Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA DEWASA DAN LANSIA


DOSEN PEMBIMBING : NUCHE MARLIANTO, SKM,. MKM

KELOMPOK 4 : 7. DIOKISSTI
8. HIQMAH PURNAMA L
1. MESTRI HARTINA
9. SRI HARTATI
2. JESPOPON ASRIKI
10.YANTI KASUMAH
3. WESI OKTAPIANI 11. ANNISA YULIANTI
4. EVI ANJANI 12. IDHAR MEILANDO
5. DEWI KARTILA 13. YULITA
6. EIS SIAN NORA 14. MERRY HASMEDA
A.Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral
dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA DEWASA
1.Pengkajian
Pada umumnya, penyakit yang dialami lansia merupakan penyakit yang tidak menular, bersifat degeneratif,
atau disebabkan oleh faktor usia, misalnya penyakit jantung, diabetes mellitus, stroke, rematik dan cidera.
Penyakitpenyakit tersebut adalah penyakit kronis, berbiaya besar, dan apabila tidak tersembuhkan akan
menimbulkan ketidakmampuan atau disabilitas sehingga lansia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Klasifikasi Tahap Perkembangan Usia dan Sosial
1.Teori Developmental Psychology, Hurlock (2001)

 TAHAP PERKEMBANGAN  PERIODE


1.PERIODE PRENATAL  MASA KONSEPSI KELAHIRAN
2.BAYI  KELAHIRAN SAMPAI MINGGU KE DUA
3.MASA BAYI
 AKHIR MINGGU KEDUA SAMPAI AKHIR
4.AWAL MASA KANAK KANAK
TAHUN KEDUA
5.AKHIR MASA KANAK KANAK
 2-6 TAHUN
6.PRA MASA REMAJA
7.MASA REMAJA  6-10/12 TAHUN
8.AWAL MASA DEWASA  10/12-13/14 TAHUN
9.USIA PERTENGAHAN  13/14-18 TAHUN
10.MASA TUA/LANSIA
 18-24 TAHUN
 40-60 TAHUN
 60 TAHUN SAMPAI MENINGGAL
2.Stages of Psychosicial Development,
Erikson (dalam Baron&Berney, 2004)

 TAHAP KEHIDUPAN  TUGAS PERKEMBANGAN


  Tahap percaya vs tidak percaya
Masa Bayi (infnt-18 bulan)
 Tahap otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu
 Masa kanak-kanak (18 bulan - 3 tahun)
 Tahap inisiatif vs rasa bersalah
 Usia Prasekolah (3-5 tahun)
 Tahap industri vs rasa rendah diri
 Usia sekolah (5-13 tahun)
 Tahap identitas vs keraguan akan identitas
 Masa Remaja (13-21 tahun)
 Tahap keakraban vs rasa terasig
 Masa dewasa awal (21-39)  Tahap produktif vs keadaan pasif
 Masa Dewasa (40-65)  Tahap integritas vs putus asa
 Masa tua (65 dan lebih tua)
3. Menurut Kementrian Kesehatan RI, 2016-2019

 KATEGORI  USIA (Tahun)


  0-5
Balita
  5-11
Kanak-kanak 5-11
 12-16
 Remaja Awal 12-16
 17-25
 Remaja Akhir 17-25
 26-35
 Dewasa Awal 26-35
 36-45
 Dewasa Akhir 36-45
 45-59
 Pra-Lansia 45-59  60-69 Lansia Resiko Tinggi Lansia >70
 Lansia tahun atau usia >=60
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan
juga membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis
a)Perkembangan psikologis
b)Perkembangan koognitif
c)Perkembangan psikososial
d)Stress pekerjaan
e)Stress keluarga
• ➢Karakteristik Perilaku
a. Karakteristik Prilaku Normal

1. Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan oranglian Mempunyai hubungan dekat denganorang-orang tertenti (pacar, sahabat)
2 Membentuk keluarga
3. Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
4. Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
5. Memperlihatkan tanggungjawab secara ekonomi, sosial dan emosional
6. Mempunyai konsep diri yang realistis
7.Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
8. Berinteraksi baik dengan keluarga
9. Mampu mengatasi strss akibat perubahan dirinya
10. Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
11. Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupya
a. Karakteristik penyimpangan perkembangan
• Tidak mempuyai hubungan akrab
• Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup
• Konsep diri tidak realistis
• Tidak menyukai diri sendiri
• Tidak mengetahui arah hidup
• Tidak mampu mnegatasi stres
• Hubungan dengan orangtua tidak harmonis
• Bertindak semaunya sendiri dan tidak
bertanggungjawab
• Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas,
mudah terpengaruh
• Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal, narkoba,
tindak asusila)
Intervensi
1. Psikoreligius
2. Peer support group
3. Tim physician-assisted death (PAD)
4. Intervensi mindfulness
A.DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
a.Ketidak efektifan koping keluarga berhubungan dengan
ketidak adekuatan sumber psikologi untuk beradaptasi
terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan karir.
Intervensi
1)Kaji status koping individu saat ini
•Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta — fakta
•Dengarkan dengan cermat dan amati wajah, gerak
tubuh, kontak mata, intonasi, dan intensitas suara
2)Berbicara alternative yang mungkin timbul (mis :
membicarakan dengan orang terdekat)
3) Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan
Teknik pelaksanaan stress (mis : jogging, yoga)
b. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan
pertambahan anggota keluarga
(mis: pernikahan)

Intervensi
1)Bantu keluarga menghadapi kekhawatiran
terhadap masalah tersebut
2)Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa
bersalah, marah, menyalahkan diri, bermusuhan,
dan mengenal lebih lanjut perasaannya dalam
anggota keluarga
3)Bantu keluarga untuk mengenal peran dan
menentukan prioritas untuk mempertahankan
integritas keluarga dan menurunkan stress
4)Bina hubungan saling percaya antara anggota
keluarga
c) Risiko kesepian berhubungan dengan
pelepasan anak (anak telah menikah dan
pergi dari rumah)
Intervensi
a. Identifikasi factor penyebab dan
penunjang
b. Beri dorongan individu untuk
membicarakan perasaan kesepian
c. Tingkatkan interaksi social
i. Kerahkan system pendukung tetangga
dan keluarga individu
ii. Rujuk pada penyuluhan keterampilan
social
iii. Tawarkan umpan balik tentang
bagaimana individu menampilkan
diri
ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWAPADA LANSIA

1. Pengkajian
Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya
integritas diri yang utuh. Pemahaman terhadap makna hidup
secara keseluruhan membuat lansia berusaha menuntun
generasi berikutnya (anak dan cucunya) berdasarkan sudut
pandangnya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan
merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena tidak
merasakan hidupnya bermakna.
Masalah Kesehatan Mental Lansia

Ada penyakit yang memberikan dampak penuaan


dini, seperti : arteriosklerosis, diabetes tipe II,infeksi
(autoimun), kanker, dan Gangguan progeroid
segmental (Hennekam, 2020) Gangguan
neuropsikiatrik di antara orang dewasa yang lebih tua
mencapai 6,6% dari total kecacatan (DALY) untuk
kelompok usia ini.1 Kira-kira 15% orang dewasa
berusia 60 dan lebih menderita gangguan mental
(World Health Organization, 2016)
Sedangkan pada lansia Penyakit Alzheimer adalah
di antara 10 penyebab utama kematian di Amerika
Serikat. Ini adalah penyebab kematian nomor 6 di
antara orang dewasa Amerika dan penyebab kematian
nomor 5 untuk orang dewasa yang berusia 65 tahun
ke atas. Dan Di antara penghuni panti jompo, 18,7%
orang berusia 65 hingga 74 tahun, dan 23,5% orang
berusia 85 tahun ke atas telah melaporkan penyakit
mental.
➢ Karakteristik Perilaku
1. Mempunyai harga diri tinggi
2. Menilai kehidupannya berarti
3. Menerima nilai dan keunikan orang lain
4. Menerima dan menyesuaikan kematian
pasangan
5. Menyiapkan diri menerima datangnya
kematiasn
6. Melaksanakan kegiatan agama secara
rutin
7. Merasa dicintai dan berarti dalam
keluarga
8. Berpartisipasi dalam kegiaan sosial dan
kelompok masyarakat
9. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang
telah mandiri
1. Diagnose keperawatan dan intervensi
keperawatan

1.Gangguan pola tidur berhubungan


dengan ansietas

Intervensi
• Jangan menganjurkan klien untuk tidur
siang apabila berakibat negative
terhadap tidur pada malam hari
• Evaluasi efek obat klien yang
mengganggu tidur
Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu
tidur malam dengan
kebiasaan klien (memberi susu hangat)
• Berikan lingkungan yang nyaman untuk
meningkatkan tidur
2. Risiko cedera berhubungan dengan
penurunan fungsi fisiologis dan koognitif
Intervensi
• Kaji derajat gangguan kemampuan,
tingkah laku impulsive dan penurunan
persepsi visual. Bantu keluarga
mengidentifikasi risiko terjadinya
bahaya yang mungkin timbul
• Hilangkan sumber bahaya lingkungan
• Alihkan perhatian saat perilaku teragitasi
atau berbahaya, seperti memanjat pagar
tempat tidur
• Gunakan pakaian sesuai dengan
lingkungan fisik atau kebutuhan klien
• Kaji efek samping obat, tanda keracunan (
tanda ekstrapiramidal, hipotensi
ortostatik, gangguan penglihatan,
gangguan gastrointestinal).
3. Kurang perawatan diri : hygiene
nutrisi, dan atau toileting
berhubungan dengan ketergantungan
fisiologis dan atau psikologis. Intervensi
• Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/
perawatan diri
• Identifikasi kebutuhan akan kebersihan
diri dan berikan bantuan sesuai
kebutuhan
• Lakukan pengawasan dan berikan
kesempatan untuk melakukan sendiri
sesuai kemampuan
• Bantu mengenakan pakaian yang rapi
dan indah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai