minum obat
pasien tersebut?
Soal kelompok 2 :

1. Konselor tidak berhadapan langsung dengan


penderita, melainkan dengan utusan penderita
(pembantu atau supirnya). Bagaimana
konselor memberi konseling kepatuhan?
2. Pasien mendapat obat ARV, Duviral 1 tablet
setiap 12 jam dan Efavirenz 1 tablet setiap 24
jam. Pasien ini juga menerima obat TB (fix
dose) 1 tablet setiap 24 jam dan profilaksis
Kotrimoksasol Forte 1 tablet setiap 24 jam.
Bagaimana cara mengatur jadwal minum obat
pasien tersebut?
Soal kelompok 3:

1. Konselor berhadapan dengan penderita yang sulit


berkomunikasi karena pengaruh obat. Bagaimana
konselor mengatasi masalah tersebut?
2. Pasien mendapat obat ARV, Duviral 1 tablet setiap 12
jam dan Neviral 1 tablet setiap 12 jam. Pasien ini juga
menerima obat toxoplasmosis, Klindamicin 600 mg
setiap 6 jam, Pirimetamin 25 mg tiap 8 jam dan Asam
folat 1 mg tiap 24 jam. Pasien juga mendapat
profilaksis Kotrimoksasol Forte 1 tablet setiap 24 jam.
Bagaimana cara mengatur jadwal minum obat pasien
tersebut?
Soal kelompok 4:
1. Penderita anak yang kesulitan diwawancarai
menyangkut ESO obat ARV. Apa tindakan
konselor mengatasi masalah ini?
2. Pasien anak mendapat obat ARV, Triple
FDC. Pasien ini juga menerima obat
Dextrometorphan 1cth tiap 8 jam karena ada
keluhan batuk. Pasien juga mendapat
profilaksis Kotrimoksasol 300 mg setiap 24
jam. Bagaimana cara meracik obat untuk 7
hari dan mengatur jadwal minum obat pasien
tersebut?
Soal kelompok 5:
1. Menurut perhitungan dari catatan
konselor, obat ARV penderita sudah
habis namun penderita mengatakan
bahwa masih mempunyai persediaan dan
mengaku bahwa tidak pernah lupa
minum obat. Apa tindakan konselor
mengatasi masalah ini?

2. Penderita selain mendapat obat ARV


ZDV+3TC+NVP, juga mulai terapi dengan
Cotrimoxazol. Bagaimana konselor
mengatur jadwal pemberian obatnya?
Soal kelompok 6:

1. Penderita mengeluh pusing, lemas yang


diduga ESO penggunaan obat ARV. Apa
saran konselor mengatasi masalah ini?
2. Konselor berhadapan dengan penderita
lama yang mulai kurang patuh sehingga
timbul infeksi oportunistik. Apa saran
konselor mengatasi masalah ini?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai