Program Studi
Teknik Pengolahan Produk Perikanan
Politeknik KP Karawang
2
Pendahuluan
3 Latar Belakang
• Potensi produksi rumput laut Kab. • Contoh produk nilai tambah dari rumput laut:
Karawang (BPS Kab. Karawang): o Produk konsumsi (nori, jelly, wakame)
o 414,90 ton (tahun 2016) o Pakan ternak
o 419,28 ton (tahun 2017) o Bahan bakar
o 902,53 ton (tahun 2018) o Produk kosmetik (sabun)
• Nilai jual rumput laut kering rendah: • Potensi sabun rumput laut:
Rp 3.000,00 - 9.000,00/kg o Bahan-bahan mudah diperoleh
o Pembuatan mudah
• Kandungan Gracilaria verrucosa: o Dapat digunakan secara luas
o Agar (metabolit primer) o Potensi antiseptik
o Karagenan (metabolit primer) o Nilai jual lebih tinggi:
o Alkaloid (metabolit sekunder) Rp 10.000,00/batang Rp 100.000,00/kg
o Flavonoid (metabolit sekunder)
o Tanin (metabolit sekunder) • Perlu kajian formulasi dan uji kualitas sabun
o Fenol (metabolit sekunder) o Parameter fisik, kimia, bioaktivitas
o Standar sabun padat
4 Tujuan
Preparasi sampel
rumput laut
Air + rumput laut Air + rumput laut Air + rumput laut Etanol + rumput
250 ppm 500 ppm 750 ppm laut 750 ppm
Pembuatan sabun
rumput laut
Penghalusan
Bubur rumput laut
(blender)
11 Ekstraksi Rumput Laut
• Ekstraksi mengacu pada Hwang dkk. (2010), Widyasanti dkk.
(2016), dan Baehaki dkk. (2019)
• Metode ekstraksi maserasi 2 pelarut: akuades & etanol
teknis (70%)
Pemanasan (t:
30 menit, T:
100℃ untuk
Pemisahan Ekstrak
Rumput laut pelarut
(kertas saring) rumput laut
akuades dan
60-70℃ untuk
pelarut etanol)
Pencapuran minyak
Pelarutan air +
kelapa sawit +
NaOH
minyak kelapa
Pencapuran
(blender, t: ±5
detik)
Fase trace
Pencetakan
Pencapuran
(blender, t: ±5
detik)
Minyak
Fase trace
esensial
Pencetakan
Pencapuran minyak
Pelarutan air +
kelapa sawit +
NaOH
minyak kelapa
Pencapuran
(blender, t: ±5
detik)
Minyak Bubur
Fase trace
esensial rumput laut
Pencetakan
Sabun padat kontrol (K1) Sabun dengan penambahan ekstrak Sabun dengan penambahan ekstrak
air + rumput laut 250 ppm (A250) air + rumput laut 500 ppm (A500)
Sabun dengan penambahan ekstrak Sabun dengan penambahan ekstrak Sabun dengan penambahan bubur
air + rumput laut 750 ppm (A750) etanol + rumput laut 750 ppm (E750) rumput laut (BRL)
20 Uji Organoleptik
• Tekstur
o Nilai tertinggi: Sabun E750 (72,2%)
o Nilai terendah: Sabun BRL (27,3%)
o Tekstur berkaitan dengan kelembutan dan
kekerasan
o Tekstur yang baik: lembut dan tidak rapuh
(Widyasari, 2010)
o Kelembutan dan kekerasan sabun dipengaruhi
komposisi asam lemak pada bahan baku & kadar
air sabun (Widyasari 2010; Karo Karo, 2011;
Widyasanti dkk., 2016)
o Tingginya nilai tekstur sabun E750 diduga
pengaruh pelarut etanol pada komposisi asam
lemak
o Rendahnya nilai tekstur sabun BRL permukaan
sabun tidak rata/halus & berlubang diduga
pengaruh kandungan padatan pada bubur rumput
laut
21 Uji Organoleptik
• Aroma
o Nilai tertinggi: Sabun A500 (81,8%)
o Nilai terendah: Sabun BRL (27,3%)
o Aroma sabun berasal dari penambahan minyak
esensial konsentrasi sama untuk setiap
perlakuan
o Perbedaan nilai aroma pada setiap perlakuan
diduga akibat perbedaan laju perpudaran aroma
faktor durasi & kekedapan penyimpanan
o Rendahnya nilai aroma sabun BRL diduga
akibat aroma tidak sedap dari dekomposisi
padatan organik dalam bubur laut sebaiknya
dilakukan pemisahan
22 Uji Organoleptik
• Warna
o Nilai tertinggi: Sabun A250, A500, dan A750
(72,7%)
o Nilai terendah: Sabun BRL (36,4%)
o Sabun A250, A500, dan A750 berwarna putih
kekuningan akibat minyak kelapa sawit sebagai
bahan baku (Hambali dkk., 2005)
o Sabun BRL berwarna keruh kandungan padatan
organik pada bubur rumput laut sebaiknya
dilakukan pemisahan
23 Uji Organoleptik
• Jumlah busa
o Nilai tertinggi: Sabun A500 & BRL (90,9%)
o Nilai terendah: Sabun A250, A750, & E750
(81,8%)
o Persepsi konsumen umum: jumlah busa
berbanding lurus dengan kemampuan
membersihkan persepsi yang keliru
o Jumlah busa dipengaruhi oleh zat-zat aktif yang
terkandung dalam sabun, seperti komposisi asam
lemak, surfaktan, dan penstabil busa (Widyasari,
2010; Karo Karo, 2011)
o Zat aktif dalam rumput laut diduga dapat juga
memberikan pengaruh terhadap jumlah busa yang
dihasilkan sabun
24 Uji Organoleptik
• Kemampuan membersihkan
o Nilai tertinggi: Sabun A250, A500, & A750
(100%)
o Nilai terendah: Sabun E750 (63,6%)
o Kemampuan membersihkan struktur molekul
sabun rantai karbon bersifat lipofilik
(melarutkan minyak & kotoran) dan ujung rantai
yang bersifat hidrofilik (dapat larut dalam air)
o Molekul sabun mengurangi tegangan permukaan
pada noda/kotoran
o Melalui sifat-sifat di atas mengikat kotoran,
lemak, dan partikel minyak dari permukaan yang
dibersihkan (Gusviputri dkk., 2013)
o Kandungan aktif dalam rumput laut dapat juga
mendukung fungsi pembersihan yang dimiliki
sabun contoh: saponin yang memiliki sifat
pembersih (Gusviputri dkk., 2013)
25 Uji Iritasi
• Iritasi terjadi pada penggunaan: Sabun A500,
A750, E750, & BRL
• Iritasi disebabkan pH yang tinggi (basa)
• pH tinggi sisa NaOH (alkali bebas) yang tidak
Perlakuan Nilai iritasi (%)
bereaksi menjadi sabun (Ismanto dkk., 2016)
K1 0
K2 0 • Kandungan rumput laut dapat berpengaruh
pada pH (Ismanto dkk., 2016)
A250 0
A500 9 • Pengurangan nilai pH dapat dilakukan melalui
A750 36 proses curing, yakni proses penyimpanan
sabun pada suhu ruang pada waktu tertentu
E750 27
dengan tujuan untuk menguapkan kandungan
BRL 9 bahan-bahan bersifat alkali pada sabun
(Dyartanti dkk., 2014)
26 Uji Fisik & Kimia
• pH
o Seluruh perlakuan ber-pH 10, kecuali sabun E750
(11,5)
o Standar pH sabun padat berdasarkan ASTM 1172-
95: 9 – 11
o pH sabun E750 lebih tinggi banyak senyawa
aktif (fenol, alkaloid, dan fenolat dan flavonoid)
pada rumput laut yang dapat larut dalam pelarut
etanol dibandingkan dengan pelarut air (Febrianto
dkk., 2019)
o pH etanol lebih tinggi daripada air yaitu 7,33
o Rata-rata sabun pada penelitian ini ber-pH cocok
untuk kulit manusia
27 Uji Fisik & Kimia
• Stabilitas busa
o Nilai tertinggi: sabun BRL (98,9%)
o Nilai terendah: sabun A250 (93,7%)
o Terdapat kecenderungan peningkatan nilai
stabilitas busa pada sabun padat A250, A500, dan
A750
o Peningkatan nilai stabilitas sabun peningkatan
konsentrasi senyawa aktif saponin pada sabun
padat menghasilkan busa ketika kontak dengan
air (Widyasanti dkk., 2016)
o Stabilitas sabun pada penelitian ini lebih tinggi
dibandingkan referensi sabun dengan
penambahan ekstrak teh putih (Camellia sinensis)
yakni 36,35%-59,36% (Widyasanti dkk., 2016)
28 Uji Fisik & Kimia
• Lemak total
o Nilai tertinggi: sabun A250 (62,66%)
o Nilai terendah: sabun BRL (53,18%)
o Terdapat kecenderungan penurunan nilai lemak
total pada sabun padat A250, A500, dan A750
o Nilai lemak total: asam lemak kaprilat, kaprat,
laurat, miristat, palmitat, stearat, oleat, dan
linoleat (Alvionita dkk., 2016) terkandung
dalam minyak kelapa & kelapa sawit
o Kadar lemak total sabun padat pada penelitian ini
lebih rendah dari standar mutu sabun padat SNI
3532:2016 yaitu ≥65% membuat waktu
pemakaian sabun lebih cepat
29 Uji Fisik & Kimia
• Lemak tidak tersabunkan
o Nilai tertinggi: sabun E750 (8,60%)
o Nilai terendah: sabun BRL (1,84%)
o Terdapat kecenderungan penurunan nilai stabilitas
busa pada sabun padat A250, A500, dan A750
o Nilai lemak tidak tersabunkan pada penelitian ini
lebih tinggi dibandingkan dengan standar mutu
sabun padat SNI 3532:2016 yakni ≤0,5%
o Reaksi penyabunan tidak berjalan sempurna
karena tingginya kandungan lemak tidak
tersabunkan (Widyasanti dkk., 2016)
30 Uji Bioaktivitas Sabun
• Uji aktivitas anti mikroba terhadap S. aureus
• Nilai tertinggi : BRL (1,06)
• Nilai terendah : A250 (0,39)
• Sabun ekstrak air yang memiliki aktivitas tertingi:
A500
• Aktivitas antimikroba diduga berasal dari senyawa
metabolit sekunder: alkaloid, fenolik, dan flavonoid
(Bestari, 2018)
• Aktivitas anti-mikroba dapat dipengaruhi oleh
konsentrasi senyawa anti-mikroba dan sensitivitas
bakteri yang diuji (Pushparaj dkk., 2014)
31 Peringkat Perlakuan Terbaik
RANKING
PARAMETER
A250 A500 A750 E750 BRL
Tekstur 3 4 3 5 2
Aroma 4 5 3 2 1
Warna 5 5 5 4 3
Jumlah busa 4 5 4 4 5
Kemampuan membersihkan 5 5 5 3 4
Uji Iritasi 5 4 2 3 4
pH 1 1 1 0 1
Stabilitas busa 2 3 4 3 5
Lemak Total 5 4 3 2 1
Bioaktivitas 1 4 2 3 5
Total 41 46 38 31 41
32
Kesimpulan & Saran
33 Kesimpulan
2. a. Sabun padat yang memiliki nilai tertinggi pada uji mutu sensori
adalah sabun padat dengan ekstrak air 500 ppm (A500) (80,3%)
b. Berdasarkan hasil uji fisik dan kimia, perlakuan yang memiliki
nilai
terbaik adalah sabun padat dengan ekstrak air 750 ppm
(A750) dan bubur rumput laut (BRL).
c. Sabun padat yang memiliki aktivitas anti-mikroba tertinggi adalah
sabun padat dengan bubur rumput laut (BRL) (indeks 1,06).
34 Saran